Catatan Perjalanan Hidup Seorang Pemuda Muslim

Saturday 1 June 2013

On 10:40 by Unknown in ,    1 comment


HALAMAN PENGESAHAN


            Laporan Lengkap Praktikum Biologi Dasar dengan judul “Percobaan Lazzaro Spallazani” di susun oleh :          
            Nama               : Rustam Hafid
            N I M              : 1212041011
            Kelas               : A (Pendidikan Fisika)
            Kelompok       : II (Dua)
telah diperiksa dan dikonsultasikan kepada Asisten dan Koordinator Asisten, maka dinyatakan diterima.
                                   
                                                                                            Makassar,   November 2012

            Koordinator Asisten                                                              Asisten


            (Syamsu Rijal, S.Pd)                                                    (Irvan Lukman)
                                                                                                   NIM: 101404016


Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab


(Dr. Ir. Muh. Junda, M.Si)
NIP: 1962 11 08 1991 03 1 002



BAB I
PENDAHULUAN


A.   Latar Belakang 
            Hakekat manusia sebagai makhluk berakal merupakan sebuah asal yang memunculkan sebuah sifat yang khas dari manusia yaitu rasa keingintahuan (curiosity) yang selalu berkembang. Salah satunya adalah adanya pertanyaan dari manakah asal kehidupan di Bumi ini.  
            Pertanyaan tentang Asal mula kehidupan sampai saat ini masih menjadi bahan perdebatan yang ramai dibahas. Berbagai pendapat muncul berkaitan dengan asal mula kehidupan ini, diantaranya adalah teori generatio spontanea atau dikenal dengan nama teori abiogenesis. Teori ini dikemukakan oleh Aristoteles yang beranggapan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk tak hidup. Teori ini sempat bertahan hingga beratus-ratus tahun, kemudian kebenarannya diuji dengan percobaan yang dilakukan oleh Fransisco Redi, Lazarro Spallanzani dan Louis Pasteur. Teori yang dikemukakan oleh tiga ilmuwan ini dikenal sebagai teori biogenesis.
            Salah satu percobaan yang membuktikan kebenaran teori ini adalah percobaan lazzaro spallanzani yang menggunakan air kaldu sebagai objek penelitiannya. Percobaan dilakukan dengan menempatkan air kaldu pada tiga wadah dengan perlakuan berbeda. Wadah pertama, air kaldu dipanaskan kemudian ditutup rapat dan dihindarkan dari kontak langsung dengan udara, sedangkan pada wadah kedua air kaldu juga dipanaskan namun dibiarkan terbuka tanpa tutup. Setelah selang beberapa lama, ternyata air kaldu pada wadah yang tidak ditutup mengalami perubahan wujud. Hal itulah yang melatarbelakangi pendapat lazarro spallanzani bahwa makhluk hidup juga berasal dari makhluk hidup yang dikenal dengan teori biogenesis.
            Hal itulah yang melatarbelakangi kami sehingga mengadakan praktikum tentang percobaan lazarro spallanzani untuk membuktikan kebenaran teori biogenesis dan mengetahui langkah-langkah yang dilakukan oleh lazarro spallanzani.
B.   Tujuan Praktikum
            Percobaan ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa mengikuti jalan pemikiran dan langkah-langkah yang pernah dilakukan para ilmuwan/peneliti dalam memecahkan masalah biologi, khususnya menjawab pertanyaan” darimana asal kehidupan ?”.
C.  Manfaat Praktikum
       Setelah melakukan percobaan seperti yang pernah dilakukan oleh Lazzaro Spallanzani mahasiswa dapat secara langsung membuktikan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.






















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
            Pertanyaan “apakah hidup” dan “dari  manakah asal kehidupan” merupakan masalah dari abad ke abad. Aristoteles (384-322 SM) berpendapat bahwa makhluk hidup itu terjadi begitu saja. Pendapat ini dikenal sebagai teori abiogenesis atau teori generatio spontanea (Tim Pengajar, 2003).
            Konsep mengenai kehidupan ini berasal dari materi-materi yang tak berjiwa secara spontan, teori ini cukup lama dipercaya oleh masyarakat. Generatio spontanea atau abiogenesis menganggap bahwa kehidupan ini dimulai dari zat anorganik atau zat-zat organik yang telah membusuk (Winatasasmita dkk, 1999).
            Pokok dari teori ini menyatakan bahwa kehidupan berasal dari benda atau materi tidak hidup dan kehidupan terjadi secara spontan (generatio spontanea). Ilmuwan yang mengemukakan teori ini adalah seorang filsafat Yunani kuno, yakni Aristoteles  (384–322 SM). Dengan melihat organisme di sekelilingnya, Aristoteles berkesimpulan bahwa makhluk hidup muncul secara tiba-tiba. Contohnya, seekor cacing yang keluar dari dalam tanah, maka cacing
tersebut berasal dari tanah. Contoh lainnya, katak yang keluar dari lumpur, maka katak tersebut berasal dari lumpur. Ilmuwan lain yang mendukung teori ini adalah  John Needham  (1700). Ilmuwan dari Inggris ini melakukan percobaan dengan merebus sebentar air kaldu yang berasal dari sepotong daging. Air kaldu tersebut menjadi keruh karena adanya mikroorganisme. Ilmuwan tersebut kemudian berkesimpulan bahwa mikroorganisme berasal dari air kaldu (Anonim, 2012).
            Teori biogenesis merupakan lawan dari teori abiogenesis. Teori biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup pula. Tokoh dalam teori biogenesis yang terkenal adalah Fransesco Redi, Lazzaro Spallanzani dan Louis Pasteur yang semuanya menyangkal teori abiogenesis (Winatasasmita dkk, 1999).
            Francisco Redi adalah seorang ilmuwan berkebangsaan Italia, ia merupakan orang pertama yang membantah teori Generatio Spontanea. Ia melakukan eksperimen untuk mendapat fakta yang benar. Ia menggunakan daging segar yang diletakkan di dalam tiga tabung. Perlakuan tabung I ditutup rapat, tabung II ditutup kain kasa dan tabung III tidak ditutup dan dibiarkan terbuka. Setelah beberapa hari Francisco Redi mendapatkan hasil eksperimen. Ternyata botol tabung I tidak ada mikroba, tabung II terdapat sedikit mikroba, dan tabung III terdapat banyak mikroba. Dari hasil eksperimen ini Francisco Redi kemudian membuat kesimpulan bahwa mikroba yang berupa belatung yang terdapat pada daging tersebut berasal dari telur-telur lalat yang ditinggalkan pada saat lalat tersebut mengerumuni daging yang membusuk. Dari hal ini maka teori Abiogenesis runtuh diganti dengan teori Biogenesis yaitu bahwa makhluk hidup tidak begitu saja terbentuk dari benda-benda mati, melainkan dari makhluk hidup juga (Anonim, 2012).
            Lazzaro Spallanzani melakukan percobaan yang lebih baik dari percobaan yang telah dilakukan Fransisco Redi. Ia menggunakan 3 buah tabung yang masing-masing diisi dengan air kaldu yang kemudian diberi perlakuan sebagai berikut:
-          Tabung pertama tanpa dipanasi ditutup rapat
-          Tabung kedua dipanaskan sampai mendidih, dibiarkan terbuka
-          Tabung ketiga dipanaskan sampai mendidih, da ditutup rapat.
Dari hasil percobaan tersebut spallanzani menyatakan, apabila kaldu didihkan dan kemudian ditutup rapat tidak akan membusuk sehingga tidak dijumpai makhluk hidup (Winatasasmita, 1999).
            Setelah Louis Pasteur memperbaiki percobaan Lazzaro Spallanzani, dengan menggunakan tabung kaca yang berleher angsa, maka gagallah semua usaha mempertahankan pandangan generatio spontanea dan teori abiogenesis. Muncullah teori biogenesis yang berpandangan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya (Tim Pengajar, 2003).
Pasteur menggunakan labu berleher seperti angsa dalam percobaannya, labu berleher seperti angsa ini diisi dengan air kaldu. Fungsi dari labu leher angsa ini adalah agar hubungan antara labu dan udara luar masih ada, artinya masih terdapat oksigen. Labu ini dipanaskan untuk men-sterilkan air kaldu dari mikroorganisme. Setelah dipanaskan, labu kemudian didinginkan dan disimpan.  Setelah beberapa hari, ternyata air kaldu dalam labu leher angsa tetapjernih, namun di bagian lehernya banyak terdapat debu dan partikel-partikel, sedangkan di labu lainnya yang tidak berleher angsa, air kaldunya mengan-dung mikroorganisme. Berdasarkan hasil percobaannya, Louis Pasteur menyimpulkan bahwa mikroorganisme yang ada dalam air kaldu bukan berasal dari air kaldu itu sendiri, melainkan dari mikroorganisme yang ada di udara. Hasil percobaan Louis Pasteur berhasil menumbangkan teori abiogenesis. Dari hasil percobaannya, Pasteur mengajukan teori baru tentang asal-usul kehidupan. Isi teori disebut menyatakan beberapa hal, di antaranya omne vivum ex ovo, yakni setiap makhluk hidup berasal dari telur,  omne ovum ex
vivo, yakni setiap telur berasal dari makhluk hidup, dan  omne vivum ex vivo, yakni setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya (Anonim, 2012).
            Hal yang masih dipersoalkan adalah masalah asal mula kehidupan yang pertama kali ada di bumi. Mengenai masalah ini sampai sekarang masih menjadi pemikiran para ahli. Sebagian ahli berpendapat bahwa kehidupan yang mula-mula timbul dibumi adalah akibat reaksi-reaksi kimia antara molekul-molekul yang berlimpa terdapat didalam lautan yang ada pada suatu waktu suhunya cukup tinggi. Teori evolusi kimia ini didukung oleh beberapa ilmuan, diantaranya A. I. Oparin (Rusia), J.B.S Haldane (Inggris), Harold Urey (Amerika), dan Stanley Miller (Amerika)   (Tim Pengajar, 2003).
            Pada mulanya unsur-unsur sederhana seperti hydrogen (H), Carbon (C), Nitrogen (N), dan Oksigen (O) diatmosfer membentuk gas H2, H2O, CH4, HCN, NH3, dan sebagainya. Adanya panas dari berbagai sumber energi senyawa-senyawa sederhana saling bereaksi membentuk molekul-molekul yang lebih kompleks. Suatu keadaan terbentuk senyawa organik. Hasil reaksi ini makin lama makin banyak dan terkumpul dilautan sehingga terbentuknya campuran berbagai senyawa, oleh Haldane disebutnya semacam sup yang kaya materi-materi, dalam larutan yang panas. Bahan sup inilah yang merupakan bahan pembentuk protoplasma, yang selanjutnya membentuk sel awal (Tim Pengajar, 2003)
            Untuk membuktikan teori ini,  Stanley Miller melakukan sebuah percobaan.  Peralatan yang dirancang Miller, yakni ruang bunga api diisi dengan campuran gas meniru atmosfer purba, sementara botol kaca kecil diisi dengan air murni seperti sup purba. Miller membuat kilat buatan dengan bunga api listrik di antara dua elektroda dalam atmosfer buatan tersebut. Ia juga memanaskan air laut tiruannya. Percobaan ini berlangsung selama seminggu dan dapat menghasilkan beragam senyawa organik. Di alam nyata, reaksi kimia ini akan berjalan selama jutaan tahun sehingga dapat membentuk hasil yang lebih kompleks. Pada titik tertentu dari proses yang panjang ini, senyawa kimia dapat terbentuk dengan sendirinya. Jika pada proses membentuk diri ini terkadang terdapat kesalahan, senyawa kimia ini dapat menyesuaikan diri dan berevolusi melalui  proses seleksi kimiawi. Jadi, kehidupan tidak terbentuk secara tiba-tiba melainkan timbul secara bertahap dari senyawa tidak hidup (Anonim, 2012).










BAB III
METODE PRAKTIKUM


A.  Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal             :    Kamis, 8 November 2012
Waktu                       :    Pukul 07.30 s.d 09.10 WITA
Tempat                     :    Laboratorium Biologi FMIPA UNM lantai III, Jurusan Biologi.
B.   Alat dan Bahan
1.    Alat
a.    3 buah tabung reaksi
b.    1 buah rak tabung reaksi
c.    2 buah sumbat gabus yang sesuai
d.   1 buah lampu spiritus
e.    1 buah klem kayu
f.     1 buah gelas air mineral
2.    Bahan
a.    30 ml kaldu cair
b.   1 potong lilin
c.    Korek api
C.   Prosedur Kerja
1.      Mengisi ketiga tabung dengan kaldu masing-masing 10 ml.
2.      Menyalakan api spiritus dengan menggunakan korek api.
3.      Menyumbat tabung I dengan tutup gabus/karet dan menetesinya dengan lilin cair sela antar mulut dengan tutup, kemudian memberikan label A.
4.      Mendidihkan kaldu tabung II di atas api lampu spiritus hingga mulai mendidih, biarkan terbuka (tanpa tutup), kemudian memberikan label B.
5.      Mendidihkan kaldu tabung III di atas api lampu spiritus hingga mulai mendidih, segera menutup tabung dengan gabus dan menetesi lilin cair sela antar mulut tabung dengan tutupnya, kemudian memeberikan label C.
6.      Meletakkan semua tabung percobaan pada rak tabung dan menyimpannya di atas meja kerja, mengusahakan supaya terhindar dari gangguan hewan, cahaya matahari langsung dan sumber panas lainnya.
7.      Untuk melakukan pengamatan lebih lanjut, maka perlu memindahkan ketiga tabung dari rak ke dalam gelas bekas air mineral.
8.      Melakukan pengamatan dan pencatatan selama 5 hari berturut-turut.






BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.   Hasil Pengamatan
1. Gambar Hasil Pengamatan
·         Hari Pertama (1)
 









       Tabung A                                   Tabung B                                         Tabung C          

·         Hari Terakhir (5)
 









        Tabung A                                    Tabung B                                Tabung C          
2. Tabel Hasil Pengamatan
Hari ke-
Tabung
A
B
C
W
B
E
W
B
E
W
B
E
1
-
x
-
-
x
-
-
x
-
2
+
x
+
-
x
-
-
x
-
3
++
x
+
+
x
+
-
x
     -
4
++
X
++
++
x
++
-
x
-
5
+++
+
+++
+++
+
+++
-
-
-
Keterangan:
W=Warna (- = Bening; + = Agak keruh; ++ = Keruh; +++ = Sangat Keruh).
B=Bau (x = tidak diamati; + = Menyengat).
E=Endapan (- = Tidak Ada; + = Ada; + += Banyak; +++ = Sangat Banyak).
B.   Pembahasan
       1. Tabung A (tidak dipanasi, tertutup)
Tabung reaksi A tidak dipanaskan dan hanya ditutup dengan sumbat gabus lalu ditetesi dengan lilin cair antara sela mulut tabung dengan sumbat gabus. Pada hari pertama belum ada perubahan apa-apa, hari kedua barulah mengalami perubahan yaitu air kaldu sudah berubah dan sudah memiliki endapan. Hingga hari berikutnya perubahannya tidak terlalu banyak atau perubahan berlangsung lambat. Hal ini disebabkan tabung terkontaminasi dengan udara luar sehingga organisme dapat masuk ke dalam tabung.
       2. Tabung B (dipanasi, tidak tertutup)
Tabung reaksi B ini dipanaskan namun dibiarkan terbuka. Pada hari pertama tidak terjadi perubahan apa-apa pada air kaldu, barulah hari kedua terjadi perubahan pada air kaldu yaitu sudah keruh namun belum berbau dan belum memiliki endapan. Pada hari ketiga disinilah terjadi perubahan menyeluruh yaitu warna keruh, berbau menyekat dan memiliki endapan. Hingga hari berikutnya perubahannya semakin jelas.
Pada hari pertama dan kedua air kaldu masih belum berbau dan tidak memiliki endapan karena sebelumnya air kaldu dipanaskan sehinnga organisme di dalam mati, akan tetapi pada hari selanjutnya sudah berbau menyengat dan memiliki endapan itu dikarenakan air kaldu tidak ditutup sehingga organisme dari udara dapat masuk ke tabung.
       3.  Tabung C (dipanasi, tertutup).
 Tabung reaksi C ini dipanaskan dan ditutup serta pada mulut tabung dengan sumbat gabus ditetesi lilin cair. Pada hari pertama air kaldu keruh namun belum berbau dan belum memiliki endapan. Pada hari kedua air kaldu masih keruh dan sudah memiliki sedikit endapan. Hingga pada hari terakhir air kaldu masih tetap sama dengan hari kedua. Pada saat dibuka sumbat gabusnya untuk mengetahui perubahan bau dari air kaldu itu, ternyata tidak ada perubahan bau masih tetap berbau kaldu seperti aslinya.
Hal ini disebabkan tabung ditutup dan dipanaskan sehingga organisme yang ada di dalam air kaldu mati dan tidak ada kontaminasi yang terjadi dengan udara luar.

           











BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
             Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya. Perubahan warna dan bau serta terjadinya endapan pada air kaldu yang dipanaskan atau tidak namun dibiarkan terbuka merupakan pengaruh dari adanya aktifitas mikroba/mikroorganisme yang berasal dari udara yang kemudian mengkontaminasi air kaldu tersebut. Hal demikian tidak terjadi pada air kaldu yang telah dipanaskan dan ditutup rapat, yang tidak mengalami perubahan warna, bau dan tidak terjadi endapan. Pengamatan ini membenarkan hasil percobaan Lazzaro Spallanzani dan membuktikan kebenaran teori biogenesis bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.
           
B. Saran
1.  Untuk praktikan: hati-hati selama memegang dan memperlakukan tabung reaksi, karena ketidakhati-hatian dapat membahayakan keutuhan tabung reaksi, serta memupuk kerjasama antar sesama anggota kelompok.
2. Untuk asisten: agar kiranya memberikan arahan dan batasan yang jelas dalam setiap kegiatan praktikum demi meminimalisir kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh praktikan selama praktikum berlangsung.
3. Untuk Laboratorium: sebaiknya alat-alat yang disediakan diperhatikan, sehingga praktikan tidak menggunakan alat yang kurang baik.




DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. 2012. Teori Asal Usul Kehidupan/ http://biosejati.wordpress.com. diakses pada tanggal 15 November 2012. Makassar.

Anonim2. 2012. Asal Usul Kehidupan/ http://carapedia.com. diakses pada tanggal 15 November2012. Makassar.

Penyusun, Tim. 2012. Penuntun Praktikum Biologi Dasar. Makassar: Universitas Negeri Makassar

Pengajar, Tim. 2003. Biologi Umum. Makassar: Universitas Negeri Makassar
Winatasasmita, Djamhur, dkk. 1999. Biologi Umum. Jakarta: Universitas Terbuka


















LAMPIRAN

v  Pertanyaan:
1.  Apakah yang menjadi penyebab terjadinya perubahan kaldu pada percobaan tersebut di atas ?
2.  Dari manakah datangnya makhluk hidup yang terjadinya perubahan kaldu tersebut ?
3.  Perubahan kaldu pda percobaan tersebut di atas terjadi pada tabung yang diperlakukan bagaimana ?
4.  Pada tabung yang diperlakukan bagaimana yang kaldunya tidak mengalami perubahan ? Mengapa tidak terjadi perubahan warna dan bau ?
5.  Mungkinkah dari bahan kaldu itu secara tiba-tiba akan muncul mahkluk hidup baru ?
6.  Hasil percobaan di atas dapatkan digunakan sebagai bukti yang kuat untuk menyangkal pendapat Generatio Spontanea ? Jelaskan !
v  Jawaban:
1.    Yang mejadi penyebab terjadinya perubahan air kaldu pada percobaan tersebut adalah disebabkan adanya organisme yang masuk dari luar (terkontaminasi).
2.    Makhluk hidup yang menyebabkan perubahan air kaldu tersebut berasal dari udara yang berkontaminasi dengan air kaldu dan juga yang ada dalam tabung jika tidak didihkan.
3.    Semua air kaldu dalam tabung mengalami perubahan karena air kaldu masih terkontaminasi dengan udara karena penutup yang kurang rapat. Namun air kaldu yang perubahan yang sangat banyak yaitu tabung I yang tidak diberi perlakuan apapun.
4.    Semua air kaldu mengalami perubahan. Namun, air kaldu yang sedikit perubahan yaitu air kaldu pada tabung ke II, akibat sebelumnya ir kaldu dipanaskan dan kemudian ditutup dengan cukup rapat.
5.    Mungkin terjadi pada tabung yang tidak dipanaskan dan tidak ditutup. Hasil percobaan diatas dapat dijadikan bukti yang kuat untuk menyangkal pendapat Generatio Spontanea karena sudah terbukti bahwa makhluk hidup yang ada dalam tabung reaksi tersebut berasal dri kehidupan dari luar atau sebelumnya, bukan berasal dari benda mati atau terjadi secara spontan.























Teori Asal-usul Kehidupan

Untuk mengetahui asal-usul kehidupan, para ilmuwan menyelidiki dan melakukan eksperimen. Selain penelitian, teori-teori dikemukakan oleh beberapa ilmuwan berdasarkan bukti-bukti yang ada
1. Teori Abiogenesis
Teori abiogenesis disebut juga teori generatio spontanea. Pokok dari teori ini menyatakan bahwa kehidupan berasal dari benda atau materi tidak hidup dan kehidupan terjadi secara spontan (generatio spontanea). Ilmuwan yang mengemukakan teori ini adalah seorang filsafat Yunani kuno, yakni Aristoteles  (384–322 SM). Dengan melihat organisme di sekeliling-nya, Aristoteles berkesimpulan bahwa makhluk hidup muncul secara tiba-tiba. Contohnya, seekor cacing yang keluar dari dalam tanah, maka cacing
tersebut berasal dari tanah. Contoh lainnya, katak yang keluar dari lumpur, maka katak tersebut berasal dari lumpur.
Ilmuwan lain yang mendukung teori ini adalah  John Needham  (1700). Ilmuwan dari Inggris ini melakukan percobaan dengan merebus sebentar air kaldu yang berasal dari sepotong daging. Air kaldu tersebut menjadi keruh karena adanya mikroorganisme. Ilmuwan tersebut kemudian berkesimpulan bahwa mikroorganisme berasal dari air kaldu.
2. Teori Biogenesis
Teori biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup lagi. Teori biogenesis merupakan lawan dari teori abiogenesis. Para ilmuwan yang mendukung teori biogenesis adalah Francesco Redi (1626–1697),  Abbe Lazzaro Spallanzani  (1729–1799), dan Louis Pasteur (1822–1895). Ketiga ilmuwan ini melakukan percobaan dan membuktikan teori biogenesis.
a. Percobaan Francesco Redi
Francesco Redi adalah orang pertama yang melakukan percobaan untuk menentang teori abiogenesis. Redi melakukan percobaan dengan menggunakan daging segar dan dua stoples ( Gambar 7.18). Stoples pertama diisi dengan daging dan dibiarkan terbuka (tidak ditutup), sedangkan stoples kedua diisi daging dan ditutup rapat.
Setelah beberapa hari, di dalam stoples yang terbuka terdapat larva. Redi berkesimpulan bahwa larva tersebut berasal dari lalat yang masuk ke dalam stoples kemudian bertelur. Untuk meyakinkan kesimpulannya tersebut, Redi melakukan percobaan yang kedua. Kali ini stoples ditutupi dengan kain kasa sehingga masih terjadi hubungan dengan udara, tetapi lalat tetap tidak dapat masuk. Setelah beberapa hari, didapatkan daging dalam stoples tersebut membusuk, tetapi dalam daging tersebut tidak terdapat larva. Redi mengemukakan tidak adanya larva ini karena lalat tidak bisa menyimpan telurnya dalam daging. Oleh karena itu, Redi berkesimpulan bahwa larva lalat bukan berasal dari daging yang membusuk.

Untuk membuktikan teori biogenesis, Redi melakukan dua percobaan, yakni membiarkan satu stoples terbuka dan lainnya tertutup.
b. Percobaan Lazzaro Spallanzani
Pada percobaan Spallanzani, digunakan air rebusan dari daging atau (air kaldu). Air kaldu tersebut dimasukkan ke dalam dua labu, kemudian dipanaskan. Setelah dipanaskan, labu I dibiarkan terbuka. Sementara itu, setelah air kaldu dalam labu II dipanaskan, labu kemudian ditutup rapat menggunakan gabus.
Setelah beberapa hari, air kaldu dalam labu I menjadi keruh dan berbau busuk yang disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme. Mikroorganisme tersebut berasal dari udara bebas yang masuk ke labu I karena tidak ditutup.
Pada labu II, ternyata tidak ada perbedaan dari sebelumnya. Air kaldu tetap jernih. Jernihnya air kaldu ini disebabkan tidak adanya udara yang masuk ke dalam labu
Percobaan Spallanzani menunjukkan bahwa pada labu terbuka terdapat kehidupan yang berasal dari mikroorganisme yang ada di udara. Pada labu yang ditutup tidak terdapat kehidupan. Berdasarkan hal tersebut, Spallanzani berkesimpulan bahwa kehidupan bukan berasal dari air kaldu, tetapi berasal dari makhluk hidup lainnya. Akan tetapi, para penganut abiogenesis menyanggah penelitian ini dan mengatakan bahwa mikroorganisme tidak tumbuh karena tidak terdapat udara. Udara dibutuhkan untuk menyokong kehidupan.
c. Percobaan Louis Pasteur
Louis Pasteur adalah seorang ahli biokimia dari Perancis yang berhasil menumbangkan teori abiogenesis. Hasil percobaannya tidak dapat disang-gah lagi oleh pendukung teori abiogenesis. Percobaan yang dilakukan Louis Pasteur ini sebenarnya penyempurnaan dari percobaan yang dilakukan oleh Spallanzani.
Pasteur menggunakan labu berleher seperti angsa dalam percobaannya Labu berleher seperti angsa ini diisi dengan air kaldu. Fungsi dari labu leher angsa ini adalah agar hubungan antara labu dan udara luar masih ada, artinya masih terdapat oksigen. Labu ini dipanaskan untuk men-sterilkan air kaldu dari mikroorganisme. Setelah dipanaskan, labu kemudian
didinginkan dan disimpan.
Setelah beberapa hari, ternyata air kaldu dalam labu leher angsa tetapjernih, namun di bagian lehernya banyak terdapat debu dan partikel-partikel, sedangkan di labu lainnya yang tidak berleher angsa, air kaldunya mengan-dung mikroorganisme. Berdasarkan hasil percobaannya, Louis Pasteur menyimpulkan bahwa mikroorganisme yang ada dalam air kaldu bukan berasal dari air kaldu itu sendiri, melainkan dari mikroorganisme yang ada di udara.

Hasil percobaan Louis Pasteur berhasil menumbangkan teori abiogenesis. Dari hasil percobaannya, Pasteur mengajukan teori baru tentang asal-usul kehidupan. Isi teori disebut menyatakan beberapa hal, di antaranya omne vivum ex ovo , yakni setiap makhluk hidup berasal dari telur,  omne ovum ex
vivo, yakni setiap telur berasal dari makhluk hidup, dan  omne vivum ex vivo, yakni setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.












Ilmu Pengetahuan

Asal - Usul Kehidupan

 

Pada dasarnya asal usul kehidupan dari mana serta kapan asal usul kehidupan di bumu ini mulai ada belum terjawab secara tuntas sampai sekarang. Namun beberapa teori asal usul kehidupan berikut ini bisa sedikit menjelaskan tentang asal usul kehidupan di muka bumi ini:

# TEORI ABIOGENESIS / GENERATIO SPONTANEA (Aristoteles)

Teori ini mengandung 2 pengertian, yaitu: bahwa mahluk hidup berasal dari benda yang tidak hidup dan mahluk hidup terjadi dengan sendirinya (secara begitu saja) dari mahluk tak hidup


# TEORI BIOGENESIS (F. Redi, Spalanzani, L Pasteur)

Teori ini menyatakan bahwa semua kehidupan berasal dari telur dan semua telur berasal dari sesuatu yang hidup (omne vivum ex vivo, omne ovum ex vivo) teori ini merupakan kesimpulan dari beberapa percobaan dibawah ini:
Francesco Redi : menempatkan dagi pada toples terbuka dan toples tertutup. Setelah beberapa hari, muncul belatung pada toples yang terbuka sedangkan pada toples yang tertutup tidak muncul apa-apa
Lazaro Spallazani: mendidihkan kaldu dalam labu kemudian ditutup rapat-rapat. Setelah beebrapa hari, kaldu tetap bening dan tidak terdapat apa-apa.
Louis Pasteur: mendidihkan kaldu pada labu kemudian labu ditutup dan diberi pipa seperti huruf S sehingga mulut labu tetap terbuka. Setelah beberapa hari ternyata kaldu tetap bening dan tidak terdapat apa-apa


# TEORI PENCIPTAAN (Special Creation Theory)
Teori ini menyatakan bahwa segala sesuatu itu diciptakan oleh Tuhan. Segala species mahluk hidup yang sekarang ini sudah ada sejak dahulu dan diciptakan sendiri-sendiri sebagaimana adanya saat ini.


# TEORI KOSMOZOA (Cosmozoic Theory)

Teori ini menyatakan bahwa kehidupan di dunia berasal dari angkasa atau datang dari meteor yang jatuh dari angkasa luar (kosmos) ke bumi. Hal itu diperkuat dengan hasil analisis peninggalan peradapan Inca


# TEORI UREY (Evolusi Kimia)

Teori ini dikemukakan oleh Harold Urey. Teori ini menyatakan bahwa asal-usul kehidupan diawali dengan adanya senyawa organik di atmosfer yang berupa gas-gas seperti metana (CH4), Hidrogen(H2), Uap air (H2O), dan amonia (NH3) yang bereaksi dengan bantuan energi dari sinar kosmis dan kilatan listrik halilintar sehingga terbentuk asam amino yang merupakan bahan dasar pembangunan kehidupan








1 comment: