Monday, 24 June 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita
tahu bahwa mahluk hidup yang berada di muka bumi sangatlah bermacam-macam
seperti manusia, hewan, dan tumbuhan. Namun mahluk hidup (manusia, hewan, dan
tumbuhan) terdiri lagi bermacam-macam jika dalam hewan misalkan burung. Burung
tersebut sangatlah bermacam-macam sesuai dengan apa yang diwariskan kepada
induknya. Salah satu contohnya yaitu perbedaan paruh, ada yang paruhnya panjang
dan tipis, pendek, ada yang paruhnya panjang dan besar, dan lain-lain. Begitu
pula dengan tumbuhan. Seperti halnya bunga mawar, ada yang warna bunganya
merah, ada yang putih, dan bahkan ada pula hasil dari perkawinan buatan.
Jika
pada tumbuhan dan hewan beranekaragam, maka pasti manusia juga beranekaragam.
Seperti warna kulit, ada yang hitam, dan ada yang putih, serta ada yang hitam
manis. Tingkah laku manusia sangatlah beranekaragam sesuai dengan karakter yang
diwariskan oleh kedua orang tuanya. Namun jika dalam kehidupan sehari-hari ada
orang tua baik tingkah lakunya terhadap alam sekitar, namun tingkah laku
anaknya berbeda dengan orang tuanya, keadaan seperti ini karena faktor
lingkungan yang mengalahkan bawaan yang diberikan orang tuanya.
Setiap
sifat pada mahluk hidup perlu dikendalikan oleh faktor keturunan yang disebut
gen. Gen adalah substansi hereditas yang terletak di dalam kromosom. Adapun
tempat gen di dalam kromosom yaitu di dalam lokus. Sedangkan pengertian dari
kromosom adalah struktur benang dalam inti sel yang betanggung jawab dalam hal
sifat keturunan.
Bagaimana
DNA dapat mewariskan sifat-sifat keturunan kepada generasi berikutnya ?
Bagaimanakah sifat yang diturunkan dari induk ke anaknya sehingga ada kemiripan
antara induk dengan anaknya. Oleh karena itu, untuk dapat menjawab pertanyaan
tersebut perlu dilakukan percobaan “Kebakaan”, agar kita mengetahui lebih
mendalam mengenai persilangan antara individu yang mempunyai sifat yang berbeda
(sifat dominan dan sifat resesif) dan cara menentukan perbandingan sifat
keturunan yang lahir dari persilangan tersebut.
B. Tujuan Praktikum
Membuktikan
angka-angka perbandingan genotif dan fenotif dari hukum Mendel dan dasar
genotif beberapa sifat baka pada manusia.
C. Manfaat Praktikum
Mahasiswa
dapat mengetahui perbandingan genotif dan fenotif pada diri sendiri.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Orang yang pertama kali melakukan percobaan tentang
pewarisan sifat adalah George Mendel. Mendel mengemukakan Hukum I Mendel dan
Hukum II Mendel. Hukum I Mendel menyatakan bahwa ketika berlangsung pada
individu heterozigot, terjadi pemisahan alel secara bebas. Oleh karena itu,
setiap gamet mengandung salah satu alel sel induknya. Peristiwa itu dapat
diketahui melalui persilangan monohibrida. Hukum ini dikenal dengan Hukum
Segregasi. Hukum II Mendel menyatakan bahwa ketika berlangsungnya meiosis
terjadi pengelompokan gen secara bebas. Peristiwa ini dapat diamati pada
persilangan dihibrida atau polihibrida. Hukum ini dikenal dengan Hukum
Esosiasi. Pada persilangan yang terjadi hasilnya seolah-olah menyimpang dari
Hukum Mendel. Misalnya epistasis, hipostatis, kriptomeri, daan polimeri
(Syamsuri, 2000).
Mekanisme penurunan sifat dari parental kepada individu
anaknya pertama kali dikemukakan oleh George
Mendel (1826-1884) dengan meneliti penurunan ciri-ciri baka pada Kacang
Kapri (Pisum sativum). Dengan
mengawinkan strain galur murni dari suatu fenotif yang berbeda, misalnya kacang
kapri yang bunganya berwarna merah disilangkan dengan yang bunganya berwarna
putih. Hasil persilangan tersebut menunjukkan bahwa turunan pertama (F1)
semuanya mempunyai warna bunga seperti salah satu dari parentalnya (merah atau
putih semua) (Tim Pengajar, 2010).
Kalau generasi F1 tersebut dibiarkan menyerbuk sendiri
maka warna bunga dari generasi F2 akan memisah dengan perbandingan 3 bagian
bunganya berwarna seperti parentalnya (generasi F1) dan 1 bagian seperti warna
bunga kakek atau neneknya yang tidak muncul pada generasi F1. Dengan demikian
Mendel menjelaskan bahwa masing-masing sifat baka diatur oleh sepasang “faktor”
yang akan memisah pada waktu pembentukan gamet, sehingga masing-masing gamet
hanya mengandung 1 “faktor” untuk sifat baka tertentu (Tim Pengajar, 2010).
Penelitian Mendel selanjutnya dengan mengamati dua sifat
baka yang berbeda, mengungkapkan bahwa pada waktu pembentukan gamet, alel
mengalami segregasi secara bebas, sehingga disebut “Hukum Pemisahan secara
Bebas” (Tim Pengajar, 2010).
Setiap sifat pada mahluk hidup dikendalikan oleh faktor
keturunannya, yang disebut gen. Gen terdapat dalam lokus tertentu di dalam
kromosom, sedangkan kromosom terdapat di dalam nukleus. Kromosom yang
berpasang-pasangan disebut kromosom homolog sedangkan gen disebut alel
(Pratiwi, 1999).
Orang yang menjabarkan pada pewarisan sifat adalah
seorang sarjana dari Amerika Serikat bernama Walter Stanborough Surton
(1877-1916). Pada tahun 1903, dia mengemukakan bahwa jumlah kromosom yang
dikandung oleh sel sperma dan sel telur adalah sama, yaitu setengah dari jumlah
kromosom sel somatik (sel tubuh). Organisme baru yang merupakan hasil
fertilisasi ovum oleh sperma akan mengandung dua perangkat kromosom (diploid)
pada tiap selnya, seperti halnya setiap sel tubuh, gen bersifat baka atau tetap
(Pratiwi, 1999).
Menurut pratiwi, (1999). Thomas Huth Morgan (1865-1945) seorang
ahli genetika dan embrio Amerika Serikat, mengemukakan pendapatnya tentang gen,
bahwa gen adalah substansi hereditas, yaitu kesatuan kimia yang bersifat
sebagai berikut :
1. Gen
merupakan zarah tersendiri yang kompak di dalam kromosom.
2. Gen
mengandung informasi genetika.
3. Gen
dapat menduplikasikan diri pada peristiwa mitosis dan meiosis.
4. Setiap
gen menduduki tempat tertentu dalam kromosom, lokasi khusus di dalam gen
kromosom adalah lokus gen.
Rangkaian gen merupakan
struktur kimia yang berbentuk double helix (ulir rangkap) dengan deoksiribosa
dan fosfat sebagai ibu tangga serta basa nitrogen sebagai anak tangga DNA
merupakan rangkaian yang banyak nukleotida yang masing-masing terdiri attas
deoksiribosa, asam fosfat atau suatu purin atau pirimidin. Urutan basa nitrogen
dalam urutan DNA membentuk kode genetika tertentu paling penting artinya dalam
proses sintetik protein yang dilaksanakan oleh RNA dalam ribosa.
Hereditas adalah
pewarisan watak dari induk ke keturunannya baik secara biologis melalui gen
atau secara sosial melalui pewarisan gelar, atau status sosial. Sudah terlihat
jelas oleh manusia-manusia sejak dahulu bahwa keturunan menyerupai induknya.
Seperti contohnya pada buku kejadian 30-46 meceritakan bagaimana Jacob dan Laban
membagi domba mereka menjadi domba yan putih dan domba yang berbintik-bintik
untuk memastikan tidak ada yang tercuri. Walaupun sudah jelas bagi orang-orang
zaman dahulu bahwa dalam hereditas sifat dan watak di wariskan, mekanisme dari
hereditas itu sendiri masih belum jelas (Anonima, 2010).
Charles Darwin mengajukan teori
evolusi pada tahun 1859 dan salah satu masalah utamanya adalah kurangnya
mekanisme dasar untuk hereditas. Darwin percaya akan pewarisan dampiran dan
pewarisan sifat dapatan. Pewarisan campuran akan menghasilkan keseragaman di
antara populasi hanya dalam beberapa generasi sehingga akan menghilangkan
variasi dari sebuah populasi yang kepadanya seleksi alam dapat berlaku. Hal ini
membuat Darwin mengadopsi idea Lamarck pada makalahnya yang setelah The Origin.
Pendekatan utama Darwin untuk hereditas adalah untuk mengaris bawahi bagaimana
pewarisan itu dapat bekerja
(Anonima, 2010).
Menurut
Anonimb, (2010), genotip adalah komposisi faktor
keturunan (tidak tampak secara fisik). Fenotip adalah sifat yang tampak pada
keturunan. Pada hibrida atau polihibrida berlaku prinsip berpasangan secara
bebas.
RATIO
FENOTIP (F2) HIBRIDA NORMAL MENURUT MENDEL
Monohibrida3:
1 (Hukum Dominasi penuh) n= 1, jumlah gamet = 2
Dihibrida
9: 3: 3: 1n= 2, jumlah gamet = 4
Trihibrida
27: 9: 9: 9: 3: 3 : 3: 1 n= 3, jumlah gamet = 8
Polihibrida
(3:1)n n= n, jumlah gamet = 2n
(n)
= jenis sifat berbeda (hibridanya).
Intermediat
1 : 2 : 1 ——> sifat "SAMA DOMINAN"; percobaan pada bunga
Antirrhinum
majus.
BACK
CROSS ——> perkawinan antara F2 dengan salah satu indukaya.
TEST
CROSS ———> perkawinan antara F2 dengan induk atau individu yang
homozigot
resesif
PENYIMPANGAN
SEMU HUKUM MENDEL
Sebenarnya
masih mengikuti hukum Mendel ———> alel berinteraksi.
Dikenal
beberapa bentulc ———> Ratio fenotip F2)
1.
INTERAKSI PASANGAN ALELA pada varitas ayam ——> 9 : 3 : 3 : 1
2.
POLIMERI (Nielson-Echle) pada varitas gandum ——> 15 : 1
Polimeri
pada manusia misalnya peristiwa pigmentasi kulit.
3.
KRIPTOMERI pada tanaman "pukul empat" (Mirabilis jalapa)
percobaan
pada Linaria maroccana ———> 9 : 3 : 4
4.
EPISTASIS & HIPOSTASIS pada varitas gandum———> 12 : 3 : 1
5.
KOEPISTASIS pada Lathyrusodoratus ———> 9 : 7
(Lathyrus
odoratus = varitas ercis yang berbiji manis)
POLIMERI
adalah pembastaran heterozigot dengan banyak sifat beda yang berdiri sendiri-sendiri
adalah pembastaran heterozigot dengan banyak sifat beda yang berdiri sendiri-sendiri
tetapi
mempengaruhi bagian yang same dari suatu organisme.
KRIPTOMERI
adalah pembastaran heterozigot dengan adanya sifat yang "tersembunyi" (Kriptos) yang dipengaruhi oleh suatu keadaan, pada bunga Linaria maroccana adalah pH air
adalah pembastaran heterozigot dengan adanya sifat yang "tersembunyi" (Kriptos) yang dipengaruhi oleh suatu keadaan, pada bunga Linaria maroccana adalah pH air
sel
!!
EPISTASIS
adalah faktor pembawa sifat yang menutup pemunculan sifat yang lain sekalipun sifat
adalah faktor pembawa sifat yang menutup pemunculan sifat yang lain sekalipun sifat
tersebut
dominan
HIPOSTASIS
adalah faktor yang tertutupi oleh faktor lain.
adalah faktor yang tertutupi oleh faktor lain.
ATAVlSME
adalah sifat yang hipostasis pada suatu keturunan yang pada suatu seat muncul kembali (reappearence).
adalah sifat yang hipostasis pada suatu keturunan yang pada suatu seat muncul kembali (reappearence).
Ketidakmampuan
untuk memanipulasi pola perkawinan manusia menyebakan ahli genetika harus menganalisi
hasil dari perkawinan yang telah terjadi.sebanyak mungkin informasi yang
dikumpulkan mengnai sejarah suatu keluarga untuk suatu sifat tertentu, dan
informasi ini disusun menjadi sebuah pohon keluarga yang menggambarkan hubungan
timbal balik antara orang tua dan anak dari generasi ke generasi silsilah dari
keluarga tersebut (Campbell, 2001).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A.
Waktu dan
Tempat Praktikum
1.
Hari/Tanggal : Rabu, 22 Desember 2010
2.
Waktu : Pukul 13.20 s.d. 15.20 WITA
3. Tempat : Laboratorium
Biologi Lantai III FMIPA UNM.
B.
Alat dan
Bahan
1. Alat
a. Daftar fenotip
2. Bahan
a. Praktikan
sendiri (Probandus)
Daftar fenotip sifat
baka manusia yang dikontrol oleh 1 gen dengan 2 alel dan masing-masing alel
menghasilkan fenotip yang jelas.
1. Lesung
dagu merupakan sifat dominan (D).
2. Ujung
daun telinga menggantung bebas merupakan sifat dominan (E).
3. Orang
meletakkan ibu jari tangan kiri di atas ibu jari tangan atas pada waktu
menjalinkan jari-jari tangan, merupakan sifat dominan (F).
4. Orang
memiliki ruas jari kelingking paling ujung menyerong ke arah dalam (ke arah
jari manis) merupakan sifat dominan (B).
5. Rambut
dahi menjorok merupakan sifat dominan (W).
6. Rambut
pada jari ; tumbuhnya rambut pada kedua ruas dari jari tangan merupakan sifat
dominan (M).
7. Lesung pipi merupakan sifat dominan (P).
8. Orang
yang dapat menggulung lidahnya memanjang merupakan sifat dominan (L).
9. Orang
yang mempunyai gigi seri atas bercelah merupakan sifat dominan (G).
C.
Prosedur
Kerja
1. Memeriksa
fenotif dari setiap sifat baka yang ada pada daftar fenotif pada diri sendiri.
Apabila kesulitan, meminta bantuan pada teman sejenis dalam kelompok. Mencatat
hasil sendiri dalam bentuk tabel.
2. Apabila
mempunyai fenotif yang dominan, maka diberi tanda huruf kecil untuk gen kedua.
3. Mencatat
dan mendata dari teman-teman kelompok dan menghitung persentasenya.
4. Mencatat
dan mendata dari teman-teman dari kelompok lain/setiap kelompok dan menhitung
persentasenya.
5. Menggabungkan
data kelompok tersebut menjadi data kelas kemudian menghitung persentasenya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
pengamatan
1. Data
individu
Ciri/Sifat Baka
|
Fenotip anda
|
Ada lesung dagu
(D) tak ada (d)
|
dd
|
Anak daun
telinga menggantung (E) menempel (e)
|
E-
|
Ibu jari tangan
kiri di atas (F) di bawah (f)
|
ff
|
Ruas jari
kelingking terujung menyerong ke dalam (B) tidak menyerong (b)
|
B-
|
Rambut dahi
menjorok (W) tidak menjorok (w)
|
W-
|
Rambut pada jari
(M) tak ada rambut (m)
|
M-
|
Lesung pipi (P) tidak
ada (p)
|
pp
|
Lidah dapat
digulung memanjang (L) tidak dapat digulung memanjang (l)
|
L-
|
Gigi seri atas
bercelah (G) gigi seri atas tidak bercelah (g)
|
gg
|
2. Data Kelompok
Nama
|
Sifat Baka
|
|||||||||||||||||
D
|
d
|
E
|
e
|
F
|
f
|
B
|
b
|
W
|
w
|
M
|
m
|
P
|
p
|
L
|
l
|
G
|
g
|
|
GOTOT EKO. J
|
-
|
+
|
+
|
-
|
-
|
+
|
+
|
-
|
+
|
-
|
+
|
-
|
-
|
+
|
+
|
-
|
-
|
+
|
YULIONO
|
-
|
+
|
+
|
-
|
-
|
+
|
+
|
-
|
+
|
-
|
+
|
-
|
-
|
+
|
-
|
+
|
-
|
+
|
ITA TRI.VS
|
+
|
-
|
+
|
-
|
-
|
+
|
+
|
-
|
+
|
-
|
+
|
-
|
-
|
+
|
-
|
+
|
-
|
+
|
MELANI GANING
|
+
|
-
|
+
|
-
|
-
|
+
|
+
|
-
|
-
|
+
|
+
|
-
|
+
|
-
|
-
|
+
|
-
|
+
|
RISNA
|
+
|
-
|
+
|
-
|
-
|
+
|
+
|
-
|
-
|
+
|
+
|
-
|
+
|
-
|
+
|
-
|
+
|
-
|
JUMLAH
|
3
|
2
|
5
|
0
|
0
|
5
|
5
|
0
|
3
|
2
|
5
|
0
|
2
|
3
|
2
|
3
|
1
|
4
|
3. Data kelas
KLPK
|
Sifat Baka
|
|||||||||||||||||
D
|
d
|
E
|
e
|
F
|
f
|
B
|
b
|
W
|
w
|
M
|
m
|
P
|
p
|
L
|
l
|
G
|
g
|
|
I
|
1
|
5
|
1
|
5
|
6
|
0
|
5
|
1
|
2
|
4
|
6
|
0
|
0
|
6
|
4
|
2
|
0
|
6
|
II
|
2
|
3
|
2
|
3
|
2
|
3
|
2
|
3
|
0
|
5
|
5
|
0
|
0
|
5
|
5
|
0
|
0
|
5
|
III
|
3
|
2
|
5
|
0
|
0
|
5
|
5
|
0
|
3
|
2
|
5
|
0
|
2
|
3
|
2
|
3
|
1
|
4
|
IV
|
0
|
6
|
6
|
0
|
4
|
2
|
4
|
2
|
2
|
4
|
6
|
0
|
1
|
5
|
5
|
1
|
3
|
3
|
V
|
0
|
3
|
3
|
0
|
1
|
2
|
2
|
1
|
1
|
2
|
3
|
0
|
0
|
3
|
2
|
1
|
2
|
1
|
VI
|
0
|
3
|
3
|
0
|
0
|
3
|
2
|
1
|
0
|
3
|
3
|
0
|
0
|
3
|
1
|
2
|
0
|
3
|
VII
|
3
|
0
|
2
|
1
|
2
|
1
|
3
|
0
|
3
|
0
|
3
|
0
|
2
|
1
|
3
|
0
|
1
|
2
|
VIII
|
1
|
3
|
3
|
1
|
2
|
2
|
3
|
1
|
1
|
3
|
4
|
0
|
1
|
3
|
2
|
2
|
1
|
3
|
JMLH
|
10
|
25
|
25
|
10
|
17
|
18
|
26
|
9
|
12
|
23
|
35
|
0
|
6
|
29
|
23
|
12
|
8
|
27
|
B.
Analisis
Data
1. Data
kelompok
a. Lesung
dagu
Frekuensi
gen dominan = x 100 %
D = x 100 %
= 60 %
Frekuensi
gen resesif = x 100 %
dd = x 100 %
= 40 %
b. Anak
daun telinga
Frekuensi
gen dominan = x 100 %
E = x 100 %
= 100 %
Frekuensi
gen resesif = x 100 %
ee = x 100 %
= 0 %
c. Ibu
jari tangan kiri
Frekuensi
gen dominan = x 100 %
F = x 100 %
=
0 %
Frekuensi
gen resesif = x 100 %
ff = x 100 %
= 100 %
d. Ruas
jari kelingking terujung
Frekuensi
gen dominan = x 100 %
B = x 100 %
= 100 %
Frekuensi
gen resesif = x 100 %
bb = x 100 %
= 0 %
e. Rambut
dahi menjorok
Frekuensi
gen dominan = x 100 %
W = x 100 %
= 60 %
Frekuensi
gen resesif = x 100 %
ww = x 100 %
= 40 %
f.
Rambut pada jari
Frekuensi
gen dominan = x 100 %
M = x 100 %
=
100 %
Frekuensi
gen resesif = x 100 %
mm = x 100 %
= 0 %
g.
Lesung pipi
Frekuensi
gen dominan = x 100 %
P = x 100 %
= 40 %
Frekuensi
gen resesif = x 100 %
pp = x 100 %
= 60 %
h.
Lidah dapat digulung memanjang
Frekuensi
gen dominan = x 100 %
L = x 100 %
= 40 %
Frekuensi
gen resesif = x 100 %
ll = x 100 %
= 60 %
i.
Gigi seri atas bercelah
Frekuensi
gen dominan = x 100 %
G = x 100 %
= 20 %
Frekuensi
gen resesif = x 100 %
gg = x 100 %
= 80 %
2. Data
kelas
a. Lesung
dagu
Frekuensi
gen dominan = x 100 %
D = x 100 %
= 28,57 %
Frekuensi
gen resesif = x 100 %
dd = x 100 %
= 83,33 %
b. Anak
daun telinga
Frekuensi
gen dominan = x 100 %
E = x 100 %
= 83,33 %
Frekuensi
gen resesif = x 100 %
ee = x 100 %
= 28,57 %
c. Ibu
jari tangan kiri
Frekuensi
gen dominan = x 100 %
F = x 100 %
=
48,57 %
Frekuensi
gen resesif = x 100 %
ff = x 100 %
= 51,42 %
d. Ruas
jari kelingking terujung
Frekuensi
gen dominan = x 100 %
B = x 100 %
= 74,28 %
Frekuensi
gen resesif = x 100 %
bb = x 100 %
= 25,71 %
e. Rambut
dahi menjorok
Frekuensi
gen dominan = x 100 %
W = x 100 %
= 34,28 %
Frekuensi
gen resesif = x 100 %
ww = x 100 %
= 65,71 %
f.
Rambut pada jari
Frekuensi
gen dominan = x 100 %
M = x 100 %
=
100 %
Frekuensi
gen resesif = x 100 %
mm = x 100 %
= 0 %
g.
Lesung pipi
Frekuensi
gen dominan = x 100 %
P = x 100 %
= 17,14 %
Frekuensi
gen resesif = x 100 %
pp = x 100 %
= 82,85 %
h.
Lidah dapat digulung memanjang
Frekuensi
gen dominan = x 100 %
L = x 100 %
= 65,71 %
Frekuensi
gen resesif = x 100 %
ll = x 100 %
= 34,28 %
i.
Gigi seri atas bercelah
Frekuensi
gen dominan = x 100 %
G = x 100 %
= 22,85 %
Frekuensi
gen resesif = x 100 %
gg = x 100 %
= 77,14 %
C.
Pembahasan
1.
Lesung dagu
Dari data individu dapat diketahui
bahwa praktikan tidak memiliki lesung dagu yang berarti bahwa gen yang
diturunkan oleh orang tua praktikan bersifat resesif. Dari data kelompok,
ditemukan adanya lesung dagu pada 3
orang anggota kelompok dan
yang bersifat resesif 2 orang.
Sedangkan dari data kelas, terdapat 10 orang yang memiliki lesung dagu dan 25 orang yang tidak memiliki. Dari data
tersebut dapat kita peroleh perbandingan persentase antara praktikan yang
memiliki sifat dominan dengan sifat resesif yakni (28,57 : 83,33) % yang berarti bahwa sebagian besar praktikan memiliki sifat
resesif terhadap fenotip lesung dagu.
2.
Anak daun telinga menggantung
Dari data individu diperoleh bahwa
fenotip tersebut bersifat dominan. Dari data kelompok terdapat 5 orang yang
bersifat dominan dan tidak ada yang bersifat
resesif dengan perbandingan (100 : 0) %, sedangkan dari data kelas, diperoleh 25 orang yang dominan dan 10 orang yang resesif dengan perbandingan
persentase antara sifat dominan dengan sifat resesif yakni (83,33 : 28,57) %.
3.
Ibu jari tangan kiri di atas
Dari
pengamatan individu ditemukan bahwa fenotip tersebut bersifat dominan, ini
berarti bahwa gen yang diturunkan dari orang tua praktikan bersifat dominan.
Pada data kelompok, tidak
terdapat orang yang bersifat dominan dan
5 orang yang bersifat resesif terhadap
fentotip tersebut dan kita peroleh perbadingan persentase yakni (0 :
100)
%. Kemudian pada data kelas, terdapat 17
orang yang bersifat dominan dan 18
orang yang bersifat resesif yakni dengan perbandingan antara sifat dominan
dengan sifat resesif yakni (48,57 : 51,24)
%.
4.
Ruas jari kelingking terujung menyerong
Pada
pengamatan individu ditemukan bahwa praktikan memilki sifat dominan terhadap
fenotip tersebut. Artinya gen yang diturunkan dari orang tua praktikan bersifat
dominan. Sedangkan pada pengamatan kelompok ditemukan 5 orang yang bersifat
dominan dan tidak ada
yang besifat resesif dengan perbandingan (100 : 0) %, hal ini berarti bahwa anggota
kelompok dengan sifat dominan lebih
banyak dibanding yang bersifat resesif. Kemudian dari pengamatan kelas
diperoleh data yakni 26
orang bersifat dominan dan 9
orang bersifat resesif dengan perbandingan yakni (74,28 : 25,71) %. Hal tersebut menunjukkan bahwa
sebagian besar gen yang diturunkan oleh orang tua praktikan bersifat dominan.
5.
Rambut dahi menjorok
Dari
data individu diketahui bahwa praktikan memilki sifat resesif terhadap fenotip
tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa gen dari orang tua bersifat resesif. Dari
data kelompok ditemukan 3
orang yang bersifat dominan dan 2
orang yang bersifat resesif, dengan peerbandingan (60 : 40) %. Sedangkan dari data kelas diperoleh
12 orang yang bersifat dominan dan 23 orang yang bersifat resesif dengan
perbandingan yakni (34,28 :
65,71). Berdasarkan perbandingam
tesebut, dapat kita simpulkan bahwa sebagian besar praktikan memiliki sifat
dominan terhadap fenotip tersebut.
6.
Rambut pada jari
Dari
data individu menunjukkan bahwa praktikan memiliki sifat dominan terhadap
terhadap fenotif tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa gen yang diturunkan orang
tua praktikan bersifat dominan. Dari data kelompok dapat diperoleh perbandingan
antara sifat dominan dengan sifat resesif yakni (100 : 0) % yang berarti bahwa
semua anggota kelompok memiliki gen yang dominan. Sedangkan pada data kelas
diperoleh 35
orang yang bersifat dominan dan tidak
ada
yang bersifat resesif dengan perbandingan (100 : 0) %.
7.
Lesung pipi
Dari pengamatan individu ditemukan
adanya fenotip tersebut pada praktikan artinya bahwa praktikan memiliki sifat
resesif terhadap fenotif tersebut. Dari pengamatan kelompok terdapat 2 orang yang bersifat dominan dan 3 orang yang bersifat resesif
dengan perbandingan (40 : 60) %. Pada pengamatan kelas hanya
6 orang yang bersifat dominan
dan 29 orang yang bersifat
resesif, dengan perbandingan (17,14 :
82,85) %. Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar praktikan memiliki sifat resesif terhadap fenotip lesung
pipi.
8.
Lidah dapat digulung memanjang
Pengamatan individu menunjukkan
bahwa praktikan memiliki sifat dominan terhadap fenotif tersebut. Hal ini
menunjukkan bahwa gen yang diturunkan dari orang tua bersifat dominan. Pada
pengamatan kelompok, terdapat 2
orang yang bersifat dominan dan 3 orang yang bersifat resesif. Kemudian pada
pengamatan kelas terdapat 23
orang yang bersifat dominan dan 12
orang yang bersifat resesif dengan perbandingan persentase yakni (65,71 : 34,28) %.
9.
Gigi seri atas bercelah
Dari
pengamatan individu, fenotip tersebut bersifat resesif. Pada pengamatan
kelompok, terdapat 1
orang yang bersifat dominan dan 4
orang yang bersifat resesif. Selanjutnya pada pengamatan kelas, ditemukan 8 orang yang bersifat dominan dan 27 orang yang bersifat resesif dengan
pebandingan persentase (22,85
: 77,14) %. Hal ini menunjukkan sebagian
besar orang tua praktikan menurunkan gen resesif gig atas bercelah.
Melihat
dari hasil pengamatan tersebut ternyata setiap orang memilki sifat yang dominan
dan resesif terhadap beberapa fenotip. Hal itu tergantung dari apa yang
diturunkan dari orang tua masing-masing individu. Sebagaimana pada anonima
mengatakan bahwa Hereditas adalah pewarisan watak dari induk ke keturunannya
baik secara biologis melalui gen atau secara sosial melalui pewarisan gelar,
atau status sosial. Sudah terlihat jelas oleh manusia-manusia sejak dahulu
bahwa keturunan menyerupai induknya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Sebagian besar sifat pada induk atau
parental akan diturunkan kepada keturunannya atau filialnya.
2.
Sifat dominan atau resesif pada fenotip
filial bergantung pada sifat gen yang diturunkan pada perentalnya.
3.
Sifat dominan adalah sifat yang menutupi
sifat yang lain sehingga sifat tersebut paling banyak muncul dan tampak pada si
fenotip, sedangka resesif adalah sifat yang tertutupi atau sifat yang tidak
nampak.
B. Saran
1.
Untuk
laboratorium
Sebaiknya di laboratorium,
alat-alat dan bahannya harus lengkap agar praktikum berjalan dengan lancar.
Selain itu, kebersihan laboratorium harus dijaga.
2.
Untuk asisten
Sebaiknya asisten mendampingi
kelompok yang kurang memahami percobaan yang dipraktikumkan.
3.
Untuk praktikum
Pada praktikum ini, diperlukan
ketelitian mata dalam melihat hasil pengamatan dan kelincahan kita dalam
mengoperasikan alat, selain itu perlu adanya perhatian dalam masalah kebersihan
lab maupun sarana dan prasarananya.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonima.
2010. Hereditas. www.google.co.id. Diakses pada tanggal 24
Desember 2010.
Anonimb.
2010. Hukum Mendel. www.google.co.id. Diakses pada tanggal 24 Desember 2010.
Cambell, Neil A dkk.
2001. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta
: Erlangga.
Pratiwi.A. 1999. Biologi Umum. Jakarta : Erlangga.
Syamsuri, Istamar.
2000. Biologi. Jakarta : Erlangga.
Tim Pengajar. 2010. Biologi Umum. Makassar : Jurusan Biologi
FMIPA UNM.
LAMPIRAN
Berapa nilai frekuensi
gen dominan dan resesif dalam kelas anda ?
Jawab :
Dik : jumlah seluruh gen dominan : 474,73
%
Jumlah seluruh gen
resesif : 448,83
%
Jumlah sifat baka : 9
Frekuensi gen dominan
=
= 52,75
%
Frekuensi gen
resesif
=
= 49,87
%
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Search
Peduli Syam
Kunjungi Ane di Facebook
Popular Posts
Blog Archive
Powered by Blogger.
0 comments:
Post a Comment