Thursday, 2 October 2014
A. Pengertian Kesetimbangan Kimia
Kesetimbangan adalah
suatu keadaan dimana tidak teramati adanya perubahan selang waktu tertentu.
Jika suatu reaksi kimia mencapai kesetimbangan maka konsentrasi reaktan maupun
produk adalah tetap. Hal ini tidak menandakan bahwa aktivitas sistem juga dalam
keadaan diam akan tetapi tetap terjadi reaksi secara terus menerus dimana
molekul-molekul produk menjadi reaktan kembali.
B. Keadaan Kesetimbangan
Suatu reaksi
dimana zat-zat hasil reaksi (ruas kanan) tidak dapat bereaksi kembali menjadi
zat-zat pereaksi (ruas kiri) disebut reaksi berkesudahan atau reaksi
irreversibel (tidak dapat balik) disimbolkan dengan sebuah anak panah ke kanan,
sebaliknya jika zat-zat di ruas kanan dari persamaan reaksi dapat bereaksi kembali
membentuk zat-zat di ruas kiri disebut dengan reaksi kesetimbangan atau reaksi
mampu balik (reversibel) dalambangkan dengan dua anak panah berlawanan arah.
Jenis-jenis reaksi
kesetimbangan antara lain:
1.
Reaksi kesetimbangan dalam sistem homogen (serba
sama), yang terdiri atas:
·
Kesetimbangan dalam fase antara gas-gas
·
Kesetimbangan dalam fase antara larutan-larutan
2.
Reaksi kesetimbangan dalam sistem heterogen
(serba berbeda), yang terdiri atas:
·
Kesetimbangan dalam fase antara padat – gas
·
Kesetimbangan dalam fase antara padat – larutan
Contoh-contoh
reaksi kesetimbangan dalam berbagai fase:
Kondisi reaksi
kesetimbangan tercapai jika kecepatan reaksi ke kanan akan sama dengan
kecepatan reaksi ke kiri, dimana pembentukan zat-zat di ruas kanan selalu
disertai dengan pembentukan kembali zat-zat di ruas kiri. Dengan demikian pada
reaksi kesetimbangan, zat hasil reaksi dapat bertindak sebagai preaksi demikian
pula sebaliknya. Kenyataan itu menyebabkan konsentrasi zat dalam reaksi
kesetimbangan selaluberubah-ubah, meskipun dalam analisa reaksi dapat dianggap
selesai dimana konsentrasi zat adalah tetap.
C. Hukum Kesetimbangan
Persamaan umum sebuah reaksi kesetimbangan dituliskan
dalam bentuk:
sehingga keadaan kesetimbangan pada suhu tetap adalah merupakan hasil
kali konsentrasi zat-zat hasil reaksi (produk) dibagi dengan hasil kali
konsentrasi zat-zat yang sisa (reaktan) dan masing-masing konsentrasi
dipangkatkan dengan koefisien reaksinya atau dalam bentuk persamaan:
Persamaan diatas di kenal dengan persamaan
aksi massa (persamaan kesetimbangan) yang harganya tetap selama suhunya
tetap. Tetapan kesetimbangan (Kc) memberikan petunjuk benyaknya
hasil reaksi yang terbentuk pada suatu reaksi kesetimbangan. Jika pada suhu tertentu
harga pada ruas kanan tidak sama dengan ruas kiri persaan tersebut,dan tetapan
kesetimbangan adalah:
Persamaan diatas menyatakan satuan yang
digunakan untuk persamaan tetapan kesetimbangan, karenanya harga Kc
hendak menyatakan kesetimbangan konsentrasi
zat-zat dalam reaksi.
D. Kesetimbangan Disosiasi
Dissosiasi
adalah penguraian suatu zat menjadi zat lain yang susunannya lebih sederhana.
Oleh karena itu dalam suatu zat menjadi zat lain yang susunannya lebih
sederhana. Oleh karena dalam suatu reaksi kesetimbangan zat-zat yang kita
reaksikan tidak pernah habis tetapi terurai menjadi zat lain sebab reaksi
berlangsung dalam dua arah. Proses dissosiasi yang berlangsung dalam ruang
tertutup dan berakhir dengan kondisi kesetimbangan disebut dengan kesetimbangan
dissosiasi.
Umumnya
dissosiasi disertai pertambahan jumlah mol, dan besarnya fraksi zat yang
terdossiasi disebut dengan derajat dissosiasi (α), adalah merupakan perbandingan antara
jumlah mol zat yang terdossiasi/terurai/bereaksi dengan jumlah mol zat
mula-mula; dinyatakan dengan persamaan:
E. Tetapan Kesetimbangan Gas
Tetapan lain yang digunakan
untuk menyatakan kesetimbangan gas selain Kc adalah Kp yaitu dengan menggunakan
tekanan parsial gas-gas yang terdapat dalam reaksi. Jika persamaan
kesetimbangan ditulis dalam bentuk:
maka
tetapan kesetimbangan menurut tekanannya (Kp) adalah:
dimana:
pA, pB, pC,
dan pD = tekanan parsial gas A, B, C, dan D.
Pada
kondisi kesetimbangan gas-gas A, B, C dan D bercampur pada suatu wadah
tertentu, maka tekanan yang ditimbulkan adalah tekanan total, yaitu jumlah
total dari tekanan parsial dari masing-masing gas. Tekanan parsial gas-gas
adalah berbanding lurus dengan jumlah mol gas-gas tersebut, sehingga untuk
menentukan tekanan parsial gas A dari suatu campuran gas digunakan persamaan:
dimana:
PA=
tekanan parsial gas A (atm)
Tekanan
kesetimbangan menurut tekanannya hanya dapat dihitung jika zat dalam bentuk gas
karena hanya gas yang memiliki tekanan parsial.
F. Manfaat Tetapan Kesetimbangan
Tekanan
kesetimbangan dalam sebuah reaksi kesetimbangan dapat berguna untuk:
1. Mengetahui sejauh mana reaksi berlangsung;
besar kecilnya nilai tetapan kesetimbangan akan menandakan ke arah mana
kesetimbangan akan bergeser. Jika nilai tetapan kesetimbangan besar maka
kesetimbangan bergeser ke arah kanan, sebaliknya jika nilai tetapan kesetimbangan
kecil maka kesetimbangan bergeser ke arah kiri sehingga akan banyak produk
berubah menjadi reaktan.
2. Meramalkan arah proses reaksi, untuk
menentukan arah pergeseran reaksi untuk mencapai kesetimbangan, maka kita harus
membandingkan harga Qc dan Kc, dimana Qc (Quotient) yang disebut sebagai hasil
bagi reaksi diperoleh melalui pemasukan harga konsentrasi awal ke dalam
persamaan kesetimbangan. Ada tiga kemungkinan yang dapat terjadi dari
perbandingan nilai Kc dan Qc yaitu:
a. Qc > Kc; harga perbandingan konsentrasi
awal produk terhadap reaktan adalah cukup besar, sehingga untuk mencapai
kesetimbangan maka reaktan harus berubah menjadi produk.
Proses
berjalan ke kanan.
b. Qc = Kc; konsentrasi mula-mula adalah
konsentrasi pada kesetimbangan
c. Qc < Kc; harga perbandingan konsentrasi
awal produk terhadap reaktan adalah cukup kecil, sehingga untuk mencapai
kesetimbangan maka produk harus berubah menjadi reaktan.
Proses
berjalan ke kiri.
Menentukan komposisi zat
dalam kesetimbangan ; setiap reaksi kesetimbangan mempunyai harga K tertentu
pada suhu tertentu pula. Komposisi kesetimbangan sangat bergantung pada
perbandingan awal mol-mol zat yang terlibat dalam reaksi, sehingga dengan
mengetahui harga Kc kita dapat menentukan komposisi zat dalam kesetimbangan.
G. Pergeseran Kesetimbangan
Meskipun
pada reaksi kesetimbangan reaksinya berlangsung dalam dua arah dan tak
berkesudahan, akan tetapi keadaan kesetimbangan pada sebuah reaksi kimia selain
ditentukan oleh tetapan kesetimbangannya kondisi kesetimbangannya dapat kita
atur melalui tiga tindakan yaitu:
§ Perubahan konsentrasi zat
§ Perubahan volume dan tekanan gas
§ Perubahan suhu
Hal ini dapat dipahami
bahwa jika sebuah sistem dalam kondisi setimbang, maka sistem tersebut akan
berusaha mempertahankan kondisi kesetimbangannya jika mendapat gangguan dari
luar. Dengan demikian yang terjadi adalah sistem tetap pada kondisi setimbang
meskipun akan mengalami pergeseran.
1. Perubahan Konsentrasi Zat
Jika sebuah
persamaan reaksi dituliskan dalam bentuk:
dan jika zat A kita tambahkan ke dalam
campuran dengan sendirinya akan memperbesar konsentrasi zat A sehingga zat C
yang terbentuk akan lebih banyak dan kesetimbangan akan bergeser ke arah yang
berlawanan dari zat tersebut yaitu ke arah C, sebaliknya jika konsentrasi zat A
diperkecil, maka konsentrasi akan bergeser ke arah zat tersebut, atau ke arah
zat A. Sehingga dari persamaan kesetimbangan;
dapat diketahui bahwa agar harga K tetap,
maka jika zat A diperbesar maka arah kesetimbangan akan bergeser ke C,
sebaliknya jika A dikurangi maka arah kesetimbangan akan bergeser ke A.
2. Perubahan Volume dan Tekanan Gas
Pada suhu tetap
tekanan gas berbanding terbalik dengan volumenya, sehingga dengan memperbesar tekana
berarti akan memperkecil volume gas demikian pula sebaliknya, dan kesetimbangan
akan bergeser ke reaksi yang jumlah koefisiennya terkecil. Dengan demikian dari
persamaan (5 – 6) untuk reaksi kesetimbangan zat A, B dan C, jika tekanan
diperbesar artinya volume diperkecil maka kesetimbangan akan bergeser ke arah
reaksi yang jumlah koefisien reaksinya kecil, yaitu ke C. Jika tekanan
diperkecil, maka volume diperbesar dan kesetimbangan bergeser ke arah reaksi
yang jumlah koefisien reaksinya besar, yaitu ke A dan B.
3. Perubahan Suhu
Menurut Van’t Hoff:
- Bila pada sistem kesetimbangan subu dinaikkan, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah yang membutuhkan kalor (ke arah reaksi endoterm). Pada kondisi ini entalpi produk (Hp) lebih besar dari entalpi reaktan (Hp) dan Total entalpi ∆H = HP – HR = positif. Pada reaksi endoterm sejumlah kalor masuk dari lingkungan ke dalam sistem.
- Bila pada sistem kesetimbangan suhu diturunkan, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah yang membebaskan kalor (ke arah reaksi eksoterm). Pada kondisi ini entalpi produk (HP) lebih kecil dari entalpi reaktan (HR) dan Total entalpi ∆H = HP – HR = negatif. Pada reaksi eksoterm sejumlah kalor keluar dari sistem ke lingkungan.
Perhatikan
reaksi:
Reaksi pembuatan SO3 merupakan reaksi endoterm
(menyerap/memerlukan/membutuhkan kalor). Jika suhu dinaikkan maka akan terjadi
penambahan sejumlah kalor dan sistem akan menyerap kalor sehingga kesetimbangan
akan bergeser ke kanan pada zat yang memerlukan kalor (SO3) atau
endoterm, sebaliknya jika suhu diturunkan maka akan terjadi pelepasan sejumlah
kalor sehingga kesetimbangan akan bergeser ke zat yang menghasilkan kalor (SO2
dan O2) atau eksoterm.
4. Optimasi Reaksi di Industri
Informasi
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan sangat diperlukan bagi
dunia industri kimia untuk menentukan kondisi optimum suatu reaksi dalam
membentuk kesetimbangan. Dengan melakukan rekayasa kondisi kesetimbangan suatu
reaksi kimia dengan menggeser kesetimbangan ke arah produk yang lebih banyak
diharapkan akan menghasilkan produk yang sebesar-besarnya dengan biaya yang
semurahnya-murahnya, yaitu:
§ Produksi Amonia (NH3) dengan metode Haber-Bosch
§ Produksi asam sulfat (H2SO4) dengan proses kontak
§ Produksi asam nitrat (HNO3) dengan metode Ostwald
a. Produksi Amonia dengan metode Haber-Bosch
Amonia merupakan bahan dasar dari pembuatan pupuk, sebagai pelarut,
bahan utama dalam refrigerator, bahan pembersih dan lain sebagainya yang
pertama kali dilakukan oleh Fritz Haber dan Karl Bosch. Bahan utama pembuatan
amonia adalah gas nitrogen yang 79% terdapat di alam dan hodrogen dengan
persamaan reaksi:
Proses
pembuatan amonia skala industri dilakukan dengan tahapan (lihat gambar 5-1)
sebagai berikut:
§ Pencampuran pereaksi dengan skala N2:H2 =
3:1
§ Pemurnian pereaksi dari gas-gas yang tidak
berguna
§ Pengkondisian pereaksi dengan mengatur suhu
dan tekanan
§ Pemilihan katalis dan pencairan amonia
Amonia dibuat melalui dua perlakuan yaitu rekayasa suhu dan rekayasa
tekanan. Untuk meningkatkan produksi amonia dilakukan pada suhu rendah sehingga
kesetimbangan akan bergeser ke arah produk, akan tetapi pada suhu yang terlalu
rendah reaksinya menjadi sangat lambat. Dengan pertimbangan produk dan hasil
maka temperature yang digunakan adalah 500derajat Celcius.
Gambar 5 – 1: Proses pembuatan amonia di
industri
Perubahan tekanan
dapat dilakukan pada proses pembuatan amonia karena jumlah koefisien reaksi
produk dan pereaksi tidak sama. Oleh karena koefisien reaksi produk lebih kecil
dan koefisien pereaksi maka dengan kenaikan tekanan akan menggeser posisi
kesetimbangan ke arah produk. Besar tekanan ideal yang digunakan pada industri
amonia adalah 250 atm. Semakin besar tekanan maka akan semakin besar pula
produk yang dihasilkan akan tetapi dengan kenaikan tekanan akan menimbulkan
ledakan jika bahan yang digunakan tidak mampu menahan beban.
b. Produksi asam sulfat (H2SO4) dengan proses kontak
Asam sulfat (H2SO4) merupakan bahan baku untuk pembuatan detergen,
pupuk, cat, pembuatan besi dan baja, pembuatan pulp, dan kertas dan sebagainya.
Pembuatan asam sulfat untuk skala industri dilakukan melalui proses kontak
dengan tahap-tahap berikut:
1) Pembentukan Belerang Dioksida dengan persamaan reaksi:
Pada
tahap ini belerang cair disemprotkan ke dalam bejana dengan suhu sekitar 100derajat Celcius, kemudian dibakar lalu membentuk belerang dioksida.
2) Pembentukan Belerang Trioksida dengan
persamaan reaksi:
Belerang
dioksida yang dihasilkan selanjutnya dialirkan ke dalam reactor yang berisi
katalis V2O5 pada suhu dan tekanan yang terkontrol yaitu
400 derajat C -500 dejata C dan 2 – 3 atm,
sehingga pada reactor akan terjadi reaksi kesetimbangan.
3) Pembentukan Asam Sulfat dengan persamaan
reaksi:
Gas
belerang trioksida selanjutnya diserap oleh asam sulfat encer membentuk asam
pirosulfat. Ke dalam asam pirosulfat tersebut ditambahkan air sehingga asam
sulfat tersebut terurai kembali menjadi asam sulfat, dengan persamaan reaksi:
c. Produksi asam nitrat (HNO3)
dengan metode Ostwald
Asam nitrit (HNO2) banyak digunakan untuk pembuatan pupuk,
reaksi nitrasi pada pembuatan TNT, plastic celupan, pernis dan sebagainya.
Proses Ostwald yaitu pembuatan asam nitrat yang menggunakan bahan mentah amonia
dan udara yang banyak terdapat di alam melalui proses sebagai berikut:
1) Tahap pembentukan Nitrogen Oksida dengan
persamaan reaksi:
Campuran
amonia dan udara dialirkan melewati katalis Pt-Rh pada temperature 850 dan tekanan 5 atm.
2) Tahap pembentukan Nitrogen Dioksida dengan
persamaan reaksi:
Pada
tahap ini nitrogen monoksida yang dihasilkan dioksida kembali dan membentuk gas
nitrogen dioksida.
3) Tahap pembentukan asam nitrat dengan
persamaan reaksi:
Pada tahap ini nitrogen
dioksida bersama-sama dengan udara berlebih dilarutkan dalam air panas dengan
suhu 80 derajat C akan
membentuk asam nitrat.
Untuk mempercepat
tercapainya kondisi kesetimbangan maka ke dalam reaksi ditambahkan gas inert atau katalis yang tidak ikut
bereaksi sehingga tidak akan mempengaruhi kondisi kesetimbangan sebab tidak
mengubah tekanan parsial masing-masing gas dengan sendirinya tidak akan
mengubah komposisi gas itu sendiri. Penambahan gas inert hanya menaikkan tekanan total dari campuran gas sehingga
tekanan total pada reaksi pembentukan asam amonia adalah:
H.
Manipulasi Tetapan Kesetimbangan
Kesetimbangan kimia
dapat dimanipulasi sehingga mempengaruhi tetapan kesetimbangannya melalui
penjumlahan, pembalikan arah atau perkalian koefisien reaksi dengan bilangan
tertentu.
1.
Penggabungan Persamaan Kesetimbangan
Jika
dua atau lebih persamaan kimia yang mengandung unsur dalam keadaan setimbang
digabungkan, maka tetapan kesetimbangan dari hasil gabungan tersebut adalah
perkalian dari tetapan kesetimbangan yang digabungkan. Secara umum manipulasi
penggabungan beberapa persamaan kimia dalam kesetimbangan dapat dirumuskan
dengan persamaan:
2.
Penggabungan Persamaan Kesetimbangan
Jika penulisan persamaan reaksi dalam kesetimbangan
dibalikkan, maka harga tetapan kesetimbangan baru merupakan kebalikan dari
tetapan semula. Misalnya perhatikan persamaan kesetimbangan berikut ini:
Kebalikan dari persamaan tersebut adalah
Dari kedua persamaan tersebut diatas dapat dilihat bahwa
nilai tetapan kesetimbangan persamaan (a) adalah kebalikan dari tetapan
kesetimbangan persamaan (b).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Search
Peduli Syam
Kunjungi Ane di Facebook
Popular Posts
Blog Archive
Powered by Blogger.
0 comments:
Post a Comment