Saturday, 1 June 2013
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Lengkap Praktikum Biologi Dasar dengan judul “Percobaan Lazzaro Spallazani” di susun oleh :
Nama
: Rustam Hafid
N
I M : 1212041011
Kelas : A (Pendidikan Fisika)
Kelompok : II
(Dua)
telah diperiksa dan dikonsultasikan kepada Asisten dan Koordinator Asisten, maka dinyatakan diterima.
Makassar, November 2012
Koordinator
Asisten Asisten
(Syamsu
Rijal, S.Pd) (Irvan Lukman)
NIM: 101404016
Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab
(Dr. Ir. Muh. Junda, M.Si)
NIP: 1962 11 08 1991 03
1 002
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hakekat
manusia sebagai makhluk berakal merupakan sebuah asal yang memunculkan sebuah
sifat yang khas dari manusia yaitu rasa keingintahuan (curiosity) yang selalu
berkembang. Salah satunya adalah adanya pertanyaan dari manakah asal kehidupan
di Bumi ini.
Pertanyaan
tentang Asal mula kehidupan sampai saat ini masih menjadi bahan perdebatan yang
ramai dibahas. Berbagai pendapat muncul berkaitan dengan asal mula kehidupan
ini, diantaranya adalah teori generatio spontanea atau dikenal dengan nama
teori abiogenesis. Teori ini dikemukakan oleh Aristoteles yang beranggapan
bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk tak hidup. Teori ini sempat bertahan hingga beratus-ratus tahun, kemudian kebenarannya
diuji dengan percobaan yang dilakukan oleh Fransisco Redi,
Lazarro Spallanzani dan Louis Pasteur. Teori yang dikemukakan oleh tiga ilmuwan
ini dikenal sebagai teori biogenesis.
Salah satu percobaan yang membuktikan kebenaran teori ini
adalah percobaan lazzaro spallanzani yang menggunakan air kaldu sebagai objek
penelitiannya. Percobaan dilakukan dengan menempatkan air kaldu pada tiga wadah
dengan perlakuan berbeda. Wadah pertama, air kaldu dipanaskan kemudian ditutup
rapat dan dihindarkan dari kontak langsung dengan udara, sedangkan pada wadah
kedua air kaldu juga dipanaskan namun dibiarkan terbuka tanpa tutup. Setelah selang
beberapa lama, ternyata air kaldu pada wadah yang tidak ditutup mengalami
perubahan wujud. Hal itulah yang melatarbelakangi pendapat lazarro spallanzani
bahwa makhluk hidup juga berasal dari makhluk hidup yang dikenal dengan teori
biogenesis.
Hal itulah yang melatarbelakangi kami sehingga mengadakan
praktikum tentang percobaan lazarro spallanzani untuk membuktikan kebenaran
teori biogenesis dan mengetahui langkah-langkah yang dilakukan oleh lazarro
spallanzani.
B. Tujuan Praktikum
Percobaan ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa
mengikuti jalan pemikiran dan langkah-langkah yang pernah dilakukan para
ilmuwan/peneliti dalam memecahkan masalah biologi, khususnya menjawab
pertanyaan” darimana asal kehidupan ?”.
C. Manfaat Praktikum
Setelah melakukan
percobaan seperti yang pernah dilakukan oleh Lazzaro Spallanzani mahasiswa
dapat secara langsung membuktikan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk
hidup sebelumnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pertanyaan “apakah hidup” dan
“dari manakah asal kehidupan” merupakan
masalah dari abad ke abad. Aristoteles (384-322 SM) berpendapat bahwa makhluk
hidup itu terjadi begitu saja. Pendapat ini dikenal sebagai teori abiogenesis
atau teori generatio spontanea (Tim Pengajar, 2003).
Konsep mengenai kehidupan ini
berasal dari materi-materi yang tak berjiwa secara spontan, teori ini cukup
lama dipercaya oleh masyarakat. Generatio spontanea atau abiogenesis menganggap
bahwa kehidupan ini dimulai dari zat anorganik atau zat-zat organik yang telah
membusuk (Winatasasmita dkk, 1999).
Pokok
dari teori ini menyatakan bahwa kehidupan berasal dari benda atau materi tidak
hidup dan kehidupan terjadi secara spontan (generatio spontanea).
Ilmuwan yang mengemukakan teori ini adalah seorang filsafat Yunani kuno, yakni
Aristoteles (384–322 SM). Dengan melihat organisme di sekelilingnya,
Aristoteles berkesimpulan bahwa makhluk hidup muncul secara tiba-tiba.
Contohnya, seekor cacing yang keluar dari dalam tanah, maka cacing
tersebut berasal dari tanah. Contoh lainnya, katak yang keluar dari lumpur, maka katak tersebut berasal dari lumpur. Ilmuwan lain yang mendukung teori ini adalah John Needham (1700). Ilmuwan dari Inggris ini melakukan percobaan dengan merebus sebentar air kaldu yang berasal dari sepotong daging. Air kaldu tersebut menjadi keruh karena adanya mikroorganisme. Ilmuwan tersebut kemudian berkesimpulan bahwa mikroorganisme berasal dari air kaldu (Anonim, 2012).
tersebut berasal dari tanah. Contoh lainnya, katak yang keluar dari lumpur, maka katak tersebut berasal dari lumpur. Ilmuwan lain yang mendukung teori ini adalah John Needham (1700). Ilmuwan dari Inggris ini melakukan percobaan dengan merebus sebentar air kaldu yang berasal dari sepotong daging. Air kaldu tersebut menjadi keruh karena adanya mikroorganisme. Ilmuwan tersebut kemudian berkesimpulan bahwa mikroorganisme berasal dari air kaldu (Anonim, 2012).
Teori
biogenesis merupakan lawan dari teori abiogenesis. Teori biogenesis menyatakan
bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup pula. Tokoh dalam teori
biogenesis yang terkenal adalah Fransesco Redi, Lazzaro Spallanzani dan Louis
Pasteur yang semuanya menyangkal teori abiogenesis (Winatasasmita dkk, 1999).
Francisco Redi adalah
seorang ilmuwan berkebangsaan Italia, ia merupakan orang pertama yang membantah
teori Generatio Spontanea. Ia melakukan eksperimen untuk mendapat
fakta yang benar. Ia menggunakan daging segar yang diletakkan di dalam tiga tabung. Perlakuan tabung I ditutup rapat, tabung II
ditutup kain kasa dan tabung III tidak ditutup dan dibiarkan terbuka. Setelah
beberapa hari Francisco Redi mendapatkan hasil eksperimen. Ternyata
botol tabung I tidak ada mikroba, tabung II terdapat sedikit mikroba, dan tabung
III terdapat banyak mikroba. Dari hasil eksperimen ini Francisco Redi kemudian
membuat kesimpulan bahwa mikroba yang berupa belatung yang terdapat pada daging
tersebut berasal dari telur-telur lalat yang ditinggalkan pada saat lalat
tersebut mengerumuni daging yang membusuk. Dari hal ini maka teori Abiogenesis
runtuh diganti dengan teori Biogenesis yaitu bahwa makhluk hidup tidak begitu
saja terbentuk dari benda-benda mati, melainkan dari makhluk hidup juga
(Anonim, 2012).
Lazzaro
Spallanzani melakukan percobaan yang lebih baik dari percobaan yang telah
dilakukan Fransisco Redi. Ia menggunakan 3 buah tabung yang masing-masing diisi
dengan air kaldu yang kemudian diberi perlakuan sebagai berikut:
-
Tabung pertama tanpa dipanasi ditutup rapat
-
Tabung kedua dipanaskan sampai mendidih, dibiarkan
terbuka
-
Tabung ketiga dipanaskan sampai mendidih, da ditutup
rapat.
Dari hasil
percobaan tersebut spallanzani menyatakan, apabila kaldu didihkan dan kemudian
ditutup rapat tidak akan membusuk sehingga tidak dijumpai makhluk hidup
(Winatasasmita, 1999).
Setelah
Louis Pasteur memperbaiki percobaan Lazzaro Spallanzani, dengan menggunakan
tabung kaca yang berleher angsa, maka gagallah semua usaha mempertahankan
pandangan generatio spontanea dan teori abiogenesis. Muncullah teori biogenesis
yang berpandangan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya
(Tim Pengajar, 2003).
Pasteur
menggunakan labu berleher seperti angsa dalam percobaannya, labu berleher
seperti angsa ini diisi dengan air kaldu. Fungsi dari labu leher angsa ini
adalah agar hubungan antara labu dan udara luar masih ada, artinya masih
terdapat oksigen. Labu ini dipanaskan untuk men-sterilkan air kaldu dari
mikroorganisme. Setelah dipanaskan,
labu kemudian didinginkan dan disimpan.
Setelah beberapa hari, ternyata air kaldu dalam labu leher angsa
tetapjernih, namun di bagian lehernya banyak terdapat debu dan
partikel-partikel, sedangkan di labu lainnya yang tidak berleher angsa, air
kaldunya mengan-dung mikroorganisme. Berdasarkan hasil percobaannya, Louis
Pasteur menyimpulkan bahwa mikroorganisme yang ada dalam air kaldu bukan
berasal dari air kaldu itu sendiri, melainkan dari mikroorganisme yang ada di
udara. Hasil percobaan Louis Pasteur berhasil menumbangkan teori abiogenesis.
Dari hasil percobaannya, Pasteur mengajukan teori baru tentang asal-usul
kehidupan. Isi teori disebut menyatakan beberapa hal, di antaranya omne vivum
ex ovo, yakni setiap makhluk hidup berasal dari telur, omne ovum ex
vivo, yakni setiap telur berasal dari makhluk hidup, dan omne vivum ex vivo, yakni setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya (Anonim, 2012).
vivo, yakni setiap telur berasal dari makhluk hidup, dan omne vivum ex vivo, yakni setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya (Anonim, 2012).
Hal
yang masih dipersoalkan adalah masalah asal mula kehidupan yang pertama kali
ada di bumi. Mengenai masalah ini sampai sekarang masih menjadi pemikiran para
ahli. Sebagian ahli berpendapat bahwa kehidupan yang mula-mula timbul dibumi
adalah akibat reaksi-reaksi kimia antara molekul-molekul yang berlimpa terdapat
didalam lautan yang ada pada suatu waktu suhunya cukup tinggi. Teori evolusi kimia
ini didukung oleh beberapa ilmuan, diantaranya A. I. Oparin (Rusia), J.B.S
Haldane (Inggris), Harold Urey (Amerika), dan Stanley Miller (Amerika) (Tim
Pengajar, 2003).
Pada
mulanya unsur-unsur sederhana seperti hydrogen (H), Carbon (C), Nitrogen (N), dan
Oksigen (O) diatmosfer membentuk gas H2, H2O, CH4, HCN,
NH3, dan sebagainya. Adanya panas dari berbagai sumber energi
senyawa-senyawa sederhana saling bereaksi membentuk molekul-molekul yang lebih
kompleks. Suatu keadaan terbentuk senyawa organik. Hasil reaksi ini makin lama
makin banyak dan terkumpul dilautan sehingga terbentuknya campuran berbagai
senyawa, oleh Haldane disebutnya semacam sup yang kaya materi-materi, dalam
larutan yang panas. Bahan sup inilah yang merupakan bahan pembentuk protoplasma,
yang selanjutnya membentuk sel awal (Tim Pengajar, 2003)
Untuk
membuktikan teori ini, Stanley Miller melakukan sebuah percobaan.
Peralatan yang dirancang Miller, yakni ruang bunga api diisi dengan campuran
gas meniru atmosfer purba, sementara botol kaca kecil diisi dengan air murni
seperti sup purba. Miller membuat kilat buatan dengan bunga api listrik di
antara dua elektroda dalam atmosfer buatan tersebut. Ia juga memanaskan air laut
tiruannya. Percobaan ini berlangsung selama seminggu dan dapat menghasilkan
beragam senyawa organik. Di alam nyata, reaksi kimia ini akan berjalan selama
jutaan tahun sehingga dapat membentuk hasil yang lebih kompleks. Pada titik
tertentu dari proses yang panjang ini, senyawa kimia dapat terbentuk dengan
sendirinya. Jika pada proses membentuk diri ini terkadang terdapat kesalahan,
senyawa kimia ini dapat menyesuaikan diri dan berevolusi melalui proses
seleksi kimiawi. Jadi, kehidupan tidak terbentuk secara tiba-tiba melainkan
timbul secara bertahap dari senyawa tidak hidup (Anonim, 2012).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Kamis, 8 November 2012
Waktu
: Pukul 07.30 s.d 09.10 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi FMIPA UNM lantai III, Jurusan Biologi.
B. Alat dan Bahan
1.
Alat
a.
3 buah tabung reaksi
b.
1 buah rak tabung reaksi
c.
2 buah sumbat gabus yang sesuai
d.
1 buah lampu spiritus
e.
1 buah klem kayu
f.
1 buah gelas air mineral
2.
Bahan
a.
30 ml kaldu cair
b.
1 potong lilin
c.
Korek api
C. Prosedur
Kerja
1.
Mengisi ketiga
tabung dengan kaldu masing-masing 10 ml.
2.
Menyalakan api
spiritus dengan menggunakan korek api.
3.
Menyumbat tabung
I dengan tutup gabus/karet dan menetesinya dengan lilin cair sela antar mulut
dengan tutup, kemudian memberikan label A.
4.
Mendidihkan
kaldu tabung II di atas api lampu spiritus hingga mulai mendidih, biarkan
terbuka (tanpa tutup), kemudian memberikan label B.
5.
Mendidihkan
kaldu tabung III di atas api lampu spiritus hingga mulai mendidih, segera
menutup tabung dengan gabus dan menetesi lilin cair sela antar mulut tabung
dengan tutupnya, kemudian memeberikan label C.
6.
Meletakkan semua
tabung percobaan pada rak tabung dan menyimpannya di atas meja kerja,
mengusahakan supaya terhindar dari gangguan hewan, cahaya matahari langsung dan
sumber panas lainnya.
7.
Untuk melakukan
pengamatan lebih lanjut, maka perlu memindahkan ketiga tabung dari rak ke dalam
gelas bekas air mineral.
8.
Melakukan
pengamatan dan pencatatan selama 5 hari berturut-turut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan
1. Gambar Hasil Pengamatan
·
Hari Pertama (1)
Tabung A
Tabung B
Tabung C
|
·
Hari Terakhir (5)
Tabung A Tabung B Tabung C
|
2. Tabel Hasil
Pengamatan
Hari
ke-
|
Tabung
|
||||||||
A
|
B
|
C
|
|||||||
W
|
B
|
E
|
W
|
B
|
E
|
W
|
B
|
E
|
|
1
|
-
|
x
|
-
|
-
|
x
|
-
|
-
|
x
|
-
|
2
|
+
|
x
|
+
|
-
|
x
|
-
|
-
|
x
|
-
|
3
|
++
|
x
|
+
|
+
|
x
|
+
|
-
|
x
|
-
|
4
|
++
|
X
|
++
|
++
|
x
|
++
|
-
|
x
|
-
|
5
|
+++
|
+
|
+++
|
+++
|
+
|
+++
|
-
|
-
|
-
|
Keterangan:
W=Warna (- = Bening; + = Agak keruh; ++ = Keruh; +++ = Sangat Keruh).
B=Bau (x = tidak diamati; + = Menyengat).
E=Endapan (- = Tidak Ada; + = Ada; + += Banyak; +++ = Sangat Banyak).
B. Pembahasan
1. Tabung A (tidak dipanasi, tertutup)
Tabung reaksi A tidak dipanaskan dan hanya ditutup dengan sumbat gabus lalu ditetesi
dengan lilin cair antara sela mulut tabung dengan sumbat gabus. Pada hari
pertama belum ada perubahan apa-apa, hari kedua barulah mengalami perubahan
yaitu air kaldu sudah berubah dan sudah memiliki endapan. Hingga hari
berikutnya perubahannya tidak terlalu banyak atau perubahan berlangsung lambat.
Hal ini disebabkan tabung terkontaminasi dengan udara luar sehingga organisme dapat
masuk ke dalam tabung.
2. Tabung B (dipanasi, tidak tertutup)
Tabung reaksi B ini dipanaskan namun dibiarkan terbuka. Pada hari pertama tidak
terjadi perubahan apa-apa pada air kaldu, barulah hari kedua terjadi perubahan
pada air kaldu yaitu sudah keruh namun belum berbau dan belum memiliki endapan.
Pada hari ketiga disinilah terjadi perubahan menyeluruh yaitu warna keruh,
berbau menyekat dan memiliki endapan. Hingga hari berikutnya perubahannya
semakin jelas.
Pada hari pertama dan kedua air kaldu masih belum berbau
dan tidak memiliki endapan karena sebelumnya air kaldu dipanaskan sehinnga
organisme di dalam mati, akan tetapi pada hari selanjutnya sudah berbau
menyengat dan memiliki endapan itu dikarenakan air kaldu tidak ditutup sehingga
organisme dari udara dapat masuk ke tabung.
3. Tabung C (dipanasi, tertutup).
Tabung reaksi C ini dipanaskan dan
ditutup serta pada mulut tabung dengan sumbat gabus ditetesi lilin cair. Pada
hari pertama air kaldu keruh namun belum berbau dan belum memiliki endapan.
Pada hari kedua air kaldu masih keruh dan sudah memiliki sedikit endapan.
Hingga pada hari terakhir air kaldu masih tetap sama dengan hari kedua. Pada
saat dibuka sumbat gabusnya untuk mengetahui perubahan bau dari air kaldu itu,
ternyata tidak ada perubahan bau masih tetap berbau kaldu seperti aslinya.
Hal ini disebabkan tabung ditutup dan dipanaskan sehingga
organisme yang ada di dalam air kaldu mati dan tidak ada kontaminasi yang
terjadi dengan udara luar.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengamatan yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa makhluk hidup berasal
dari makhluk hidup sebelumnya. Perubahan warna dan bau serta terjadinya endapan
pada air kaldu yang dipanaskan atau tidak namun dibiarkan terbuka merupakan
pengaruh dari adanya aktifitas mikroba/mikroorganisme yang berasal dari udara
yang kemudian mengkontaminasi air kaldu tersebut. Hal demikian tidak terjadi
pada air kaldu yang telah dipanaskan dan ditutup rapat, yang tidak mengalami
perubahan warna, bau dan tidak terjadi endapan. Pengamatan ini membenarkan
hasil percobaan Lazzaro Spallanzani dan membuktikan kebenaran teori biogenesis
bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.
B. Saran
1. Untuk
praktikan: hati-hati
selama memegang dan memperlakukan tabung reaksi, karena ketidakhati-hatian
dapat membahayakan keutuhan tabung reaksi, serta memupuk kerjasama antar sesama
anggota kelompok.
2.
Untuk asisten: agar
kiranya memberikan arahan dan batasan yang jelas dalam setiap kegiatan
praktikum demi meminimalisir kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh praktikan
selama praktikum berlangsung.
3.
Untuk Laboratorium: sebaiknya
alat-alat yang disediakan diperhatikan,
sehingga praktikan tidak menggunakan alat yang kurang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1. 2012. Teori
Asal Usul Kehidupan/ http://biosejati.wordpress.com. diakses pada tanggal 15 November 2012. Makassar.
Anonim2.
2012. Asal Usul Kehidupan/ http://carapedia.com. diakses pada tanggal 15 November2012. Makassar.
Penyusun, Tim. 2012. Penuntun Praktikum Biologi Dasar.
Makassar: Universitas Negeri Makassar
Pengajar, Tim. 2003. Biologi Umum. Makassar:
Universitas Negeri Makassar
Winatasasmita, Djamhur, dkk. 1999. Biologi
Umum. Jakarta: Universitas Terbuka
LAMPIRAN
v Pertanyaan:
1. Apakah yang
menjadi penyebab terjadinya perubahan kaldu pada percobaan tersebut di atas ?
2. Dari manakah
datangnya makhluk hidup yang terjadinya perubahan kaldu tersebut ?
3. Perubahan kaldu
pda percobaan tersebut di atas terjadi pada tabung yang diperlakukan bagaimana
?
4. Pada tabung yang
diperlakukan bagaimana yang kaldunya tidak mengalami perubahan ? Mengapa tidak
terjadi perubahan warna dan bau ?
5. Mungkinkah dari
bahan kaldu itu secara tiba-tiba akan muncul mahkluk hidup baru ?
6. Hasil percobaan
di atas dapatkan digunakan sebagai bukti yang kuat untuk menyangkal pendapat
Generatio Spontanea ? Jelaskan !
v Jawaban:
1. Yang
mejadi penyebab terjadinya perubahan air kaldu pada percobaan tersebut adalah
disebabkan adanya organisme yang masuk dari luar (terkontaminasi).
2. Makhluk
hidup yang menyebabkan perubahan air kaldu tersebut berasal dari udara yang berkontaminasi
dengan air kaldu dan juga yang ada dalam tabung jika tidak didihkan.
3. Semua
air kaldu dalam tabung mengalami perubahan karena air kaldu masih
terkontaminasi dengan udara karena penutup yang kurang rapat. Namun air kaldu
yang perubahan yang sangat banyak yaitu tabung I yang tidak diberi perlakuan
apapun.
4. Semua
air kaldu mengalami perubahan. Namun, air kaldu yang sedikit perubahan yaitu
air kaldu pada tabung ke II, akibat sebelumnya ir kaldu dipanaskan dan kemudian
ditutup dengan cukup rapat.
5. Mungkin
terjadi pada tabung yang tidak dipanaskan dan tidak ditutup. Hasil percobaan
diatas dapat dijadikan bukti yang kuat untuk menyangkal pendapat Generatio
Spontanea karena sudah terbukti bahwa makhluk hidup yang ada dalam tabung
reaksi tersebut berasal dri kehidupan dari luar atau sebelumnya, bukan berasal
dari benda mati atau terjadi secara spontan.
Teori Asal-usul Kehidupan
Posted on 24/01/2012
| Leave a comment
Untuk mengetahui asal-usul kehidupan, para ilmuwan menyelidiki dan melakukan
eksperimen. Selain penelitian, teori-teori dikemukakan oleh beberapa ilmuwan
berdasarkan bukti-bukti yang ada1. Teori Abiogenesis
Teori abiogenesis disebut juga teori generatio spontanea. Pokok dari teori ini menyatakan bahwa kehidupan berasal dari benda atau materi tidak hidup dan kehidupan terjadi secara spontan (generatio spontanea). Ilmuwan yang mengemukakan teori ini adalah seorang filsafat Yunani kuno, yakni Aristoteles (384–322 SM). Dengan melihat organisme di sekeliling-nya, Aristoteles berkesimpulan bahwa makhluk hidup muncul secara tiba-tiba. Contohnya, seekor cacing yang keluar dari dalam tanah, maka cacing
tersebut berasal dari tanah. Contoh lainnya, katak yang keluar dari lumpur, maka katak tersebut berasal dari lumpur.
Ilmuwan lain yang mendukung teori ini adalah John Needham (1700). Ilmuwan dari Inggris ini melakukan percobaan dengan merebus sebentar air kaldu yang berasal dari sepotong daging. Air kaldu tersebut menjadi keruh karena adanya mikroorganisme. Ilmuwan tersebut kemudian berkesimpulan bahwa mikroorganisme berasal dari air kaldu.
2. Teori Biogenesis
Teori biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup lagi. Teori biogenesis merupakan lawan dari teori abiogenesis. Para ilmuwan yang mendukung teori biogenesis adalah Francesco Redi (1626–1697), Abbe Lazzaro Spallanzani (1729–1799), dan Louis Pasteur (1822–1895). Ketiga ilmuwan ini melakukan percobaan dan membuktikan teori biogenesis.
a. Percobaan Francesco Redi
Francesco Redi adalah orang pertama yang melakukan percobaan untuk menentang teori abiogenesis. Redi melakukan percobaan dengan menggunakan daging segar dan dua stoples ( Gambar 7.18). Stoples pertama diisi dengan daging dan dibiarkan terbuka (tidak ditutup), sedangkan stoples kedua diisi daging dan ditutup rapat.
Setelah beberapa hari, di dalam stoples yang terbuka terdapat larva. Redi berkesimpulan bahwa larva tersebut berasal dari lalat yang masuk ke dalam stoples kemudian bertelur. Untuk meyakinkan kesimpulannya tersebut, Redi melakukan percobaan yang kedua. Kali ini stoples ditutupi dengan kain kasa sehingga masih terjadi hubungan dengan udara, tetapi lalat tetap tidak dapat masuk. Setelah beberapa hari, didapatkan daging dalam stoples tersebut membusuk, tetapi dalam daging tersebut tidak terdapat larva. Redi mengemukakan tidak adanya larva ini karena lalat tidak bisa menyimpan telurnya dalam daging. Oleh karena itu, Redi berkesimpulan bahwa larva lalat bukan berasal dari daging yang membusuk.
Untuk membuktikan teori biogenesis, Redi melakukan dua percobaan, yakni membiarkan satu stoples terbuka dan lainnya tertutup.
b. Percobaan Lazzaro Spallanzani
Pada percobaan Spallanzani, digunakan air rebusan dari daging atau (air kaldu). Air kaldu tersebut dimasukkan ke dalam dua labu, kemudian dipanaskan. Setelah dipanaskan, labu I dibiarkan terbuka. Sementara itu, setelah air kaldu dalam labu II dipanaskan, labu kemudian ditutup rapat menggunakan gabus.
Setelah beberapa hari, air kaldu dalam labu I menjadi keruh dan berbau busuk yang disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme. Mikroorganisme tersebut berasal dari udara bebas yang masuk ke labu I karena tidak ditutup.
Pada labu II, ternyata tidak ada perbedaan dari sebelumnya. Air kaldu tetap jernih. Jernihnya air kaldu ini disebabkan tidak adanya udara yang masuk ke dalam labu
Percobaan Spallanzani menunjukkan bahwa pada labu terbuka terdapat kehidupan yang berasal dari mikroorganisme yang ada di udara. Pada labu yang ditutup tidak terdapat kehidupan. Berdasarkan hal tersebut, Spallanzani berkesimpulan bahwa kehidupan bukan berasal dari air kaldu, tetapi berasal dari makhluk hidup lainnya. Akan tetapi, para penganut abiogenesis menyanggah penelitian ini dan mengatakan bahwa mikroorganisme tidak tumbuh karena tidak terdapat udara. Udara dibutuhkan untuk menyokong kehidupan.
c. Percobaan Louis Pasteur
Louis Pasteur adalah seorang ahli biokimia dari Perancis yang berhasil menumbangkan teori abiogenesis. Hasil percobaannya tidak dapat disang-gah lagi oleh pendukung teori abiogenesis. Percobaan yang dilakukan Louis Pasteur ini sebenarnya penyempurnaan dari percobaan yang dilakukan oleh Spallanzani.
Pasteur menggunakan labu berleher seperti angsa dalam percobaannya Labu berleher seperti angsa ini diisi dengan air kaldu. Fungsi dari labu leher angsa ini adalah agar hubungan antara labu dan udara luar masih ada, artinya masih terdapat oksigen. Labu ini dipanaskan untuk men-sterilkan air kaldu dari mikroorganisme. Setelah dipanaskan, labu kemudian
didinginkan dan disimpan.
Setelah beberapa hari, ternyata air kaldu dalam labu leher angsa tetapjernih, namun di bagian lehernya banyak terdapat debu dan partikel-partikel, sedangkan di labu lainnya yang tidak berleher angsa, air kaldunya mengan-dung mikroorganisme. Berdasarkan hasil percobaannya, Louis Pasteur menyimpulkan bahwa mikroorganisme yang ada dalam air kaldu bukan berasal dari air kaldu itu sendiri, melainkan dari mikroorganisme yang ada di udara.
Hasil percobaan Louis Pasteur berhasil menumbangkan teori abiogenesis. Dari hasil percobaannya, Pasteur mengajukan teori baru tentang asal-usul kehidupan. Isi teori disebut menyatakan beberapa hal, di antaranya omne vivum ex ovo , yakni setiap makhluk hidup berasal dari telur, omne ovum ex
vivo, yakni setiap telur berasal dari makhluk hidup, dan omne vivum ex vivo, yakni setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.
Ilmu Pengetahuan
Asal - Usul Kehidupan
Pada dasarnya asal usul kehidupan dari mana serta
kapan asal usul kehidupan di bumu ini mulai ada belum terjawab secara tuntas
sampai sekarang. Namun beberapa teori asal usul kehidupan berikut ini bisa
sedikit menjelaskan tentang asal usul kehidupan di muka bumi ini:
# TEORI ABIOGENESIS / GENERATIO SPONTANEA (Aristoteles)
Teori ini mengandung 2 pengertian, yaitu: bahwa mahluk hidup berasal dari benda yang tidak hidup dan mahluk hidup terjadi dengan sendirinya (secara begitu saja) dari mahluk tak hidup
# TEORI BIOGENESIS (F. Redi, Spalanzani, L Pasteur)
Teori ini menyatakan bahwa semua kehidupan berasal dari telur dan semua telur berasal dari sesuatu yang hidup (omne vivum ex vivo, omne ovum ex vivo) teori ini merupakan kesimpulan dari beberapa percobaan dibawah ini:
Francesco Redi : menempatkan dagi pada toples terbuka dan toples tertutup. Setelah beberapa hari, muncul belatung pada toples yang terbuka sedangkan pada toples yang tertutup tidak muncul apa-apa
Lazaro Spallazani: mendidihkan kaldu dalam labu kemudian ditutup rapat-rapat. Setelah beebrapa hari, kaldu tetap bening dan tidak terdapat apa-apa.
Louis Pasteur: mendidihkan kaldu pada labu kemudian labu ditutup dan diberi pipa seperti huruf S sehingga mulut labu tetap terbuka. Setelah beberapa hari ternyata kaldu tetap bening dan tidak terdapat apa-apa
# TEORI PENCIPTAAN (Special Creation Theory)
Teori ini menyatakan bahwa segala sesuatu itu diciptakan oleh Tuhan. Segala species mahluk hidup yang sekarang ini sudah ada sejak dahulu dan diciptakan sendiri-sendiri sebagaimana adanya saat ini.
# TEORI KOSMOZOA (Cosmozoic Theory)
Teori ini menyatakan bahwa kehidupan di dunia berasal dari angkasa atau datang dari meteor yang jatuh dari angkasa luar (kosmos) ke bumi. Hal itu diperkuat dengan hasil analisis peninggalan peradapan Inca
# TEORI UREY (Evolusi Kimia)
Teori ini dikemukakan oleh Harold Urey. Teori ini menyatakan bahwa asal-usul kehidupan diawali dengan adanya senyawa organik di atmosfer yang berupa gas-gas seperti metana (CH4), Hidrogen(H2), Uap air (H2O), dan amonia (NH3) yang bereaksi dengan bantuan energi dari sinar kosmis dan kilatan listrik halilintar sehingga terbentuk asam amino yang merupakan bahan dasar pembangunan kehidupan
# TEORI ABIOGENESIS / GENERATIO SPONTANEA (Aristoteles)
Teori ini mengandung 2 pengertian, yaitu: bahwa mahluk hidup berasal dari benda yang tidak hidup dan mahluk hidup terjadi dengan sendirinya (secara begitu saja) dari mahluk tak hidup
# TEORI BIOGENESIS (F. Redi, Spalanzani, L Pasteur)
Teori ini menyatakan bahwa semua kehidupan berasal dari telur dan semua telur berasal dari sesuatu yang hidup (omne vivum ex vivo, omne ovum ex vivo) teori ini merupakan kesimpulan dari beberapa percobaan dibawah ini:
Francesco Redi : menempatkan dagi pada toples terbuka dan toples tertutup. Setelah beberapa hari, muncul belatung pada toples yang terbuka sedangkan pada toples yang tertutup tidak muncul apa-apa
Lazaro Spallazani: mendidihkan kaldu dalam labu kemudian ditutup rapat-rapat. Setelah beebrapa hari, kaldu tetap bening dan tidak terdapat apa-apa.
Louis Pasteur: mendidihkan kaldu pada labu kemudian labu ditutup dan diberi pipa seperti huruf S sehingga mulut labu tetap terbuka. Setelah beberapa hari ternyata kaldu tetap bening dan tidak terdapat apa-apa
# TEORI PENCIPTAAN (Special Creation Theory)
Teori ini menyatakan bahwa segala sesuatu itu diciptakan oleh Tuhan. Segala species mahluk hidup yang sekarang ini sudah ada sejak dahulu dan diciptakan sendiri-sendiri sebagaimana adanya saat ini.
# TEORI KOSMOZOA (Cosmozoic Theory)
Teori ini menyatakan bahwa kehidupan di dunia berasal dari angkasa atau datang dari meteor yang jatuh dari angkasa luar (kosmos) ke bumi. Hal itu diperkuat dengan hasil analisis peninggalan peradapan Inca
# TEORI UREY (Evolusi Kimia)
Teori ini dikemukakan oleh Harold Urey. Teori ini menyatakan bahwa asal-usul kehidupan diawali dengan adanya senyawa organik di atmosfer yang berupa gas-gas seperti metana (CH4), Hidrogen(H2), Uap air (H2O), dan amonia (NH3) yang bereaksi dengan bantuan energi dari sinar kosmis dan kilatan listrik halilintar sehingga terbentuk asam amino yang merupakan bahan dasar pembangunan kehidupan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Search
Peduli Syam
Kunjungi Ane di Facebook
Popular Posts
Blog Archive
Powered by Blogger.
MAKASIH MAS
ReplyDelete