Catatan Perjalanan Hidup Seorang Pemuda Muslim

Monday 3 June 2013

On 13:23 by Unknown in    No comments


LAPORAN LENGKAP PRAKTEK LAPANG
MATA KULIAH PENGETAHUAN LINGKUNGAN
DI MALINO KABUPATEN GOWA
                                                                         


DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III (TIGA)
1.   YuhlisaHasliana          (1212040003)
2.   Nasriani                       (1212041024)
3.   Sri Wahyuni                (1212041031)
4.   Nurmayani J. Said       (1212041007)
5.   Muhajirin                     (1212042002)
6.   Rustam Hafid             (1212041011)
7.   Taufik                          (1212040012)
8.   A. AfdallahHusni       (1212040001)
9.   LatifahKhaeriyah

PRODI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat dan karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Pengetahuan Lingkungan di Kab. Gowa ini.
Penulisan Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Pengetahuan Lingkungan  Kab. Gowa ini adalah merupakan salah satu tugas dan merupakan persyaratan untuk mengikuti ujian akhir mata kuliah Pengetahuan Lingkungan.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah ikut membantu dalam menyelesaikan Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Pengetahuan Lingkungan Kab. Gowa ini. Khususnya kepada:
1.      Kedua orang tua penulis,
2.      Dosen Pengetahuan Lingkungan, bapak Drs.M Nur Zakariah Leo, M.Si,
3.      Asisten dosen kakanda Kaharman S.Pd dan asisten lainnya yang tidak sempat kami sebutkan.
  Dalam Penulisan Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Pengetahuan Lingkungan Kab. Gowa ini, penulis mengakui masih banyak kekurangan baik pada sudut pandang secara teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Pengetahuan Lingkungan Kab. Gowa ini untuk kedepannya.
Dan akhirnya penulis berharap dengan selesainya laporan praktek lapang di kota malino ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya dan semoga bisa menjadi referensi kedepannya bagi mahasiswa agar senantiasa menjaga lingkungan demi kepentingan bersama.


                                                                                     Makassar,   Desember 2012
                                                                                      
                                                                                     Penulis
                                                                                     Kelompok 3






















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.  Problematika Lingkungan
Masalah lingkungan yang kita hadapi sekarang merupakan masalah ekologi manusia. Masalh itu timbul karena aktifitas manusia yang menyebabkan lingkungan tidak atau kurang sesuai lagi untuk mendukung kehidupan manusia. Baljar dari kasus-kasus yang telah terjadi sebelumnya maka semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat mulai vocal dalam menyuarakan keperihatinanya terhadap masalah lingkungan. Puncak perhatian tehadap masalah lingkungan ini pada saat diselenggarakan konferensi PBB tentang lingkungan hidup di Stockholm pada bulan juni 1972, yang dikenal dengan konferensi stockhplm pada bulan juni 1972, sehingga ditetapkan sebgai hari lingkungan hidup sedunia (Tim Dosen, 2012:1-2)
1. Pengertian Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup adalah “kesatuan ruang dalam semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya ynag mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk lain” (UU RI No. 23 Tahun 1997). Pada pengertian ini tercantum dua kali kata manusia yakni manusia sebagai subjek (manusia dan perilakunya) dan manusia sebagai objek (yang akan terpengaruh). Dalam lingkungan hidup kita jumpai benda dan daya yang memungkinkan manusia dan makhluk lain dapat hidup dan berkembang biak. Benda dan daya ini biasanya dikelompokkan kedalam komponon fisik lingkungann hidup atau biasa juga disebut sebagai komponon abiotik. Makhluk hidup yang terdiri dari satwa dan tumbuhan termasuk komponen biotic sedangkan makhluk hidup berupa manusia disebut komponen social, ekonomi dan budaya serta kesehatan masyarakat disebut sebagai komponen kultur (cultur). Untuk singkatnya, lingkungan hidup terdiri atas tiga komponen abiotik, biotic dan cultur, atau sering disebut sebagai konsep ABC (Tim Dosen, 2012:3).  
2. Permasalahan Lingkungan Hidup
Perkembangan kehidupan manusia mewujudkan semakin modern tingkat kehidupan manusia, semakin besar kerusakan dari pencemaran lingkungan hidup yang ditimbulkan. Disamping itu perkembangan kehidupan tersebut juga menyebabkan makin menipisnya sumberdaya alam yang ada dibimi ini. Masalah lingkungan hidup ini ada yang bersifat regional, dan global. Luas besarnya masalah tersebut sangat dipengaruhi oleh tingkat besarnya masalah (Tim dosen, 2012:4).
         Dalam modul pengantar pengelolaan lingkungan dikemukakan permasalahan lingkungan global yakni:
a.       kerusakan dan menipisnya sumber lingkungan global
b.      kerusakan atmosfer yang berakibat pada perubahan iklim
c.       kerusakan lapisan ozon
d.      kerusakan dan menipisnya sumber daya hutan
e.       menipisnya keanekaragaman hayati
f.       pencemaran dan menipisnya sumber daya kelautan
            Menurut Anonim (2012) Salah satu masalah lingkungan yang paling akrab di masayarakat Indonesia adalah banjir, ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya banjir, yaitu sebagai berikut:
1.        penyebab banjir akibat tindakan manusia
a.          Perubahan tata guna lahan
b.        Pembuangan sampah
c.         Kawasan kumuh disepanjang sungai / drainase
d.         Perencanaan system pengendalian banjir tidak tepat
e.         Penurunan tanah
f.         Tidak berfungsinya system drainase lahan
g.        Bendung dan bangunan air
h.        Kerusakan banguna pengendalian banjir
2.        penyebab banjir akibat alam
1.           Erosi dan sedimentasi
2.          Curah hujan
3.          Pengaruh fisiologis/geofisik sungai
4.          Kapasitas sungai dan drainase tidak memadai
5.          Pengaruh air pasang
B.  Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alam dan Lingkungan
1. Pertumbuhan Penduduk dan Dampaknya Terhadap Lingkungan
Di indonesia masalah pertambahan penduduk masih cukup memperihatinkan, kalaupun berbagai upaya telah dilaksanakan oleh pemerintah. Pada awal pelita I, penduduk Indonesia berjumlah sekitar 120 juta, dengan pertumbuhan rata-rata diatas 2,6%setahun kemudian pertumbuhan tersebut telah dapat ditkan menjadi 2%, namun pertambahan jumlah penduduk masih cukup besar (Tim Dosen,2012:29).
Akibat pertumbuhan penduduk yang makin pesat tersebut akan menimbulkan banyak masalah. Masalah di bidang kependudukan di Negara berkembang terdapat kecenderungan perpindahan penduduk secara dramatis dari wilayah pedesaan kewilayah perkotaan (Tim Dosen, 2012:30)
 2. Sumber Daya Alam dan Dampaknya Terhadap Lingkungan
Sumber daya alam merupakan unsure lingkungan alam, baik fisik maupun hayati yang diperlukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya dan meningkatkan kesejahteraannya. Manusia dalam melaksanakan segala kegiatannya selalu memanfaatkan sumber daya alam. Hal tersebut akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan baik positif maupun negative (Tim dosen, 2012:31).
Strategi bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup :
a.    Sumber Daya Alam
Mengoptimalkan upaya konservasi, rehabilitasi dan penghematan sumber daya pertambangan, energi dan air melalui sosialisasi penghematan, kepedulian dan kesadaran masyarakat, meningkatkan kerjasama antar unit/instansi terkait dalam pengelolaan dan penegakan hukum.
b.    Lingkungan Hidup
Meningkatkan partisipasi dan akuntabilitas masyarakat, swasta dan pemerintah dalam mengatasi pencemaran lingkungan hidup dan meningkatkan sistem pengelolaan lingkungan, menyediakan RTH di permukiman padat dan kumuh sebagai ruang interaktif, mengikutsertakan masyarakat dalam pengelolaan taman, serta penegakkan hukum yang tegas dalam penanganan sumber pencemaran lingkungan.
c.    Kebersihan
Meningkatkan partisipasi dan akuntabilitas masyarakat, swasta dan pemerintah dalam penanganan masalah sampah, pelayanan dan fasilitas kebersihan, menyediakan lokasi TPA baru, meningkatkan kemampuan penanganan limbah B3, serta mengupayakan teknologi hemat lahan dalam pengelolaan sampah.   
3.  Dampak Teknologi Terhadap Lingkungan
Menurut Tim Dosen (2012), penggunaan dan perkembangan IPTEK menimbulkan akibat sebagi berikut:
a. mutasi gen manusia terselubung
b.. efek rumah kaca
c.  hujan asam
d. Etika Lingkungan
Dengan etika lingkungan kita tidak hanya mengimbangi hak dengan kewajiban tehadap lingkungan, tetapi etika lingkungan juga membatasi tingkah laku dan upaya untuk mengendalikan berbagai kegiatan, agar tetap berada dalam batas kelentingan lingkungan hidup kita. Bahkan mungkin perlu diperjuangkan hak asasi kehidupan atau hak asai lingkungan hidup, dimana hak asasi yang terdahulu itu (Tim Dosen, 2012:35).
4.  Matriks Bidang Sumber Daya Alam Dan Lingungan Hidup
Menurut Renstrada (2009), matriks bidang sumber daya alam dan lingungan hidup adalh sebagi berikut:
  Tabel 1.1 Matriks Bidang Sumber Daya Alam dan Lingungan Hidup
Arah Kebijakan
Strategi
Program
Indikator Kerja
Sumber Daya Alam



Mengelola sumber daya
alam (SDA) dan
memelihara daya dukung
serta upaya konservasi,
rehabilitasi dan
penghematan penggunaan
sumber daya alam yang
menerapkan teknologi
ramah lingkungan
Mengoptimalkan upaya
konservasi, rehabilitasi dan
penghematan sumber daya
pertambangan, energi dan air
melalui sosialisasi
penghematan, kepedulian dan
kesadaran masyarakat,
meningkatkan kerjasama
antar unit/instansi terkait
dalam pengelolaan dan
penegakan hokum
1. Pengembangan sumber
daya pertambangan dan
energy











2. Pengembangan   sumber
air tanah
a) Meningkatnya pemanfaatan
hasil tambang dan energi
untuk mendukung
kesejahteraan masyarakat
b) Tercapainya stabilitas
distribusi BBM dan gas untuk
memenuhi kebutuhan
masyarakat dan usaha.

a) Terkendalinya penggunaan air
tanah oleh instansi
pemerintah, dunia usaha dan
masyarakat
b) Terjaganya cadangan
sumber air tanah melalui
penambahan sumur resapan,
injection well dan reservoir air
bawah tanah
Lingkungan Hidup



Menyeimbangkan
kepentingan lingkungan
hidup dengan kepentingan
sosial ekonomi masyarakat
dalam konteks
pembangunan
berkelanjutan
Meningkatkan partisipasi dan
akuntabilitas masyarakat,
swasta dan pemerintah dalam
mengatasi pencemaran
lingkungan hidup dan
meningkatkan sistem
pengelolaan lingkungan,
menyediakan RTH di
permukiman padat dan
kumuh sebagai ruang
interaktif, mengikutsertakan
masyarakat dalam
pengelolaan taman, serta
penegakkan hukum yang
tegas dalam penanganan
sumber pencemaran
lingkungan
1. Peningkatan Kualitas
Lingkungan





















2. Peningkatan
Pengendalian Dampak
Lingkungan

















3. Penataan dan
Pengembangan Ruang
Terbuka Hijau (RTH)










4. Penyerasian dan
Keindahan Lingkungan
a) Meningkatnya fungsi laut
sebagai sumber daya
ekonomi, transportasi dan
pariwisata
b) Meningkatnya fungsi
sungai/kali sebagai sumber
daya ekonomi dan wisata
c) Meningkatnya peranserta
masyarakat dan swasta
dalam pengelolaan fungsi
sungai dan laut
d) Terkendalinya emisi gas
pencemar udara

a) Terkendalinya pelaksanaan
kegiatan yang berdampak
pada lingkungan hidup
b) Meningkatnya pemahaman
dan kepedulian masyarakat
dan swasta akan
pentingnya lingkungan
hidup
c) Terlaksananya penegakan
hukum terhadap
pelanggaran di bidang
lingkungan hidup

a) Meningkatnya kualitas dan
kuantitas ruang terbuka
hijau dan ruang interaksi
publik
b) Terciptanya keseimbangan
lingkungan kehidupan yang
lebih sehat, indah dan
nyaman

a) Meningkatnya kualitas dan
kuantitas taman kota
b) Tertatanya dengan baik
penempatan ornamen dan
street furniture, termasuk
media luar ruang
c) Meningkatnya perencanaan
keserasian ornamen kota
terhadap unsur-unsur kota
lainnya
Kebersihan



Menciptakan kota yang
bersih, bebas dari polusi
dengan pemanfaatan
teknologi tepat guna
Meningkatkan partisipasi dan
akuntabilitas masyarakat,
swasta dan pemerintah dalam
penanganan masalah
sampah, pelayanan dan
fasilitas kebersihan,
menyediakan lokasi TPA
baru, meningkatkan
kemampuan penanganan
limbah B3, serta
mengupayakan teknologi
hemat lahan dalam
pengelolaan sampah
1. Peningkatan sarana dan
Prasarana Kebersihan












2. Peningkatan Pelayanan
Kebersihan
a) Meningkatnya pelayanan
kebersihan
b) Meningkatnya ketersediaan
sarana dan prasarana
kebersihan
c) Tersedianya lokasi TPA dan
pengolahan sampah dengan
teknologi penanganan yang
tepat guna

a) Meningkatnya kesadaran
dan peranserta masyarakat
terhadap kebersihan kota
b) Meningkatnya kebersihan
kota
c) Meningkatnya kinerja aparat
kebersihan

C.  Ekologi Sebagi Dasar Ilmu Lingkungan
1. Pengertian Ekologi
        Ekologi berasal dari bahas ayunani “oikos” yang berarti rumah atau rumah tangga atau tempat tinggal, dan “logos” yang berarti ilmu. Jadi mempelajari rumah tangga lingkungan, tempat hidup semua organism, seluruh proses-proses fungsional yang menyebabkan tempat hidup itu cocok untuk didiami. Secara harfiah, ekologi adalah ilmu yang mempelajari organism di tempat hidupnya dengan menggunakan pola hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya. Secara tradisional ekologi biasanya diberibatasan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dalam lingkungannya (Tim Dosen, 2012:43).
                 Menurut Tim Dosen (2012), pengertian ekologi dapat disimpilkan sebagi beruikut:
1.        Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbale balik antara makhluk hidup    dengan lingkungannya.
2.        Ekologi adalah ilmu tentang makhluk hidup dan dalam habitatnya.
3.         Ekologi adalah ilmu tentang struktur dan fungsi ekosistem.
Ekologi pertamakali diperkenalkan oleh Ernest Haeckel seorang ahli biologi jerman pada tahun 1869. Dalam pengertian prosees alamiah, ekologi telah diketahuindan diaplikasiakan sejak dulu dan terus berkembang sejalan dengan perkembangan akal  dan budaya manusia. Sebagai ilmu ekologi telah berkebang pesat sejak tahun 1990. Berdasarkan perkembangannnya, sekarang dikenal ilmu lingkungan hidup dan biologi lingkungan. Pada dasarnya yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah kesatuan ruang tempat organisme berada dan dapat saling mempengaruhi. Ekologi adalah dasar pokok ilmu lingkungan (Soerjaatmadja, 1981:4).
2. Ruang Lingkup Kajian Ekologi
                 Kajian ekologi tidak telepasa dari kajian mengenai sitem makhluk hidup atau biosistem. Biosistem tersusun atas komponen biotic dan abiotik. Setiap komponen biotic membutuhkan semua komponen abiotik yang meliputi materi, energy ruang, waktu dan keanekaragaman untuk membentuk ekoisistem secara utuh (Tim Dosen, 2012:43)
                 Menurut Anonim (2012), pembagian ekologi ada 4 yaitu:
1.        Autekologi, mempelajari satu jenis organisme dan interaksinya dengan lingkungan. Pembahasan pada aspek siklus hidup, adaptasi, sifat parasitic dan lain-lain..
2.        Sinekologi, mengkaji berbagai kelompok organism sebagai kesatuan yang saling berinteraksi dalam satu daerah tertentu. Sering dikenal dengan ekologi komunitas.
3.         Pembagian ekologi berdasarkan habitat, kajian ekologi menuryt habitat dimana organism hidup misalnya ekologi laut, ekologi padang rumput, ekologi padang tropika, dan lain-lain.
4.        Pembagian ekologi menurut taksonomi, kajian ekologi menurut taksa organism, misalnya ekoologi tumbuhan, ekologi hewan, ekologi mikroorganisme, dan lain-lain.

3. Hubungan Ekologi dengan Ilmu Lingkungan
Pada dasarnya ekologi adalah ilmu dasar untuk mempertanyakan, menyelidiki dan memahami bagaimna alam bekerja, bagaimana keberadaan makhluk hidup dalam setiap kehidupan, apa yang mereka perlukan dari habitatnya untuk dapat melangsungkan kehidupan, bagiman mereka mencukupi kebutuhannya, bagaimna mereka melakukan interaksi dengan komponenlain dsan dengan spesies lain, bagiman individu dalam spesies dapat beradaptasi, bagaiman  makhluk hidup menghadapi keterbatasan dan harus toleran terhadap berbagai perubahan, bagaiman individu dalm spesies mengalami pertumbuhan sebagai bagian dari suatu populasi dan komunitas. Semua ini berlangsung dalam satu proses yang mengikuti tatanan prinsip dan ketentuan alam yang rumit tetapi cukup teratur yang dengan ekologi kita mencoba memhaminya. Dimana perlu dengan menyederhanakannya, walaupun kita menyadari bahwa dibalik kesederhanaan itu tetap tersimpan kerumitan yang mendalam (Anonim,2012).
Dapat dikatakan bahwa ilmu lingkungan sebenarnya merupakan ilmu terapan dari ekologi yang murni sifatnya, yakni bagaimana menerapkan berbagai prinsip dan ketentuan ekologi itu, dalam kehidupan manusia, atau ilmu yang mempelajari tentang bagaimana manusia harus menmpatkan dirinya dalam ekosistem, dalam lingkungan hidupnya (Anonim,2012).



D.  Ekosistem
1. Pengertian Ekosistem
   Suatu konsep sentaral dari ekologi adalah ekositem, yaitu suatu system ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbale balik antara makhluk hidup dan lingkungannyan. Suatu system terdiri dari komponen yang bekerjas sama sebagai suatu kesatuan. Ekosistem pertama kali dikemukakan oleh transley pada tahun 1935. System ini mempunyai beberapa nama lain. Forns tahun 1887 menyebut ekosistem sebagai mikrokosm, frederich tahun 1930 menyebut holocoen, dan theiennemann tahun 1939 menyebut biositem (Soemarwoto, 1995:16).
2. Komponen Ekosistem
            Menurut Sorjaatmadja (1981), pembagian ekosistem dapat dituliskan sebagai berikut:
a.    Berdasarkan makanan
1.      Komponen autotrofik, merupakan organism yang dapat menyediakan makanannya sendiri (fotosintesis).
2.      Komponen heterotrofik, merpakan organusme yang hanya memanfaatkan bahan organic.
b.   Berdasarkan fungsional
1.        Aliran energi
2.         Rantai makanan
3.         Pola keanekaragaman dalam waktu dan ruang.
4.           Daur makanan (biogeokimia)
5.           Perkembangan dan evolusi
6.          Pengendalian
c.    Berdasarkan unsur penyusun
1.      Senyawa norganic (C, N, P, H2O, dan lain-lain yang terlibat dalam daur materi)
2.       Senyawa organic (protein, karbohidrat, lemak, dan lain-lain)
3.      Resim iklim, berupa factor fisik.
4.       Produsen (organism autotrofik)
5.       Konsumen (organism heterotrofik)
6.       Pengurai (saprofit dan osmotrof)
3.    Bentuk-Bentuk Ekosistem
            Menurut Tim Dosen (2012), bentuk-bentuk ekosistem adalah sebagai berikut :
a. Ekosistem perairan dalam
Ekosistem peraairan dalam terletak beberapa ratus meter ditemui dibawah permukaan laut sehingga tidak banyak menerima cahaya matahari langsung. Oleh karena makhluk hidup yang ditemui hanya kelompok deeterivor sedangvkan semua jenis produsen tidak hidup.
b. Ekosistem perairan dangkal            
Ekositem ini terletak dipantai yang tertutupi air laut dan sangat jauh dari sungai yang besar. Di Indonesia, ekosistem pantai seperti ini terdapat dipantai utara jawa, bali, sumbwa dan Sulawesi. Ekosistem litoral terdiri dari sub ekosistem pantai batu dan sub ekosistem karang batu, subekosistem karang batu tersusun atas batu-batu kecil sebagai hasil proses konglomerasi dengan tanah liat dan kapur atau tebentuk dari bongkahan-bongkahan granit, sedangkan subekosistem pantai batu terbentuk sebagi hasil kegiatan beberapa organism colentrata, cacing, siput, dan ganggang berkapur.
c. Bioma Tundra
         Bioma tundra terdapat di sekitar kutub utara. Bioma ini terletak di bagian selatan laut kutub yang tertutup es.
d. Bioma taiga
Bioma taiga terletak dibagian selatan kutub utarayaitu sekitar amerika utara, Eropa, dan Asia
e. Hutan Hujan Tropik
Bioma ini terdapat disepanjang khatulistiwa, meliputi tanah amazon, amerika selatan, Indonesia, India Barat, Asia tenggara, Australia timur laut dan lembah kongo di Afrika.
f. Hutan Sabana
Hutan sabana terdapat di daerah-daerah dengan musim kemarau tropic yang sangat panjag dan kering.
g. Hutan Mangrove
Mangrove adalah khas daerah tropis yang hidupnya hanya brkembang baik pada temperature dari 190-40o. hutan mangrove menangkap dan mengumpulkan sedimen yyang terbawa arus pasang surut dari daratan lewat aliran sungai.
h. Hutan Rawa
Hutannrawa Tuk karena keadaan tanah yang sangat basah. Keanekaragaman hewan pada hutan rawa sangat rendah, hanya ditemukan babi hutan, macam-macam ular air, ikan-ikan dan burung pencakar ular.
4.      Energi dalam Ekosistem
Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Energy dapat memanifestasikan berbagi bentuk yaitu bentuk radiasi cahaya, bentuk energy panas, energy ikat kimia, energy mekanis, dan energy listrik. Pada hakikatnya manifestasi kehidupan yang dinyatakan dalam rangkaian peruhan-perubahanseperti membuat makanan (sintesis bahan organic), bernapas, tumbuh, berkembang, bergerak, semuanya hanya dimungkinkan oleh adanya perpindahan dan perubahan energy. Dapat dikatakan bahwa manifestasi kehidupan adalah salah satu dari berbagai bentuk manifestasi energy (Tim Dosen, 2012:61-62)
Rantai makanan adalah pengaliran energy dari sumbernya dalam tumbuhan, melalui sederetan organism yang makan dan dimakan. Oleh karena itu rantai makanan merupakan prinsip yang menjelaskan tentang hubungan antara produsen, konsumen, dan pengurai dalam memperoleh makanan (Tim Dosen, 2012:62) .
Menurut Tim Dosen (2012), konsep aliran energy dapat disimpulkan sebagai berikut:
a.       Banyak sekali energi yang diperlukan untuk menjalankan aktivitas kehidupan dalam satu ekosistem banyaknya energy yang diperoleh dalam bentuk panas yang tidak dapat digunakan lagi.
b.      Tiap ekosistem  yang terbatas kemampuan untuk member makanan maka energi juga terbatas. Jika populasi konsumen melampaui batas-batas kemampuan ekosistem bersangkutan, maka akibatnya keseimbangan ekosistem itu akan terganggu dan kemungkinan mematiakan ekosistem itu.
c.       Makin pendek rantai makanan atau makin dekat kepada produsen sebagai mata rantai makanan, makin banyak energy yang digunakan yang berarti makin banyak individu yang dapat diberi makan.
5.   Piramida Ekologi
Piramida ekologi adalah plot jumlah individu dalam ukuran kelas yang berbeda dan jmlah biomassa atau produktivitas pada berbagai tingkat tropic, sedangkan tingkat tropic merupakan jarak transfer makanan tertentu dari sumber energy yang ditempati kelompok organism.
a.       Piramida Jumlah
Piramida ini mengelompokkan individu yang menempati daerah tertentu berdasarkan tingkat tropiknya.
b.      Piramida Biomassa
Piramida ini mengelompokkan individu yang memiliki tiap tiangkatan tropic berdasakan biomassanya. Biomassa tersebut juga standing crop yaitu jumlah nyata materi hidup yang terkandung dalam ekosistem. Piramida ini dianggap lebih baik dari pada piramida jumlah, karena hubungan kuantitatf biomassa dapat telihat
c.       Piramida Energi
 Piramida energi berdasar atas kecepatan aliran energi dan tau produktivitas dan dinyatakan dalam mg berat kering/m2/waktu. Dibandingkan kedua piramida lain, piramida ini merupakan piramida terbaik dan tidak pernah terbalik apa yang dapat digambarkan dinamika kehidupan dari komponen-komponen  penyusun ekosistem.
6.   Kelestarian Ekosistem (Siklus Materi)
Mekanisme biogeokimia dalam ekosistem berlangsung bersamaan dengan berjalannya rantai makanan, karena senyawa kimia yang beredar berupa bahan makanan. Siklus ini disebut biogenesis karena siklus berlangsung secara kimiawi melalui organism (biologi) sebagai perantara dan kembali kelingkungan fisiknya melalui udara, tanah, dan air (biologis). Selama peredaran ini terjadi perubahan-perubahan yang berlangsung pada tahap tertentu (Tim Dosen,2012:70).
Lingkungan hidup tidak dapat dielakkan dari azas ekologi yang  membentuknya. Berbagai asas yang dimaksud adalah :
a.       Organisasi ekosistem.
Suatu ekosistem pada umumnya dihuni oleh mahluk hidup yang mengelompok sebagai suatu populasi. Berbagai populasi yang bersama sama menghuni suatu wilayah disebutkomunitas. Dalam konsep ekosistem, komponen-komponen lingkungan hidup secara terpadu saling terkait dan tergantung satu dengan lainnya didalam suatu sistem. Pendekatan ini disebut sebagai pendekatan yang holistic.
b.       Sistem produksi, konsumsi dan dekomposisi
Sistem produksi dalam ekosistem erat hubungannya dengan daur materidan daur energi. Produksi primer dari suatu sistem berasal dari proses photosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan berhijau daun dengan pengikatan energi yang berasal dari sinar matahari dalam bentuk karbohidrat.Tumbuhan berhijau daun disebut produsen primer. Dalam proses daur materi dan energi seterusnya produsen primer ini merupakan makanan konsumen primer, atau produsen sekunder atauherbivore yakni hewan pemakan tumbuhan. Selanjutnya konsumsi primer ini dapat menjadi mangsa (prey) dari konsumen sekunder yang dapat pula disebut produsen tersier.
Baik produsen primer, sekunder atau predator dapat pula mengalami peruraian perombakan atau dekomposisi menjadi bentuk bahan organik yang lebih sederhana oleh mahluk hidup yang umumnya terdiri atas jasadrenik seperti jamur, bakteri, cacing, dsb.
c.       Rantai makanan
Rantai makanan menunjukkan hubungan makan memakan dalam sebuah ekosistem. Satu organisme bergantung pada organisme lain yang lebih rendah dalam rantai makanan. Semua organisme yang mengkonsumsi jenis makanan yang sama di dalam rantai makanan berada dalam tahap tropis yang sama. Jadi, tumbuhan (produsen utama) termasuk dalam tahap tropik yang pertama, herbivore (konsumen utama) termasuk dalam tahap tropik kedua, karnivore (konsumen sekunder) yang memakan herbivore termasuk dalam tahap tropik ketiga dan karnivore sekunder (konsumen tersier ), yakni yang memakan karnivore lain, termasuk dalam tingkat tropik keempat. Melalui rantai makanan, energi dalam bentuk makanan berpindah dari organisme-organisme dalam tahap tropik yang terakhir. Konsep jaring makanan sangat diperlukan untuk memahami pentingnya memelihara keanekaan.
d.       Materi dan energi
Dalam ekosistem materi akan mengalami daur, yang disebut sebagai daur materi. Sedangkan energi akan mengalami aliran, jadi ada aliran energi. Hukum yang sangat penting dalam daur materi dan aliran energi adalah hukum termodinamika, yaitu :
1)         Energi tidak dapat diciptakan atau dihancurkan, hanya  mengalami transformasi. Hal ini yang dikenal denganhukum  kekekalan energy.
2)         Proses energi tidak pernah spontan, kecuali perombakan dari keadaan pekat menjadi encer. Proses transformasi energi tidak ada yang terjadi dengan 100% efisien
Hukum termodinamika erat hubungannya dengan hukum entropi, yakni semua perubahan yang menghasilkan energi adalah perombakan menjadi bentuk yang lebih sederhana, dan hal itu selalu berlangsung dengan efisiensi yang tidak pernah mencapai seratus persen, oleh karena itu selalu terjadi suatu kelebihan transformasi energi, Inilah yang berbentuk limbah.
Aliran energi merupakan proses ketika energi matahari beralih kedalam bentuk-bentuk lain (seperti panas, kimia, mekanis) dan dialirkan kedalam lingkungan, melalui bermacam-macam organisme di setiap tingkat tropik (dalam rantai makanan, dan akhirnya kembali ke lingkungan). Aliran energi di dalam lingkungan merupakan salah satu komponen fungsional utama yang melindungi ekosistem.
e.          Keseimbangan
Ekosistem memiliki kemampuan untuk memelihara sendiri, mengatur sendiri serta mengadakan keseimbangan kembali. Kemampuan seperti ini juga merupakan kemampuan individual dari manusia atau mahluk hidup lainnya. Oleh karena itu dalam sistem kehidupan ada kecenderungan untuk melawan perubahan atau setidaknya ada usaha untuk berada dalam suatu keseimbangan (homeostatis).
f.            Kelentingan
Suatu sistem akan memberikan tanggapan terhadap suatu gangguan, baik disengaja maupun tidak, sesuai dengan kelentingan (resilience) yang dimilikinya. Dalam suatu sistem dengan kelentingan yang besar, penyerapan gangguan tidak akan merubah stabilitas sistem itu, artinya sistem yang mengalami gangguan tersebut, tetap merupakan sistem semula. Sebaliknya sistem yang memiliki kelentingan kecil dengan gangguan yang sama besarnya, dapat berubah menjadi suatu sistem baru. Jadikel enti ngan sebenarnya merupakan sifat suatu sistem yang memungkinkannya kembali pada stabilitas semula.
g.           Daya dukung dan strategi hidup
Daya dukung lingkungan (carrying capacity) adalah batas teratas dari pertumbuhan suatu populasi, diatas mana jumlah populasi tidak dapat didukung lagi oleh sarana, sumberdaya dan lingkungan yang ada.
Berdasarkan strategi kehidupannya, ada mahluk yang mempunyai strategi hidup memperhatikan daya dukung lingkungan, dan akan menekan pertumbuhan populasinya apabila jumlahnya sudah mendekati kemampuan daya dukung lingkungannya. Ciri utama mahluk hidup yang demikian adalah yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Sebaliknya ada mahluk yang mempunyai strategi hidup tidak mempedulikan batas daya dukung lingkungan,mereka berkembang biak menurut nalurinya, melampaui daya dukung, mengalami bencana kelaparan yang menyebabkan kematian masal, sehingga populasinya terpaksa turun di bawah kemampuan daya dukung lingkungannya. Demikian seterusnya sampai mungkin terjadi stabilitas di bawah batas daya dukung lingkungannya, walaupun stabilitas itu hanya akan terjadi sementara waktu.




BAB III
METODE PELAKSANAAN PRAKTEK LAPANG
A.  Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
1.    Waktu Pelaksanaan
Hari                   : Sabtu-Minggu
Tanggal             : 19-20 November 2011
Berangkat         : Sabtu, 19 November 2011, pukul 8.30 WITA
              (Tempat : Pelataran  Jurusan Geografi)
Kembali            : Minggu, 20 November 2011, pukul 14.00 WITA
2.    Tempat Pelaksanaan
Praktik lapang dilaksanakan di lima titik di Kabupaten Gowa yaitu :
Objek 1  : Pasar Sore Sungguminasa
Objek 2  : Daerah Sekitar Pabrik Kertas
Objek 3  : DAM bili-bili
Objek 4  : Mayarakat Malino Di Kecamatan Tinggi Moncong
Objek 5  : Pasar Sentral Malino\
B.  Alasan Pemilihan Lokasi
Ada beberapa alasan pemilihan malino sebagai lokasi praktek lapang diantaranya adalah daerah ini merupakan daerah dataran tinggi namun jaraknya cukup dekat dengan kota Makassar, selain itu menurut pengakuan beberapa pendatang  telah terjadi banyak perubahan bila dibandingkan dengan beberapa tahun terakhir, factor lain yang menyebabkan permasalahan lingkungan ini semakin kompleks adalah di daerah malino ini di dominasi oleh pendatang yang membangun banyak pemukiman, melihat kekompleksan masalah di daerah ini menjadikan sebuah alasan bagi mahasiswa yang ingin meneliti tentang lingkungan.
Daerah yang berada diatas ketinggian 1.500 DPL, ini juga pemasok utama tanaman holtikultura ke Kota Makassar dan sekitarnya, bahkan hasil dari perkebunan ini sebahagian sudah di ekspor kebeberapa negara di Asia dan Eropa. Keadaan geografisnya di Kecamatan Tinggimoncong memang indah dan khas. Kesemuanya ini baik langsung maupun tidak langsung menambah pendapatan penduduk, sehingga penduduk akan sejahtera, disamping itu perpindahan penduduk ke daerah ini meningkat dari tahun ke tahun, tapi dibalik itu semua kita juga perlu menyadari akan dampak negatif yang timbul sebagai efek dari geliat ekonomi di daerah ini.
Atas alasan inilah, sehingga kami mengambil daerah Malino. Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa sebagai sampel dari praktik lapang mata kuliah Pengetahuan Lingkungan.
C.  Alat dan Bahan yang Dipersiapkan
Adapun alat dan bahan yang digunakan yakni :
1.   Alat :
a.Kamera
b.Alat tulis
2.   Bahan:
a.Kuesioner
b.Alat tulis menulis
c.Kertas Double Folio
D.  Susunan Kegiatan di Lapangan
1.    Persiapan
a.    Pembentukan kelompok praktek lapang
b.    Penentuan lokasi dan waktu praktek lapang
2.    Kegiatan Inti
a.         Objek 1 : Pemukiman masyarakat Pasar Sungguminasa.
       Di daerah sekitar Pasar  Sungguminasa, dilakukan wawancara dengan warga setempat dan menanyakan seputar tentang keadaan keluarga dan lingkungan dengan 2 responden.
b.        Objek 2 : Pemukiman masyarak disekitar bekas pabrik kertas Bontomarannu.
Di daerah sekitar pabrik kertas, dengan kegiatan yang sama pada lokasi 1 dilakukan wawancara pada 2 responden.
c.      Objek 3 : Dam bili-bili
Lokasi ketiga di DAM Bili-Bili, dilakukan pengamatan terhadap daerah sekitar bendungan Bili-Bili tersebut.
d.   Objek 4 : Malino kecamatan tinggimoncong
       Hari pertama di Malino, dilakukan wawancara dengan warga masyarakat malino sebanyak 10 responden. Kemudkian dilaporkan,. Pada hari kedua kembali dilakukan wawancara dengan masyarakat sebanyak 10 responden dengan pengharusan responden yaitu wisatawan dan penduduk lokal. Setelah itu dilakukan MID semester mata kuliah Pengetahuan Lingkungan.
e.   Objek 5 : pasar Sentral Malino
Di lokasi ini peserta diberikan kebebasan untuk berbelanja dan merupakan lokasi santai bagi peserta setelah mengikuti praktek lapang selama dua hari.
3.    Kegiatan Pasca Praktek
a.    Pembuatan laporan lengkap praktek lapang Pengetahuan Lingkungan
b.    Asistensi laporan Pengetahuan Lingkungan
c.    Pengumpulan laporan Pengetahuan Lingkungan
E. Teknik Pengumpulan Data
Pada praktikum ini dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan :
1. Kuesioner
   Kuesioner yang dimaksud disini adalah 3 lembar kertas yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan  kepada responden. Kemudian diisi dengan berbagai options yang akan dijawab oleh responden.
2.Wawancara
Untuk mengisi kuisioner  yang telah tersedia maka dilakukan wawancara kepada masyarakat sebagai narasumber.
3. Dokumentasi
Dokumentasi disini dalam bentuk foto sebagai bukti bahwa telah melakukan wawancara kepada responden.

4. Observasi
Observasi yaitu melakukan wawancara secara langsung, bagaimana responden menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang di berikan.







































BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.     HASIL PENELITIAN
1.   LOKASI  I : Cambayya kel. Tampobalang
a.       Responden I
Nama responden           : Halmida  Dg. Puji
1)      Identitas responden
    Anggota Keluarga
Nama
J
K
Tempat, tgl Lahir
agama
Status
P.T
Halmida Dg. Puji
P
Ujung Pandang, 02/02/1973
Islam
Menikah
SD
Arifin Dg, Laja
L
Ujung pandang, 02/02/1972
Islam
Menikah
SD
Syahrul
L
Gowa, 31/01/1972
Islam
Belum
SMP
Bahtiar
L
Gowa, 25/12/2002
Islam
Belum
SD

Status kependudukan : Penduduk asli
2)      Kondisi lingkungan
1.             Kondisi rumah                          :    permanen
2.             Drainase                                    :    tidak ada/ kurang baik
3.             Tempat pembuangan sampah    :    diangkut
4.             Sumber air yang digunakan      :    air PDAM
3)      Perubahan lingkungan yang dirasakan
Menurut responden, kondisi lingkungan kini bila dibandingkan dengan kondisi lingkungan 5 tahun yang lalu yakni dulu penduduknya belum padat, namun sekarang sudah padat dan susunan rumah tidak beraturan.
b.      Responden II
Nama responden  : Helmi
1)      Identitas responden
                  Anggota Keluarga
Nama
J
K
Tempat, tgl Lahir
agama
Status
Pendidikan terakhir
Musada Dg. Jipa
P
Bontonompo, 30/12/1966
Islam
Menikah
SD
Riska
P
Bontonompo, 30/12/2012
Islam
Menikah
SD
Aryad Dg. Ngemba
L
Bontonompo, 27/12/1968
Islam
Belum
SD
  
Status kependudukan :  Bukan penduduk asli
2)      Kondisi lingkungan
1.      Kondisi rumah                          :       Permanen
2.      Drainase                                    :       Tidak lancar
3.      Tempat pembuangan sampah   :       Diangkut
4.      Sumber air yang digunakan      :       Air sumur
3)         Perubahan lingkungan yang dirasakan
Menurut responden, kondisi lingkungan kini bila dibandingkan dengan kondisi lingkungan 5 tahun yang lalu yakni dulu perumahan yang semakin padat.





c.       Responden III
Nama responden   : Harpito
1)      Identitas responden
Anggota Keluarga
Nama
J
K
Tempat, tgl Lahir
agama
Status
P.
T.
Sitti khalifah
P
Malino, 19/07/1979
Islam
Menikah
SMP
Rai Devi
P
Bliter, 19/08/2000
Islam
Belum
SMP
  
Status kependudukaan :  Penduduk asli
2)      Kondisi lingkungan
1.        Kondisi rumah                          :      Permanen
2.Drainase                                        :      Kurang bersih Karena air tidak bisa mengalir dengan bersih.
3.Tempat pembuangan sampah        :      Untuk sampah kering dibakar, dan sampah basah dibuang ke TPA
4.        Sumber air yang digunakan      :      PDAM


3)         Perubahan lingkungan yang dirasakan
Menurut responden, kondisi lingkungan kini bila dibandingkan dengan kondisi lingkungan 5 tahun yang lalu yakni dulu lingkungan tersebut masih berupa rawa, namun kini pemukiman semakin padat.

2.        LOKASI II         :    BTN Bumi Batara Gowa
a.       Responden 1
Nama responden          :  Andi Faida
1)      Identitas Responden
Anggota keluarga
Nama
JK
TTL
Agama
Status
Pend. terakhir
Andi Faida
P
Bone, 20-06-1998
Islam
Menikah
SMA
Andi Irfan
L
Bone, 29-05-1991
Islam
Belum
SMA
Andi Aspar
L
Gowa, 28-08-2008
Islam
Belum
-
Status kependudukan    :    Bukan penduduk asli, keluarga ini  merupakan pindahan dari Bone.
2)      Kondisi lingkungan
1.             Kondisi rumah                          :      permanen
2.             Drainase                                    :      berjalan lancar
3.             Tempat pembuangan sampah    :      diangkut
4.             Air yang digunakan                  :      PDAM
3)      Perubahan lingkungan dalam waktu 5 tahun yang lalu ialah kondisi perumahan yang semakin ramai, dahulunya hanya ada beberapa rumah  saja kini sudah menjadi padat.

b.  Responden 2
Nama responden  :  Sunardi
1)      Identitas Responden
Anggota keluarga
Nama
JK
TTL
Agama
Status
Pend. terakhir
Sunardi
L
Bulukumba,
17-11-1970
Islam
Menikah
S1
Fatmawati
P
Pomala,
08-08-1978
Islam
Menikah
S2
Aufar Nasrah
L
Pomala,
05-07-1998
Islam
Belum
-
Aufar Bigals
L
Pomala,
26-02-1996
Islam
Belum
-

Status kependudukan   :  Bukan penduduk asli, keluarga ini awalnya
                                        bermukim di Pomala Sulawesi Tenggara.

2)      Kondisi lingkungan
1.        Kondisi rumah                          :      Permanen
2.        Drainase                                    :      Ada, tidak lancar.
3.        Tempat pembuangan sampah   :      Diangkut
4.        Air yang digunakan                  :      PDAM dan sumur
3)      Perubahan lingkungan dalam waktu 5 tahun yang lalu ialah kondisi perumahan yang semakin ramai, dahulunya hanya ada beberapa rumah  saja kini sudah menjadi padat.
c.  Responden 3
Nama responden   : Ridwan Radit
1)      Identitas Responden
Anggota keluarga
Nama
JK
TTL
Agama
Status
Pend. terakhir
Ridwan Radit
L
S. Minasa,
13-03-1986
Islam
Menikah
SMA
Erni
P
Sapaya,
27-03-1986
Islam
Menikah
SD
Nur Anisa
P
Sumigo,
26-09-2005
Islam
Belum
SD
Nur hidaya
P
Sumigo,
23-06-2007
Islam
Belum
-
Nur Alisa
P
Sumigo,
08-08-2010
Islam
Belum
-

Status kependudukan    : Bukan penduduk asli, keluarga ini awalnya
                                         bermukim di Sungguminasa.         
2)      Kondisi lingkungan
1.        Kondisi rumah                            :     Permanen
2.        Drainase                                      :     Baik
3.        Tempat pembuangan sampah      :     Diangkut
4.        Air yang digunakan                    :     Sumur
3)      Perubahan lingkungan dalam waktu 5 tahun yang lalu ialah kondisinya lebih baik dari 5 tahun yang lalu.
3.        LOKASI III        : Eks. Pabrik Kertas Bontomarannu
a. Responden 1
Nama responden :  .Nafri
1)      Identitas responden
Nama
JK
TTL
   Agama
Status
Pend. Terakhir
Nafri
L
27, Mei, 1976
Islam
Menikah
SMP

   2)   Kondisi lingkungan
       a) Kondisi rumah                               :     Permanen
       b) Drainase                                         :     Lumayan bagus
       c) Tempat pembuangan sampah         :     Diangkut
       d) Air yang digunakan                       :     PAM
3)   Kondisi lingkungan sebelum adanya pabrik kertas gowa
Dulunya hanyalah sebuah hutan, yang hanya dihuni oleh beberapa keluarga. Setelah adanya pabrik kertas gowa lokasi pemukiman mulai padat.
 4)   Dampak adanya pabrik kertas
- Positif : a)  Awal berdirinya pabrik, lingkungan menjadi hijau karena pabrik melakukan penghijauan  dengan menanam pohon.
    b)     Terhadap lingkungan, keberadaan masyarakat yang  awalnya merupakan pengangguran mulai mendapat pekerjaan
 - Negatif : Lingkungan menjadi berisik ( bising ).
      b.  Responden 2
      Nama Responden     : Aziz Dg. Ngemba
1)      Identitas  Responden
Nama
JK
           TTL
   Agama
   Status
Pendidkan terakhir
Aziz Dg Ngemba
L
Borong, 03/12/1960
Islam
Menikah
SD
Herlina
P
Sungguminasa, 21/06/1986
Islam
Menikah
SMP
Nur Amelia
P
BTN. Kadieng,11/09/2005
Islam
Menikah
SD

Status kependudukan   : Penduduk asli
2)      Kondisi fisik Lokasi pengamatan
1.        Kondisi rumah                        :      Permanen
2.        Drainase                                 :      Ada, lancar
3.        Tempat pembuangan sampah :      Dibakar
4.        Air yang digunakan                :      Air sumur
3)        Perubahan lingkugnan yang dirasakan
1.        Sebelum adanya pabrik kertas gowa awalnya berupa hutan, udara nyaman dan segar,
2.        Setelah adanya pabrik kertas gowa, aktivitas pabrik menyebabkan pencemaran udara.
4)      Dampak adanya pabrik terhadap lingkungan
 -    Dampak bagi lingkungan               :  Udara tidak segar lagi
  - Dampak bagi social masyarakat : Masyarakat masih mensosialkan gotong royong.
      c.  Responden 3
       Nama responden        :  Herlinawati Hutagal
1)      Identitas Responden
Nama
JK
TTL
Agama
Status
Pend. terakhir
Mangisi
L

Kristen
menikah
SMA
Herliawati hutagad
P
03/10/1957
Kristen
menikah
SMP
Hotman Fasaribu
L
31/07/1981
Kristen
menikah
SMA
Hendra Fasaribu
L
10/10/1982
Kristen
Belum menikah
S1
Herman Meitriani F
P
05/05/1988
Kristen
Belum menikah
D3 Bidan

Status kependudukan  :  Bukan penduduk asli, yakni berasal dari medan
2)      Kondisi Fisik lokasi pengamatan :
1.   Kondisi rumah                          :      Semi permanen
2.   Drainase                                    :      Tidak ada
3.   Tempat pembuangan sampah   :      Tidak ada
4.   Air yang digunakan                  :      Air ledeng dari sungai

3)      Perubahan lingkungan yang dirasakan
a) Sebelum adanya pabrik kertas gowa baik, tidak ada perubahan sebelum dan sesudah,
b) Setelah adanya pabrik kertas gowa  kehidupan masyarakat lebih baik dan lebih sejahtera.
4)   -  Dampak bagi lingkungan limbah pabrik di sawah jadi lebih baik
      - Dampak bagi social lingkungan baik, karena masyarakat bisa kerja di
         pabrik.

4.        LOKASI IV        : Bendungan Bili-Bili
a. Dibangun pada tahun 1984 selesai tahun 1996
b.  Jumlah desa yang tenggelam 4 yaitu:
1)  Lanna
2) Borisallo
3) Romangloe
4) Manuju
c.  Manfaat adanya bendungn bili-bili bagi masyarakat
     1)  sebagai sumber penangkapan ikan
     2)  sumber penghasilan padi dan kacang-kacangan
     3)  sumber penambangan pasir dan batu kali
      d. Vegetasi                        :   di pinggiran jalanan banyak terdapat pohon  jati putih,
                                         kemiri dan jambu mete.

5.        LOKASI V              : Alur C. Parangloe
a.       Responden I
Nama Responden        : Suardi
1)      Identitas anggota keluarga responden
Nama
J
K
TTL
Agama
Status
Pend. terakhir
Sitti hasna
P
Gowa 10 oktober 1968
Islam
Menikah
SMP
Kukuh prakoso
L
Watampone 26 februari 1996
Islam
Menikah
SMA
Rara dwi saputri
P
Watampone 28 agustus 2000
Islam
Belum menikah
SD

            Status kependudukan    : Bukan penduduk asli tapi asal daerah dari desa bone-bone kabupaten watampone provinsi Sulawesi selatan
2)      Kondisi lingkungan
1.        Kondisi rumah          :  Permanen
2.        Drainase                    :  Lancar
3.        Air yang dipakai          :  PDAM
4.         Vegetasi                       : Banyak tumbuh-tumbuhan utamanya  pohon  mahoni
3)     Perubahan yang terjadi 5 tahun terakhir
1.        Pemukiman penduduk semakin padat
2.        Perbaikan sarana dan prasarana lebih baik
    b.  Responden II
   Nama responden            :  Hj. Rannu
1)      Identitas responden  .
1.        Pekerjaan                         :      Pedagang
2.        Tempat, tanggal lahir       :      Lata, 12 november 1945
3.        Status                              :      Menikah
4.        Pendidikan terakhir         :      SD
2)        Kondisi lingkungan
1.        Kondisi rumah                          :     Permanen
2.        Drainase                                    :     Lancar
3.        Tempat pembuangan sampah   :     Dibakar
4.        Air yang dipakai                       :     PDAM
5.        Vegetasi                                    :     banyak tumbuh-tumbuhan
     3) Aktivitas masyarakat                     :     petani, pegawai dan wirausaha
     4)   Perubahan yang terjadi 5 tahun terkhir sudah semakin banyak  penduduk yang bermukim, saluran PDAM lebih Baik.
6.        LOKASI VI        :   Kota Malino
a.         Responden I
Nama responden    :  Kasma
1)      Identitas responden
Anggota Keluarga
Nama
Jenis
Kelamin
Tempat, tgl Lahir
agama
status
Pendidikan terakhir
Anton
L
Malino, 12/06/1996
Islam
Menikah
SMP
Kasma
P
Malino, 09/10/1969
Islam
Menikah
SMP
Hendra
L
Malino, 28/08/1996
Islam
Belum
SMP
Hendro
L
Malino, 28/08/1996
Islam
Belum
SMP
Fadli
L
Malino, 02/03/2002
Islam
Belum
SMP

Status Kependudukan      :    Penduduk asli
2)      Kondisi lingkungan
1.        Kondisi rumah                               :    permanen
2.        Drainase                                         :    lancar
3.        Tempat pembuangan sampah        :    dibakar
4.        Sumber air yang digunakan           :    PDAM
3)        Perubahan lingkungan yang dirasakan
Menurut responden, kondisi lingkungan kini bila dibandingkan dengan kondisi lingkungan 5 tahun yang lalu sangat jauh berbeda, yakni lingkugan dahulu masing gersang dan belum banyak pemukiman dan wisma. Namun sekarang kondisi lingkungan telah sejuk, indah, rumah dan berbagai pepohonan telah tersusun rapi, dan telah banyak dibangun perumahan permanen serta wisma.
4)      Kondisi lingkungan responden
1.        Kondisi lingkungan      :    kondisi sejuk dan dingin, indah, asri serta bersih. Pohon yang tumbuh didominasi oleh pohon-pohon berukuran besar dan berbagai tanaman yang ada.
2.        Aktivitas masyarakat    :    mayoritas berprofesi sebagai pegawai, buruh, dan wiraswasta. Setiap hari melakukan aktivitas masing-masing.
3.        Keadaan vegetasi          :    mayoritas jenis pohon spatudea, bunga-bunga hias, rerumputan yang alami.
b.      Responden II
Nama responden: Hasan
1)      Identitas responden
Nama
Tempat, tgl lahir
Agama
Status
Pendidikan terakhir
Hasan
Malino, 17/12/1923
Katolik
Menikah
SD
                       
Status kependudukan                      :  Penduduk asli

2)      Kondisi lingkungan
a)        Kondisi rumah                            :      permanen, sederhana
b)        Drainase                                      :      tidak ada
c)        Tempat pembuangan sampah      :      dibakar/ dibuang sendiri
d)       Air yang digunakan                    :      PDAM
3)      Perubahan lingkungan yang dirasakan
Menurut responden, perbandingan antara kondisi lingkungan 5 tahun lalu dan sekarang sangat berbeda. Dulu, susunan rumah penduduk belum diatur dan masih sangat kurang. Namun, sekarang tatanannya telah rapi serta lingkungannya semakin bersih.
4)      Kondisi lingkungan responden
                                a)          Kondisi lingkungan    :    kondisi sejuk dan dingin, indah, asri serta bersih. Pohon yang tumbuh didominasi oleh pohon-pohon berukuran besar dan berbagai tanaman yang ada.
                               b)      Aktivitas masyarakat  :    mayoritas berprofesi sebagai pegawai, buruh, dan wiraswasta. Setiap hari melakukan aktivitas masing-masing.
                                c)    Keadaan vegetasi         :    mayoritas jenis pohon spatudea, bunga-bunga hias, rerumputan yang alami.






c.       Responden III
Nama responden  : Irwan
1)      Identitas responden
Nama
Jenis
kelamin
Tempat, tgl Lahir
agama
Status
Pendidikan terakhir
Irwan
L
Makassar, 19/12/1970
Islam
Menikah
SMP
Jumriati
P
Malino, 19/12/1970
Islam
Menikah
SMA
Yusrin
L
Malino, 23/12/1997
Islam
Belum
SMP
Sialz
P
Malino, 14/07/2000
Islam
Belum
SD

Status kependudukan         :       Penduduk Asli
2)      Kondisi lingkungan
1.        Kondisi rumah                            :      permanen
2.        Drainase                                      :      ada, lancar
3.        Tempat pembuangan sampah      :      dibakar/dibuang sendiri
4.        Air yang digunakan                    :      PDAM
3)      Perubahan lingkungan yang dirasakan oleh responden
Menurut responden, perbedaan antara kondisi lingkungan 5 tahun yang lalu dan sekarang yakni pada fasilitas jalan masyarakat, yakni 5 tahun yang lalu rusak dan tidak layak untuk dilewati, namun sekitar 4 tahun yang lalu sudah mengalami perbaikan dari pemerintah.
4)      Kondisi lingkungan respoden
1.        Kondisi lingkungan         :     bersih
2.        Aktivitas masyarakat      :     penjaga rumah dan pegawai negeri
3.        Keadaan vegetasi            :     markisa, pinus, bunga-bungaan.
      d.  Responden IV
 Nama responden   :   Misi
1)        Identitas responden
Nama
Jenis kelamin
Tempat, tgl lahir
Agama
Status
Pendidikan terakhir
Misi
L
Jotor, 1937
Islam
Kawin
-

Status kependudukan                   : Penduduk asli



2)      Kondisi lingkungan
1.        Kondisi rumah                          :    permanen
2.        Drainase                                    :    tidak ada
3.        Tempat pembuangan sampah   :    dibakar/ dibuang sendiri
4.        Air yang digunakan                  :    air PDAM
3)      Perubahan lingkungan yang dirasakan
 Menurut responden, perbedaan antara kondisi lingkungan 5 tahun yang lalu dan sekarang yakni pada fasilitas jalan masyarakat, yakni 5 tahun yang lalu rusak dan tidak layak untuk dilewati, namun sekitar 4 tahun yang lalu sudah mengalami perbaikan dari pemerintah.
4)      Kondisi lingkungan responden
1.         Kondisi lingkungan          :     bersih
2.         Aktivtas masyarakat         :     penjaga wisma
3.         Keadaan vegetasi             :     cengkeh dan kolu




e.   Responden V
Nama responden    : Saripa
1)      Identitas responden
Nama
Jenis
kelamin
Tempat, tgl Lahir
agama
Status
Pendidikan terakhir
Saripa
P
Makassar, 24/04/1959
Islam
Menikah
SMP
Aisyah
P
Malino, 20/10/1989
Islam
Menikah
SMP
Irfan
L
Malino, 17/07/1982
Islam
Menikah
SMA
Dian
L
Malino, 18/11/1997
Islam
Belum
SMP

Status kependudukan      : Penduduk asli
2)      Kondisi lingkungan
1.    Kondisi rumah                          :    semipermanen
2.    Drainase                                    :    ada, lancar
3.    Tempat pembuangan sampah   :    dibakar/dibuang sendiri
4.    Air yang digunakan                  :    air PDAM

3)      Kondisi lingkungan yang dirasakan
Menurut responden, kondisi lingkungan jika dbandingkan dengan 5 tahun yang lalu, kondisi udara dulu sangat sejuk dan kini kesejukannya telh berkurang. Menurutnya pula bahwa penduduk semakin sejahtera.
4)      Kondisi lingkungan responden
1.         Kondisi lingkungan   :     sejuk, indah, dan bersih
2.         Aktivitas masyarakat :     pedagang kaki lima
3.          Keadaan vegetasi     :     pinus cengkeh, cemara, pohon-pohonan berdaun lebar dan runcing denga tinggi rata-rata 30 m.
4.                                                                                  B.   PEMBAHASAN
1.        Lokasi I : Pemukiman kumuh Cambayya kel.Tompobalang
Pemukiman masyarakat di perumahan ini sudah semakin padat disebabkan karena meningkatnya penduduk warga setempat. Keadaan lingkungan dipemukiman warga kurang bersih disebabkan karena saluran irigasi tidak lancar. Menurut pendapat warga setempat keadaan didaerah ini lima tahun terakhir masih dalam keadaan rawa-rawa namun setelah diperbaikinya sungai je’ne berang berubah menjadi tempat pemukiman masyarakat. Hubungan sosial budaya penduduk lingkungan pemukiman cambayya, cukup baik, meskipun lingkungan pemukiman mereka cukup kumuh dan posis rumah mereka yang tidak beraturan. Hal itu terbukti dengan adanya sikap tenggang rasa yang tinggi antar sesama warga. Budaya pun tetap mereka lestarikan. Mereka senantiasa menjunjung tinggi budaya kebersamaan dalam berbagai hal.
2.        Lokasi II :BTN  Bumi  Batara Gowa
Perumahan ini berada di kecamatan bontomarannu  berjarak sekitar 8 Km dari ibu kota kabupaten gowa.  Kondisi lingkungan didaerah ini seperti drainasenya lancar, tempat pembuangan sampahnya diangkut oleh dinas kebersihan setempat dan air yang digunakan sebagian berasal dari air PAM dan sumur. Kebanyakan rumah di daerah ini merupakan rumah permanen., karena ditempat ini merupakan perumahan yang disewa.  Keadaan lingkungan lima tahun yang lalu yaitu masih kurang perumahan dan belum teratur  dengan baik.
3.          Lokasi III : Eks. Pabrik Kertas Bontomarannu
Dilihat dari segi pemukimannya, daerah ini masih tidak teratur. Rumah warga yang satu dengan rumah warga yang lain terpisah jarak yang cukup jauh.   Rumah penduduk pun sebagian masih tergolong pemukiman yang kurang layak.  Namun, jalanan di daerah ini sudah cukup baik karena berdasarkan informasi dari responden, bantuan pemerintah, khususnya pembangunan jalan cukup lancar. Dilihat dari segi pemukimannya, daerah ini masih tidak teratur. Rumah warga yang satu dengan rumah warga yang lain terpisah jarak yang cukup jauh.   Rumah penduduk pun sebagian masih tergolong pemukiman yang kurang layak.  Namun, jalanan di daerah ini sudah cukup baik karena berdasarkan informasi dari responden, bantuan pemerintah, khususnya pembangunan jalan cukup lancar. Penduduk di daerah ini cukup menjunjung tinggi nilai-nilai budaya yang ada. Hubungan social antar warga pun terbilang erat. Jika ada sebuah acara, mereka saling berpartisipasi demi menjaga tali silaturahmi antar sesama. Tanah di daerah ini termasuk daerah yang tanahnya berbatu. Karena termasuk dataran rendah, maka tipe hidrologinya ialah air tanah dan juga di daerah ini menggunakan air Pompa Air Minum (PAM).
4.        Lokasi IV : Bendungan Bili-Bili
Bendungan bili-bili terletak di dusun bili-bili desa romangloe perbatasan dengan kecamatan parangloe. Bendungan bili-bili dibuat pada tahun 1994 dan selesai pada tahun 1999 yang  bekerja sama dengan pemerintah jepang. Bendungan bili-bili dimanfaatkan warga masyarakat sebagai pencarian ikan, sebagai tambang pasir dan jika airnya pasang dimanfaatkan warga setempat untuk menanam padi. Bendungan bili-bili juga dimanfaatkan sebagai unit pembantu pembangkit listrik tenaga air.
5.        Lokasi V : Alur C Parangloe
Pada pemukiman masyarakat di alur C  kecematan parangloe yang merupakan daerah baru berkembang karena pindahan akibat tenggelamnya pemukiman yang baru disebabkan karena dibuatnya bendungan bili-bili. Perkembangan pada masyarakat di daerah ini semakin meningkat karena kedatangan penduduk yang semakin meningkat untuk bermukim di daerah ini. Pada pemukiman masyarakat alur c keadaan lingkungannya cukup bersih, masih asri, saluran airnya lancar dan menggunakan air dari PDAM. Diderah ini mayoritas penduduknya sebagian besar bekerja sebagai pegawai, petani dan wiraswasta.
6.        Lokasi VI :Kota Malino
Kondisi warga di daerah ini sudah tergolong bagus hal ini ditunjukkan dengan banyaknya rumah penduduk yang telah diubah dari non permanen menjadi non permanen bahkan permanen, selain itu di daerah ini sudah banyak rumah-rumah penduduk yang didesain dan dibuat dengan arsitektur modern dengan jarak antara rumah yang satu dengan rumah yang lainnya begitu teratur. Mata pencaharian penduduk di daerah ini homogeny atau mayoritasnya adalah pedagang. Hal ini disebabkan karena tingginya tingkat pariwisata di daerah ini sehingga masyaraka menilai dan menganggap bahwasany berdagang merupakan pekerjaan yang cukup. menjanjikan bila dikembnagkan secara profesinal di daerah ini. Hubungan sosial budaya di lokasi ini tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan lokasi sebelumnya. Baik itu hubungan social antar warga maupun nilai budaya masih sangat terjaga dengan baik.

BAB V
PENUTUP
A.  KESIMPULAN
      Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1.     Kondisi sosial masyarakat, khususnya di Kabupaten Gowa sangat bagus, karena ketidakadanya perselisihan-perselisihan yang terjadi antar warga masyarakat.
2.     Kondisi ekonomi masyarakat khususnya di Kabupaten Gowa, umumnya di atas rata-rata, namun pada saat musim penghujan, karena dominan bekerja sebagai petani maka hasil pertaniannya kurang baik.
3.     Kondisi fisik wilayah di Kabupaten Gowa, khususnya di daerah Tinggimoncong, wilayahnya memiliki topografi yang bervariasi, secara umum mulai dari datar, datar berbukit, datar bergelombang, bergelombang, dan curam.
4.     Pendatang yang menetap di daerah malino,  memberikan pengaruh yang besar terhadap wilayah tersebut. Karena selain terjadinya pertambahan penduduk memungkinkan juga terjadinya perubahan tata ruang yang menyebabkan terjadinya perubahan suhu di daerah tersebut, yang dulunya begitu sejuk kini menjadi kurang sejuk dari sebelumnya.



B.  SARAN
1.        Sebaiknya masyarakat agar lebih menjaga kebersihan lingkungannya dengan tidak membuang sampah disembarang tempat dan mengurangi ekploitasi lahan, terutama pada hutan.
2.        Diharapkan kepada pemerintah setempat agar lebih memperhatikan kelestarian lingkungan, dengan menindak tegas para pelaku perusak lingkungan.
3.        Diharapkan kepada semua peserta praktikum agar kiranya dapat berpartisipasi aktif  dalam melakukan kegiatan pendataan beserta  kegiatan lainnya yang bersinggungan langsung dengan praktikum.





















Lampiran foto-foto

Gambar.1 PemukimanKumuh Cambayya Kel. Tompobalang

 

   







Gambar.2 BTN Bumi Batara Gowa








Gambar.3 Eks.Pabrik Kertas Bontomarannu










Gambar.4 Bendungan Bili-Bili

   

http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcToCFgzEWHJZROGLS0YTZapmAbtoLvhUCYf8DaMi0O_V8aZDXwRXQ   




Gambar.5 Alur C Parangloe

 

 








Gambar.6 Masyarakat dan Kota Malino







Gambar.7 Wisata Pohon Pinus Kota Malino










Gambar.8 Wisata Pasar Tradisional Kota Malino









Gambar.9 Wisata Air Terjun Takapala Kec. Tinggimoncong







KELOMPOK III (TIGA)
PRAKTEK LAPANG
KOTA MALINO KABUPATEN GOWA
MATA KULIAH PENGETAHUAN LINGKUNGAN



Dari kiri kekanan :
1.                  RustamHafid
2.                  Taufik
3.                  A. Afdallah Husni
4.                  Muhajirin
5.                  Nurmayani J. Said
6.                  Sri Wahyuni
7.                  Latifah Khaeriyah
8.                  Nasriani
9.                  Yuhlisa Hasliana
DAFTAR PUSTAKA
Leo, Nurzakariah, dkk. 2011. Modul Pengetahuan Lingkungan. Makassar: FMIPA UNM.

Dharma, Agus. 2012. Banjir. Staffsite.gunadarma.ac.id/agus_dh/. Diakses tanggal 17 Desember 2012

Renstrada. 2009. Lingkungan. Jakarta: Pemprov DKI Jakarta

Soerjaamadja, R.E.S. 1981. Ilmu Lingkungan. Bandung: ITB

, M. 1985. Alam Sebagai Sumber Moral. Diskusi panel PPSML-kelompok alumni filsafat.jakarta. 18 juli 1985

Soerjani, M. 1987. KUrsus  dasar-dasar Analiosis Dampak Lingkungan-UI XVII, 4-20 Desember 1987. Psml-UI, Jakarta.

0 comments:

Post a Comment