Monday, 3 June 2013
On 13:23 by Unknown in Karya Tulis Ilmiah No comments
LAPORAN
LENGKAP PRAKTEK LAPANG
MATA
KULIAH PENGETAHUAN LINGKUNGAN
DI
MALINO KABUPATEN GOWA
DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK
III (TIGA)
1.
YuhlisaHasliana (1212040003)
2.
Nasriani (1212041024)
3.
Sri Wahyuni (1212041031)
4.
Nurmayani J. Said (1212041007)
5.
Muhajirin (1212042002)
6.
Rustam Hafid (1212041011)
7.
Taufik (1212040012)
8.
A. AfdallahHusni (1212040001)
9.
LatifahKhaeriyah
PRODI
PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN
FISIKA
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
NEGERI MAKASSAR
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
atas rahmat dan karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Lapang
Mata Kuliah Pengetahuan Lingkungan di Kab. Gowa ini.
Penulisan Laporan Praktek Lapang
Mata Kuliah Pengetahuan Lingkungan Kab.
Gowa ini adalah merupakan salah satu tugas dan merupakan persyaratan untuk mengikuti ujian akhir
mata kuliah Pengetahuan Lingkungan.
Tak lupa penulis mengucapkan terima
kasih kepada pihak yang telah ikut membantu dalam menyelesaikan Laporan Praktek
Lapang Mata Kuliah Pengetahuan Lingkungan Kab. Gowa ini. Khususnya
kepada:
1.
Kedua orang tua
penulis,
2.
Dosen Pengetahuan Lingkungan, bapak Drs.M Nur
Zakariah Leo, M.Si,
3.
Asisten dosen kakanda Kaharman S.Pd dan asisten
lainnya yang tidak sempat kami sebutkan.
Dalam Penulisan Laporan Praktek Lapang Mata Kuliah Pengetahuan
Lingkungan Kab. Gowa ini, penulis mengakui masih banyak kekurangan baik pada sudut pandang
secara teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan Laporan
Praktek Lapang Mata Kuliah Pengetahuan Lingkungan Kab. Gowa ini untuk
kedepannya.
Dan akhirnya
penulis berharap dengan selesainya laporan
praktek lapang di kota
malino ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis
pada khususnya dan
semoga bisa menjadi referensi kedepannya bagi mahasiswa agar senantiasa menjaga
lingkungan demi kepentingan bersama.
Makassar, Desember 2012
Penulis
Kelompok
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Problematika Lingkungan
Masalah
lingkungan yang kita hadapi sekarang merupakan masalah ekologi manusia. Masalh
itu timbul karena aktifitas manusia yang menyebabkan lingkungan tidak atau
kurang sesuai lagi untuk mendukung kehidupan manusia. Baljar dari kasus-kasus
yang telah terjadi sebelumnya maka semua pihak baik pemerintah maupun
masyarakat mulai vocal dalam menyuarakan keperihatinanya terhadap masalah
lingkungan. Puncak perhatian tehadap masalah lingkungan ini pada saat diselenggarakan
konferensi PBB tentang lingkungan hidup di Stockholm pada bulan juni 1972, yang
dikenal dengan konferensi stockhplm pada bulan juni 1972, sehingga ditetapkan
sebgai hari lingkungan hidup sedunia (Tim Dosen, 2012:1-2)
1. Pengertian Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup adalah “kesatuan
ruang dalam semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan
perilakunya ynag mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk lain” (UU RI No. 23 Tahun 1997). Pada pengertian ini
tercantum dua kali kata manusia yakni manusia sebagai subjek (manusia dan
perilakunya) dan manusia sebagai objek (yang akan terpengaruh). Dalam
lingkungan hidup kita jumpai benda dan daya yang memungkinkan manusia dan
makhluk lain dapat hidup dan berkembang biak. Benda dan daya ini biasanya
dikelompokkan kedalam komponon fisik lingkungann hidup atau biasa juga disebut
sebagai komponon abiotik. Makhluk hidup yang terdiri dari satwa dan tumbuhan
termasuk komponen biotic sedangkan makhluk hidup berupa manusia disebut
komponen social, ekonomi dan budaya serta kesehatan masyarakat disebut sebagai
komponen kultur (cultur). Untuk singkatnya, lingkungan hidup terdiri atas tiga
komponen abiotik, biotic dan cultur, atau sering disebut sebagai konsep ABC
(Tim Dosen, 2012:3).
2. Permasalahan Lingkungan Hidup
Perkembangan kehidupan manusia
mewujudkan semakin modern tingkat kehidupan manusia, semakin besar kerusakan
dari pencemaran lingkungan hidup yang ditimbulkan. Disamping itu perkembangan
kehidupan tersebut juga menyebabkan makin menipisnya sumberdaya alam yang ada
dibimi ini. Masalah lingkungan hidup ini ada yang bersifat regional, dan
global. Luas besarnya masalah tersebut sangat dipengaruhi oleh tingkat besarnya
masalah (Tim dosen, 2012:4).
Dalam modul pengantar pengelolaan
lingkungan dikemukakan permasalahan lingkungan global yakni:
a. kerusakan dan menipisnya sumber
lingkungan global
b. kerusakan atmosfer yang berakibat
pada perubahan iklim
c. kerusakan lapisan ozon
d. kerusakan dan menipisnya sumber daya
hutan
e. menipisnya keanekaragaman hayati
f. pencemaran dan menipisnya sumber
daya kelautan
Menurut Anonim (2012) Salah satu
masalah lingkungan yang paling akrab di masayarakat Indonesia adalah banjir,
ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya banjir, yaitu sebagai berikut:
1.
penyebab
banjir akibat tindakan manusia
a.
Perubahan tata guna lahan
b.
Pembuangan
sampah
c.
Kawasan
kumuh disepanjang sungai / drainase
d.
Perencanaan system pengendalian banjir tidak tepat
e.
Penurunan
tanah
f.
Tidak
berfungsinya system drainase lahan
g.
Bendung
dan bangunan air
h.
Kerusakan
banguna pengendalian banjir
2.
penyebab
banjir akibat alam
1.
Erosi dan sedimentasi
2.
Curah hujan
3.
Pengaruh
fisiologis/geofisik sungai
4.
Kapasitas
sungai dan drainase tidak memadai
5.
Pengaruh
air pasang
B. Sumber Daya Manusia, Sumber Daya
Alam dan Lingkungan
1. Pertumbuhan Penduduk dan
Dampaknya Terhadap Lingkungan
Di indonesia masalah pertambahan penduduk masih cukup
memperihatinkan, kalaupun berbagai upaya telah dilaksanakan oleh pemerintah.
Pada awal pelita I, penduduk Indonesia berjumlah sekitar 120 juta, dengan
pertumbuhan rata-rata diatas 2,6%setahun kemudian pertumbuhan tersebut telah
dapat ditkan menjadi 2%, namun pertambahan jumlah penduduk masih cukup besar
(Tim Dosen,2012:29).
Akibat
pertumbuhan penduduk yang makin pesat tersebut akan menimbulkan banyak masalah.
Masalah di bidang kependudukan di Negara berkembang terdapat kecenderungan
perpindahan penduduk secara dramatis dari wilayah pedesaan kewilayah perkotaan
(Tim Dosen, 2012:30)
2. Sumber Daya Alam dan Dampaknya
Terhadap Lingkungan
Sumber daya alam merupakan unsure
lingkungan alam, baik fisik maupun hayati yang diperlukan oleh manusia untuk
memenuhi kebutuhannya dan meningkatkan kesejahteraannya. Manusia dalam
melaksanakan segala kegiatannya selalu memanfaatkan sumber daya alam. Hal
tersebut akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan baik positif maupun
negative (Tim dosen, 2012:31).
Strategi bidang sumber daya alam dan
lingkungan hidup :
a.
Sumber
Daya Alam
Mengoptimalkan upaya konservasi,
rehabilitasi dan penghematan sumber daya pertambangan, energi dan air melalui
sosialisasi penghematan, kepedulian dan kesadaran masyarakat, meningkatkan
kerjasama antar unit/instansi terkait dalam pengelolaan dan penegakan hukum.
b.
Lingkungan
Hidup
Meningkatkan
partisipasi dan akuntabilitas masyarakat, swasta dan pemerintah dalam mengatasi
pencemaran lingkungan hidup dan meningkatkan sistem pengelolaan lingkungan,
menyediakan RTH di permukiman padat dan kumuh sebagai ruang interaktif,
mengikutsertakan masyarakat dalam pengelolaan taman, serta penegakkan hukum
yang tegas dalam penanganan sumber pencemaran lingkungan.
c. Kebersihan
Meningkatkan partisipasi dan
akuntabilitas masyarakat, swasta dan pemerintah dalam penanganan masalah
sampah, pelayanan dan fasilitas kebersihan, menyediakan lokasi TPA baru,
meningkatkan kemampuan penanganan limbah B3, serta mengupayakan teknologi hemat
lahan dalam pengelolaan sampah.
3.
Dampak Teknologi Terhadap Lingkungan
Menurut
Tim Dosen (2012), penggunaan dan perkembangan IPTEK menimbulkan akibat sebagi
berikut:
a. mutasi gen manusia terselubung
b.. efek rumah kaca
c. hujan asam
d. Etika Lingkungan
Dengan
etika lingkungan kita tidak hanya mengimbangi hak dengan kewajiban tehadap
lingkungan, tetapi etika lingkungan juga membatasi tingkah laku dan upaya untuk
mengendalikan berbagai kegiatan, agar tetap berada dalam batas kelentingan
lingkungan hidup kita. Bahkan mungkin perlu diperjuangkan hak asasi kehidupan
atau hak asai lingkungan hidup, dimana hak asasi yang terdahulu itu (Tim Dosen,
2012:35).
4.
Matriks Bidang Sumber Daya Alam Dan
Lingungan Hidup
Menurut Renstrada (2009), matriks bidang sumber daya alam
dan lingungan hidup adalh sebagi berikut:
Tabel 1.1 Matriks Bidang Sumber Daya Alam dan
Lingungan Hidup
Arah Kebijakan
|
Strategi
|
Program
|
Indikator Kerja
|
Sumber Daya Alam
|
|||
Mengelola sumber daya
alam (SDA) dan
memelihara daya dukung
serta upaya konservasi,
rehabilitasi dan
penghematan penggunaan
sumber daya alam yang
menerapkan teknologi
ramah lingkungan
|
Mengoptimalkan upaya
konservasi, rehabilitasi dan
penghematan sumber daya
pertambangan, energi dan air
melalui sosialisasi
penghematan, kepedulian dan
kesadaran masyarakat,
meningkatkan kerjasama
antar unit/instansi terkait
dalam pengelolaan dan
penegakan hokum
|
1. Pengembangan sumber
daya pertambangan dan
energy
2. Pengembangan sumber
air tanah
|
a) Meningkatnya pemanfaatan
hasil tambang dan energi
untuk mendukung
kesejahteraan masyarakat
b) Tercapainya stabilitas
distribusi BBM dan gas untuk
memenuhi kebutuhan
masyarakat dan usaha.
a) Terkendalinya penggunaan air
tanah oleh instansi
pemerintah, dunia usaha dan
masyarakat
b) Terjaganya cadangan
sumber air tanah melalui
penambahan sumur resapan,
injection well dan reservoir air
bawah tanah
|
Lingkungan Hidup
|
|||
Menyeimbangkan
kepentingan lingkungan
hidup dengan kepentingan
sosial ekonomi masyarakat
dalam konteks
pembangunan
berkelanjutan
|
Meningkatkan partisipasi dan
akuntabilitas masyarakat,
swasta dan pemerintah dalam
mengatasi pencemaran
lingkungan hidup dan
meningkatkan sistem
pengelolaan lingkungan,
menyediakan RTH di
permukiman padat dan
kumuh sebagai ruang
interaktif, mengikutsertakan
masyarakat dalam
pengelolaan taman, serta
penegakkan hukum yang
tegas dalam penanganan
sumber pencemaran
lingkungan
|
1. Peningkatan Kualitas
Lingkungan
2. Peningkatan
Pengendalian Dampak
Lingkungan
3. Penataan dan
Pengembangan Ruang
Terbuka Hijau (RTH)
4. Penyerasian dan
Keindahan Lingkungan
|
a) Meningkatnya fungsi laut
sebagai sumber daya
ekonomi, transportasi dan
pariwisata
b) Meningkatnya fungsi
sungai/kali sebagai sumber
daya ekonomi dan wisata
c) Meningkatnya peranserta
masyarakat dan swasta
dalam pengelolaan fungsi
sungai dan laut
d) Terkendalinya emisi gas
pencemar udara
a) Terkendalinya pelaksanaan
kegiatan yang berdampak
pada lingkungan hidup
b) Meningkatnya pemahaman
dan kepedulian masyarakat
dan swasta akan
pentingnya lingkungan
hidup
c) Terlaksananya penegakan
hukum terhadap
pelanggaran di bidang
lingkungan hidup
a) Meningkatnya kualitas dan
kuantitas ruang terbuka
hijau dan ruang interaksi
publik
b) Terciptanya keseimbangan
lingkungan kehidupan yang
lebih sehat, indah dan
nyaman
a) Meningkatnya kualitas dan
kuantitas taman kota
b) Tertatanya dengan baik
penempatan ornamen dan
street furniture, termasuk
media luar ruang
c) Meningkatnya perencanaan
keserasian ornamen kota
terhadap unsur-unsur kota
lainnya
|
Kebersihan
|
|||
Menciptakan kota yang
bersih, bebas dari polusi
dengan pemanfaatan
teknologi tepat guna
|
Meningkatkan partisipasi dan
akuntabilitas masyarakat,
swasta dan pemerintah dalam
penanganan masalah
sampah, pelayanan dan
fasilitas kebersihan,
menyediakan lokasi TPA
baru, meningkatkan
kemampuan penanganan
limbah B3, serta
mengupayakan teknologi
hemat lahan dalam
pengelolaan sampah
|
1. Peningkatan sarana dan
Prasarana Kebersihan
2. Peningkatan Pelayanan
Kebersihan
|
a) Meningkatnya pelayanan
kebersihan
b) Meningkatnya ketersediaan
sarana dan prasarana
kebersihan
c) Tersedianya lokasi TPA dan
pengolahan sampah dengan
teknologi penanganan yang
tepat guna
a) Meningkatnya kesadaran
dan peranserta masyarakat
terhadap kebersihan kota
b) Meningkatnya kebersihan
kota
c) Meningkatnya kinerja aparat
kebersihan
|
C. Ekologi Sebagi Dasar Ilmu
Lingkungan
1. Pengertian Ekologi
Ekologi berasal dari bahas ayunani
“oikos” yang berarti rumah atau rumah tangga atau tempat tinggal, dan “logos”
yang berarti ilmu. Jadi mempelajari rumah tangga lingkungan, tempat hidup semua
organism, seluruh proses-proses fungsional yang menyebabkan tempat hidup itu
cocok untuk didiami. Secara harfiah, ekologi adalah ilmu yang mempelajari
organism di tempat hidupnya dengan menggunakan pola hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dan lingkungannya. Secara tradisional ekologi biasanya
diberibatasan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dalam
lingkungannya (Tim Dosen, 2012:43).
Menurut
Tim Dosen (2012), pengertian ekologi dapat disimpilkan sebagi beruikut:
1.
Ekologi
adalah ilmu tentang hubungan timbale balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
2.
Ekologi
adalah ilmu tentang makhluk hidup dan dalam habitatnya.
3.
Ekologi adalah ilmu tentang struktur dan
fungsi ekosistem.
Ekologi
pertamakali diperkenalkan oleh Ernest Haeckel seorang ahli biologi jerman pada
tahun 1869. Dalam pengertian prosees alamiah, ekologi telah diketahuindan
diaplikasiakan sejak dulu dan terus berkembang sejalan dengan perkembangan
akal dan budaya manusia. Sebagai ilmu ekologi telah berkebang pesat sejak
tahun 1990. Berdasarkan perkembangannnya, sekarang dikenal ilmu lingkungan
hidup dan biologi lingkungan. Pada dasarnya yang dimaksud dengan lingkungan
hidup adalah kesatuan ruang tempat organisme berada dan dapat saling
mempengaruhi. Ekologi adalah dasar pokok ilmu lingkungan (Soerjaatmadja,
1981:4).
2.
Ruang Lingkup Kajian Ekologi
Kajian
ekologi tidak telepasa dari kajian mengenai sitem makhluk hidup atau biosistem.
Biosistem tersusun atas komponen biotic dan abiotik. Setiap komponen biotic
membutuhkan semua komponen abiotik yang meliputi materi, energy ruang, waktu
dan keanekaragaman untuk membentuk ekoisistem secara utuh (Tim Dosen, 2012:43)
Menurut Anonim (2012), pembagian ekologi
ada 4 yaitu:
1.
Autekologi,
mempelajari satu jenis organisme dan interaksinya dengan lingkungan. Pembahasan
pada aspek siklus hidup, adaptasi, sifat parasitic dan lain-lain..
2.
Sinekologi,
mengkaji berbagai kelompok organism sebagai kesatuan yang saling berinteraksi
dalam satu daerah tertentu. Sering dikenal dengan ekologi komunitas.
3.
Pembagian ekologi berdasarkan habitat, kajian
ekologi menuryt habitat dimana organism hidup misalnya ekologi laut, ekologi
padang rumput, ekologi padang tropika, dan lain-lain.
4.
Pembagian
ekologi menurut taksonomi, kajian ekologi menurut taksa organism, misalnya
ekoologi tumbuhan, ekologi hewan, ekologi mikroorganisme, dan lain-lain.
3.
Hubungan Ekologi dengan Ilmu Lingkungan
Pada dasarnya ekologi adalah ilmu
dasar untuk mempertanyakan, menyelidiki dan memahami bagaimna alam bekerja,
bagaimana keberadaan makhluk hidup dalam setiap kehidupan, apa yang mereka
perlukan dari habitatnya untuk dapat melangsungkan kehidupan, bagiman mereka
mencukupi kebutuhannya, bagaimna mereka melakukan interaksi dengan komponenlain
dsan dengan spesies lain, bagiman individu dalam spesies dapat beradaptasi,
bagaiman makhluk hidup menghadapi keterbatasan dan harus toleran terhadap
berbagai perubahan, bagaiman individu dalm spesies mengalami pertumbuhan
sebagai bagian dari suatu populasi dan komunitas. Semua ini berlangsung dalam
satu proses yang mengikuti tatanan prinsip dan ketentuan alam yang rumit tetapi
cukup teratur yang dengan ekologi kita mencoba memhaminya. Dimana perlu dengan
menyederhanakannya, walaupun kita menyadari bahwa dibalik kesederhanaan itu
tetap tersimpan kerumitan yang mendalam (Anonim,2012).
Dapat dikatakan bahwa ilmu
lingkungan sebenarnya merupakan ilmu terapan dari ekologi yang murni sifatnya,
yakni bagaimana menerapkan berbagai prinsip dan ketentuan ekologi itu, dalam
kehidupan manusia, atau ilmu yang mempelajari tentang bagaimana manusia harus
menmpatkan dirinya dalam ekosistem, dalam lingkungan hidupnya (Anonim,2012).
D.
Ekosistem
1.
Pengertian Ekosistem
Suatu konsep
sentaral dari ekologi adalah ekositem, yaitu suatu system ekologi yang
terbentuk oleh hubungan timbale balik antara makhluk hidup dan lingkungannyan.
Suatu system terdiri dari komponen yang bekerjas sama sebagai suatu kesatuan.
Ekosistem pertama kali dikemukakan oleh transley pada tahun 1935. System ini
mempunyai beberapa nama lain. Forns tahun 1887 menyebut ekosistem sebagai
mikrokosm, frederich tahun 1930 menyebut holocoen, dan theiennemann tahun 1939
menyebut biositem (Soemarwoto, 1995:16).
2. Komponen Ekosistem
Menurut Sorjaatmadja (1981),
pembagian ekosistem dapat dituliskan sebagai berikut:
a.
Berdasarkan makanan
1. Komponen autotrofik, merupakan
organism yang dapat menyediakan makanannya sendiri (fotosintesis).
2. Komponen heterotrofik, merpakan
organusme yang hanya memanfaatkan bahan organic.
b. Berdasarkan fungsional
1.
Aliran
energi
2.
Rantai makanan
3.
Pola keanekaragaman dalam waktu dan ruang.
4.
Daur makanan (biogeokimia)
5.
Perkembangan dan evolusi
6.
Pengendalian
c.
Berdasarkan unsur penyusun
1. Senyawa norganic (C, N, P, H2O,
dan lain-lain yang terlibat dalam daur materi)
2. Senyawa organic (protein, karbohidrat, lemak,
dan lain-lain)
3. Resim iklim, berupa factor fisik.
4. Produsen (organism autotrofik)
5. Konsumen (organism heterotrofik)
6. Pengurai (saprofit dan
osmotrof)
3. Bentuk-Bentuk Ekosistem
Menurut Tim Dosen (2012),
bentuk-bentuk ekosistem adalah sebagai berikut :
a. Ekosistem perairan dalam
Ekosistem peraairan dalam terletak
beberapa ratus meter ditemui dibawah permukaan laut sehingga tidak banyak
menerima cahaya matahari langsung. Oleh karena makhluk hidup yang ditemui hanya
kelompok deeterivor sedangvkan semua jenis produsen tidak hidup.
b. Ekosistem perairan dangkal
Ekositem ini terletak dipantai yang
tertutupi air laut dan sangat jauh dari sungai yang besar. Di Indonesia,
ekosistem pantai seperti ini terdapat dipantai utara jawa, bali, sumbwa dan
Sulawesi. Ekosistem litoral terdiri dari sub ekosistem pantai batu dan sub
ekosistem karang batu, subekosistem karang batu tersusun atas batu-batu kecil
sebagai hasil proses konglomerasi dengan tanah liat dan kapur atau tebentuk
dari bongkahan-bongkahan granit, sedangkan subekosistem pantai batu terbentuk
sebagi hasil kegiatan beberapa organism colentrata, cacing, siput, dan ganggang
berkapur.
c. Bioma Tundra
Bioma tundra
terdapat di sekitar kutub utara. Bioma ini terletak di bagian selatan laut
kutub yang tertutup es.
d. Bioma taiga
Bioma taiga terletak dibagian
selatan kutub utarayaitu sekitar amerika utara, Eropa, dan Asia
e. Hutan Hujan Tropik
Bioma ini terdapat disepanjang
khatulistiwa, meliputi tanah amazon, amerika selatan, Indonesia, India Barat,
Asia tenggara, Australia timur laut dan lembah kongo di Afrika.
f. Hutan Sabana
Hutan sabana terdapat di
daerah-daerah dengan musim kemarau tropic yang sangat panjag dan kering.
g. Hutan Mangrove
Mangrove adalah khas daerah tropis
yang hidupnya hanya brkembang baik pada temperature dari 190-40o.
hutan mangrove menangkap dan mengumpulkan sedimen yyang terbawa arus
pasang surut dari daratan lewat aliran sungai.
h. Hutan Rawa
Hutannrawa Tuk karena keadaan tanah
yang sangat basah. Keanekaragaman hewan pada hutan rawa sangat rendah, hanya
ditemukan babi hutan, macam-macam ular air, ikan-ikan dan burung pencakar ular.
4. Energi dalam Ekosistem
Energi adalah kemampuan untuk
melakukan kerja. Energy dapat memanifestasikan berbagi bentuk yaitu bentuk
radiasi cahaya, bentuk energy panas, energy ikat kimia, energy mekanis, dan
energy listrik. Pada hakikatnya manifestasi kehidupan yang dinyatakan dalam rangkaian
peruhan-perubahanseperti membuat makanan (sintesis bahan organic), bernapas,
tumbuh, berkembang, bergerak, semuanya hanya dimungkinkan oleh adanya
perpindahan dan perubahan energy. Dapat dikatakan bahwa manifestasi kehidupan
adalah salah satu dari berbagai bentuk manifestasi energy (Tim Dosen, 2012:61-62)
Rantai makanan adalah pengaliran
energy dari sumbernya dalam tumbuhan, melalui sederetan organism yang makan dan
dimakan. Oleh karena itu rantai makanan merupakan prinsip yang menjelaskan
tentang hubungan antara produsen, konsumen, dan pengurai dalam memperoleh
makanan (Tim Dosen, 2012:62) .
Menurut Tim Dosen (2012), konsep
aliran energy dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Banyak sekali energi yang diperlukan
untuk menjalankan aktivitas kehidupan dalam satu ekosistem banyaknya energy
yang diperoleh dalam bentuk panas yang tidak dapat digunakan lagi.
b. Tiap ekosistem yang terbatas
kemampuan untuk member makanan maka energi juga terbatas. Jika populasi
konsumen melampaui batas-batas kemampuan ekosistem bersangkutan, maka akibatnya
keseimbangan ekosistem itu akan terganggu dan kemungkinan mematiakan ekosistem
itu.
c. Makin pendek rantai makanan atau
makin dekat kepada produsen sebagai mata rantai makanan, makin banyak energy
yang digunakan yang berarti makin banyak individu yang dapat diberi makan.
5. Piramida Ekologi
Piramida ekologi adalah plot jumlah
individu dalam ukuran kelas yang berbeda dan jmlah biomassa atau produktivitas
pada berbagai tingkat tropic, sedangkan tingkat tropic merupakan jarak transfer
makanan tertentu dari sumber energy yang ditempati kelompok organism.
a. Piramida Jumlah
Piramida ini mengelompokkan individu
yang menempati daerah tertentu berdasarkan tingkat tropiknya.
b. Piramida Biomassa
Piramida ini mengelompokkan individu
yang memiliki tiap tiangkatan tropic berdasakan biomassanya. Biomassa tersebut
juga standing crop yaitu jumlah nyata materi hidup yang terkandung dalam
ekosistem. Piramida ini dianggap lebih baik dari pada piramida jumlah, karena
hubungan kuantitatf biomassa dapat telihat
c. Piramida Energi
Piramida energi berdasar atas kecepatan aliran
energi dan tau produktivitas dan dinyatakan dalam mg berat kering/m2/waktu.
Dibandingkan kedua piramida lain, piramida ini merupakan piramida terbaik dan
tidak pernah terbalik apa yang dapat digambarkan dinamika kehidupan dari
komponen-komponen penyusun ekosistem.
6.
Kelestarian Ekosistem (Siklus Materi)
Mekanisme biogeokimia dalam
ekosistem berlangsung bersamaan dengan berjalannya rantai makanan, karena
senyawa kimia yang beredar berupa bahan makanan. Siklus ini disebut biogenesis
karena siklus berlangsung secara kimiawi melalui organism (biologi) sebagai
perantara dan kembali kelingkungan fisiknya melalui udara, tanah, dan air (biologis).
Selama peredaran ini terjadi perubahan-perubahan yang berlangsung pada tahap
tertentu (Tim Dosen,2012:70).
Lingkungan hidup tidak dapat dielakkan dari azas ekologi
yang membentuknya. Berbagai asas yang dimaksud adalah :
a.
Organisasi
ekosistem.
Suatu
ekosistem pada umumnya dihuni oleh mahluk hidup yang mengelompok sebagai suatu
populasi. Berbagai populasi yang bersama sama menghuni suatu wilayah
disebutkomunitas. Dalam konsep ekosistem, komponen-komponen lingkungan hidup
secara terpadu saling terkait dan tergantung satu dengan lainnya didalam suatu
sistem. Pendekatan ini disebut sebagai pendekatan yang holistic.
b.
Sistem
produksi, konsumsi dan dekomposisi
Sistem
produksi dalam ekosistem erat hubungannya dengan daur materidan daur energi.
Produksi primer dari suatu sistem berasal dari proses photosintesis yang
dilakukan oleh tumbuhan berhijau daun dengan pengikatan energi yang berasal
dari sinar matahari dalam bentuk karbohidrat.Tumbuhan berhijau daun disebut
produsen primer. Dalam proses daur materi dan energi seterusnya produsen primer
ini merupakan makanan konsumen primer, atau produsen sekunder atauherbivore
yakni hewan pemakan tumbuhan. Selanjutnya konsumsi primer ini dapat menjadi
mangsa (prey) dari konsumen sekunder yang dapat pula disebut produsen tersier.
Baik
produsen primer, sekunder atau predator dapat pula mengalami peruraian
perombakan atau dekomposisi menjadi bentuk bahan organik yang lebih sederhana
oleh mahluk hidup yang umumnya terdiri atas jasadrenik seperti jamur, bakteri,
cacing, dsb.
c.
Rantai
makanan
Rantai
makanan menunjukkan hubungan makan memakan dalam sebuah ekosistem. Satu
organisme bergantung pada organisme lain yang lebih rendah dalam rantai
makanan. Semua organisme yang mengkonsumsi jenis makanan yang sama di dalam
rantai makanan berada dalam tahap tropis yang sama. Jadi, tumbuhan (produsen
utama) termasuk dalam tahap tropik yang pertama, herbivore (konsumen utama)
termasuk dalam tahap tropik kedua, karnivore (konsumen sekunder) yang memakan
herbivore termasuk dalam tahap tropik ketiga dan karnivore sekunder (konsumen
tersier ), yakni yang memakan karnivore lain, termasuk dalam tingkat tropik
keempat. Melalui rantai makanan, energi dalam bentuk makanan berpindah dari
organisme-organisme dalam tahap tropik yang terakhir. Konsep jaring makanan
sangat diperlukan untuk memahami pentingnya memelihara keanekaan.
d.
Materi dan energi
Dalam
ekosistem materi akan mengalami daur, yang disebut sebagai daur materi.
Sedangkan energi akan mengalami aliran, jadi ada aliran energi. Hukum yang sangat
penting dalam daur materi dan aliran energi adalah hukum termodinamika, yaitu :
1)
Energi
tidak dapat diciptakan atau dihancurkan, hanya mengalami transformasi.
Hal ini yang dikenal denganhukum kekekalan energy.
2)
Proses
energi tidak pernah spontan, kecuali perombakan dari keadaan pekat menjadi
encer. Proses transformasi energi tidak ada yang terjadi dengan 100% efisien
Hukum
termodinamika erat hubungannya dengan hukum entropi, yakni semua perubahan yang
menghasilkan energi adalah perombakan menjadi bentuk yang lebih sederhana, dan
hal itu selalu berlangsung dengan efisiensi yang tidak pernah mencapai seratus
persen, oleh karena itu selalu terjadi suatu kelebihan transformasi energi,
Inilah yang berbentuk limbah.
Aliran
energi merupakan proses ketika energi matahari beralih kedalam bentuk-bentuk
lain (seperti panas, kimia, mekanis) dan dialirkan kedalam lingkungan, melalui
bermacam-macam organisme di setiap tingkat tropik (dalam rantai makanan, dan
akhirnya kembali ke lingkungan). Aliran energi di dalam lingkungan merupakan
salah satu komponen fungsional utama yang melindungi ekosistem.
e.
Keseimbangan
Ekosistem
memiliki kemampuan untuk memelihara sendiri, mengatur sendiri serta mengadakan
keseimbangan kembali. Kemampuan seperti ini juga merupakan kemampuan individual
dari manusia atau mahluk hidup lainnya. Oleh karena itu dalam sistem kehidupan
ada kecenderungan untuk melawan perubahan atau setidaknya ada usaha untuk
berada dalam suatu keseimbangan (homeostatis).
f.
Kelentingan
Suatu
sistem akan memberikan tanggapan terhadap suatu gangguan, baik disengaja maupun
tidak, sesuai dengan kelentingan (resilience) yang dimilikinya. Dalam suatu
sistem dengan kelentingan yang besar, penyerapan gangguan tidak akan merubah
stabilitas sistem itu, artinya sistem yang mengalami gangguan tersebut, tetap
merupakan sistem semula. Sebaliknya sistem yang memiliki kelentingan kecil
dengan gangguan yang sama besarnya, dapat berubah menjadi suatu sistem baru.
Jadikel enti ngan sebenarnya merupakan sifat suatu sistem yang memungkinkannya
kembali pada stabilitas semula.
g.
Daya dukung dan strategi hidup
Daya
dukung lingkungan (carrying capacity) adalah batas teratas dari pertumbuhan
suatu populasi, diatas mana jumlah populasi tidak dapat didukung lagi oleh
sarana, sumberdaya dan lingkungan yang ada.
Berdasarkan strategi kehidupannya, ada mahluk yang mempunyai strategi hidup memperhatikan
daya dukung lingkungan, dan akan menekan pertumbuhan populasinya apabila
jumlahnya sudah mendekati kemampuan daya dukung lingkungannya. Ciri utama
mahluk hidup yang demikian adalah yang mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekitarnya. Sebaliknya ada mahluk yang mempunyai strategi hidup
tidak mempedulikan batas daya dukung lingkungan,mereka berkembang biak menurut
nalurinya, melampaui daya dukung, mengalami bencana kelaparan yang menyebabkan
kematian masal, sehingga populasinya terpaksa turun di bawah kemampuan daya
dukung lingkungannya. Demikian seterusnya sampai mungkin terjadi stabilitas di
bawah batas daya dukung lingkungannya, walaupun stabilitas itu hanya akan
terjadi sementara waktu.
BAB III
METODE
PELAKSANAAN PRAKTEK LAPANG
A. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
1. Waktu Pelaksanaan
Hari : Sabtu-Minggu
Tanggal : 19-20 November 2011
Berangkat : Sabtu, 19 November 2011, pukul 8.30
WITA
(Tempat : Pelataran Jurusan
Geografi)
Kembali : Minggu, 20 November 2011, pukul
14.00 WITA
2.
Tempat Pelaksanaan
Praktik lapang dilaksanakan di lima titik di Kabupaten Gowa
yaitu :
Objek 1 : Pasar Sore Sungguminasa
Objek 2 : Daerah Sekitar
Pabrik Kertas
Objek
3 : DAM bili-bili
Objek
4 : Mayarakat Malino Di Kecamatan Tinggi Moncong
Objek
5 : Pasar Sentral Malino\
B. Alasan Pemilihan Lokasi
Ada
beberapa alasan pemilihan malino sebagai lokasi praktek lapang diantaranya
adalah daerah ini merupakan daerah dataran tinggi namun jaraknya cukup dekat
dengan kota Makassar, selain itu menurut pengakuan beberapa pendatang
telah terjadi banyak perubahan bila dibandingkan dengan beberapa tahun
terakhir, factor lain yang menyebabkan permasalahan lingkungan ini semakin
kompleks adalah di daerah malino ini di dominasi oleh pendatang yang membangun
banyak pemukiman, melihat kekompleksan masalah di daerah ini menjadikan sebuah
alasan bagi mahasiswa yang ingin meneliti tentang lingkungan.
Daerah
yang berada diatas ketinggian 1.500 DPL, ini juga pemasok utama tanaman
holtikultura ke Kota Makassar dan sekitarnya, bahkan hasil dari perkebunan ini
sebahagian sudah di ekspor kebeberapa negara di Asia dan Eropa. Keadaan
geografisnya di Kecamatan Tinggimoncong memang indah dan khas. Kesemuanya ini
baik langsung maupun tidak langsung menambah pendapatan penduduk, sehingga
penduduk akan sejahtera, disamping itu perpindahan penduduk ke daerah ini
meningkat dari tahun ke tahun, tapi dibalik itu semua kita juga perlu menyadari
akan dampak negatif yang timbul sebagai efek dari geliat ekonomi di daerah ini.
Atas
alasan inilah, sehingga kami mengambil daerah Malino. Kecamatan Tinggimoncong,
Kabupaten Gowa sebagai sampel dari praktik lapang mata kuliah Pengetahuan
Lingkungan.
C.
Alat dan Bahan yang Dipersiapkan
Adapun
alat dan bahan yang digunakan yakni :
1. Alat :
a.Kamera
b.Alat tulis
2. Bahan:
a.Kuesioner
b.Alat tulis menulis
c.Kertas Double
Folio
D. Susunan Kegiatan di Lapangan
1. Persiapan
a. Pembentukan kelompok praktek lapang
b. Penentuan lokasi dan waktu praktek
lapang
2. Kegiatan Inti
a.
Objek
1 : Pemukiman masyarakat Pasar Sungguminasa.
Di daerah
sekitar Pasar Sungguminasa, dilakukan wawancara dengan warga setempat dan
menanyakan seputar tentang keadaan keluarga dan lingkungan dengan 2 responden.
b.
Objek
2 : Pemukiman masyarak disekitar bekas pabrik kertas Bontomarannu.
Di daerah sekitar pabrik kertas, dengan kegiatan yang sama
pada lokasi 1 dilakukan wawancara pada 2 responden.
c. Objek 3 : Dam bili-bili
Lokasi ketiga di DAM Bili-Bili, dilakukan pengamatan
terhadap daerah sekitar bendungan Bili-Bili tersebut.
d. Objek 4 : Malino kecamatan tinggimoncong
Hari pertama di Malino, dilakukan
wawancara dengan warga masyarakat malino sebanyak 10 responden. Kemudkian
dilaporkan,. Pada hari kedua kembali dilakukan wawancara dengan masyarakat
sebanyak 10 responden dengan pengharusan responden yaitu wisatawan dan penduduk
lokal. Setelah itu dilakukan MID semester mata kuliah Pengetahuan Lingkungan.
e. Objek 5 : pasar Sentral Malino
Di lokasi ini peserta diberikan kebebasan untuk berbelanja
dan merupakan lokasi santai bagi peserta setelah mengikuti praktek lapang
selama dua hari.
3. Kegiatan Pasca Praktek
a. Pembuatan laporan lengkap praktek lapang Pengetahuan
Lingkungan
b. Asistensi laporan Pengetahuan Lingkungan
c. Pengumpulan laporan Pengetahuan Lingkungan
E. Teknik Pengumpulan Data
Pada praktikum ini dilakukan
pengumpulan data dengan menggunakan :
1. Kuesioner
Kuesioner yang
dimaksud disini adalah 3 lembar kertas yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan kepada responden. Kemudian diisi dengan berbagai options yang
akan dijawab oleh responden.
2.Wawancara
Untuk mengisi kuisioner yang telah tersedia maka dilakukan
wawancara kepada masyarakat sebagai narasumber.
3. Dokumentasi
Dokumentasi disini dalam bentuk foto sebagai bukti bahwa telah
melakukan wawancara kepada responden.
4. Observasi
Observasi yaitu melakukan wawancara secara langsung, bagaimana
responden
menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang di berikan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
HASIL PENELITIAN
1. LOKASI I :
Cambayya kel. Tampobalang
a. Responden
I
Nama responden : Halmida Dg. Puji
1) Identitas
responden
Anggota Keluarga
Nama
|
J
K
|
Tempat, tgl Lahir
|
agama
|
Status
|
P.T
|
Halmida Dg. Puji
|
P
|
Ujung Pandang,
02/02/1973
|
Islam
|
Menikah
|
SD
|
Arifin Dg, Laja
|
L
|
Ujung pandang,
02/02/1972
|
Islam
|
Menikah
|
SD
|
Syahrul
|
L
|
Gowa, 31/01/1972
|
Islam
|
Belum
|
SMP
|
Bahtiar
|
L
|
Gowa, 25/12/2002
|
Islam
|
Belum
|
SD
|
Status
kependudukan : Penduduk asli
2) Kondisi
lingkungan
1.
Kondisi rumah : permanen
2.
Drainase : tidak ada/ kurang baik
3.
Tempat pembuangan sampah : diangkut
4.
Sumber air yang digunakan : air
PDAM
3)
Perubahan lingkungan yang dirasakan
Menurut
responden, kondisi lingkungan kini bila dibandingkan dengan kondisi lingkungan
5 tahun yang lalu yakni dulu penduduknya belum padat, namun sekarang sudah
padat dan susunan rumah tidak beraturan.
b.
Responden II
Nama
responden : Helmi
1) Identitas
responden
Anggota
Keluarga
Nama
|
J
K
|
Tempat,
tgl Lahir
|
agama
|
Status
|
Pendidikan
terakhir
|
Musada Dg. Jipa
|
P
|
Bontonompo,
30/12/1966
|
Islam
|
Menikah
|
SD
|
Riska
|
P
|
Bontonompo,
30/12/2012
|
Islam
|
Menikah
|
SD
|
Aryad Dg. Ngemba
|
L
|
Bontonompo,
27/12/1968
|
Islam
|
Belum
|
SD
|
Status
kependudukan : Bukan penduduk asli
2) Kondisi
lingkungan
1. Kondisi
rumah : Permanen
2. Drainase : Tidak lancar
3. Tempat
pembuangan sampah : Diangkut
4. Sumber
air yang digunakan : Air sumur
3)
Perubahan lingkungan yang dirasakan
Menurut
responden, kondisi lingkungan kini bila dibandingkan dengan kondisi lingkungan
5 tahun yang lalu yakni dulu perumahan yang semakin padat.
c.
Responden III
Nama
responden : Harpito
1) Identitas
responden
Anggota
Keluarga
Nama
|
J
K
|
Tempat,
tgl Lahir
|
agama
|
Status
|
P.
T.
|
Sitti khalifah
|
P
|
Malino, 19/07/1979
|
Islam
|
Menikah
|
SMP
|
Rai Devi
|
P
|
Bliter, 19/08/2000
|
Islam
|
Belum
|
SMP
|
Status
kependudukaan : Penduduk asli
2) Kondisi
lingkungan
1.
Kondisi rumah : Permanen
2.Drainase : Kurang bersih Karena air tidak bisa
mengalir dengan bersih.
3.Tempat
pembuangan sampah : Untuk sampah kering dibakar, dan sampah
basah dibuang ke TPA
4.
Sumber air yang digunakan : PDAM
3)
Perubahan lingkungan yang dirasakan
Menurut
responden, kondisi lingkungan kini bila dibandingkan dengan kondisi lingkungan
5 tahun yang lalu yakni dulu lingkungan tersebut masih berupa rawa, namun kini
pemukiman semakin padat.
2.
LOKASI
II : BTN Bumi Batara Gowa
a. Responden
1
Nama
responden : Andi Faida
1) Identitas
Responden
Anggota
keluarga
Nama
|
JK
|
TTL
|
Agama
|
Status
|
Pend.
terakhir
|
Andi Faida
|
P
|
Bone, 20-06-1998
|
Islam
|
Menikah
|
SMA
|
Andi Irfan
|
L
|
Bone, 29-05-1991
|
Islam
|
Belum
|
SMA
|
Andi Aspar
|
L
|
Gowa, 28-08-2008
|
Islam
|
Belum
|
-
|
Status
kependudukan : Bukan penduduk asli, keluarga ini merupakan pindahan dari Bone.
2) Kondisi
lingkungan
1.
Kondisi rumah : permanen
2.
Drainase : berjalan lancar
3.
Tempat pembuangan sampah : diangkut
4.
Air yang digunakan : PDAM
3)
Perubahan lingkungan dalam waktu 5 tahun
yang lalu ialah kondisi perumahan yang semakin ramai, dahulunya hanya ada
beberapa rumah saja kini sudah menjadi
padat.
b. Responden 2
Nama
responden : Sunardi
1) Identitas
Responden
Anggota
keluarga
Nama
|
JK
|
TTL
|
Agama
|
Status
|
Pend.
terakhir
|
Sunardi
|
L
|
Bulukumba,
17-11-1970
|
Islam
|
Menikah
|
S1
|
Fatmawati
|
P
|
Pomala,
08-08-1978
|
Islam
|
Menikah
|
S2
|
Aufar Nasrah
|
L
|
Pomala,
05-07-1998
|
Islam
|
Belum
|
-
|
Aufar Bigals
|
L
|
Pomala,
26-02-1996
|
Islam
|
Belum
|
-
|
Status
kependudukan : Bukan penduduk asli, keluarga ini awalnya
bermukim
di Pomala Sulawesi Tenggara.
2) Kondisi
lingkungan
1.
Kondisi rumah : Permanen
2.
Drainase : Ada, tidak lancar.
3.
Tempat pembuangan sampah : Diangkut
4.
Air yang digunakan : PDAM dan sumur
3)
Perubahan lingkungan dalam waktu 5 tahun
yang lalu ialah kondisi perumahan yang semakin ramai, dahulunya hanya ada
beberapa rumah saja kini sudah menjadi
padat.
c. Responden 3
Nama
responden : Ridwan Radit
1) Identitas
Responden
Anggota
keluarga
Nama
|
JK
|
TTL
|
Agama
|
Status
|
Pend.
terakhir
|
Ridwan Radit
|
L
|
S. Minasa,
13-03-1986
|
Islam
|
Menikah
|
SMA
|
Erni
|
P
|
Sapaya,
27-03-1986
|
Islam
|
Menikah
|
SD
|
Nur Anisa
|
P
|
Sumigo,
26-09-2005
|
Islam
|
Belum
|
SD
|
Nur hidaya
|
P
|
Sumigo,
23-06-2007
|
Islam
|
Belum
|
-
|
Nur Alisa
|
P
|
Sumigo,
08-08-2010
|
Islam
|
Belum
|
-
|
Status
kependudukan : Bukan penduduk asli,
keluarga ini awalnya
bermukim di Sungguminasa.
2) Kondisi
lingkungan
1.
Kondisi rumah : Permanen
2.
Drainase : Baik
3.
Tempat pembuangan sampah : Diangkut
4.
Air yang digunakan : Sumur
3)
Perubahan lingkungan dalam waktu 5 tahun
yang lalu ialah kondisinya lebih baik dari 5 tahun yang lalu.
3.
LOKASI
III : Eks. Pabrik Kertas Bontomarannu
a. Responden 1
Nama responden :
.Nafri
1)
Identitas responden
Nama
|
JK
|
TTL
|
Agama
|
Status
|
Pend. Terakhir
|
Nafri
|
L
|
27, Mei, 1976
|
Islam
|
Menikah
|
SMP
|
2) Kondisi lingkungan
a) Kondisi rumah : Permanen
b) Drainase : Lumayan bagus
c) Tempat pembuangan sampah : Diangkut
d) Air yang digunakan : PAM
3)
Kondisi lingkungan sebelum adanya pabrik kertas gowa
Dulunya hanyalah sebuah hutan, yang hanya dihuni
oleh beberapa keluarga. Setelah adanya pabrik kertas gowa lokasi pemukiman
mulai padat.
4) Dampak
adanya pabrik kertas
-
Positif : a) Awal berdirinya pabrik,
lingkungan menjadi hijau karena pabrik melakukan penghijauan dengan menanam pohon.
b) Terhadap lingkungan,
keberadaan masyarakat yang awalnya
merupakan pengangguran mulai mendapat pekerjaan
- Negatif : Lingkungan menjadi berisik (
bising ).
b. Responden 2
Nama Responden : Aziz Dg. Ngemba
1)
Identitas Responden
Nama
|
JK
|
TTL
|
Agama
|
Status
|
Pendidkan terakhir
|
Aziz Dg Ngemba
|
L
|
Borong, 03/12/1960
|
Islam
|
Menikah
|
SD
|
Herlina
|
P
|
Sungguminasa, 21/06/1986
|
Islam
|
Menikah
|
SMP
|
Nur Amelia
|
P
|
BTN. Kadieng,11/09/2005
|
Islam
|
Menikah
|
SD
|
Status
kependudukan : Penduduk asli
2)
Kondisi fisik Lokasi pengamatan
1.
Kondisi rumah : Permanen
2.
Drainase :
Ada, lancar
3.
Tempat pembuangan sampah : Dibakar
4.
Air yang digunakan : Air sumur
3)
Perubahan lingkugnan yang dirasakan
1.
Sebelum adanya pabrik kertas gowa awalnya
berupa hutan, udara nyaman dan segar,
2.
Setelah adanya pabrik kertas gowa, aktivitas
pabrik menyebabkan pencemaran udara.
4) Dampak
adanya pabrik terhadap lingkungan
- Dampak
bagi lingkungan : Udara tidak segar lagi
- Dampak bagi social masyarakat : Masyarakat masih mensosialkan gotong
royong.
c. Responden 3
Nama
responden : Herlinawati Hutagal
1)
Identitas Responden
Nama
|
JK
|
TTL
|
Agama
|
Status
|
Pend. terakhir
|
Mangisi
|
L
|
|
Kristen
|
menikah
|
SMA
|
Herliawati hutagad
|
P
|
03/10/1957
|
Kristen
|
menikah
|
SMP
|
Hotman Fasaribu
|
L
|
31/07/1981
|
Kristen
|
menikah
|
SMA
|
Hendra Fasaribu
|
L
|
10/10/1982
|
Kristen
|
Belum menikah
|
S1
|
Herman Meitriani F
|
P
|
05/05/1988
|
Kristen
|
Belum menikah
|
D3 Bidan
|
Status kependudukan
: Bukan penduduk asli, yakni
berasal dari medan
2)
Kondisi Fisik lokasi pengamatan :
1. Kondisi
rumah : Semi permanen
2. Drainase : Tidak
ada
3. Tempat
pembuangan sampah : Tidak ada
4. Air
yang digunakan : Air ledeng dari sungai
3) Perubahan
lingkungan yang dirasakan
a) Sebelum adanya pabrik kertas
gowa baik, tidak ada perubahan sebelum dan sesudah,
b) Setelah adanya pabrik kertas gowa kehidupan masyarakat lebih baik dan lebih
sejahtera.
4) - Dampak bagi lingkungan limbah pabrik di sawah
jadi lebih baik
- Dampak bagi social lingkungan baik, karena
masyarakat bisa kerja di
pabrik.
4.
LOKASI
IV : Bendungan Bili-Bili
a.
Dibangun pada tahun 1984 selesai tahun 1996
b. Jumlah desa yang tenggelam 4 yaitu:
1) Lanna
2)
Borisallo
3)
Romangloe
4)
Manuju
c. Manfaat adanya bendungn bili-bili bagi
masyarakat
1)
sebagai sumber penangkapan ikan
2)
sumber penghasilan padi dan kacang-kacangan
3)
sumber penambangan pasir dan batu kali
d.
Vegetasi : di pinggiran jalanan banyak terdapat
pohon jati putih,
kemiri
dan jambu mete.
5.
LOKASI
V : Alur C. Parangloe
a. Responden
I
Nama
Responden : Suardi
1) Identitas
anggota keluarga responden
Nama
|
J
K
|
TTL
|
Agama
|
Status
|
Pend.
terakhir
|
Sitti
hasna
|
P
|
Gowa
10 oktober 1968
|
Islam
|
Menikah
|
SMP
|
Kukuh
prakoso
|
L
|
Watampone
26 februari 1996
|
Islam
|
Menikah
|
SMA
|
Rara
dwi saputri
|
P
|
Watampone
28 agustus 2000
|
Islam
|
Belum
menikah
|
SD
|
Status
kependudukan : Bukan penduduk asli tapi
asal daerah dari desa bone-bone kabupaten watampone provinsi Sulawesi selatan
2) Kondisi
lingkungan
1.
Kondisi rumah : Permanen
2.
Drainase : Lancar
3.
Air yang dipakai :
PDAM
4.
Vegetasi : Banyak tumbuh-tumbuhan
utamanya pohon mahoni
3)
Perubahan yang terjadi 5 tahun terakhir
1.
Pemukiman penduduk semakin padat
2.
Perbaikan sarana dan prasarana lebih
baik
b. Responden
II
Nama responden : Hj. Rannu
1) Identitas
responden .
1.
Pekerjaan : Pedagang
2.
Tempat, tanggal lahir : Lata,
12 november 1945
3.
Status : Menikah
4.
Pendidikan terakhir : SD
2)
Kondisi lingkungan
1.
Kondisi rumah : Permanen
2.
Drainase : Lancar
3.
Tempat pembuangan sampah : Dibakar
4.
Air yang dipakai : PDAM
5.
Vegetasi : banyak tumbuh-tumbuhan
3) Aktivitas
masyarakat :
petani, pegawai dan wirausaha
4) Perubahan yang terjadi 5
tahun terkhir sudah semakin banyak
penduduk yang bermukim, saluran PDAM lebih Baik.
6.
LOKASI
VI : Kota Malino
a.
Responden I
Nama
responden : Kasma
1) Identitas
responden
Anggota
Keluarga
Nama
|
Jenis
Kelamin
|
Tempat, tgl Lahir
|
agama
|
status
|
Pendidikan terakhir
|
Anton
|
L
|
Malino, 12/06/1996
|
Islam
|
Menikah
|
SMP
|
Kasma
|
P
|
Malino, 09/10/1969
|
Islam
|
Menikah
|
SMP
|
Hendra
|
L
|
Malino, 28/08/1996
|
Islam
|
Belum
|
SMP
|
Hendro
|
L
|
Malino, 28/08/1996
|
Islam
|
Belum
|
SMP
|
Fadli
|
L
|
Malino, 02/03/2002
|
Islam
|
Belum
|
SMP
|
Status
Kependudukan : Penduduk asli
2) Kondisi
lingkungan
1.
Kondisi rumah : permanen
2.
Drainase : lancar
3.
Tempat pembuangan sampah : dibakar
4.
Sumber air yang digunakan : PDAM
3)
Perubahan lingkungan yang dirasakan
Menurut responden, kondisi
lingkungan kini bila dibandingkan dengan kondisi lingkungan 5 tahun yang lalu
sangat jauh berbeda, yakni lingkugan dahulu masing gersang dan belum banyak
pemukiman dan wisma. Namun sekarang kondisi lingkungan telah sejuk, indah,
rumah dan berbagai pepohonan telah tersusun rapi, dan telah banyak dibangun
perumahan permanen serta wisma.
4)
Kondisi lingkungan responden
1.
Kondisi lingkungan : kondisi
sejuk dan dingin, indah, asri serta bersih. Pohon yang tumbuh didominasi oleh
pohon-pohon berukuran besar dan berbagai tanaman yang ada.
2.
Aktivitas masyarakat : mayoritas
berprofesi sebagai pegawai, buruh, dan wiraswasta. Setiap hari melakukan
aktivitas masing-masing.
3.
Keadaan vegetasi : mayoritas jenis
pohon spatudea, bunga-bunga hias, rerumputan yang alami.
b. Responden
II
Nama
responden: Hasan
1) Identitas
responden
Nama
|
Tempat, tgl lahir
|
Agama
|
Status
|
Pendidikan terakhir
|
Hasan
|
Malino, 17/12/1923
|
Katolik
|
Menikah
|
SD
|
Status
kependudukan : Penduduk asli
2) Kondisi
lingkungan
a)
Kondisi rumah : permanen,
sederhana
b)
Drainase : tidak ada
c)
Tempat pembuangan sampah : dibakar/
dibuang sendiri
d) Air
yang digunakan : PDAM
3) Perubahan
lingkungan yang dirasakan
Menurut
responden, perbandingan antara kondisi lingkungan 5 tahun lalu dan sekarang
sangat berbeda. Dulu, susunan rumah penduduk belum diatur dan masih sangat
kurang. Namun, sekarang tatanannya telah rapi serta lingkungannya semakin
bersih.
4) Kondisi
lingkungan responden
a)
Kondisi lingkungan : kondisi
sejuk dan dingin, indah, asri serta bersih. Pohon yang tumbuh didominasi oleh
pohon-pohon berukuran besar dan berbagai tanaman yang ada.
b) Aktivitas
masyarakat : mayoritas berprofesi sebagai pegawai, buruh, dan wiraswasta.
Setiap hari melakukan aktivitas masing-masing.
c) Keadaan vegetasi : mayoritas jenis
pohon spatudea, bunga-bunga hias, rerumputan yang alami.
c. Responden
III
Nama
responden : Irwan
1) Identitas
responden
Nama
|
Jenis
kelamin
|
Tempat, tgl Lahir
|
agama
|
Status
|
Pendidikan terakhir
|
Irwan
|
L
|
Makassar, 19/12/1970
|
Islam
|
Menikah
|
SMP
|
Jumriati
|
P
|
Malino, 19/12/1970
|
Islam
|
Menikah
|
SMA
|
Yusrin
|
L
|
Malino, 23/12/1997
|
Islam
|
Belum
|
SMP
|
Sialz
|
P
|
Malino, 14/07/2000
|
Islam
|
Belum
|
SD
|
Status
kependudukan : Penduduk Asli
2) Kondisi
lingkungan
1.
Kondisi rumah : permanen
2.
Drainase : ada, lancar
3.
Tempat pembuangan sampah : dibakar/dibuang
sendiri
4.
Air yang digunakan : PDAM
3) Perubahan
lingkungan yang dirasakan oleh responden
Menurut
responden, perbedaan antara kondisi lingkungan 5 tahun yang lalu dan sekarang
yakni pada fasilitas jalan masyarakat, yakni 5 tahun yang lalu rusak dan tidak
layak untuk dilewati, namun sekitar 4 tahun yang lalu sudah mengalami perbaikan
dari pemerintah.
4) Kondisi
lingkungan respoden
1.
Kondisi lingkungan : bersih
2.
Aktivitas masyarakat : penjaga
rumah dan pegawai negeri
3.
Keadaan vegetasi : markisa,
pinus, bunga-bungaan.
d.
Responden IV
Nama responden : Misi
1)
Identitas responden
Nama
|
Jenis
kelamin
|
Tempat,
tgl lahir
|
Agama
|
Status
|
Pendidikan
terakhir
|
Misi
|
L
|
Jotor,
1937
|
Islam
|
Kawin
|
-
|
Status
kependudukan : Penduduk asli
2) Kondisi
lingkungan
1.
Kondisi rumah : permanen
2.
Drainase : tidak ada
3.
Tempat pembuangan sampah : dibakar/
dibuang sendiri
4.
Air yang digunakan : air PDAM
3) Perubahan
lingkungan yang dirasakan
Menurut responden, perbedaan antara kondisi
lingkungan 5 tahun yang lalu dan sekarang yakni pada fasilitas jalan
masyarakat, yakni 5 tahun yang lalu rusak dan tidak layak untuk dilewati, namun
sekitar 4 tahun yang lalu sudah mengalami perbaikan dari pemerintah.
4) Kondisi
lingkungan responden
1.
Kondisi lingkungan : bersih
2.
Aktivtas masyarakat : penjaga
wisma
3.
Keadaan vegetasi : cengkeh dan
kolu
e. Responden V
Nama
responden : Saripa
1) Identitas
responden
Nama
|
Jenis
kelamin
|
Tempat, tgl Lahir
|
agama
|
Status
|
Pendidikan terakhir
|
Saripa
|
P
|
Makassar, 24/04/1959
|
Islam
|
Menikah
|
SMP
|
Aisyah
|
P
|
Malino, 20/10/1989
|
Islam
|
Menikah
|
SMP
|
Irfan
|
L
|
Malino, 17/07/1982
|
Islam
|
Menikah
|
SMA
|
Dian
|
L
|
Malino, 18/11/1997
|
Islam
|
Belum
|
SMP
|
Status
kependudukan : Penduduk asli
2) Kondisi
lingkungan
1. Kondisi
rumah : semipermanen
2. Drainase : ada, lancar
3. Tempat
pembuangan sampah : dibakar/dibuang sendiri
4. Air
yang digunakan : air PDAM
3) Kondisi
lingkungan yang dirasakan
Menurut
responden, kondisi lingkungan jika dbandingkan dengan 5 tahun yang lalu,
kondisi udara dulu sangat sejuk dan kini kesejukannya telh berkurang.
Menurutnya pula bahwa penduduk semakin sejahtera.
4) Kondisi
lingkungan responden
1.
Kondisi lingkungan : sejuk,
indah, dan bersih
2.
Aktivitas masyarakat : pedagang
kaki lima
3.
Keadaan vegetasi : pinus cengkeh,
cemara, pohon-pohonan berdaun lebar dan runcing denga tinggi rata-rata 30 m.
4.
B. PEMBAHASAN
1.
Lokasi I : Pemukiman kumuh Cambayya
kel.Tompobalang
Pemukiman
masyarakat di perumahan ini sudah semakin padat disebabkan karena meningkatnya
penduduk warga setempat. Keadaan lingkungan dipemukiman warga kurang bersih
disebabkan karena saluran irigasi tidak lancar. Menurut pendapat warga setempat
keadaan didaerah ini lima tahun terakhir masih dalam keadaan rawa-rawa namun
setelah diperbaikinya sungai je’ne berang berubah menjadi tempat pemukiman
masyarakat. Hubungan
sosial budaya penduduk lingkungan pemukiman cambayya, cukup baik, meskipun
lingkungan pemukiman mereka cukup kumuh dan posis rumah mereka yang tidak
beraturan. Hal itu terbukti dengan adanya sikap tenggang rasa yang tinggi antar
sesama warga. Budaya pun tetap mereka lestarikan. Mereka senantiasa menjunjung
tinggi budaya kebersamaan dalam berbagai hal.
2.
Lokasi II :BTN Bumi
Batara Gowa
Perumahan ini
berada di kecamatan bontomarannu
berjarak sekitar 8 Km dari ibu kota kabupaten gowa. Kondisi lingkungan didaerah ini seperti
drainasenya lancar, tempat pembuangan sampahnya diangkut oleh dinas kebersihan
setempat dan air yang digunakan sebagian berasal dari air PAM dan sumur.
Kebanyakan rumah di daerah ini merupakan rumah permanen., karena ditempat ini
merupakan perumahan yang disewa. Keadaan
lingkungan lima tahun yang lalu yaitu masih kurang perumahan dan belum
teratur dengan baik.
3.
Lokasi
III : Eks. Pabrik Kertas Bontomarannu
Dilihat dari
segi pemukimannya, daerah ini masih tidak
teratur. Rumah warga yang satu dengan rumah
warga yang lain terpisah jarak yang cukup jauh. Rumah
penduduk pun sebagian masih tergolong pemukiman yang kurang layak. Namun, jalanan di daerah ini
sudah cukup baik karena berdasarkan informasi dari responden, bantuan
pemerintah, khususnya pembangunan jalan cukup lancar. Dilihat dari
segi pemukimannya, daerah ini masih tidak teratur. Rumah warga yang satu dengan rumah
warga yang lain terpisah jarak yang cukup jauh. Rumah
penduduk pun sebagian masih tergolong pemukiman yang kurang layak. Namun, jalanan di daerah ini
sudah cukup baik karena berdasarkan informasi dari responden, bantuan
pemerintah, khususnya pembangunan jalan cukup lancar. Penduduk di daerah ini
cukup menjunjung tinggi nilai-nilai budaya yang ada. Hubungan social antar
warga pun terbilang erat. Jika ada sebuah acara, mereka saling berpartisipasi
demi menjaga tali silaturahmi antar sesama. Tanah di daerah
ini termasuk daerah yang tanahnya berbatu. Karena termasuk dataran rendah, maka
tipe hidrologinya ialah air tanah dan juga di daerah ini menggunakan air Pompa
Air Minum (PAM).
4.
Lokasi IV : Bendungan Bili-Bili
Bendungan bili-bili terletak di
dusun bili-bili desa romangloe perbatasan dengan kecamatan parangloe. Bendungan
bili-bili dibuat pada tahun 1994 dan selesai pada tahun 1999 yang bekerja sama dengan pemerintah jepang.
Bendungan bili-bili dimanfaatkan warga masyarakat sebagai pencarian ikan,
sebagai tambang pasir dan jika airnya pasang dimanfaatkan warga setempat untuk
menanam padi. Bendungan bili-bili juga dimanfaatkan sebagai unit pembantu
pembangkit listrik tenaga air.
5.
Lokasi V : Alur C Parangloe
Pada pemukiman
masyarakat di alur C kecematan parangloe
yang merupakan daerah baru berkembang karena pindahan akibat tenggelamnya
pemukiman yang baru disebabkan karena dibuatnya bendungan bili-bili.
Perkembangan pada masyarakat di daerah ini semakin meningkat karena kedatangan
penduduk yang semakin meningkat untuk bermukim di daerah ini. Pada pemukiman
masyarakat alur c keadaan lingkungannya cukup bersih, masih asri, saluran
airnya lancar dan menggunakan air dari PDAM. Diderah ini mayoritas penduduknya
sebagian besar bekerja sebagai pegawai, petani dan wiraswasta.
6.
Lokasi VI :Kota Malino
Kondisi warga di daerah ini sudah
tergolong bagus hal ini ditunjukkan dengan banyaknya rumah penduduk yang telah
diubah dari non permanen menjadi non permanen bahkan permanen, selain itu di
daerah ini sudah banyak rumah-rumah penduduk yang didesain dan dibuat dengan
arsitektur modern dengan jarak antara rumah yang satu dengan rumah yang lainnya
begitu teratur. Mata pencaharian penduduk di daerah ini homogeny atau
mayoritasnya adalah pedagang. Hal ini disebabkan karena tingginya tingkat
pariwisata di daerah ini sehingga masyaraka menilai dan menganggap bahwasany
berdagang merupakan pekerjaan yang cukup. menjanjikan bila dikembnagkan secara
profesinal di daerah ini. Hubungan sosial budaya di lokasi ini tidak memiliki
perbedaan yang signifikan dengan lokasi sebelumnya. Baik itu hubungan social
antar warga maupun nilai budaya masih sangat terjaga dengan baik.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang
telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1. Kondisi
sosial masyarakat, khususnya di Kabupaten Gowa sangat bagus, karena
ketidakadanya perselisihan-perselisihan yang terjadi antar warga masyarakat.
2. Kondisi
ekonomi masyarakat khususnya di Kabupaten Gowa, umumnya di atas rata-rata,
namun pada saat musim penghujan, karena dominan bekerja sebagai petani maka
hasil pertaniannya kurang baik.
3. Kondisi
fisik wilayah di Kabupaten Gowa, khususnya di daerah Tinggimoncong, wilayahnya memiliki topografi yang
bervariasi, secara umum mulai dari datar, datar berbukit, datar bergelombang,
bergelombang, dan curam.
4. Pendatang
yang menetap di daerah malino, memberikan pengaruh yang besar terhadap
wilayah tersebut. Karena selain terjadinya pertambahan penduduk memungkinkan
juga terjadinya perubahan tata ruang yang menyebabkan terjadinya perubahan suhu
di daerah tersebut, yang dulunya begitu sejuk kini menjadi kurang sejuk dari
sebelumnya.
B. SARAN
1.
Sebaiknya masyarakat
agar lebih menjaga kebersihan lingkungannya dengan tidak membuang sampah
disembarang tempat dan mengurangi ekploitasi lahan, terutama pada hutan.
2.
Diharapkan kepada pemerintah
setempat agar lebih memperhatikan kelestarian lingkungan, dengan menindak tegas
para pelaku perusak lingkungan.
3.
Diharapkan kepada semua peserta
praktikum agar kiranya dapat berpartisipasi aktif dalam melakukan
kegiatan pendataan beserta kegiatan lainnya yang bersinggungan langsung
dengan praktikum.
Lampiran
foto-foto
Gambar.1 PemukimanKumuh Cambayya
Kel. Tompobalang
Gambar.2 BTN Bumi Batara Gowa
Gambar.3 Eks.Pabrik Kertas
Bontomarannu
Gambar.4 Bendungan Bili-Bili
Gambar.5 Alur C
Parangloe
Gambar.6 Masyarakat dan Kota Malino
Gambar.7 Wisata Pohon Pinus Kota
Malino
Gambar.8 Wisata Pasar Tradisional
Kota Malino
Gambar.9 Wisata Air
Terjun Takapala Kec. Tinggimoncong
KELOMPOK
III (TIGA)
PRAKTEK
LAPANG
KOTA
MALINO KABUPATEN GOWA
MATA
KULIAH PENGETAHUAN LINGKUNGAN
Dari kiri
kekanan :
1.
RustamHafid
2.
Taufik
3.
A.
Afdallah Husni
4.
Muhajirin
5.
Nurmayani
J. Said
6.
Sri
Wahyuni
7.
Latifah
Khaeriyah
8.
Nasriani
9.
Yuhlisa
Hasliana
DAFTAR PUSTAKA
Leo,
Nurzakariah, dkk. 2011. Modul Pengetahuan
Lingkungan. Makassar: FMIPA UNM.
Dharma,
Agus. 2012. Banjir. Staffsite.gunadarma.ac.id/agus_dh/.
Diakses tanggal 17 Desember 2012
Renstrada. 2009. Lingkungan.
Jakarta: Pemprov DKI Jakarta
Soerjaamadja, R.E.S. 1981. Ilmu
Lingkungan. Bandung: ITB
, M. 1985. Alam Sebagai Sumber Moral. Diskusi panel
PPSML-kelompok alumni filsafat.jakarta. 18 juli 1985
Soerjani, M. 1987. KUrsus dasar-dasar Analiosis Dampak
Lingkungan-UI XVII, 4-20 Desember 1987. Psml-UI, Jakarta.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Search
Peduli Syam
Kunjungi Ane di Facebook
Popular Posts
Blog Archive
Powered by Blogger.
0 comments:
Post a Comment