Catatan Perjalanan Hidup Seorang Pemuda Muslim

Saturday, 1 June 2013

On 10:37 by Unknown in ,    No comments
Postingan ini bermasalah pada gambar spesimen, atau gambar objek yang akan diamati tidak dapat dimuat. Untuk dapat melihat gambar secara utuh beserta gambar hasil pengamatan, silahkan klik link ini


HALAMAN PENGESAHAN


            Laporan Lengkap Praktikum Biologi Dasar dengan judul “Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop” di susun oleh :    
            Nama               : Rustam Hafid
            N I M              : 1212041011
            Kelas               : A (Pendidikan Fisika)
            Kelompok       : II (Dua)
telah diperiksa dan dikonsultasikan kepada Asisten dan Koordinator Asisten, maka dinyatakan diterima.
                                
                                                                                            Makassar,   November 2012

            Koordinator Asisten                                                              Asisten


            (Syamsu Rijal, S.Pd)                                                    (Sygit frank Sananta)
                                                                                                   NIM: 081404022


Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab


(Dr. Ir. Muh. Junda, M.Si)
NIP: 1962 11 08 1991 03 1 002



BAB I
PENDAHULUAN


A.   Latar Belakan
            Manusia secara hakekat adalah makhluk hidup ciptaan tuhan yang dibekali dengan akal pikiran yang tak dimiliki oleh makhluk lain. Dengan adanya akal pikiran ini, sehingga manusia terdorong dan dituntut untuk menyelidiki dan mempelajari semua aktifitas-aktifitas atau gejala-gejala yang terjadi disekitarnya. Rasa ingin tahu yang tinggi membuat manusia mulai tertarik untuk menyelidiki semua benda disekitarnya, baik yang mikro maupun yang makro. Tentunya tak ada kesulitan untuk mempelajari atau menyelidiki semua kenampakan yang makro karena dapat teramati secara langsung, namun berbeda dengan benda-benda yang berukuran mikro atau tak kasat masa. Hal tersebutlah yang mendorong manusia dari berabad-abad yang lalu untuk mencari pendukung (alat) dalam mempelajari semua benda-benda yang berukuran mikroskopis, yang akhirnya terjawab pada abad ke-16, yakni pada tahun 1674 dengan ditemukannya suatu alat yang bernama mikroskop (micro berarti kecil, scope berarti lihat, mikroskop berarti alat untuk melihat benda berukuran kecil) oleh Antoni van Leuwenhoek, walaupun masih sangat sederhana, yang terus mengalami perkembangan hingga kini.
            Desain dasar mikroskop Leeuwenhoek sebagian orang menganggapnya hanyalah kaca pembesar (karena hanya terbuat dari 1 lensa saja), bukan mikroskop seperti yang digunakan sekarang (yang terdiri dari 2 lensa). Dibandingkan dengan mikroskop modern, mikroskop buatannya adalah perangkat yang sangat sederhana, hanya menggunakan satu lensa, terpasang dalam lubang kecil di piring kuningan yang membentuk tubuh instrumen.
            Berangkat dari latar belakang tersebut, sehingga kami melaksanakan suatu kegiatan praktikum tentang pengenalan dan penggunaan mikroskop yang baik, cepat dan aman, serta mampu mengetahui cara kerja dan perawatannya.
B.   Tujuan Praktikum
            Mahasiswa terampil menggunakan mikroskop biologi dengan cepat dan aman untuk melihat sediaan sederhana.
C.  Manfaat Praktikum
            Mahasiswa dapat mengetahui bagian-bagian mikroskop beserta fungsinya, dapat merawatnya, serta mengetahui perbedaan bentuk sel beberapa tumbuhan yang diamati dibawah mikroskop.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
            Kata atau istilah mikroskop berasal dari bahasa yunani yakni Micros yang berarti kecil dan scopein yang berarti melihat. Jadi, Mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata (Anonim, 2012).
            Sejarah ditemukannya mikroskop sejalan dengan penelitian terhadap mikrobiologi. Yang memasuki masa keemasan saat berhasil mengamati jasad renik. Pada tahun 1664 Robert Hooke, menggambarkan struktur reproduksi dari moulds, tetapi orang pertama yang dapat melihat mikroorganisme adalah seorang pembuat mikroskop amatir berkebangsaan Jerman yaitu Antoni Van Leeuwenhoek (1632-1723), menggunakan mikroskop dengan konstruksi yang sederhana. Dengan mikroskop tersebut dia dapat melihat organism sekecil mikroorganisme (Anonim, 2012).
            Sebelum pengamatan tersebut dilakukan oleh antonie, pada tahun 1665 Robert Hooke mengamati sel-sel mati pepagan pohon ek dengan mikroskop hingga dia yang pertama kali menemukan dinding sel. Namun, diperlukan lensa hebat buatan antonie van leeuwenhoek untuk menvisualisasikansel hidup. Bayangkan ketertakjuban Hooke ketika ia mengunjungi van leeuwenhoek pada tahun 1674 dan terungkaplah baginya dunia mikroorganisme apa yang disebut tuan rumah sebagai animakula yang amat kecil. Terlepas dari pengamatan awal ini, sebagian besar geografi sel tetap tak terpetakan untuk beberapa lama. Sebagian besar struktur subseluler termasuk organel   yang merupakan kompratemen terselubung membrane terlalu kecil untuk diresolusi dengan mikroskop cahaya (Campbell, 2008).
            Mikroskop terdiri atas bagian-bagian optik dan nonoptik. Bagian optik terdiri atas cermin, kondensor, lensa objektif dan lensa okuler. Sedangkan bagian nonoptik atau bagian mekanis terdiri atas kaki dan tangkai mikroskop, knop penggerak bagian optik yang terdiri atas knop penggerak kasar (makrometer) dan knop penggerak halus (mikrometer), meja benda dan revolver atau pembawa objektif (Nasir dkk, 1993).
            Macam atau jenis mikroskop beraneka ragam, dari yang sederhana, untuk keperluan sekolah menengah, sampai dengan yang cukup canggih untuk keperluan penelitian. Cirri utama dari keragamannya antara lain dari mikroskop satu okuler (monokuler) dengan tabung tegak dan miring, penggunaan dua okuler (binokuler) atau tiga (trinokuler), kekuatan lensa yang dipakai, sumber sinar (menggunakan lampu yang terpasang), bahka dapat dipasang kamera (kamera-diam atau video) pada mikroskop trinokoler dan dapat disambung ke monitor TV. Semua perlengkapan ini semakin menyamankan pengguna mikroskop. Ada perlengkapan lain untuk mikroskop, yaitu penyediaan lensa (objektif) phase contrast. Lensa ini digunakan untuk melihat obyek yang tidak diberi warna (Wirjosoemarto dkk, 2004).
Berdasarkan atas sumber cahayanya, mikroskop terbagi atas mikroskop cahaya/optik dan mikroskop elektron.
a.    Mikroskop optik/cahaya
Merupakan mikroskop yang menggunakan lensa dari gelas dan cahaya matahari atau lampu sebagai sumber penyinaran. Dalam mikroskop cahaya, cahaya tampak diteruskan melalui spesimen dan kemudian melalui lensa. Lensa ini merefraksi (membengkokkan) cahaya sedemikian rupa sehingga citra spesimen diperbesar ketika diproyeksikan ke mata, ke film fotografi atau sensor digital, atau ke layar video. Mikroskop cahaya dapat memperbesar secara efektif sekitar 1000 kali dari ukuran asli specimen (Campbell, 2008).
            Menurut Tim Penyusun (2012), mikroskop optik terdiri atas 2 yaitu, mikroskop biologi dan mikroskop stereo. Mikroskop biologi digunakan untuk pengamatan benda tipis transparan. Mikroskop biologi ini umumnya memiliki lensa okuler dan lensa objektif dengan kekuatan pembesaran sebagai berikut:
a.       Objektif 4 denga okuler 10 , pembesaran 40 ;
b.      Objektif 10 dengan okuler 10 , pembesaran 100 ;
c.       Objektif 40  dengan okuler 10 , pembesaran 400 ;
d.      Objektif 100  dengan okuler 10 , pembesaran 1000 .
Objektif yang paling kuat pada mikroskop optik 1000  disebut mikroskop emersi, karena penggunaannya harus dengan minyak emersi dan cara memakainya dengan khusus pula.
            Mikroskop stereo digunakan untuk pengamatan benda-benda yang tidak terlalu besar, transparan atau tidak. Penyinarannya dapat diatur dari atas maupun dari bawah dengan sinar alam atau lampu. Memiliki dua buah objektif dan dua buah okuler, sehingga diperoleh bayangan tiga dimensi dengan pengamatan dua belah mata. Kekuatan pembesaran tidak terlalu kuat umumnya sebagai berikut:
Objektif 1  atau 2  dengan okuler 10  atau 15  (Tim Penyusun, 2012)
b.    Mikroskop elektron
            Karena keterbatasan daya tembus cahaya dan sulitnya membuat lensa yang sangat tipis maka sangat sulit untuk mendapatkan perbesaran yang lebih tinggi dari 1000x dengan miroskop monokuler. Untuk mengamati bagian-bagian sel yang sangat halus digunakan mikroskop elektron yang menggunakan megnit sebagai pengganti lensa, dan elektron sebagai pengganti cahaya. Elektron  mempunyai gelombang yang lebih pendek daripada cahaya putih sehingga memiliki daya tembus yang besar. Ada dua jenis mikroskop elektron, yaitu: mikroskop elektron transmisi (TEM= trasmission electron microscope) dan mikroskop elektron skening (SEM= scanning electron microscope) (Campbell, 2008).


BAB III
METODE PRAKTIKUM


A.  Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal             :    Kamis, 1 November 2012
Waktu                       :    Pukul 07.30 s.d 09.10 WITA
Tempat                     :    Laboratorium Biologi FMIPA UNM lantai III, Jurusan Biologi.
B.   Alat dan Bahan
1.    Alat
a.    Mikroskop biologi
b.    Kaca benda
c.    Kaca penutup
d.   Cawan petri
e.    Pinset
f.     Pipet tangan
g.    Silet tajam
h.    Kain katun atau kertas saring
i.      Pensil
j.      Alat tulis dan Kertas kwarto
2.    Bahan
a.    Air suling
b.    Kapas atau kapuk
c.    Daun adam hawa (Rhoediscolor)
d.   Daun waru (Hibiscus tiliaceus)
e.    Daun labu(Cucurbita muschata)
f.     Bawang merah (Allium cepa)

C.      Prosedur Kerja
          1. Menyiapkan Mikroskop
a. Meletakkan mikroskop di atas meja kerja tepat di hadapan kita.
b. Membersihkan badan mikroskop dengan kain planel. Jangan sekali-kali menggosok lensa dengan kain selain kain planel.
c.  Membuka kotak peralatan, mengeluarkan cawan petri yang berisi kaca benda dan kaca penutup. Membersihkan kaca benda dengan kain katun atau kertas saring.
d.  Di atas meja kerja hanya ada mikroskop, kotak peralatan dengan isinya, buku penuntun dan catatan, bahan-bahan praktikum. Selainnya menyingkirkannya pada tempat yang lain yang sudah disediakan.
2.  Mengatur Cahaya ke Dalam Tubus
a.  Memperhatikan keadaan ruangan praktikum, darimana arah datangnya cahaya yang lebih terang (dari depan, kiri atau kanan). Mengarahkan cermin mikroskop ke sumber cahaya tersebut. Membuka diafragma atau memutar lempeng pada posisi lubang sedang. Mengatur posisi mikroskop yang memiliki kondensor agar mendekati meja sediaan dan menggunakan cermin datar. Untuk mikroskop tanpa kondensor menggunakan cermin cekung.
b.  Mengatur posisi revolver sehingga lensa objektif paling pendek menghadap ke meja sediaan sampai bunyi klik.
c.  Menurunkan tubus sampai jarak ujung objektif dengan meja sediaan 5-10 mm atau tubus turun maksimal.
d.  Meneropong lewat okuler dengan mata kiri tanpa memicingkan mata kanan (perlu latihan) akan nampak medan bundar putih. Jika terangnya tidak merata, menggerakkan sedikit cermin sampai terangnya merata. Kalau silau, mempersempit diafragma atau lubang pada lempeng. Jika medan pandang masih kabur berarti kurang cahaya yang masuk, membuka diafragma kemudian menggunakan lubang yang lebih besar pada lempeng .
e.  Mikroskop siap di pakai mengamati sediaan.
3.  Cara Mengatur Jarak Lensa dengan Sediaan
a.  Memutar pengatur kasar atau makrometer dengan tangan ke arah empu jari, tubus turun, jarak objektif dengan meja sediaan mengecil, kemudian melakukan yang sebaliknya. Mikroskop model lain yang tubusnya miring atau tidak bisa naik turun, maka meja sediaan yang bergerak naik turun apabila makometer dan mikrometer diputar.
b.  Memasang kaca benda yang berisi sediaan awetan diatas meja sediaan sedemikian rupa sehingga bahan yang diamati berada di tengah lubang meja, menjepit kaca benda dengan sengkeling sehingga tidak goyang.
c.  Memperhatikan jarak objektif dengan kaca benda tidak lebih dari 10 mm. Jika jarak itu besar, maka memutar makrometer menurunkan tubus sambil melihat dari samping ujung objektif mendekati kaca benda sampai maksimum 5-10 mm.
d.  Meneropong lewat okuler sambil tangan memutar makrometer menaikkan tubus perlahan-lahan. Mengamati medan padang sampai muncul bayangan. Kalau tubus telah diangkat, setengah putaran makrometer belum juga muncul bayangan, berarti terlewatkan. Mengulangi kembali mulai pada bagian c; kalau sudah ada bayangan tapi masih kabur, maka kita meneropong terus sambil memutar mikrometer naik atau turun sampai bayangan tersebut jelas garis atau batasan-batasannya.
e.  Memeriksa okuler (jenis pembesaran) dan objektif (jenis pembesaran), kemudian menghitung pembesaran bayangan yang kita lihat.
f.  Mengeluarkan preparat dari meja sediaan apabila sudah mengamati.
4.  Membuat Preparat Sederhana
a.  Mengambil kaca benda yang sudah dibersihkan kemudian memegangnya serata mungkin.
b.  Menetesi air jernih atau air suling satu tetes di tengah-tengah.
c.  Denga pinset, mencabut satu kerat bahan dan meletakannya ditengah tetesan air.
d.  Tangan yang sebelah memegang kaca penutup antara antara empu jari dengan telunjuk dengan sisi atau pinggir yang berlawanan.
e.  Menyentuhkan sisi dengan kaca penutup pada kaca benda dekat tetesan air dengan kemiringan 450  kemudian melepaskannya sehingga tepat menutupi tetesan air. Menyerap kelebihan air yang merembes di tepi kaca dengan kertas saring.
f.  Memasang preparat buatan pada meja sediaan dan mengamati seperti langkah 3.b, 3.c, 3.d, dan 3.e.
5.    Mengganti Preparat
a.  Apabila pengamatan 4.f sudah berhasil, 3.d dan 3.e, bayangan yang nampak dibesarkan lagi. Posisi preparat atau tubus jangan disentuh.
b.  Memutar sedemikian rupa sampai lensa objektif yang lebih panjang tegak lurus pada meja sediaan dan bunyi klik.
c. Meneropong sambil memutar micrometer sampai muncul bayangan yang lebih besar.
d.  Jika gagal menemukan bayangan yang lebih besar. Menaikkan tubus dengan memutar  makrometer berlawanan arah empu jari. Memutar kembali revolver untuk menempatkan posisi lensa objektif lemah pada posisi semula. Tanpa mengubah posisi preparat, lakukan kembali perlakuan 3.c., 3.d., 3.e., lanjut ke 5.a., 5.b., 5.c., sampai berhasil.
e. Apabila akan mengamati benda yang lain, maka kita aka menaikkan tubusnya. Mengeluarkan preparat yang sudah diamati dan membersihkan kaca benda dan kaca penutup.
f. Membuat sediaan baru sesuai langkah 4.a. sampai dengan 4.f.
g. Pada akhir kegiatan yang menggunakan mikroskop, harus memperhatikan hal-hal berikut :
1)      Menyimpan preparat tidak boleh diatas meja sediaan, harus dikeluarkan.
2)      Membersihkan preparat basah dengan kertas saring atau lap katun. Menyimpannya dalam cawan petri dan memasukkan kedalam kotak perlengkapan.
3)      Membersihkan badan mikroskop dengan kain planel. Menurunkan tubus dengan serendah mungkin.
4)      Menyimpan mikroskop dalam kotak mikroskop.
5)      Membersihkan semua peralatan yang telah dipakai dengan lap katun dan menyimpannya dalam kotaknya.
6)      Menyimpan peralatan sendiri untuk dipakai dalam kegiatan berikutnya.
7)      Membuang sisa bahan yang sudah tidak digunakan lagi ditempat sampah yang tersedia.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.   Hasil Pengamatan
1.      Mikroskop Biologi


Keterangan
1. Lensa Okuler
2. Tabung Mikroskop
3. Revolver
4. Lensa Objektif
5. Meja Preparat
6. Kondensor
7. Diafragma
8. Kaki Mikroskop
9. Cermin
10. Kaca Preparat
11. Penjepit Kaca   Preparat
12. Lengan Mikroskop
13. Mikrometer
14. Makrometer






2.      Objek/preparat.

a. Daun Waru (Hibiscus tiliaceus)

Perbesaran 10 10
Keterangan
Pembanding


1. Trikoma Batang
2. Cakram



c.       Daun Adam Hawa (Rhoeo discolor)

Perbesaran 10 10
Keterangan
Pembanding


1. Dinding Sel

2. Inti Sel

3. Sitoplasma

4. Stomata

1.       


d.      Daun Labu (Cucurbita muschata)

Perbesaran 10 10
Keterangan
Pembanding



1. Inti sel

2. Dinding Sel

3. Rambut Gatal



e.       Bawang Merah (Allium cepa)

Perbesaran 10 10
Keterangan
Pembanding


1. Dinding Sel

2. Inti Sel

3. Sitoplasma
1.       




B.   Pembahasan
            Mikroskop adalah alat optik yang digunakan untuk melihat atau mengamati objek yang berukuran sangat kecil atau mikroskopis yang tak dapat dilihat dengan mata telanjang.
            Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, telah diperoleh hasil yang dideskripsikan berupa gambar beserta keterangannya. Dari hasil tersebut, dapat kita ketahui bahwa komponen mikroskop terbagi atas dua yakni komponen optik yang terdiri atas cermin, kondensor, lensa objektif dan lensa okuler, dan komponen non optik atau komponen mekanis terdiri atas kaki dan tangkai mikroskop, knop penggerak bagian optik yang terdiri atas knop penggerak kasar (makrometer) dan knop penggerak halus (mikrometer), meja benda dan revolver atau pembawa objektif.
            Berikut bagian-bagian mikroskop beserta fungsinya.
1.   Kaki mikroskop, sebagai penunjang mikroskop agar berdiri kokoh.
2.      Lengan atau pegangan mikroskop, yang dipegang bilamana diangkat.
3.     Cermin, alat penangkap dan pamantul cahaya.
4.      Pengatur kondensor, bila diputar akan menaikkan atau menurunkan kondensor.
5.      Kondensor, lensa yang menghimpun berkas cahaya dari cermin masuk ke lubang meja sediaan.
6.      Diafragma, alat yang dapat ditutup dan dibuka, pengatur banyaknya cahaya yang amasuk ke kondensor.
7.      Meja sediaan, tempat meletakkan kaca benda (objek glass).
8.      Sengkeling, penjepit atau pengatur letak sediaan (objek glass).
9.      Penggerak Mekanis, alat pengatur letak kaca benda pada meja.
10.  Lubang meja sediaan, lubang di tengah-tengah meja sediaan tempat lewatnya cahaya dari kondensor masuk ke objek glass terus ke lensa objektif.
11.  Makrometer, pengatur kasar, alat penggerak tubus ke atas atau ke bawah secara kasar atau secara cepat.
12.  Mikrometer, pengatur halus, alat penggerak tubus ke atas atau ke bawah secara halus.
13.  Tubus atau tabung mikroskop, sebagai penghubung atau pengantar bayangan objek dari lensa objektif ke lensa okuler.
14.  Revolver atau pemutar objektif, cakram tempat melekatnya lensa objektif berbagai ukuran.
15.  Lensa objektif, yang berfungsi adalah yang menghadap tegak lurus pada meja sediaan, menerima bayangan sediaan kemudian membesarkannya.
16.  Lensa okuler, yang diintip oleh mata pengamat, menerima bayangan dari objektif dan membesarkannya.
        Preparat/objek yang berhasil diamati adalah:
1. Bawang merah (allium cepa), diamati dengan perbesaran 10x10. Dari pengamatan terlihat sel epidermis yang berbentuk susunan batu bata (kubus berlapis) dengan inti sel ditengahnya.
2. Adam hawa (Rhoe discolor), diamati dengan perbesaran 10x10. Dari pengamatan terlihat sel epidermis berbentuk polygon yang tersusun rapat.
3. Daun waru (hibiscus tiliaceus), trikoma daun tersebut diamati dengan perbesaran 10x10, trikoma terlihat berbentuk bintang dan berserabut.
4. Daun labu (curcubita muschata), trikoma daun tersebut diamati dengan perbesaran 10x10, trikoma terlihat seperti penjuluran rambut (non grandula yang tidak memiliki kelenjar minyak) yang terletak di tepi epidermis.       


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
            Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa mikroskop merupakan alat yang digunakan untuk mengamati benda-benda yang sangat kecil, sehingga mudah untuk diteliti, Mikroskop terbagi atas dua bagian yaitu bagian mekanik dan bagian optic, dimana bagian-bagian tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda. Dari hasil pengamatan objek/ preparat, kenampakan sel dari beberapa tumbuhan (objek/ preparat) berbeda-beda, yakni dari letak inti sel dan bentuk sel.
B. Saran
1. Untuk praktikan: hati-hati dalam memperlakukan mikroskop karena terdapat komponen-komponen yang mudah pecah sehingga memerlukan kehati-hatian tinggi, serta memupuk kerjasama antar sesama anggota kelompok dengan baik, karena hasil pengamatan yang baik akan tercapai jika ada komunikasi dan kerja sama diantara sesama anggota kelompok.
2.    Untuk asisten: agar kiranya memberikan arahan dan batasan yang jelas dalam setiap kegiatan praktikum demi meminimalisir kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh praktikan selama praktikum berlangsung.
3.    Untuk Laboratorium: sebaiknya alat-alat yang disediakan diperhatikan, sehingga praktikan tidak menggunakan alat yang kurang baik.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. 2012. Asal usul mikroskop/ http://asal-usul-motivasi.blogspot.com/ diakses pada tanggal 5 November 2012. Makassar.

Anonim2. 2012. Sejarah dan perkembangan mikroskop/www.dc224.4shared.com diakses pada tanggal 5 November2012. Makassar.

Campbell, Neil A, dkk. 2008. Campbell. Jakarta: Erlangga

Nasir, Mohammad dkk. 1993. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Penyusun, Tim. 2012. Penuntun Praktikum Biologi Dasar. Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Restiati, Ni Putu. 2000. Pengantar Biologi Umum. Jakarta: Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah.

Wirjosoemarto, koesmadji. 2004. Common Textbook Teknik Laboratorium. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia.

LAMPIRAN

1.      Tuliskan nama bagian optik mikroskop!
ü  Nama-nama bagian optik dari mikroskop adalah :
a.       Lensa objektif
b.      Lensa okuler
c.       Kondensor
d.      Cermin
2.      Tuliskan nama bagian mekanik mikroskop!
ü  Nama-nama bagian mekanik dari mikroskop adalah :
a.       Kaki
b.      Pegangan/ lengan
c.       Diafragma
d.      Meja sediaan
e.       Penjepit preparat/objek kaca
f.       Makrometer
g.      Mikrometer
h.      Tubus
i.        Revolver
3.      Kalau bayangan dalam medan pandangan akan di geser ke kiri-depan. Kearahmanakah kaca benda atau sediaan harus digeser? Mengapa demikiaan?
ü  Jika bayangan dalam medan digeser kekiri-depan,maka kaca benda/sediaan digeser ke arah kanan-belakang.bayangan yang muncul sifatnya nyata,terbalik,diperbesar,sehingga harusdigeser ke arah berlawanan.
4.     Tuliskan pengaruh negatif terhadap mikroskop kalau lensa di gosok dengan kain/ kertas kasar?
ü Pengaruh negatif terhadap mikroskop kalau lensa digosok dengan kain atau kertas biasa/kasar adalah akan menyebabkan lensa tergores sehingga tidak maksimal dalam memperbesar objek yang di amati.

0 comments:

Post a Comment