Tuesday, 28 January 2014
Safar sesuai sunnah
Safar adalah cara untuk berlepas
diri dari sesuatu yang ditakuti atau keinginan untuk sampai kepada sesuatu yang
diinginkan.
Syekh al utsaimin : “السفر هو مفارقة الوطن “ Safar adalah meninggalkan tempat tinggal atau kampung
halaman.
Seseorang tidak akan dikenal
pribadinya kecuali jika kita safar bersamanya, karena ketika safar akhlaq dan
tabiat seseorang akan muncul, Umar bin Khathab Radhiallahu ‘anhu apabila ada
yang ingin merekomendasi seseorang, beliau selalu bertanya : “apakah engkau
pernah safar dengannya? Apakah engkau pernah bermu’amalah dengannya? Jika dia
mengatakan : “iya” barulah beliau mau menerima.
Safar tidak lepas dari dua tujuan :
lari atau mencari
Safar karena mencari, seperti
mencari ilmu, harta, kedudukan dsb, sejak zaman shahabat sampai zaman sekarang,
ilmu sedikit sekali bisa didapat kecuali dengan cara safar.
Adab-adab safar
1. disunnahkan memulai safar pada hari
kamis
Seyogyanya sesorang apabila safar
memilih waktu-waktu yang baik dan mudah, sebagaimana yang dicontohkan oleh nabi
Saw, bahwasanya beliau kebanyakan memulai safarnya pada hari kamis, berdasarkan
hadist diriwayatkan dari Ka’ab bin malik, berkata “كَانَ يُحِبُّ أَنْ يَخْرُجَ يَوْمَ الْخَمِيسِ “
adalah Rasulullah Saw suka
keluar(safar) pada hari Kamis”(Mutaffaq alaihi)
Beliau pernah safar pada hari sabtu,
akan tetapi kebanyakan beliau safar pada hari kamis.
2. memulai berangkat safar ketika pagi
hari sekali
Beliau Saw safar ketika pagi hari
sekali, sebagaimana diriwayatkan dari sokhr AlGhomidi, berkata “وكان إذا بعث سرية أو جيشا بعثهم من أول النهار “dan Adalah beliau jika mengutus
brigade atau pasukan, beliau mengutusnya pada awal siang (Pagi
sekali).(HR>Abu daud dan Ahmad).
3. Dan hendaknya jangan safar sendiri
karena Rasulullah Saw bersabda :
“لو
يعلم الناس ما في الوحدة ما أعلم ما سار راكب بليل وحده “ seandainya orang-oramg tahu akan (bahayanya safar)
sendirian, niscaya tidak akan ada yang mau berjalan
berkendaraan(safar)sendirian ketika malam”(HR.Bukhori).
4. Janganlah safar dengan membawa
lonceng dan anjing, Rasulullah Saw bersabda :
“لا تصحب الملائكة رفقة فيها كلب ولا جرس “ malaikat tidak akan menemani orang yang ada padanya
anjing dan lonceng”(HR.Muslim).
5. Hendaknya para musafir saling
tolong- menolong sebagian kepada sebagian yang lain, Rasulullah Saw bersabda :
“من كان معه فضل ظهر فليعد به على من لا ظهر له ومن كان له فضل زاد فليعد به على من لا زاد له “
Barang siapa yang memiliki
tunggangan yang lebih, maka hendaknya dia memberikan kepada orang yang tidak
memiliki tunggangan, dan barangsiapa yang memiliki perbekalan yang lebih
hendaknya dia memberikan kepada orang yang tidak mempunyai perbekalan”
(Muttafaq ‘Alaihi).
6. Dimakruhkan untuk safar sendiri,
Hendaknya bersafar minimal tiga orang, berdasarkan sabda nabi Saw :
“الرَّاكِبُ شَيْطَانٌ وَالرَّاكِبَانِ
شَيْطَانَانِ وَالثَّلَاثَةُ رَكْبٌ “
Seorang penunggang (safar) ada satu
syetan, dua orang penunggang, dua syetan, sedang bertiga itulah
tunggangan(safar sebenarnya)”(HR.Malik, Tirmidzi, Abu daud dan Nasaai)
.
7. Memilih seseorang menjadi
Amir(pemimpin) didalam safar, berdasarkan sabda Nabi Saw :
“إِذَا
كَانَ ثَلَاثَةٌ فِي سَفَرٍ فَلْيُؤَمِّرُوا أَحَدَهُمْ “
Jika ada tiga orang didalam safar,
maka hendaknya menjadi Amir(pemimpin) salah seorang dari mereka”.(HR.Abu daud).
8. Doa ketika hendak safar,
Rasulullah ketika hendak
berangkat safar beliau bertakbir tiga kali lalu mengucapkan doa :
“{ سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا
وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ }
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِي سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى وَمِنْ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِي الْأَهْلِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَالْأَهْلِ
“"Maha Suci Tuhan yang Telah menundukkan semua Ini
bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, “(QS:Zhukhruf:13)
ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepadamu didalam safar kami ini, akan
kebaikan dan Taqwa dari amal yang engkau ridhoi, Ya Allah mudahkanlah untuk
kami, safar kami ini, dan lipatlah kejauhannya untuk kami, Ya Allah..engkaulah
pendamping disafar dan pemimpin dikeluarga, Ya Allah..sesungguhnya aku
berlindung kepadamu dari kesulitan safar dan kepudaran pandangan dan
buruknya kembali pada harta dan keluarga.
9. Disunnahkan ketika perjalanan safar
mendaki mengucapkan Takbir ( الله أكبر
) dan ketika turun mengucapkan Tahmid ( سُبْحَانَ الله),
sebagaimana hadits yang telah diriwayatkan oleh Ibnu umar, beliau berkata
: “وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَجُيُوشُهُ إِذَا عَلَوْا الثَّنَايَا كَبَّرُوا وَإِذَا هَبَطُوا سَبَّحُوا “ dan adalah Rasulullah Saw
dan tentaranya , apabila mereka menaiki lembah, mereka bertakbir, dan apabila
mereka turun, mereka bertasbih” (HR.Abu daud).
10. Disunnahkan mengQhasar shalat yang
empat rakaat menjadi 2 rakaat, berdasarkan hadits dari ibnu umar, berkata : “
Aku menemani Rasulullah Saw, dan adalah beliau tidak menambah dalam safarnya
lebih dari 2 rakaat, begitupula Abu bakar, umar dan Utsman” (Mutaffaq ‘alaihi)
Beliaupun Saw bersabda : “صَدَقَةٌ تَصَدَّقَ اللَّهُ بِهَا عَلَيْكُمْ فَاقْبَلُوا صَدَقَتَهُ” (Qhasar didalam safar) adalah
shadaqah yang Allah berikan kepada kalian, maka terimalah
shadaqahnya”(HR.Jamaah, kecuali Bukhori).
11. Diperbolehkan Shalat diatas
kendaraan, kecuali shalat fardhu, berdasarkan riwayat dari jabir bin Abdullah,
beliau berkata : “كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي عَلَى رَاحِلَتِهِ حَيْثُ تَوَجَّهَتْ فَإِذَا أَرَادَ الْفَرِيضَةَ نَزَلَ فَاسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ “
Adalah rasulullah Saw shalat diatas
kendaraanya searah dengan kendaraannya, dan apabila beliau hendak shalt wajib
beliah turun dan menghadap Qiblat.”(HR.Bukhori)
Shalat diatas kendaraan yaitu dengan
menjadikan ruku’nya dengan merunduk dan sujudnya lebih rendah lagi, berdasarkan
hadits Ya’la bin Murrah riwayat Al Imam Ahmad, At-Tirmidzi dan yang lainnya
Dan apabila ia tidak mampu untuk
turun dari kendarannya karena macet atau sebaginya maka boleh baginya
melakukan shalat Fardhu di atas kendaraannya.
12. Dan hendaknya orang yang safar tidak
pulang kerumahnya pada waktu malam, berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh
Muslim dari anas bin malik, beliau berkata : “adalah Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam tidak mengetuk(Pintu) keluarganya diwaktu malam, dan beliau
tidak masuk kecuali pagi atau petang” (HR.Muslim).
13. Disunnahkan apabila telah kembali
dari safar menyembelih, berdasarkan hadits dari Jabir bin Abdullah
berkata : Ketika beliau tiba dimadinah (dari safar) beliau menyembelih
sesembelihan atau unta”(HR.Bukhori)
sumber:
http://cahayaquransunnah.blogspot.com/2012/12/safar-sesuai-sunnah.html
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Search
Peduli Syam
Kunjungi Ane di Facebook
Popular Posts
Blog Archive
Powered by Blogger.
0 comments:
Post a Comment