Saturday, 1 June 2013
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan
Lengkap Praktikum Biologi Dasar dengan judul “Pengamatan mikroskopis” di susun oleh :
Nama : Rustam Hafid
N I M : 1212041011
Kelas : A (Pendidikan Fisika)
Kelompok : II (Dua)
telah diperiksa dan dikonsultasikan kepada Asisten dan Koordinator Asisten, maka dinyatakan diterima.
Makassar, November 2012
Koordinator Asisten Asisten
(Syamsu Rijal, S.Pd)
(Abdul Fatta Syam, S.Pd)
Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab
(Dr.
Ir. Muh. Junda, M.Si)
NIP: 1962 11 08 1991 03
1 002
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makhluk
hidup merupakan suatu kesatuan yang tentunya tidak terlepas dari sebuah sistem.
Kesatuan tubuh makhluk hidup merupakan sistem terlengkap yang dikaruniai oleh
Sang Pencipta sebagai bukti kebesarannya. Sistem tubuh makhluk hidup sangat
kompleks dan struktural yang membuatnya dikenal sebagai unit yang memiliki
keberagaman dan keunikan. Keberagaman dan keunikan ini dapat dilihat dari
unit-unit penyusun tubuh makhluk hidup tersebut.
Makhluk hidup tersusun dari unit terkecil sampai
membentuk unit terbesar yang bernama individu. Unit terkecil seluruh makhluk
hidup dikenal dengan nama sel yang memiliki struktur yang khas yang sebagai
pengatur aktivitas individu tersebut. Sel-sel ini juga bekerja disebuah sistem
yang dikenal dengan istilah jaringan yang merupakan kumpulan atau unit yang
merupakan konsistensi dari sel-sel tersebut.
Untuk melakukan kerja, jaringan memerlukan
kerja sama dengan jaringan lainnya agar tercipta sebuah sistem struktural yang
bekerja dan memiliki ending yang baik terhadap kelangsungan hidup makhluk hidup
tersebut.
Jaringan sebagai penyusun organ tubuh makhluk hidup memiliki jenis yang sangat beragam
dan sel penyusunnya memiliki tingkat kerumitan yang cukup tinggi sehingga
diperlukan suatu pengamatan untuk mengetahui bentuk yang sebenarnya dari
jaringan tersebut dan apa sebenarnya yang menyebabkan perbedaan bentuk satu
jaringan dengan jaringan yang lainnya.
Keberagaman
bentuk dan fungsi jaringan misalnya terletak pada bentuk sel-sel penyusunnya
atau struktur organel-organel penyusun jaringan tersebut. Keberagaman ini
membutuhkan pengetahuan yang baik baik tentang struktur maupun macam-macamnya,
yang membuat kami melakukan praktikum tentang jaringan penyusun pada tumbuhan
dan hewan.
B. Tujuan
Praktikum
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa
diharapkan mampu menjelaskan struktur dan macam-macam jaringan yang menyusun
organ tumbuhan dan hewan.
C.
Manfaat Praktikum
Setelah melakukan praktikum mahasiswa dapat
mengetahui lebih rinci tentang struktur dan macam-macam jaringan yang menyusun
organ tumbuhan dan hewan serta semakin terampil dalam mengamati sediaan/objek
melalui mikroskop.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Jaringan
adalah kumpulan sel yang berhubungan erat satu sama lain mempunyai struktur
fungsi yang sama. Ilmu yang mempelajari tentang struktur jaringan disebut
histologi. Berbagai jaringan tersusun dan terorganisasi dalam bentuk organ (Tim
Penyusun, 2012).
A. Jaringan Tumbuhan
Sel tumbuhan
memperlihatkan variasinya yang sangat besar dalam hal ukuran dan strukturnya.
Perbedaan-perbedaan itu merefleksikan fungsi yang beragam dari sel-sel tersebut
dalam fisiologi tumbuhan yang bersangkutan. Suatu organ, misal daun atau akar,
tersusun dari jaringan; biasanya dalam suatu organ berbagai jaringan itu
melakukan fungsi-fungsi yang saling
berhubungan satu sama lain (Setjo, 2004).
Menurut tim
pengajar (2003), jaringan penyusun tubuh tumbuhan tingkat tinggi dapat
dibedakan atas dua bagian menurut usianya yakni jaringan muda (meristem atau
titik tumbuh) dan jaringan dewasa (jaringan tubuh tua).
1.
Jaringan Meristem
Jaringan
meristem adalah jaringan yang sel-selnya tetap bersifat embrional artinya mampu
terus menerus membelah diri tak terbatas untuk menambah jumlah sel tubuh.
Meristem hanya terdapat pada bagian-bagian tertentu saja dari tubuh tumbuhan.
Atas dasar letak pada tubuh, meristem dibedakan menjadi:
a.
Meristem apikal (meristem ujung) terdapat pada
ujung-ujung pokok dan cabang batang serta akar.
b.
Meristem interkalar (meristem antara) terdapat diantara
jaringan dewasa, misalnya di pangkal ruas batang rumput.
c.
Meristem lateral (meristem samping) letaknya sejajar
dengan permukaan organ, misalnya kambium dan kambium gabus (Wahyuningsih,
2001).
Atas dasar asalnya, meristem dibagi
menjadi:
a.
Meristem primer: meristem yang sel-selnya berkembang langsung
dari sel-sel embrional sehingga merupakan lanjutan dari pertumbuhan embrio,
misalnya kuncup ujung batang.
b.
Meristem sekunder: meristem yang berkembang dari
jaringan dewasa yang telah mengadakan diferensiasi, misalnya kambium gabus yang
terjadi dari parenkim atau kolenkim yang merupakan jaringan dewasa
(Wahyuningsih, 2001).
. 2. Jaringan Dewasa
Sel-sel jaringan dewasa bentuknya lebih besar dari
sel-sel meristem, plasmanya lebih sedikit, vakuola lebih besar, kadang-kadang
sel jaringan dewasa telah mati dan terisi dengan udara atau air serta dinding
selnya mempunyai penebalan yang bermacam-macam (Tim Pengajar, 2003).
Berdasarkan struktur dan dan fungsi jaringan dewasa
dibedakan atas empat yaitu
jaringan dasar (parenkim), jaringan penutup (jaringan pelindung), jaringan penguat (mekanik) dan jaringan
pengangkutan (vaskuler) (Wahyuningsih, 2001).
a.
Jaringan penutup (pelindung)
Jaringan
penutup disebut juga epidermis. Epidermis merupakan lapisan sel-sel paling luar
dan menutupi permukaan badan, bagian-bagian bunga, buah, biji serta batang dan
akar. Jaringan epidermis juga berfungsi untuk mengurangi kehilangan air. Epidermis
akar disebut juga rizodermis hanya dijumpai pada akar yang masih muda.
Epidermis pada ujung akar umumnya membentuk tonjolan yang berfungsi untuk
menyebarkan air dan disebut rambut akar. Epidermis batang mempunyai sel-sel
silica dan sel-sel gabus, misalnya pada batang tebu (Sccharum officinarum), dan kadang-kadang dilapisi oleh kutila.
Epidermis daun biasanya hanya selapis sel saja. Diantara epidermis daun teradapat
struktur tambahan yang merupakan derivat epidermis yaitu: trikomata (rambut
daun), stomata dan sel kipas (Wahyuningsih, 2001).
b.
Jaringan dasar (Parenkim)
Nama
lainnya adalah jaringan dasar. Jaringan parenkim, dijumpai pada kulit batang,
kulit akar, daging, daun, daging buah dan endosperm. Bentuk sel parenkim
bermacam-macam. Sel parenkim yang mengandung klorofil disebut klorenkim, yang
mengandung rongga-rongga udara disebut skelerenkim. Penyimpanan cadangan
makanan dan air oleh tubuh tumbuhan dilakukan oleh jaringan parenkim. Berdasarkan
fungsinya jaringan parenkim dibedakan menjadi beberapa macam antara lain:
1) Parenkim
asimilasi (klorenkim), adalah sel parenkim yang
mengandung klorofil dan berfungsi
untuk fotosintesis.
2) Parenkim
penimbun, adalah sel parenkim ini dapat menyimpan cadangan makanan yang berbeda
sebagai larutan di dalam vakuola, bentuk partikel padat, atau cairan di dalam
sitoplasma.
3) Parenkim
air, adalah sel parenkim yang mampu menyimpan air. Umumnya terdapat pada
tumbuhan yang hidup didaerah kering (xerofit), tumbuhan epifit, dan tumbuhan
sukulen.
4) Parenkim
penyimpan udara (aerenkim), adalah jaringan parenkim yang mampu menyimpan udara
karena mempunyai ruang antar sel yang besar. Aerenkim banyak terdapat pada batang
dan daun tumbuhan hidrofit (Anonim1, 2012).
c.
Jaringan penguat (Sklerenkim dan kolenkim)
Kolenkim
dan sklerenkim merupakan jaringan yang berfungsi sebagai jaringan penguat.
Kedua jaringan ini dapat berada tersebar diantara jaringan dasar, tetapi dapat
pula mengelompok membentuk jaringan yang jelas terpisah. Jaringan kolenkim
terdapat pada bagian perifer daun muda atau tumbuhan lunak, tersusun sel-sel
dengan penebalan dinding dari selulose, hemiselulose dan pectin. Jaringan
sklerenkim tersusun oleh sel-sel yang berdinding tebal dank eras karena telah
mengalami signifikasi yang merupakan penebalan sekunder. Menurut bentuknya
skelerenkim dapat dibedakan menjadi skelereida dan serabut sklerenkim.
Skelereida seringkali disebut sel batu karena dindingnya keras, berasal dari
sel parenkim yang dindingnya mengalami penebalan sekunder. Serabut sklerenkim
tersusun atas sel-sel sklerenkim yang panjang dan dapat berupa sel tunggal
diantara jaringan dasar dan dapat pula merupakan seludang berkas pengangkut (Wahyuningsih,
2001).
d.
Jaringan pengangkut (floem dan xilem)
1) Jaringan buluh tapis (floem).
Fungsi utama jaringan buluh tapis sebagai
penyalur hasil fotosintesis dari daun keseluruh tubuh tanaman. Ciri utama
unsure tapis terdiri dari sel-sel yang masih hidup. Buluh tapis tersiri dari
deretan sel-sel yang panjang dan mengalami fusi (penyatuan) yang tidak
sempurna, sebab dinding sel pada ujung sel-selnya tidak lenyap melainka tinggal
berupa dinding sel yang berlubang-lubang, maka disebut juga buluh ayak (floem).
Floem hanya dapat melakukan tugasnya selama dalam ,masa pertumbuhan. Bila
menjelang selesai masa pertumbuhan, maka lempeng tapisan itu tertutup oleh
kallose (sejenis karbohidrat). Bila kallose itu telah larut maka floem
tersumbat sehingga tak berfungsi lagi sebagaimana mestinya (Tim
Pengajar, 2003).
2) Jaringan
pembuluh kayu (xilem)
Xilem merupakan jaringan kompleks karena tersusun dari beberapa
tipe sel yang berbeda. Penyusun utamanya adalah trakeid dan trakea sebagai
saluran pengangkut air dengan penebalan dinding sel yang cukup tebal sekaligus
berfungsi sebagai penyokong. Xilem juga tersusun atas serabut, sklerenkim,
serta sel-sel parenkim yang hidup dan berperan dalam berbagai kegiatan
metabolisme sel. Xilem disebut juga sebagai pembuluh kayu yang membentuk kayu
pada batang. Trakeid dan trakea merupakan dua kelompok sel yang membangun
pembuluh xilem. Kedua tipe sel berbentuk bulat panjang, berdinding sekunder
dari lignin dan tidak mengandung kloroplas sehingga berupa sel mati. Perbedaan
pokok antara keduanya, adalah pada trakeid tidak terdapat perforasi
(lubang-lubang), hanya ada celah (noktah), berupa plasmodesmata yang
menghubungkan satu sel dengan sel lainnya. Sedangkan pada trakea terdapat
perforasi pada bagian ujung-ujung selnya. Transpor air dan mineral pada
trakea berlangsung melalui perforasi ini, sedangkan pada trakeid berlangsung
lewat noktah (celah) antar sel selnya (Anonim1, 2012).
B.
Jaringan Hewan
1.
Jaringan Epitel
Adalah jaringan yang melapisi suatu rongga (dalam)
atau suatu permukaan bebas (luar). Jaringan epitel terdiri dari sel-sel yang
tersusun rapat sehingga tidak terdapat ruang antarsel. Lapisan sel epitel
bertumpu pada suatu membran yang biasa disebut membrana basalis. Berdasarkan
atas banyaknya lapisan yang menyusunnya maka epitel dapat dibedakan menjadi:
epitel berlapis tunggal (selapis) dan epitel berlapis. Sedangkan atas dasar
bentuk selnya maka epitel dapat berbentuk pipih (aquamosa), kubus (kubuid) atau
memanjang (kolumner). Sel epitel dapat pula dilengkapi dengan rambut-rambut
halus (silia: rambut getar) pada permukaan distalnya (Anonim2,
2012).
2.
Jaringan Otot
Jaringan otot adalah jaringan yang berperan dalam
pergerakan tubuh hewan dan manusia. Jaringan otot terdiri dari sel-sel otot
yang dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu sel otot lurik, sel otot
polos dan sel otot jantung (Anonim2, 2012).
a.
Sel otot lurik.
Sel otot ini
dinamai sel otot lurik karena miofibrilnya tersusun tidak homogen sehingga
membentuk garis-garis lurik pada jaringan otot. Otot lurik berbentuk silinder
dengan nucleus yang banyak dengan
nucleus terletak dipinggir. Sel otot ini bersifat sadar dan tidak tahan lelah.
Otot lurik melekat pada rangka tubuh sehingga sering disebut sebagai otot
rangka (Anonim2, 2012).
b.
Sel otot jantung
Otot jantung
mempunyai struktur yang mirip dengan otot lurik, namun berbeda dalam hal
bentuknya seperti bercabang-cabang sehingga nampak sebagai serabut bersel
banyak. Dalam jaringan lurik dan otot jantung batas-batas sel tidak jelas, tiap
serabut mengandung inti yag terletak dibagian tepi. Myofibril dengan serabut
otot tersusun dalam berkas-berkas dan dibungkus oleh sarkolema. Antara berkas
yang satu dengan yang lain dipisahkan oleh sitoplasma yang disebut sarkoplasma.
Otot jantung berkontraksi secara teratur dan terus menerus selama hidup hewan
dan manusia (Wahyuningsih, 2003).
c.
Sel otot polos
Sel otot ini
dinamai sel otot polos karena memiliki
myofibril yang homogen. Bentuk sel otot lurik adalah gelendong dengan satu nukleus
ditengahnya. Sel otot polos bersifat tidak sadar dan tahan lelah . sel otot ini
terletak pada organ-organ dalam tubuh seperti ginjal, uterus, organ reproduksi
wanita dan pria, organ sistem pencernaan, organ sistem pernapasan, iris mata,
dan pembuluh darah. Otot polos juga dikenal dengan nama sel otot involunter
(Anonim2, 2012).
3.
Jaringan saraf
Jaringan saraf dibentuk oleh
sel yang disebut neuron, yang berfungsi mengantar impuls saraf elektrokimia.
Setiap neuron terdiri atas badan sel yang berisikan nukleus, memiliki dua atau
lebih penjuluran sitoplasma, serabut saraf yang dilalui impuls. Ada dua jenis
serabut saraf yakni dendrit serabut saraf yang mengatar impuls kebadan sel dan akson
yang meneruskan impuls menjauhi badan sel. Hampir seluruh sel-sel tubuh hewan
dan manusia berhubungan dengan neuron. Sambungannya terikat menjadi sistem
saraf meliputi seluruh bagian tubuh (Tim Pengajar, 2003).
4.
Jaringan Pengikat
Jaringan pengikat terdiri dari sel-sel yang relatif
berjauhan letaknya dengan ruang interselularnya dan mengandung matriks relatif
banyak. Jaringan pengikat berfungsi untuk mengikat satu jaringan atau organ
dengan jaringan atau organ lainnya, membungkus organ-organ, mengganti jaringan
yang rusak, menetralkan racun, dan membentuk kerangka penyokong. Atas dasar dan
fungsinya, jaringan pengikat dibedakan atas 3 macam jaringan, yaitu:
a.
Jaringan pengikat
sederhana, meliputi jaringan areoler, jatingan fibrosa dan jaringan lemak. Jaringan
pengikat sederhana tersebar luas didalam tubuh antara lain dibawah kulit,
diantara organ-organ dalam, pembungkus otot, pembungkus saluran-saluran dalam
seperti usus, pembuluh darah dan lain-lain. Jaringan lemak merupakan modifikasi
jaringan pengikat areoler yang sel-selnya membesar dan vakuolanya terisi oleh
lemak (Wahyuningsih, 2001).
b.
Jaringan rangka,
meliputi jaringan tulang rawan dan tulang yang membentuk rangka dalam dari
tubuh vertebrata. Kedua macam jaringan ini pada umumnya menjadi tempat melekatnya
otot-otot, sehingga sifatnya harus kokoh dan kaku. Fungsinya adalah untuk
memungkinkan gerakan tungkai dan untuk melindungi bagian-bagian yang lunak.
Jaringan tulang rawan tersusun atas matriks kental yang disebut kondrin, yang
didalamnya terdapat anyaman halus dari serabut-serabut kolagen (serabut putih)
(Wahyuningsih, 2001).
c.
Jaringan pengikat cair,
karena matriksnya bersifat cair, misalnya darah. Matriks yang berupa cairan itu
dikenal sebagai plasma darah dan didalamnya terdapat bermacam-macam sel yang
bebas, yang dikenal dengan sel-sel darah. Sel-sel darah dibedakan atas sel-sel
darah merah (eritrosit) dan sel-sel darah putih (leukosit). Eritrosit berwarna
merah karena sitoplasmanya mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk
mengangkut oksigen. Semua eritrosit mamalia tidak lagi mengandung inti sel
kecuali eritrosit pada unta (Wahyuningsih, 2001).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Kamis, 22 November 2012
Waktu
: Pukul 07.30 s.d 09.10 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi lantai III sebelah barat, Jurusan Biologi FMIPA UNM.
B. Alat dan Bahan
1.
Alat
a.
Mikroskop
b.
Lap kasar dan lap halus
c.
Alat tulis dan kertas gambar
2.
Bahan
a. Preparat awetan jaringan
akar, batang dan daun yang mewakili golongan monokotil dan dikotil untuk
pengamatan jaringan tumbuhan.
b. Preparat awetan
epitel, preparat gosok tulang padat pada tulang pipa,preparat awetan apusan
darah dengan pewarna giemsa, preparat awetan oto polos, otot lurik dan otot
jantung, preparat awetan sel purkinje otak kecil untuk pengamatan jaringan
hewan.
C. Prosedur
Kerja
Pengamatan pada jaringan tumbuhan:
1.
Menyiapkan
mikroskop berdasarkan aturan tata cara penggunaanya.
2.
Mengambil preparat
awetan jaringan akar, batang, dan daun yang mewakili golongan monokotil dan
dikotil.
3.
Mengamati ciri
struktur dan letak masing-masing jaringan yang menyusun akar, batang dan daun
tersebut.
4.
Menggunakan
perbesaran objektif 4x untuk melihat preparat secara keseluruhan, kemudian
menggantinya dengan perbesaran objektif 10x untuk mengamati bagian jaringan
yang lebih jelas.
5.
Menggambar
jaringan ketiga organ tersebut secara keseluruhan dan menyebutkan
bagian-bagiannya.
6.
Membandingkan
hasil pengamatan dengan gambar berikutnya.
7.
Mempelajari
fungsi-fungsi jaringan yang menyusun organ tumbuhan tersebut.
Pengamatan
pada jaringan hewan:
1.
Jaringan epitel
a.
Mengamati preparat awetan epitel.
b.
Menggunakan
perbesaran objektif 10x untuk melihat preparat secara keseluruhan, kemudian
menggantinya dengan perbesaran objektif 40x untuk mengamati bagian jaringan
yang lebih jelas.
c.
Memerhatikan sel
epitel dengan selnya. Menggambar hasil pengamatan dan memberikan keterangan.
d.
Membandingkan
hasil pengamatan dengan gambar yang telah disediakan.
2.
Jaringan
penyokong
a.
Mengamati
preparat gosok tulang padat pada tulang pipa.
b.
Menggambar hasil
pengamatan dan memberikan keterangan bagian-bagian yang terlihat.
c.
Memerhatikan
strukuturnya dari arah luar/tepi adanya:
1)
Periosteum,
berupa jaringan padat.
2)
Sistem harvest
yang terdiri atas:
a)
Saluran haverst
b)
Lamella haverst
yang tersusun konsentris mengelilingi saluran haverst.
c)
Tiap lamella
mengandung osteosit daslam lakuna yang mempunyai kanalikuli.
3)
Endosteum
d.
Membandingkan
hasil pengamatan dengan gambar pembanding yang tersedia.
3.
Jaringan saraf
a. Mengamati sel punkinje pada preparat awetan otak
kecil.
b. Menggambar dan memberikan keterangan bagian-bagian
yang terkecil.
c.
Meminta petunjuk
asisten untuk melihat sel-sel yang dimaksud. Pada lapisan ganglion yang terdiri
atas selapis sel purkinje berbentuk botol, ini pucat dan besar, nukloeluos
kecil dan gelap.
d. Membandingkan hasil pengamatan dengan gambar yang
telah disediakan.
4.
Jaringan darah
a. Mengamati preparat awetan apusan darah dengan
perbesaran kuat.
b. Memerhatikan dan menggambarkan macam-macam sel darah
(eritrosit, limfosit, monosit, neutrofil dan basofil) yang terdapat dalam darah.
c. Membandingkan hasil pengamatan dengan gambar yang
telah disediakan.
5.
Jaringan otot
a. Mengamati preparat awetan jaringan otot polos, otot
lurik, dan otot jantung dengan perbesaran kuat.
b. Memerhatikan dan menggambar macam-macam sel otot,
bentuk dan letak intinya serta arah
serabutnya.
c. Membandingkan hasil pengamatan dengan gambar yang
telah disediakan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1.
Jaringan
tumbuhan
Jaringan
|
Gambar pengamatan
|
Keterangan
|
Gambar pembanding
|
Batang dikotil
|
Perbesaran 4
10
|
1. epidermis
2. korteks
|
|
Batang monokotil
|
Perbesaran 4
|
1. jaringan dasar
2.
epidermis
3.
xilem
4.
floem
|
|
Akar dikotil
|
Perbesaran 10
|
1.
xilem primer
2.
endodermis
|
|
Akar monokotil
|
Perbesaran 40
|
1. xylem
2. korteks
3. floem
4. epidermis
|
|
Daun dikotil
|
Perbesaran 10
|
1. epidermis
atas
2. jaringan
palisade
3. jaringa
spons
4. stomata
|
|
Daun monokotil
|
Perbesaran 4
|
1. epidermis
2.
|
|
2. Jaringan
hewan
Jaringan
|
Gambar pengamatan
|
keterangan
|
Gambar pembanding
|
Epitel kubus selapis
|
Perbesaran
|
1.
epitel kubus
2.
lumen
|
|
Ikat
|
Perbesaran 4
|
1. spons
2.
kanalikuli
3. lakuna
4. kanal
pusat
5. lamella
tulang
|
|
Otot lurik
|
Perbesaran 40
|
1. diskus interkalaris
2.
inti sel
|
|
Otot polos
|
Perbesaran 10
|
1. inti sel
|
|
Otot jantung
|
Perbesaran 10
|
1.
Duskus interkalaris
2.
inti sel
|
|
Darah
|
Perbesaran 4
|
1.
|
|
Saraf
|
Perbesaran 4
|
1. Dendrit
|
|
B. Pembahasan
1. Jaringan tumbuhan
a. Jaringan penyusun batang
1)
Jaringan penyusun batang dikotil adalah
sebagai berikut:
a) Epidermis yang terdiri atas selaput sel yang
berbentuk tipis dan tersusun rapat pada bagian luar berbatasan langsung dengan
udara yang berfungsi unutk melindungi jaringan yang berada di bawahnya.
b) Xilem , merupakan pembuluh angkut yang memiliki
ukuran yang lebih besar dibandingkan floem. Fungsinya yaitu mengangkut air dan
garam-garam mineral dari bawah tanah dan mengedarkannya ke seluruh tubuh
tumbuhan yang memerlukannya terutama daun untuk proses fotosintesis.
c) Floem, merupakan jaringan yang berfungsi untuk
mengangkut hasil asimilasi keseluruh tubuh tumbuhan.
d) Kambium , terletak antara xilem dan floem.
2)
Jaringan
penyusun batang monokotil adalah hampir sama dengan jaringan penyusun batang
dikotil, hanya pada batang monokotil tidak terdapat kambium.
b.
Jaringan penyusun akar
1)
Jaringan
penyusun akar dikotil adalah sebagai berikut:
a) Epidermis yang terletak pada permukaan akar,
sel-selnya tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel.
b) Korteks, terdiri atas sel parenkim, mempunyai ruang
antar sel yang besar, korteks biasanya berbentuk silindris dan memanjang
sejajar sumbu akar.
c) Endodermis, terletak sebelah dalam korteks dan
merupakan pemisah antara korteks dan stele.
d) Xilem, memiliki ukuran yang lebih besar daripada
floem dan tersusun rapat.
e) Floem, berda di luar xilem, ukurannya bulat kecil
dan tersusun rapi.
2) Jaringan
penyusun akar monokotil adalah sebagai berikut:
a)
Epidermis,
merupakan jaringan yang terletak paling luar yang berfungsi untuk pertumbuhan
primer dan sekunder.
b)
Korteks, berasal
dari sebelah dalam epidermis yang terdiri atas sel-sel dengan titik tumbuh
primer.
c)
Endodermis,
merupakan bagian dalam dari korteks yang membatasi korteks dan stele.
d)
Xilem, merupakan jaringan pengangkut yang memiliki
mempunyaii ukuran yang lebih besar dibandingkan floem.
e)
Floem, terletak
sebelah luar xilem, ukurannya lebih kecil dari xilem.
f)
Empulur,
terletak di sebelah dalam xilem dan floem.
c. Jaringan
penyusun daun
1)
Jaringan
penyusun daun dikotil adalah sebagai berikut:
a)
Epidermis atas,
memiliki lapisan yang dapat melindungi tumbuhan.
b)
Epidermis bawah
terdapat sel-sel yang berubah yang menjadi bentuk stomata.
c)
Jaringan
parenkim, yang terdiri atas parenkim palisade yang berbentuk lonjong menyerupai
tiang yang befungsi untuk membantu proses fotosintesis dan parenkim spons (bunga
karang), terbentuk dari jaringan mesofil yang memiliki kloroplas.
d)
Floem, berukuran
kecil, mengitari xilem, tersusun rapi berfungsi untuk mengangkut hasil
asimilasi dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan.
e)
Xilem, merupakan
jaringan pengangkut yang berfungsi untuk mengangkut air dan mineral dari dalam
tanah.
f)
Stomata, berada
padab bagian epidermis bawah yang berfungsi sebagai pengatur pertukaran gasa
dengan penguapan air pada proses fotosintesis.
2)
Jaringan
penyusun daun monokotil. Pada dasarnya jaringan penyusun organ daun monokotil
dan dikotil hampir sama yang membedakan adalah susunan dan jumlahnya. Pada
tumbuhan monokotil jumlah floem lebih banyak dibandingkan pada tumbuhan
dikotil.
2. Jaringan hewan
a. Jaringan
epitel, mempunyai tiga macam bentuk, yaitu:
1)
Epitel pipih
2)
Epitel kubus
3)
Epitel silindris
b.
Jaringan
penyokong, terdiri dari:
1)
Lakuna adalah
rongga kecil di antara lamella yand didiami oleh sel-sel osteosit.
2)
Lamella adalah
lempengan tulang
3)
Kanalikuli
adalah saluran yang menghubungkan lacuna yang satu dengan yang lain.
4)
Saluran harvest
adalah saluran tempat pembuluh darah, saluran saraf, pembuluh limfa dan jaringan
ikat.
c.
Jaringan otot ,
terdiri atas tiga macam, yaitu:
1)
Otot polos, inti
selnya terletak ditengah, sel-selnya berbentuk kumparan halus, bekerja secara
otonom biasa ditemukan pada saluran pencernaan, dinding lambung, dinding
pembuluh darah, ginjal , hati dan limfa.
2)
Otot lurik,
mempunyai banyak inti sel yang tersebar ditepi, tidak memiliki percabangan,
bekerja di bawah kesadaran, cara kerjanya cepat dan tidak mudah lelah.
3)
Otot jantung,
mempunyai serabut-serabut seperti halnya otot lurik, tetapi memiliki percabangan
yang berbentuk sinsitiun.
d.
Jaringan saraf
Jaringan saraf tersusun atas sel-sel
saraf atau neuron. Tiap neuron terdiri atas badan sel, cabang dendrit dan
cabang akson. Terdapat tiga mcam sel saraf, yaitu antara lain:
1) Sel saraf sensorik, berfungsi untuk menghantarkan
rangsangan dari reseptor ke sumsum tulang belakang.
2) Sel saraf motorik, berfungsi untuk menghantarkan
impuls motorik dari susunan saraf pusat ke efektor.
3) Sel saraf penghubung berfungsi untuk menghubungkan
sel saraf yang satu dengan yang lain.
e.
Jaringan darah
Dalam darah terkandung hemoglobin yang
berfunsi sebagai pengikat oksigen. Pada hewan tak bertulang belakang yang
berukuran kecil, oksigen langsung meresap ke dalam plasma darah karena protein
pengangkut oksigen paling efektif dan
terdapat pada hewan vertebrata. Sel-sel darah terbagi atas tiga mcam yaitu sel
darah merah, sel darah putih dan sel darah pembeku.
BAB
V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum
yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa jaringan merupakan sekumpulan sel
yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama yang terletak pada suatu sistem
jaringan. Selain itu jaringan hewan terdiri dari jaringan epitel, jaringan
ikat, jaringan saraf, jaringan otot dan jaringan darah sedangkan jaringan
tumbuhan terdiri atas jaringan meristem dan dewasa (epidermis, parenkim,
penyokong, pengangkut dan gabus) yang masing-masing memiliki struktur yang
khas.
B. Saran
1. Untuk
praktikan: hati-hati
selama memegang dan menggunakan mikroskop dan preparat awetan, karena pada
mikroskop terdapat bagian-bagian optis yang mudah pecah, demikian juga preparat
awetan.
2.
Untuk asisten: agar
kiranya memberikan arahan dan batasan yang jelas dalam setiap kegiatan
praktikum demi meminimalisir kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh praktikan
selama praktikum berlangsung.
3.
Untuk Laboratorium: sebaiknya
alat-alat yang disediakan diperhatikan,
sehingga praktikan tidak menggunakan alat yang kurang baik, khususnya keutuhan
preparat awetan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1. 2012. Struktur
dan Fungsi Jaringan Tumbuhan/
www.crayonpedia.org . diakses pada tanggal 28 November 2012. Makassar.
Anonim2.
2012. jaringan-hewan/http://biologigonz.blogspot.com
diakses pada tanggal 28 November 2012. Makassar.
Pengajar, Tim. 2003. Biologi Umum. Makassar: Universitas
Negeri Makassar
Penyusun, Tim. 2012. Penuntun
Praktikum Biologi Dasar. Makassar: Universitas
Negeri Makassar
Setjo, Susetyoadi dkk. 2004. (Common Textbook) Anatomi Tumbuhan.
Malang: Jurusan Biologi FMIPA UN Malang
Wahyuningsih,
Tri dkk. 2001. Praktikum BIOLOGI III.
Jakarta: Universitas Terbuka
LAMPIRAN I
Pertanyaan:
1. Bagaimanakah
bentuk sel otot polos, dimana letaknya, berapa banyak inti dalam setiap sel?
2. Kumpulan
serabut sel otot lurik disebut apa, berapa banyak inti yang tedapat pada
serabut tersebut?
3. Apa
perbedaan mendasar antara sel otot polos, sel otot lurik, dan otot jantung yang
ditemukan?
4. Apa
yang disebut lamella, lakuna, kanalikuli?
5. Apa
fungsi saluran havers?
Jawaban:
1.
Sel otot polos berbentuk seperti gelendong, bagian tengah besar dan runcing di
ujungnya. Intinya terdapat ditengah sarkoplasma berjumlah satu buah setiap sel,
letak otot polos yaitu disaluran pencernaan, kandung kemih, pembuluh darah,
dll.
2.
Kumpulan sel otot lurik disebut daging, dan banyak inti setiap sel adalah
banyak inti dan berada di bagian tepi sarkoplasma.
3.
Perbedaan mendasar antara sel otot polos, otot lurik, dan otot jantung adalah
lebih ke inti sel, letak jaringan di dalam tubuh otot polos mempunyai 1 inti di
tengah, otot lurik punya banyak inti di tepi dan otot jantung punya 1 atau 2
inti di tengah. Otot polos berada di organ dalam tubuh, otot lurik berada di
bagian luar rangka dan otot jantung berada di jantung.
4.
Lamella adalah pita melingkar yang melingkari bagian pusat tulang, lakuna
adalah bagian yang terdapat pada batas antar lamella, kanalikuli adalah bagian
yang menghubungkan osteosit yang satu dengan yang lain.
5.
Fungsi saluran havers adalah sebagai tempat dari pembuluh darah, pembuluh limfa
dan saraf.
LAMPIRAN
II
http://biologigonz.blogspot.com/2009/12/jaringan-hewan.html
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Search
Peduli Syam
Kunjungi Ane di Facebook
Popular Posts
Blog Archive
Powered by Blogger.
0 comments:
Post a Comment