Catatan Perjalanan Hidup Seorang Pemuda Muslim

Tuesday 11 February 2014

On 04:25 by Unknown in    No comments


Lingkungan ­itu masih terngiang ditelingaku,
Canda tawa mereka,
Hangatnya suasana rumah,
Suara kapal yang menggerutu,
Semua lengkap dirasakan di kampung halaman tercinta..
Sungguh kembali terngiang, betapa beratnya pikiranku terpindahkan.

Di tanah rantau ini, aku kembali..
Merasakan betapa singkatnya pertemuan kita, kampung dan keluargaku,
Perjalanan panjang terlintas, menggambarkan jika masih ada 2 tahun lagi perjuanganku agar aku dapat berlama-lama berkumpul bersama keluarga di kampung halaman, menikmati jerih payah hasil kuliah, yang pasti tidak dalam bentuk pengangguran.

Bayangan kemarin kembali terlintas,
Kerja keras yang harus dilakukan demi visiku mencapai IP 4,00
Amanah yang menunggu di lembaga dakwah, yang pastinya menjadi 2 kali lipat dari sebelumnya,
Yah, semangat dulu kembali pudar setelah menyaksikan kebebasan orang-orang untuk meraup kesenangan dunia semata,
Lembaga dakwah itu mengundangku untuk kembali mendekat kepada Allah azza wa jalla, namun agak berat langkahku di sini.

Ruang kuliah,
Menatap dosen,
Senda gurau bersama teman,
mungkin akan kembali Minggu depan karena di sisa Minggu ini lembaga dakwah itu menunggu,
Menunggu tertuntasnya amanah yang harus ku renggut
Yah, mengingat Allah dapat membakar semangat langkahku

Sekilas, bila ku menatap ruang kuliah, pikiranku masih terganggu oleh 3 huruf sabit itu,
Ah, kulempar saja, toh masih ada semester berikutnya
Akibat mereka pula, aku harus berbohong kepada ayah setiap ditanya nilai apa yang keluar

Maafkan aku....

Mengingatnya,
Membayangkan wajah mereka,
Ibu dan ayah,

Langkah optimis menggertak jiwaku,
Semester ini harus kumaksimalkan segala usahaku,
Semoga bukan hanya sepanas koyo, yang seiring berjalannya waktu semakin dingin,
Semangat ini harus terus membara, amin.

Semangat yang membara?
Semester lalu juga berawal dengan itu,
“tidak boleh terulang lagi”
Heningku menggerutu
Namun terbalik dengan hasilnya di akhir semester
BULLSHIT

Aku butuh penstabil
Aku tak mau jadi seperti koyo
Sengat memudarkan segala harapanku

Ya Allah, engkaulah satu-satunya keluargaku di sini
Dinegeri orang,
Yang jauh dari lembutnya rumah, dan indahnya senyum orang tua dan sapa kakak dan adik

SEMANGAT 45 SEMOGA TAK MEMUDAR SAMPAI 4 BULAN KEDEPAN
AMIN

KABARAKATINA TANA WOLIO
BISMILLAH