Saturday, 1 June 2013
Postingan ini bermasalah pada gambar spesimen, atau gambar objek yang akan diamati tidak dapat dimuat. Untuk dapat melihat gambar secara utuh beserta gambar hasil pengamatan, silahkan klik link ini
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Lengkap Praktikum Biologi Dasar dengan judul “Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop” di susun oleh :
Nama
: Rustam Hafid
N
I M : 1212041011
Kelas : A (Pendidikan Fisika)
Kelompok : II
(Dua)
telah diperiksa dan dikonsultasikan kepada Asisten dan Koordinator Asisten, maka dinyatakan diterima.
Makassar, November 2012
Koordinator
Asisten Asisten
(Syamsu
Rijal, S.Pd) (Sygit frank Sananta)
NIM: 081404022
Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab
(Dr. Ir. Muh. Junda, M.Si)
NIP: 1962 11 08 1991 03
1 002
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia secara hakekat adalah makhluk
hidup ciptaan tuhan yang dibekali dengan akal pikiran yang tak dimiliki oleh
makhluk lain. Dengan adanya akal pikiran ini, sehingga manusia terdorong dan
dituntut untuk menyelidiki dan mempelajari semua aktifitas-aktifitas atau
gejala-gejala yang terjadi disekitarnya. Rasa ingin tahu yang tinggi membuat
manusia mulai tertarik untuk menyelidiki semua benda disekitarnya, baik yang
mikro maupun yang makro. Tentunya tak ada kesulitan untuk mempelajari atau
menyelidiki semua kenampakan yang makro karena dapat teramati secara langsung,
namun berbeda dengan benda-benda yang berukuran mikro atau tak kasat masa. Hal
tersebutlah yang mendorong manusia dari berabad-abad yang lalu untuk mencari
pendukung (alat) dalam mempelajari semua benda-benda yang berukuran
mikroskopis, yang akhirnya terjawab pada abad ke-16, yakni pada tahun 1674
dengan ditemukannya suatu alat yang bernama mikroskop (micro berarti kecil, scope berarti lihat,
mikroskop berarti alat untuk melihat benda berukuran kecil) oleh Antoni van Leuwenhoek, walaupun masih sangat sederhana, yang terus
mengalami perkembangan hingga kini.
Desain dasar mikroskop Leeuwenhoek
sebagian orang menganggapnya hanyalah kaca pembesar (karena hanya terbuat dari
1 lensa saja), bukan mikroskop seperti yang digunakan sekarang (yang terdiri
dari 2 lensa). Dibandingkan dengan mikroskop modern, mikroskop buatannya adalah
perangkat yang sangat sederhana, hanya menggunakan satu lensa, terpasang dalam
lubang kecil di piring kuningan yang membentuk tubuh instrumen.
Berangkat dari latar belakang
tersebut, sehingga kami melaksanakan suatu kegiatan praktikum tentang pengenalan
dan penggunaan mikroskop yang baik, cepat dan aman, serta mampu mengetahui cara
kerja dan perawatannya.
B. Tujuan Praktikum
Mahasiswa terampil menggunakan
mikroskop biologi dengan cepat dan aman untuk melihat sediaan sederhana.
C. Manfaat Praktikum
Mahasiswa dapat mengetahui bagian-bagian mikroskop beserta
fungsinya, dapat merawatnya, serta mengetahui perbedaan bentuk sel beberapa
tumbuhan yang diamati dibawah mikroskop.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kata atau istilah mikroskop berasal
dari bahasa yunani yakni Micros yang berarti kecil dan scopein yang berarti
melihat. Jadi, Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu
kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan
menggunakan alat ini disebut mikroskopi dan kata mikroskopik berarti sangat
kecil, tidak mudah terlihat oleh mata (Anonim, 2012).
Sejarah
ditemukannya mikroskop sejalan dengan penelitian terhadap mikrobiologi. Yang memasuki masa keemasan saat berhasil mengamati
jasad renik. Pada tahun 1664 Robert Hooke, menggambarkan
struktur reproduksi dari moulds, tetapi orang pertama yang dapat melihat
mikroorganisme adalah seorang pembuat mikroskop amatir berkebangsaan Jerman
yaitu Antoni Van Leeuwenhoek
(1632-1723), menggunakan mikroskop dengan konstruksi yang sederhana. Dengan
mikroskop tersebut dia dapat melihat organism sekecil mikroorganisme (Anonim,
2012).
Sebelum pengamatan tersebut
dilakukan oleh antonie, pada tahun 1665 Robert Hooke mengamati sel-sel mati
pepagan pohon ek dengan mikroskop hingga dia yang pertama kali menemukan
dinding sel. Namun, diperlukan lensa hebat buatan antonie van leeuwenhoek untuk
menvisualisasikansel hidup. Bayangkan ketertakjuban Hooke ketika ia mengunjungi
van leeuwenhoek pada tahun 1674 dan terungkaplah baginya dunia mikroorganisme
apa yang disebut tuan rumah sebagai animakula yang amat kecil. Terlepas dari
pengamatan awal ini, sebagian besar geografi sel tetap tak terpetakan untuk
beberapa lama. Sebagian besar struktur subseluler termasuk organel yang merupakan kompratemen terselubung
membrane terlalu kecil untuk diresolusi dengan mikroskop cahaya (Campbell, 2008).
Mikroskop terdiri atas bagian-bagian
optik dan nonoptik. Bagian optik terdiri atas cermin, kondensor, lensa objektif
dan lensa okuler. Sedangkan bagian nonoptik atau bagian mekanis terdiri atas
kaki dan tangkai mikroskop, knop penggerak bagian optik yang terdiri atas knop
penggerak kasar (makrometer) dan knop penggerak halus (mikrometer), meja benda
dan revolver atau pembawa objektif (Nasir dkk, 1993).
Macam atau jenis mikroskop beraneka
ragam, dari yang sederhana, untuk keperluan sekolah menengah, sampai dengan
yang cukup canggih untuk keperluan penelitian. Cirri utama dari keragamannya
antara lain dari mikroskop satu okuler (monokuler) dengan tabung tegak dan
miring, penggunaan dua okuler (binokuler) atau tiga (trinokuler), kekuatan
lensa yang dipakai, sumber sinar (menggunakan lampu yang terpasang), bahka
dapat dipasang kamera (kamera-diam atau video) pada mikroskop trinokoler dan
dapat disambung ke monitor TV. Semua perlengkapan ini semakin menyamankan
pengguna mikroskop. Ada perlengkapan lain untuk mikroskop, yaitu penyediaan
lensa (objektif) phase contrast.
Lensa ini digunakan untuk melihat obyek yang tidak diberi warna (Wirjosoemarto
dkk, 2004).
Berdasarkan atas
sumber cahayanya, mikroskop terbagi atas mikroskop cahaya/optik dan mikroskop
elektron.
a.
Mikroskop optik/cahaya
Merupakan mikroskop yang menggunakan lensa dari gelas dan cahaya
matahari atau lampu sebagai sumber penyinaran. Dalam mikroskop cahaya, cahaya
tampak diteruskan melalui spesimen dan kemudian melalui lensa. Lensa ini
merefraksi (membengkokkan) cahaya sedemikian rupa sehingga citra spesimen
diperbesar ketika diproyeksikan ke mata, ke film fotografi atau sensor digital,
atau ke layar video. Mikroskop cahaya dapat memperbesar secara efektif sekitar
1000 kali dari ukuran asli specimen (Campbell, 2008).
Menurut Tim Penyusun (2012), mikroskop
optik terdiri atas 2 yaitu, mikroskop biologi dan mikroskop stereo. Mikroskop
biologi digunakan untuk pengamatan benda tipis transparan. Mikroskop biologi
ini umumnya memiliki lensa okuler dan lensa objektif dengan kekuatan pembesaran
sebagai berikut:
a.
Objektif 4
denga okuler 10
, pembesaran 40
;
b.
Objektif 10
dengan okuler 10
, pembesaran 100
;
c.
Objektif 40
dengan okuler 10
, pembesaran 400
;
d.
Objektif 100
dengan okuler 10
, pembesaran 1000
.
Objektif yang paling
kuat pada mikroskop optik 1000
disebut
mikroskop emersi, karena penggunaannya harus dengan minyak emersi dan cara
memakainya dengan khusus pula.
Mikroskop stereo digunakan untuk pengamatan benda-benda
yang tidak terlalu besar, transparan atau tidak. Penyinarannya dapat diatur
dari atas maupun dari bawah dengan sinar alam atau lampu. Memiliki dua buah
objektif dan dua buah okuler, sehingga diperoleh bayangan tiga dimensi dengan
pengamatan dua belah mata. Kekuatan pembesaran tidak terlalu kuat umumnya
sebagai berikut:
Objektif 1
atau 2
dengan okuler 10
atau 15
(Tim
Penyusun, 2012)
b.
Mikroskop elektron
Karena keterbatasan daya tembus cahaya
dan sulitnya membuat lensa yang sangat tipis maka sangat sulit untuk
mendapatkan perbesaran yang lebih tinggi dari 1000x dengan miroskop monokuler. Untuk
mengamati bagian-bagian sel yang sangat halus digunakan mikroskop elektron yang
menggunakan megnit sebagai pengganti lensa, dan elektron sebagai pengganti
cahaya. Elektron mempunyai gelombang
yang lebih pendek daripada cahaya putih sehingga memiliki daya tembus yang
besar. Ada dua jenis mikroskop elektron, yaitu: mikroskop elektron transmisi (TEM=
trasmission electron microscope) dan mikroskop elektron skening (SEM= scanning
electron microscope) (Campbell, 2008).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Kamis, 1 November 2012
Waktu
: Pukul 07.30 s.d 09.10 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi FMIPA UNM lantai III, Jurusan Biologi.
B. Alat dan Bahan
1.
Alat
a.
Mikroskop biologi
b.
Kaca benda
c.
Kaca penutup
d.
Cawan petri
e.
Pinset
f.
Pipet tangan
g.
Silet tajam
h.
Kain katun atau kertas saring
i.
Pensil
j.
Alat tulis dan Kertas kwarto
2.
Bahan
a.
Air suling
b.
Kapas atau kapuk
c.
Daun adam hawa (Rhoediscolor)
d.
Daun waru (Hibiscus tiliaceus)
e.
Daun labu(Cucurbita muschata)
f.
Bawang merah (Allium cepa)
C. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan Mikroskop
a. Meletakkan mikroskop di atas
meja kerja tepat di hadapan kita.
b. Membersihkan badan mikroskop dengan kain planel. Jangan sekali-kali
menggosok lensa dengan kain selain
kain planel.
c. Membuka kotak peralatan,
mengeluarkan cawan petri yang berisi kaca benda dan kaca penutup. Membersihkan
kaca benda dengan kain katun atau kertas saring.
d. Di atas meja kerja hanya ada
mikroskop, kotak peralatan dengan isinya, buku penuntun dan catatan,
bahan-bahan praktikum. Selainnya menyingkirkannya pada tempat yang lain yang sudah disediakan.
2. Mengatur Cahaya ke Dalam Tubus
a. Memperhatikan keadaan ruangan
praktikum, darimana arah datangnya cahaya yang lebih terang (dari depan, kiri
atau kanan). Mengarahkan cermin mikroskop ke sumber cahaya tersebut. Membuka
diafragma atau memutar lempeng pada posisi lubang sedang. Mengatur posisi mikroskop
yang memiliki kondensor agar mendekati meja sediaan dan menggunakan cermin datar. Untuk mikroskop
tanpa kondensor menggunakan cermin cekung.
b. Mengatur posisi revolver
sehingga lensa objektif paling pendek menghadap ke meja sediaan sampai bunyi klik.
c. Menurunkan tubus sampai jarak
ujung objektif dengan meja sediaan 5-10 mm atau tubus turun maksimal.
d. Meneropong lewat okuler dengan
mata kiri tanpa memicingkan mata kanan (perlu latihan) akan nampak medan bundar
putih. Jika terangnya tidak merata, menggerakkan sedikit cermin sampai
terangnya merata. Kalau silau, mempersempit diafragma atau lubang pada lempeng. Jika medan pandang masih kabur berarti
kurang cahaya yang masuk, membuka diafragma kemudian menggunakan lubang yang
lebih besar pada lempeng .
e. Mikroskop siap di pakai
mengamati sediaan.
3. Cara Mengatur Jarak Lensa
dengan Sediaan
a. Memutar pengatur kasar atau
makrometer dengan tangan ke arah empu jari, tubus turun, jarak objektif dengan meja sediaan
mengecil, kemudian melakukan yang sebaliknya. Mikroskop model lain yang
tubusnya miring atau tidak bisa naik turun, maka meja sediaan yang bergerak
naik turun apabila makometer dan mikrometer diputar.
b. Memasang kaca benda yang
berisi sediaan awetan diatas meja sediaan sedemikian rupa sehingga bahan yang
diamati berada di tengah lubang meja, menjepit kaca benda dengan sengkeling
sehingga tidak goyang.
c. Memperhatikan jarak objektif
dengan kaca benda tidak lebih dari 10 mm. Jika jarak itu besar, maka memutar makrometer
menurunkan tubus sambil melihat dari samping ujung objektif mendekati kaca
benda sampai maksimum 5-10 mm.
d. Meneropong lewat okuler sambil
tangan memutar makrometer menaikkan tubus perlahan-lahan. Mengamati medan
padang sampai muncul bayangan. Kalau tubus telah diangkat, setengah putaran
makrometer belum juga muncul bayangan, berarti terlewatkan. Mengulangi kembali
mulai pada bagian c; kalau sudah ada bayangan tapi masih kabur, maka kita meneropong terus
sambil memutar mikrometer naik atau turun sampai bayangan tersebut jelas garis
atau batasan-batasannya.
e. Memeriksa okuler
(jenis pembesaran) dan objektif (jenis pembesaran),
kemudian menghitung pembesaran bayangan yang kita lihat.
f. Mengeluarkan preparat dari meja sediaan apabila sudah mengamati.
4. Membuat Preparat Sederhana
a. Mengambil kaca benda yang
sudah dibersihkan kemudian memegangnya serata mungkin.
b. Menetesi air jernih atau air
suling satu tetes di tengah-tengah.
c. Denga pinset, mencabut satu kerat bahan dan meletakannya ditengah
tetesan air.
d. Tangan yang sebelah memegang
kaca penutup antara antara empu jari dengan telunjuk dengan sisi atau pinggir
yang berlawanan.
e. Menyentuhkan sisi dengan kaca
penutup pada kaca benda dekat tetesan air dengan kemiringan 450 kemudian melepaskannya sehingga tepat menutupi tetesan air. Menyerap
kelebihan air yang merembes di tepi kaca dengan kertas saring.
f. Memasang preparat buatan pada
meja sediaan dan mengamati seperti langkah 3.b, 3.c, 3.d, dan 3.e.
5. Mengganti Preparat
a. Apabila pengamatan 4.f sudah
berhasil, 3.d dan 3.e, bayangan yang nampak dibesarkan lagi. Posisi preparat
atau tubus jangan disentuh.
b. Memutar sedemikian rupa sampai
lensa objektif yang lebih panjang tegak lurus pada meja sediaan dan bunyi klik.
c. Meneropong sambil memutar micrometer
sampai muncul bayangan yang lebih besar.
d. Jika
gagal menemukan bayangan yang lebih besar. Menaikkan tubus dengan memutar makrometer berlawanan arah empu jari. Memutar
kembali revolver untuk menempatkan posisi lensa objektif lemah pada posisi
semula. Tanpa mengubah posisi preparat, lakukan kembali perlakuan 3.c., 3.d., 3.e., lanjut ke 5.a., 5.b., 5.c., sampai berhasil.
e. Apabila
akan mengamati benda yang lain, maka kita aka menaikkan tubusnya. Mengeluarkan
preparat yang sudah diamati dan membersihkan kaca benda dan kaca penutup.
f. Membuat
sediaan baru sesuai langkah 4.a.
sampai dengan 4.f.
g. Pada
akhir kegiatan yang menggunakan mikroskop, harus memperhatikan hal-hal berikut
:
1)
Menyimpan preparat tidak boleh diatas
meja sediaan, harus dikeluarkan.
2)
Membersihkan preparat basah dengan
kertas saring atau lap katun. Menyimpannya dalam cawan petri dan memasukkan kedalam
kotak perlengkapan.
3)
Membersihkan badan mikroskop dengan kain
planel. Menurunkan tubus dengan serendah mungkin.
4)
Menyimpan mikroskop dalam kotak mikroskop.
5)
Membersihkan semua peralatan yang telah
dipakai dengan lap katun dan menyimpannya dalam kotaknya.
6)
Menyimpan peralatan sendiri untuk
dipakai dalam kegiatan berikutnya.
7)
Membuang sisa bahan yang sudah tidak
digunakan lagi ditempat sampah yang tersedia.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan
1. Mikroskop
Biologi
Keterangan
1. Lensa Okuler
2. Tabung Mikroskop
3. Revolver
4. Lensa Objektif
5. Meja Preparat
6. Kondensor
7. Diafragma
8. Kaki Mikroskop
9. Cermin
10. Kaca Preparat
11. Penjepit Kaca
Preparat
12. Lengan Mikroskop
13. Mikrometer
14. Makrometer
|
2. Objek/preparat.
a. Daun
Waru (Hibiscus tiliaceus)
Perbesaran 10
10
|
Keterangan
|
Pembanding
|
1. Trikoma
Batang
2. Cakram
|
c.
Daun
Adam Hawa (Rhoeo discolor)
Perbesaran 10
10
|
Keterangan
|
Pembanding
|
1. Dinding
Sel
2. Inti
Sel
3.
Sitoplasma
4. Stomata
1.
|
d.
Daun
Labu (Cucurbita muschata)
Perbesaran 10
10
|
Keterangan
|
Pembanding
|
1. Inti
sel
2. Dinding
Sel
3. Rambut
Gatal
|
e. Bawang Merah (Allium cepa)
Perbesaran 10
10
|
Keterangan
|
Pembanding
|
1. Dinding
Sel
2. Inti
Sel
3.
Sitoplasma
1.
|
B. Pembahasan
Mikroskop adalah alat optik yang
digunakan untuk melihat atau mengamati objek yang berukuran sangat kecil
atau mikroskopis yang tak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, telah
diperoleh hasil yang dideskripsikan berupa gambar beserta keterangannya. Dari
hasil tersebut, dapat kita ketahui bahwa komponen mikroskop terbagi atas dua
yakni komponen optik yang terdiri atas cermin, kondensor, lensa objektif dan
lensa okuler, dan komponen non optik atau komponen mekanis terdiri atas kaki
dan tangkai mikroskop, knop penggerak bagian optik yang terdiri atas knop
penggerak kasar (makrometer) dan knop penggerak halus (mikrometer), meja benda
dan revolver atau pembawa objektif.
Berikut bagian-bagian mikroskop beserta fungsinya.
1. Kaki mikroskop, sebagai
penunjang mikroskop agar berdiri kokoh.
2.
Lengan atau pegangan mikroskop, yang
dipegang bilamana diangkat.
3.
Cermin,
alat penangkap dan pamantul cahaya.
4.
Pengatur kondensor, bila diputar akan
menaikkan atau menurunkan kondensor.
5.
Kondensor, lensa yang menghimpun berkas
cahaya dari cermin masuk ke lubang meja sediaan.
6.
Diafragma, alat yang dapat ditutup dan
dibuka, pengatur banyaknya cahaya yang amasuk ke kondensor.
7.
Meja sediaan, tempat meletakkan kaca
benda (objek glass).
8.
Sengkeling, penjepit atau pengatur letak
sediaan (objek glass).
9.
Penggerak Mekanis, alat pengatur letak
kaca benda pada meja.
10.
Lubang meja sediaan, lubang di
tengah-tengah meja sediaan tempat lewatnya cahaya dari kondensor masuk ke objek
glass terus ke lensa objektif.
11.
Makrometer, pengatur kasar, alat
penggerak tubus ke atas atau ke bawah secara kasar atau secara cepat.
12.
Mikrometer, pengatur halus, alat
penggerak tubus ke atas atau ke bawah secara halus.
13.
Tubus atau tabung mikroskop, sebagai
penghubung atau pengantar bayangan objek dari lensa objektif ke lensa okuler.
14.
Revolver atau pemutar objektif, cakram
tempat melekatnya lensa objektif berbagai ukuran.
15.
Lensa objektif, yang berfungsi adalah
yang menghadap tegak lurus pada meja sediaan, menerima bayangan sediaan
kemudian membesarkannya.
16.
Lensa okuler, yang diintip oleh mata
pengamat, menerima bayangan dari objektif dan membesarkannya.
Preparat/objek yang
berhasil diamati adalah:
1.
Bawang merah (allium cepa), diamati
dengan perbesaran 10x10. Dari pengamatan terlihat sel epidermis yang berbentuk susunan
batu bata (kubus berlapis) dengan inti sel ditengahnya.
2.
Adam hawa (Rhoe discolor), diamati
dengan perbesaran 10x10. Dari pengamatan terlihat sel epidermis berbentuk polygon
yang tersusun rapat.
3.
Daun waru (hibiscus tiliaceus), trikoma
daun tersebut diamati dengan perbesaran 10x10, trikoma terlihat berbentuk
bintang dan berserabut.
4.
Daun labu (curcubita muschata),
trikoma daun tersebut diamati dengan perbesaran 10x10, trikoma terlihat seperti
penjuluran rambut (non grandula yang tidak memiliki kelenjar minyak) yang
terletak di tepi epidermis.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil
percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa mikroskop merupakan
alat yang digunakan untuk mengamati benda-benda yang sangat kecil, sehingga
mudah untuk diteliti, Mikroskop terbagi atas dua bagian yaitu bagian mekanik
dan bagian optic, dimana bagian-bagian tersebut memiliki fungsi yang
berbeda-beda. Dari hasil pengamatan objek/ preparat, kenampakan sel dari
beberapa tumbuhan (objek/ preparat) berbeda-beda, yakni dari letak inti sel dan
bentuk sel.
B. Saran
1.
Untuk praktikan: hati-hati
dalam memperlakukan mikroskop karena terdapat komponen-komponen yang mudah
pecah sehingga memerlukan kehati-hatian tinggi, serta memupuk kerjasama antar
sesama anggota kelompok dengan baik, karena hasil pengamatan yang baik akan
tercapai jika ada komunikasi dan kerja sama diantara sesama anggota kelompok.
2.
Untuk asisten: agar kiranya memberikan arahan dan
batasan yang jelas dalam setiap kegiatan praktikum demi meminimalisir
kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh praktikan selama praktikum berlangsung.
3. Untuk
Laboratorium: sebaiknya
alat-alat yang disediakan diperhatikan,
sehingga praktikan tidak menggunakan alat yang kurang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1. 2012. Asal usul mikroskop/
http://asal-usul-motivasi.blogspot.com/ diakses pada tanggal 5 November 2012. Makassar.
Anonim2. 2012. Sejarah
dan perkembangan mikroskop/www.dc224.4shared.com
diakses pada tanggal 5 November2012. Makassar.
Campbell, Neil
A, dkk. 2008. Campbell. Jakarta: Erlangga
Nasir, Mohammad dkk. 1993. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Penyusun, Tim. 2012. Penuntun Praktikum Biologi Dasar.
Makassar: Universitas Negeri Makassar.
Restiati, Ni Putu. 2000. Pengantar Biologi Umum. Jakarta: Proyek
Pengembangan Guru Sekolah Menengah.
Wirjosoemarto, koesmadji. 2004. Common Textbook Teknik Laboratorium. Jakarta: Universitas
Pendidikan Indonesia.
LAMPIRAN
1.
Tuliskan nama bagian optik mikroskop!
ü Nama-nama
bagian optik dari mikroskop adalah :
a.
Lensa objektif
b.
Lensa okuler
c.
Kondensor
d.
Cermin
2.
Tuliskan nama bagian mekanik mikroskop!
ü Nama-nama
bagian mekanik dari mikroskop adalah :
a.
Kaki
b.
Pegangan/ lengan
c.
Diafragma
d.
Meja sediaan
e.
Penjepit preparat/objek kaca
f.
Makrometer
g.
Mikrometer
h.
Tubus
i.
Revolver
3.
Kalau bayangan
dalam medan pandangan akan di geser ke kiri-depan. Kearahmanakah kaca benda
atau sediaan harus digeser? Mengapa demikiaan?
ü Jika
bayangan dalam medan digeser kekiri-depan,maka kaca benda/sediaan digeser ke
arah kanan-belakang.bayangan yang muncul sifatnya
nyata,terbalik,diperbesar,sehingga harusdigeser ke arah berlawanan.
4. Tuliskan pengaruh negatif terhadap mikroskop kalau
lensa di gosok dengan kain/ kertas kasar?
ü Pengaruh
negatif terhadap mikroskop kalau lensa digosok dengan kain atau kertas
biasa/kasar adalah akan menyebabkan lensa
tergores
sehingga tidak maksimal dalam memperbesar objek yang di amati.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Search
Peduli Syam
Kunjungi Ane di Facebook
Popular Posts
Blog Archive
Powered by Blogger.
0 comments:
Post a Comment