Catatan Perjalanan Hidup Seorang Pemuda Muslim

Monday, 3 June 2013

On 13:35 by Unknown in ,    No comments


A.     Definisi Supervisi
Seccara etimologi, istilah supervisi berasal dari bahasa Inggris “supervision” yang berarti pengawasan. Pelaku atau pelaksanaannya disebut supervisor dan orang yang disupervisi disebut subjek supervisi atau supervisie. Secara morfologis, supervisi terdiri dari 2 kata, yaitu super (atas) dan vision (pandang, lihat, tilik, amati, atau awasi).
Secara semantic atau per definisi, istilah supervisi dirumuskan oleh banyak pakar, seperti berikut ini. Kimball Wiles merumuskan supervisi sebagai bantuan pengembangan situasi mengajar belajar agar lebih baik. Dalam kata-kata Kimball Wiles (1967) dirumuskan bahwa, “Supervision is assistance in the development of a better teaching learning situation”. Adam dan Dickey merumuskan supervisi sebagai pelayanan khususnya menyangkut perbaikan proses belajar mengajar.
Dalam bahasa dan praktik keseharian di lingkungan institusi pendidikan, kata supervisi juga bermakna pengawasan yang dilakukan dengan pendekatan yang manusiawi. Kegiatan supervisor tidak dimaksudkan untuk mencari-cari kesalahan, melainkan lebih banyak mengandung unsur pembinaan keprofesionalan guru, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya, untuk dapat diberitahu bagian mana yang perlu diperbaiki.
Penulis buku ini mendefinisikan supervisi sebagai upaya peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran dengan jalan meningkatkan kompetensi dan keterampilan guru melalui bimbingan professional oleh pengawas sekolah. Supervisi adalah proses bimbingan professional untuk meningkatkan derajat profesionalitas guru bagi peningkatan mutu proses pendidikan dan pembelajaran, khususnya prestasi belajar siswa.

B.     Supervisi bukan Inspeksi
Inspeksi diambil dari bahasa Belanda, yaitu inspectie. Istilah ini bermakna memeriksa, melihat, menilik, bahkan menginterogasi untuk mencari kesalahan subjek yang diinspeksi. Subjek yang melakukan tindakan inspeksi atau yang menginsipeksi disebut inspektur. Kegiatan dominan yang dilakukan oleh inspektur antara lain:
1.      Pengarahan (directing),
2.      Pelatihan (coaching),
3.      Berbicara-langsung (direct-telling),
4.      Pemeriksaan (controlling),
5.       Pengoreksian (correcting),
6.      Penimbangan (judging),
7.      Pengarahan (directing),
8.      Memimpin (leading),
9.      Pendemonstrasian (demonstration).
Berbeda dengan inspeksi, supervisi merupakan kegiatan yang tidak dimaksudkan untuk mencari-cari kesalahan, melainkan lebih banyak mengandung unsur pembinaan, pengembangan profesi, dan sejenisnya agar kondisi guru yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya.
Kegiatan ini juga merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar guru tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya. Dalam kerangka ini supervisi merupakan bagian dari proses administrasi sekolah. Kegiatan supervisi melengkapi fungsi-fungsi administrasi yang ada disekolah sebagai fungsi terakhir, yaitu penilaian terhadap semua kegiatan dalam mencapai tujuan.

C.     Tujuan Supervisi
Tujuan utama supervisi pembelajaran adalah meningkatkan mutu proses dan hasil belajar siswa. Silihat dari sisi prosesnya, tujuan utama supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru agar mampu meningkatkan kualitas kinerjanya dalam melaksanakan tugas dan menjalankan proses belajar mengajar. Secara khusus tujuan supervisi pembelajaran adalah:
1.      Meningkatkan mutu kinerja guru
a.       Membantu guru membangkitkan intuisi dan seni dalam proses pembelajaran
b.      Membantu guru dalam memahami tujuan pendidikan dan pembelajaran
c.       Membantu guru memahami esensi layanan pembelajaran sejati bagi siswa
d.      Membantu guru memahami peran dan fungsi sekolah dalam mencapai tujuan tersebut.
e.       Membentuk  moral kelompok yang kuat dan mempersatukan guru dalam satu tim yang efektif, bekerjasama secara akrab dan bersahabat serta saling menghargai satu dengan lainnya.
f.       Meningkatkan kualitas pembelajaran yang pada akhirnya meningkatkan prestasi belajar siswa
g.       Meningkatkan kualitas pengajaran guru baik dari segi strategi, keahlian dan alat pengajaran
h.      Menyediakan sebuah system yang berupa penggunaan teknologi yang dapat membantu guru dalam pengajaran
i.        Sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan bagi administrator sekolah untuk reposisi guru
2.      Meningkatkan keefektifan implementasi kurikulum secara efektif dan efisien bagi kemajuan siswa dan gemerasi mendatang
3.      Meningkatkan keefektifan dan keefisienan sarana dan prasarana yang ada untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan keberhasilan siswa
4.      Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah khususnya dalam mendukung terciptanya suasana kerja yang optimal untuk kemudian siswa dapat mencapai prestasi belajar sebagaimana yang diharapkan
5.      Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sehingga tercipta situasi yang tenang dan tenteram serta kondisif yang akan meningkatkan kualitas pembelajaran yang meningkatkan keberhasilan lulusan

D.     Fungsi Supervisi dan Superior
Supervisi pembelajaran bersifat multifungsi. Pertama, meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran. Mutu proses tercermin dari suasana pembelajaran yang sehat, dinamis, produktif, kreatif, adaptif, ekonomis, menyenangkan, dan sebagainya. Mutu hasil pembelajaran tercermin dari nilai tambah capaian kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. Kedua, menorong dan mengoptimasi unsur-unur yang terkait dengan proses pembelajaran. Fokusnya dalam kerangka ini lebih pada hal-hal yang bersifat teknis administratif dan fasilitatif bagi terlaksananya proses pembelajaran yang baik dan bermutu. Ketiga, fungsi membina dan memimpin. Muaranya adalah semua sumber daya yang tersedia di sekolah dapat secara konsisten dan taat asas bekerja pada koridornya.
Fungsi-fungsi supervisi itu dijalankan oleh pengawas ketika dia memposisikan diri sebagai supervisor. Karena itu, pengawas dan supervisor disini orangnya sama. Hanya topinya yang berbeda. Pada saat mana dia menggunakan topi pengawas dan pada saat mana pula menggunakan topi supervisor. Made Pidarta (2009) merumuskan fungsi supervisor seperti berikut ini
1.      Sebagai perantara dalam menyampaikan minat para siswa, orang tua, dan program sekolah kepada pemerintah dan badan-badan kompeten lainnya.
2.      Memantau penggunaan dan hasil-hasil sumbel belajar.
3.      Merencanakan program pendidikan untuk generasi selanjutnya.
4.      Mengembangkan program baru untuk jabatan baru yang diperkirakan dapat muncul.
5.      Mengintegrasikan program yang diajukan pemerintah, ekonomi, perdagangan, dan industri.
6.      Menilai dan meningkatkan atas makna gaya hidup.
7.      Memilih inovasi yang konsisten dengan masa depan.
Agar supervisor tetap mengembangkan profesi guru dengan tidak mengabaikan politik negara supaya tetap profesional. Supervisor jangan sampai terlibat intrik-intrik kepentingan politik tertentu. Jangan semata-mata memandang politik negara saja, karena nanti supervisor, administrator sekolah, dan guru hanya akan menjadi alat negara, sehingga profesionalitas mereka akan hilang dan tidak ahli lagi dibidangnya.

E.     Peranan Supervisor Pembelajaran
Supervisor pembelajaran dilakukan oleh pengawas profesional yang memerankan diri sebagai supervisor. Ketika dia bertindak sebagai supervisor, “topi pengawasnya” dilepas. Supervisor pengajaran lebih berperan sebagai “gurunya guru”. Mereka adalah orang-orang yang siap membantu kesulitan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Supervisor pembelajaran bukanlah seorang pengawas yang terkesan angker, bahkan mungkin mencari-cari kesalahan guru.
Menurut oliva (1984), peran supervisor pembelajaran ada empat. Pertama, sebagai koordinator, yaitu mengkoordinasikan program-program dan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran dan harus membuat laporan mengenai pelaksanaan programnya. Kedua, sebagai konsultan, supervisor harus memiliki kemampuan sebagai spesialis dalam masalah kurikulum, metodologi pembelajaran, dan pengembangan staf, sehingga supervisor dapat membantu guru baik secara individual maupun kelompok. Ketiga, sebagai semimpin kelompok (group leader), supervisor harus memiliki kemampuan memimpin, memahami dinamika kelompok, dan menciptakan pelbagai bentuk kegiatan kelompok. Keempat, sebagai evaluator, supervisor harus dapat memberikan bantuan pada guru untuk dapat mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran dan kurikulum, serta harus mampu membantu mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi guru, membantu melakukan penelitian dan pengembangan dalam pembelajaran dan sebagainya.
Senada dengan itu Wiles dan Bondi (1986) mengemukakan peranan supervisor mencakup delapan bidang kompetensi, yaitu sebagai developers of people, curriculum developers, instructional specialist, human relation worker, staff developers, administrators, managers of change, dan evaluators. Untuk dapat melaksanakan peran diatas, supervisor harus memiliki beberapa kompetensi dan kemampuan pokok, baik kompetensi proses maupun kompetensi substantif. Kompetensi proses mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut. Kompetensi substantif terutama berkaitan dengan pemahaman dan pemilikan guru tehadap tujuan  pengajaran, persepsi guru terhadap siswa, pengetahuan guru tentang materi, dan penguasaan guru terhadap teknik mengajar.
Sejalan dengan itu, Glatthorn (1990) mengemukakan kompetensi yang harus dimiliki oleh supervisor meliputi hal-hhal yang berkaitan dengan the nature of teaching, the nature of adult development, dan the characteristics of good and effective school. Berkaitan dengan hakikat pengajaran, supervisor harus memahami keterkaitan pelbagai variabel yang berpengaruh. Pertama, adalah faktor-faktor organisasional, terutama budaya organisasi dan keberadaan tenaga profesional lainnya dalam lembaga pendidikan. Kedua, berkaitan dengan pribadi guru, menyangkut engetahuan guru, kemampuan membuat perecanaan dan mengambil keputusan, motivasi kerja, tahapan perkembangan atau kematangan, dan keterampilan guru. Ketiga, berkaitan dengan sistem pendukung (support system) dalam pengajaran, yaitu kurikulum, pelbagai buku teks, serta ujian-ujian. Terakhir, adalah siswa sendiri yang keberadaannya didalam kelas sangat bervariasi.

0 comments:

Post a Comment