Catatan Perjalanan Hidup Seorang Pemuda Muslim

Friday 13 May 2016

On 12:18 by Unknown in    No comments

Kugambarkan padamu kisah cintaku di lembaga dakwah. Lembaga yang memperkenalkan kepadaku arti dari sebuah kehidupan. Disini aku menemukan tempat, banyak teman, dan banyak arah, yang menunjukkan arah kehidupanku.


Lembaga itu bernama SCMM. Namanya singkat, dan 3 tahun lebih aku berada didalamnya. 
Dia mengajarkanku arti dari perjuangan. Arti dari pengorbanan yang tidak pernah aku dapatkan ketika masih berada dibangku sekolah.
Melalui wasilah lembaga ini, aku berharap menjadi penyejuk suasana kubur ibuku, yang dengannya aku berharap bisa berbuat banyak untuk kemaslahatan dakwah di fakultasku, FMIPA.

Aku dilahirkan dari posisi sekretaris umum, posisi yang membuatku mencintai lembaga ini, yang semoga bukan termasuk dalam kategori hizbi, namun yang membuat saya jatuh cinta adalah pada masa-masa indah, yang didalamnya perjuangan dan pengorbanan itu menjemput.

Ketika teman-teman sekelas saya masih asyik terbuai, disinilah saya tersadarkan, untuk segera bangkit, memenuhi panggilan Allah jalla wa alla, bahwa saya adalah seorang PEMUDA, yang dengannya peradaban dunia dibangun diatas ketauhidan.

Setiap mendengarkan nasyid penyemangat di markas lembaga ini, membuatku berada dialam lain, yang air mata tak ditahu asal dan muaranya akan kemana, yang seolah-olah mengangkatku terbang, dan menunjukkan inilah tujuan hidupmu.

Posisi "kosong dua" di lembaga dakwah ini dipenuhi berbagai ranjau darat, dan kelalaian-kelalaian, yang ketika mengingatnya, ketika saya menulis tulisan ini, membuat kepala tak sanggup untuk menyimpannya. 

Kehampaan yang dirasakan, kehampaan sebagai seorang Ghuroba' di lembaga ini, berasal dari penghlihatan saya kepada sesama pengurus yang malas untuk melihat rumah markas dakwah ini. Kecintaanku bermula dari mencintai rumah ini, yang orang menyebutnya sebagai sekretariat. Timbul dalam benakku, apakah mereka belum merasakan rasa cinta seperti yang saya rasakan? Karena tolak ukur saya adalah seberapa pedulikan pengurus dengan markas ini. 

Posisi sekretaris berakhir dalam satu periode, dan beralih ke posisi lain. Namun, tak kunjung kutemukan perubahan. Mereka, teman-teman sederajat angkatan 2012, masih belum mengijinkan langkahnya untuk lebih mencintai lembaga ini. Itulah yang membuat diawal kepengurusan yang baru, saya merasa was-was terhadap ketua umum yang baru, yang dalam tinjauan saya, masih jauh dari kata dekat dngan lembaga, terutama markas besar ini. Walaupun prasangka ini dihilangkan oleh ukhuwah dan prasangka beliau memiliki banyak kelebihan dalam hal ruhiyah, dibandingkan saya yang masih terus terjatuh pada maksiat dan kemunafikan.

Yah, kemaksiatan yang tidak pernah pindah dari kehidupanku. Namun saya bersyukur, masih diberi kenikmatan bergabung dalam perjuangan dakwah di lembaga ini.

Ketika ibu, yang melahirkanku, yang membesarkanku, dipanggil lebih dulu menghadap Tuhan sekalian alam, batinku tergoncang. Tergoncang oleh perasaan yang tidak bisa terwakilkan oleh tulisan. Yang mampu tergambarkan hanyalah raut wajah saya yang becek ketika itu.

Setengah periode mengharuskan saya untuk menggencarkan lagi pemenuhan amanah dakwah, sebagai bukti kepada ibunda, inilah yang mampu saya persembahkan. Untuk ibunda tercinta yang semoga dibukakan pintu surga oleh Allah subhana wa ta'ala, semuanya kupersembahkan untukmu.
Terik mentari, hujan guyur, dan pengorbanan lainnya, kuniatkan untukmu seorang. Setiap langkah dakwah kuberharap menjadi penyejuk bagimu di alam sana. Tiada kata yang mewakilkan dirimu, wahai ibu.

Namun kusadari, niat ini harus diperbaiki sedikit, yakni i'la li kalimatillah.

Tahun berjalan, amanah yang sedikit besar kembali menhampiri, dalam lembaga dakwah kampus yang bernama Forum Studi Islam Raudhatul Ilmi (FSI RI) UNM.

Langkah awal ku bagaikan singa ompong.
Aku tidak menemukan semangat yang sama seperti di lembaga dakwah fakultas dulu, yang tidak sedetikpun kubiarkan agenda dakwah terlewatkan.

Ya Rabb, ampuni kemaksiatan dan kelalaian yang membuat semangat itu menghilang dan menjauh.
Kenikmatan yang hilang entah kemana.
Ya Rabb, bimbinglah hamba untuk mengembalikan kenikmatan itu.
Kenikmatan bermulazamah dengan Dakwah,
yang denganya engkau tinggikan derajat manusia,
dan dengannya, cukuplah Bidadari Surga menjadi penukar syahwatku.

Jagalah hamba Ya Rabb.
Bimbinglah hamba dalam ketaatan dan ketulusan.
Hamba yang dulu berusaha setia kepadamu.
Hamba yang dulu memiliki cinta kepada risalah dakwah..
Hamba yang dulu terlahirkan sebagai seorang aktivis.
Matikan hamba dalam husnul khatimah ya Rabb.
Perlihatkan hamba kepada Syurga seketika nyawa hamba Engkau cabut.
dan satukan hamba bersama pada Syuhada, amin.

Ditulis pada 7 Sya'ban 1437 H
Pukul 03.16
Masjid Ulil Albab
Universitas Negeri Makassar

0 comments:

Post a Comment