Catatan Perjalanan Hidup Seorang Pemuda Muslim

Monday 1 August 2016

On 08:20 by Unknown in ,    No comments

Seruan untuk saudaraku yang sadar untuk menamai dirinya 'aktivis dakwah', Berkacalah pada apa yang nampak di timur jauh disana...

Dibelahan dunia yang lain, Tauhid, seruan untuk meninggikan kalimat Lailahaillallahu muhammadarasulullah, telah digalakkan dengan kerikil berdarah, mortir, tank, senjata laras panjang, dan rudal-rudal penghancur. Bahagia mata melihat 'mereka' yang sombong dan membangkang, yang umumnya bertubuh kekar dan bersenjata lengkap, lari tunggang langgang, bahkan terbujur kaku dibaluti oleh puluhan luka dari para pejuang tauhid, para mujahiddin. 

Itu buah tangan mereka wahai saudaraku, buah tangan para penyeru tauhid berjubah mujahiddin, yang menunjukkan izzah dan kekuatan kepada mereka yang berani memberangus kaum muslimin dan sombong menentang ketauhidan. Buah tangan saudara-saudara kita yang juga bercelana cingkrang, memeluk Alquran dan hadits diatas dan didalam dada-dada mereka. Buah tangan saudara-saudara kita, yang telah dibukakan pintu 'jihad' untuk mendakwahkan kalimatillah..

Kita masih di Indonesia kawan, negeri yang masih aman sentosa, yang merupakan negeri dengan muslim terbanyak di dunia. Allah belum membuka pintu jihad di Indonesia, maka bersabarlah, berdakwahlah dengan santun dan khidmat, sampai pintu itu tiba suatu saat nanti. Lihatlah saudara muslim kita di suriah, dan tataplah para penentang ketauhidan di negeri kita. Para penentang itu butuh dakwah, saudaraku, Mereka yang 'body'nya tak sekekar musuh-musuh Allah yang dibumihanguskan di suriah, seharusnya mampu kau taklukan, taklukkan dengan dakwah bil hikmah. Mereka, para liberal dan penentang dakwah disekitar kita, dikampus kita, memiliki tubuh mungil dan suka ngos-ngosan. Mereka tak sekekar musuh-musuh Allah dijazirah Arab yang telah depecundangi oleh saudara-saudara kita para Mujahiddin disana. Maka tak ada alasan bagimu untuk menakuti mereka. 

Temui mereka dimeja-meja mabuknya, diruang-ruang kajiannya, ditrotoar-trotoar pembangkangannya. Ajak mereka dengan nasihat bilhikmah, ajak mereka kepada Allah, debatlah dengan bijak dan berdalil, patahkan kesombongan-kesombongan mereka. kemudian liriklah saudara-saudara kita yang masih tertidur dikala adzan berkumandang. Raihlah tangan-tangan polos mereka, ajak kepada Mentauhidkan Allah subhana wa ta'ala. Liriklah pemuda-pemuda yang masih asyik bermain dengan game-game mereka dan dakwahilah, liriklah kepada para pemuda yang masih yakin hidup 100 tahun yang akan datang, sadarkanlah pada kematian. Liriklah kepada para pemuda yang katanya mau menjadi islam yang biasa-biasa saja, sadarkan mereka bahwa islam yang sesungguhnya adalah yang mau mempelajari Alquran dan sunnah.

Teladan dan pendahulu kita adalah mereka, yang telah mengorbankan jiwa dan raganya untuk tegaknya Agama Allah jala jalaluh dimuka bumi.
Rasulullah dengan dakwahnya dan kegagahannya dalam jihad..
Umar dengan keperkasaannya
Khalid Bin Walid dengan ketajamannya
Salahuddin Al-Ayubi dengan terjangannya
Muhammad Al-Fatih dengan perjuangannya
Sultan Sulaiman dengan kecerdesannya
Sultan Qurthuz dengan keberaniannya
Bung Tomo dengan pekikan takbirnya
dan tokoh-tokoh pemuda muslim, para aktivis dakwah yang telah menancapkan panji peradaban dipermukaan bumi ini...
Bukan mereka yang hanya duduk manis bersama literasi sesatnya
Bukan mereka yang hanya melambai dengan nyanyiannya
Bukan mereka yang gemulai dengan tariannya
Bukan mereka yang dijadikan 'senior' oleh pemuda yang sakau akan idealisme dan kegalauan...

Karena kita di Indonesia dan saudara kita di negeri muslim lainnya, memiliki Tuhan yang sama, Nabi yang sama, Kitab yang sama, Jalan yang sama, jihad. dan cita-cita yang sama, yakni Syahid fi sabilillah.

0 comments:

Post a Comment