Catatan Perjalanan Hidup Seorang Pemuda Muslim

Monday 3 June 2013

On 13:20 by Unknown in ,    No comments


A.      ESENSI PENDIDIKAN DAN PEMBANGUNAN SERTA TITIK TEMUNYA
Manusia dipandang sebagai “subjek” pembangunan karena ia dengan segenap kemampuannya menggarap lingkungannya secara dinamis dan kreatif, baik terhadap sarana lingkungan alam maupun lingkungan sosial/spiritual. Perekayasaan terhadap lingkungan ini biasa disebut dengan pembangunan. Artinya bahwa pendidikan mengarah kedalam diri manusia , sedang pembangunan mengarah keluar yaitu linngkungan sekitar manusia.
Jika pendidikan dilihat dari garis sebuah proses , maka keduanya merupakan suatu garis yang terletak kontinu yang saling mengisi. Proses pendidikan pada suatu garis menempatkan manusia sebagai titik awal, karena pendidikan mempunyai tugas untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkulitas untuk pembangunan, yaitu pembangunan yang dapat memenuhi hajat hidup masyarakat luas serta mengangkat martabat manusia sebagai makhluk. Dari uraian tersebut diatas menunjukkan bahwa pendidikan dapat menunjang pembangunan dan sebaliknya hasil pembangunan dapat menunjang pendidikan. Dengan demikian status pendidikan dan pembangunan masing-masing dalam esensi pembangunan antar keduannya. Hal tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Pendidikan merupakan usaha kedalam diri manusia sedangkan pembangunan merupakan usaha keluar dari diri manusia;
2. Pendidikan menghasilkan sumber daya dan tenaga yang menunjang pembangunan dan hasil pembangunan dapat menunjang pendidikan (pembinaan, penyediaan sarana dan seterusnya).
B. SUMBANGAN PENDIDIKAN PADA PEMBANGUNAN
Ada beberapa sumbangan pendidikan terhadap pembangunan dapat dilihat dari beberapa segi dibawa ini :
1.      Segi sasaran pendidikan, pendidikan adalah usaha sadar yang ditujukan kepada peserta didik agar menjadi manusia yang berkpribadian kuat dan utuh serta bermoral tinggi. Jadi tujuan citra manusia pendidikan adalah terwujudnya citra manusia yang dapat menjadi sumber daya pembangunan yang manuisawi.
2.    Segi lingkungan pendidikan, klasifikasi ini menunjukkan peran pendidikan dalan berbagai lingkungan atau sistem.
a.       Lingkungan keluarga,
Anak dilatih berbagai kebiasaan yang baik (habbit formation) tentang hal-hal yang berhubungan dengan kecekatan, kesopanan, dan moral. Disamping itu, kepada mereka ditanamkan keyakinan-keyakinan yang penting utamanya hal-hal yang bersifat religious. Hal-hal tersebut sangat tepat dilakukan pada masa kanak-kanak sebelum perkembangan rasio yang mendominasi perilakunya.
b.      Lingkungan Sekolah
Peserta didik dibimbing untuk memperluas bekal yang telah diperoleh dari lingkungan kera keluarganya berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap. Bekal yang dimaksud disini berupa bekal dasar, lanjutan ataupun bekal kerja yang langsung dapat digunakan secara aplikatif (sekolah menengah kejuruan dan perguruan tinggi). Kedua macam bekal tersebut dipersiapkan secara formal dan berguna sebagai sarana penunjang pembangunan diberbagai bidang.
c.       Lingkungan masyarakat
Peserta didik memperoleh bekal praktis untuk berbagai jenis pekerjaan, khusunya mereka yang tidak sempat melanjutkaan proses belajarnya melalui jalur formal. Pada masyarakat Indonesia, sistem pendidikan non formal mengalami perkembangan yang sangat pesat. Disegi lain, hal tersebut dapat diartikan bernilai positif karena dapat mengkompensasikan keterbatasan lapangan kerja formal dilembaga pemerintah. Disamping itu juga dapat memperbesar jumlah angkatan kerja tingkat rendah dan menengah yang sangat diperlukan untuk memenuhi proporsi yang sealaras antara pekerja rendah, menengah, dan tinggi. Hal demikian dapat dipandang sebagai upaya untuk menciptakan kestabilan nasioanal.
3.      Segi jenjang pendidikan, pendidikan menengah (SM), dan pendidikan Tinggi (PT) memberikan bekal kepada peserta didik secara berkesinambungan. Pendidikan dasar merupakan basic education ynag memberikan bekal dasar bagi pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Artinya pendidikan tinggi berkualitas, jika pendidikan menengahnya berkualitas, pendidikan mengenag berkualitas jika pendidikan dasarnya berkualitas.
4.      Segi pembidangan kerja atau sektor kehidupan, antara lain meliputi bidang ekonomi, hukum, sosial, politik, keuangan, perhubungan, dan komunikasi, pertanian, pertambangan, pertanahan dan lain-lain. Pembangunan sektor kehidupan tersebut dapat diartikan sebagai aktivitas, pembinaan, pengembangan, dan pengisian bidang-bidang kerja tersebut agar dapat memenuhi hajat hidup warga Negara sebagai suatu bangsa sehinggat tetap jaya dalam kancah kehidupan antara bangsa-bangsa di dunia.
Pembinaan dan pengembangan bidang-bidang tersebut hanya mungkin dikerjakan jika diisi oleh orang-orang yang memiliki kemampuan seperti yang dibutuhkan.
Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa sumbangan pendidikan terhadap pembangunan adalah sebagai berikut :
a. Pada langkah pertama, pendidikan menyiapkan manusia sebagai sumber daya pembangunan. Kemudian manusia selaku sumber daya pembangunan membanguan lingkungannya.
b. Pada instansi terakhir, manusailah yang menjadi kunci pembanguanan .kesuksesan pembangunan sangat bergantung kepada manusaianya
c. Pendidik memegang peranan penting karena merekalah yang menciptkan manusia pencipta pembangunan.

B.       PEMBANGUNAN SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
1. Mengapa sistem pendidikan Harus di bangun?
Sebagian pemikir menggambarkan manusia sebagai “makhluk misteri”. Diri manusia diselubungi oleh segudang teka-teki yang oleh manusia tidak pernah ditemukan jawabannya secara final. Disamping itu, pengalaman manusia juga berkembang. Oleh sebab itulah sistem pendidikan sebagai sarana yang mengantarkan manusia menemukan jawaban atas teka-teki mengenai dirinya, juga selalu disempurnakan. Persoalan pendidikan juga dapat dikatakan sebagai persoalan nasional karena pendidikan berhubungan dengan masa depan bangsa. Sebagai salah satu contoh jika masyarakat Indonesia pada Pelita VI berubah dari masyarakat agraris kemasyarakat Industri, tentunya pola pikir dan perilaku yang dilandasi oleh situasi dan kondisi dimana manusia disibukkan dengan kegiatan industri. Kriteria kualitas manusia berubah sesuai dengan tuntutan masyarakat berkembang.
1.      Wujud pembangunan sistem pendidikan
Secara makro, sistem pendidikan meliputi banyak aspek yang satu sama lain bertalian erat, yaitu aspek filosofis dan keilmuan, aspek yuridis dan perundang-undangan, strukur, dan kurikulum yang meliputi materi, metodologi, pendekatan, orentasi.

a. Hubungan Antar Aspek-Aspek
Aspek filosofi, keilmuan, dan yuridis menjadi landasan bagi butir-butir yang lain karena memberikan arah serta mewadahi butir-butir. Artinya strukur pendidikan , kurikulum dan lain-lain itu harus mengacu kepada aspek filosofis, aspek keilmuan, dan aspek yuridis. Oleh karena itu, perubahan apapun yang terjadi pada struktur pendidikan, kurikulum dan lain-lainnya tersebut harus tetap berada didalam wadah filosofis dan yuridis.
b.Aspek filosifis keilmuan
Aspek filosofis berupa pengarapan tujuan nasional pendidikan. Rumusan tujuan nasional yang tentunya memberikan peluang bagi pengembangan sifat hakiki manusia yang besifat kodrati. Untuk segi keilmuan kecuali filsafat juga memberikan sumbangan yang sangat penting terhadap sistem pendidikan. Dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan oleh filsafat itu, sistem pendidikan memerlukan tunjangan dan teori keilmuan.
c. Aspek Yuridis
Undang- Undang Dasar 1945 sebagai landasan hukum pendidikan sifatnya relatif tetap. Hal ini dimungkinkan oleh karena UUD 1945 isinya ringkas dan sifatnya lugas. Beberapa pasal melandasi pendidikan, baik sifatnya ekspilisit (pasal 31 Ayat (1) dan (2) pasal 32) maupun yang implisit (Pasal 27 Ayat (1) dan Ayat (2), pasal 34). Pasal-pasal tersebut yang sifatnya masih sangat global dijabarkan lebih rinci kedalam bentuk UU pendidikan.
d. Aspek struktur
Aspek struktur pembangunan sistem pendidikan berperan pada upaya pembenahan sturktur pendidikan yang mencakup jenjang dan jenis pendidikan, lama waktu belajar dari jenjang yag satu kejenjang yang lain, sebagai akibat dari perkembangan sosial budaya politik. Pada prakteknya, perkembangan pola strukur tidak dapat dipisahkan dengan aspek filosifis. Misalnya pada zaman penjajahan Belanda sekolah Taman Kanak-kanak belum dianggap sebagai suatu kebutuhan. Jejang pendidikan formal terendah adalah sekolah rakyat/sekolah desa (Volk School) 3 tahun.
e. Aspek Kurikulum
Kurikulum merupakan sarana pencapaian tujuan. Jika tujuan kurikulum berubah maka kurikulum pun berubah. Perubahan yang di maksud mungkin mengenai materinya, oreintasinya, pendekatannya ataupun metodenya
SOAL

1.        Pendidikan dapat menunjang pembangunan dan sebaliknya hasil pembangunan dapat menunjang pendidikan, hal tersebut dapat digambarkan dengan . .
a.    Proses pendidikan pada suatu garis menempatkan manusia sebagai titik awal, karena pendidikan mempunyai tugas untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkulitas untuk pembangunan, yaitu pembangunan yang dapat memenuhi hajat hidup masyarakat luas serta mengangkat martabat manusia sebagai makhluk.
b.    Pendidikan mengarah kedalam diri manusia, sedang pembangunan mengarah keluar yaitu linngkungan sekitar manusia.
c.    Jika pendidikan dilihat dari garis sebuah proses dari pembangunan, maka keduanya merupakan suatu garis yang terletak kontinu yang saling mengisi.
d.    Pendidikan menyediakan sumber daya untuk pembangunan, dan pembangunan menyediakan sarana untuk pendidikan.
e.    Pembangunan merupakan titik balik dari pendidikan, yakni pendidikan yang berkualitas merupakan indikator dari agenda pembangunan.
       JAWAB: A
2.        Pendidikan adalah usaha sadar yang ditujukan kepada peserta didik agar menjadi manusia yang berkepribadian kuat dan utuh serta bermoral tinggi, merupakan sumbangan pendidikan terhadap pembangunan dari segi . . .
a.       Segi lingkungan pendidikan
b.      Segi jenjang pendidikan
c.       Segi pembidangan kerja atau sektor kehidupan
d.      Segi sasaran pendidikan
e.       Segi nilai
JAWAB: D
3.        Secara makro, sistem pendidikan meliputi banyak aspek yang satu sama lain bertalian erat, salah satunya yakni:
a.       Aspek filosofis dan perundang-undangan.
b.      Aspek keilmuan dan yuridis.
c.       Aspek yuridis dan perundang-undangan
d.      Aspek perundang-undangan dan keilmuan
e.       Aspek aspek filosofis dan keilmuan
JAWAB: E
4.        Perubahan apapun yang terjadi pada struktur pendidikan, kurikulum dan lain-lainnya tersebut harus tetap berada didalam wadah filosofis dan yuridis, hal tersebut diasumsikan karena . .
a.       Strukur pendidikan, kurikulum dan lain-lain harus mengacu kepada aspek filosofis, aspek keilmuan, dan aspek yuridis.
b.      Struktur pendidikan dan kurikulum merupakan pintu masuk dari semua aspek pendidikan.
c.       Aspek-aspek pendidikan yakni filosofis dan yuridis merupakan indikator penting dari struktur pendidikan dan kurikulum sehingga perubahan apapun yang terjadi padanya harus tetap berada pada wadah tersebut.
d.      Struktur pendidikan berada dibawah wadah filosofis dan yuridis dalam menjalankan sistemnya.
e.       Aspek Secara makro, sistem pendidikan meliputi banyak aspek yang satu sama lain bertalian erat.
JAWAB: A
5.        Berikut yang bukan merupakan perbedaan dari aspek struktur dan aspek kurikulum adalah…
a.       Aspek struktur berperan pada upaya pembenahan struktur pendidikan sedangkan aspek kurikulum berperan sebagai sarana pencapaian tujuan pendidikan.
b.      Aspek struktur mencakup jenjang dan jenis pendidikan sedangkan aspek kurikulum mencakup tujuan pendidikan yang dibahas dalam kurikulum tersebut.
c.       Aspek struktur menjabarkan bagian-bagian sistem pendidikan secara rinci berkaitan dengan sub-sub bagiannya, sedangkan aspek kurikulum merupakan pangkal dari sistem pendidikan itu.
d.      Aspek kurikulum memiliki sifat jika tujuan kurikulum berubah maka kurikulum pun berubah, sedangkan aspek struktur berubah sesuai dengan perubahan arah sosial politik.
e.       Pada prakteknya, perkembangan pola strukur tidak dapat dipisahkan dengan aspek filosifis, demikian juga aspek kurikulum berpatokan pada materinya, oreintasi, pendekatan ataupun metodenya.
JAWAB: E

0 comments:

Post a Comment