Tuesday, 28 October 2014
On 14:26 by Unknown in Fisika Modern 1 comment
AKTIVITAS ZAT RADIOAKTIF
Rustam Hafid, Muhammad Amin, Andi Asliani, Nur Awa, Riningsih
Laboratorium Fisika Modern Jurusan
Fisika FMIPA
Universitas
Negeri Makassar
Abstrak. Tujuan percobaan ini adalah untuk menyelidiki karakteristik pancaran
radioaktivitas beberapa zat radioaktif, menyelidiki dan membandingkan daya tembus sinar α, β, dan γ, menyelidiki kemampuan berbagai material (bahan) dalam menyerap radiasi, dan menyelidiki hubungan
antara jarak sumber
radioaktif dengan aktivitas sumber. Dari hasil
praktikum diperoleh data bahwa berdasarkan
daya tembus berbagai sumber radiasi yang dimiliki, α lebih kecil dari β dan γ, dimana tingkat daya
tembus terbesar dapat dilihat pada radiasi γ. Namun hal tersebut berkebalikan dengan aktivitas zatnya, dimana Beta (β) merupakan zat
radioaktif yang paling aktif dibuktikan dengan nilai cps rata-ratanya yang
cukup tinggi jika dibandingkan dengan zat lainnya pada kegiatan 1. Pada
praktikum ini juga diperoleh bahwa daya tembus masing-masing radiasi berbanding
terbali terhadap jenis penghalangnya, dimana jenis
penghalang yang digunakan adalah Al
(Aluminium) dan Lead. Merujuk pada tujuan keempat dari praktikum ini,
ternyata semakin besar jarak
(jauh) sumber radiasi maka aktivitas sumbernya akan semakin kecil. Semua
pernyataan tersebut disimpulkan berdasarkan perolehan data yang diplot dalam
grafik dan melihat standar deviasinya.
KATA KUNCI: radioaktivitas, peluruhan,
radiasi α, β, dan γ
PENDAHULUAN
Tujuan percobaan untuk mengetahui karakteristik dari
radioaktivitas yang dipancarkan zat radioaktif, menyelidiki dan membandingkan
daya tembus dari α, β, dan γ, untuk menyelidiki kemampuan dari berbagai material
(bahan) untuk menyerap radiasi, dan menyelidiki hubungan jarak antara sumber
sumber radioaktif dengan aktivitas sumber. Penelitian ini penting karena akan
menambah pengetahuan kita terutama tentang daya tembus yang berbeda dari α, β,
dan γ dan kita tahu apakah radiasi ini memiliki perilaku sebagaimana hukum
kuadrat terbalik atau tidak. Fenomena Radioaktivitas ditemukan oleh Antonie
Henri Bescuerel, seorang ilmuwan Perancis yang lahir pada 15 Desember 1852. Pada
awalnya Becquerel bereksperimen dengan menggunakan bahan-bahan berpendar.
Teknik percobaan ini cukup sederhana. Becquerel membungkus pelat fotografi
dengan menggunakan kertas hitam, untuk melindunginya dari cahaya, dan kemudian
meletakkannya di atas bahan berpendar. Becquerel kemudian menyinarinya dengan
sinar matahari langsung sesaat sebelum mencuci pelat. Karena diketahui bahwa
sinar-x dapat menembus kertas, pelat fotografi yang terbungkus kertas akan
menghitam jika terbentuk dalam proses sinar-x. Awalnya, hasil bereksperimen ini
negatif. Namun dengan menggunakan kalium uranil disulfat K2UO2 (SO 4) 2 2 H2O ia
menemukan gejala radioaktif [3].
TEORI
Salah satu sifat unik yang dimiliki oleh atom adalah kemampuannya
untuk secara spontan berubah dari inti dengan Z dan N ke nilai-nilai inti
tertentu lainnya. Peristiwa ini disebut peluruhan. Sifat tersebut dimiliki inti
yang tidak stabil dan inti ini disebut radioaktif. Ada tiga jenis radiasi yang
dapat dipancarkan dalam peluruhan, yaitu radiasi α, β, dan γ. Masing-masing
bahan radioaktif memiliki karakteristik yang unik. Selain itu peristiwa ini
tidak dapat dideteksi oleh indera, proses peluruhan ini juga terjadi secara
acak, meskipun dapat diperkirakan[4].
Inti radioaktif adalah inti yang
memancarkan sinar radiokatif (sinar α, β, atau γ). Akibat pemancaran sinar ini,
inti radioaktif makin lama makin kecil (meluruh). Laju perubahan inti
radioaktif dinamakan aktifitas inti. Semakin besar aktifitasnya semakin banyak
inti atom yang meluruh tiap detiknya (catatan aktifitas hanya berhubungan
dengan jumlah peluruhan tiap detik, tidak tergantung pada sinar apa yang
dipancarkan). Satuan aktifitas inti adalah curie:
1 curie (Ci) = 3,7 x 10 10 peluruhuan /detik
Aktifitas inti (R), sering dinyatakan dalam besaran λ yang menyatakan probabilitas (peluang) meluruhnya inti tiap detik;
Aktifitas inti (R), sering dinyatakan dalam besaran λ yang menyatakan probabilitas (peluang) meluruhnya inti tiap detik;
R = λ N (1)
Dengan N menyatakan banyaknya inti, Jadi jika ada 1023
inti radioaktif dan peluang tiap inti meluruh per detik adalah 10-12 maka
aktifitas intinya adalah 1023 x 10-12 = 1011 inti/detik atau sama dengan 2,7
Ci.
Aktifitas inti R dapat juga dipandang sebagai laju perubahan inti radiokatif.
Aktifitas inti R dapat juga dipandang sebagai laju perubahan inti radiokatif.
R = - dN/dt (2)
Tanda negatif menunjukkan bahwa semakin lama N semakin
kecil.
Dari persamaan (1) dan (2) kita peroleh :
λ N = - dN/dt
atau
λ dt = - dN/N (3)
Anggap ketika t = 0 banyaknya inti adalah No dan pada
waktu t banyak inti adalah N.
Dengan mengintegrasi persamaan (3) kita peroleh :
Dengan mengintegrasi persamaan (3) kita peroleh :
N = No e (4)
Persamaan (4) dinamakan persamaan peluruhan radioaktif
eksponensial. Dimana λ dinamakan konstanta peluruhan. Persamaan ini menunjukkan
bagaimana sejumlah bahan radiokatif meluruh terhadap waktu.
Untuk menghitung No suatu inti radioaktif tidaklah mudah oleh karena itu bentuk persamaan (4) haruslah diubah kedalam besaran yang dapat diukur.
Untuk menghitung No suatu inti radioaktif tidaklah mudah oleh karena itu bentuk persamaan (4) haruslah diubah kedalam besaran yang dapat diukur.
Kalikan kedua ruas persamaan (4) dengan λ.
λN = λNo e (5)
dengan Ro = λNo merupakan aktifitas awal dan
R = λN (6)
Besaran R dan Ro dapat diukur dengan alat pencacah
yaitu dengan mengukur berapa banyak radiasi yang terjadi tiap detiknya[2]
Sinar
alfa, beta dan gamma memiliki beberapa perbedaan karekteristik mulai dari daya
tembus dampai ionisasinya. Perbandingan sifat-sifatnya yakni:
GAMBAR 1. Daya tembus radiasi sinar α , β dan γ
Sifat sinar
alfa
·
Dibelokkan oleh
medan listrik dan magnet. Pembelokan kurang tajam jika dibandingkan dengan
partikel beta, karena partikel alfa mempunyai massa lebih besar.
·
Mempengaruhi plat
fotografi, dan menyebabkan fluoresensi pada bahan fluorescent.
·
Mengionisasi gas
yang dilalui.
·
Massa partikel
alpha adalah 6,643 x 10-27 kg atau kira-kira empat kali massa proton. Muatan
partikel alfa adalah +3,2 x 10-19 C (dua kali muatan proton).
·
Sebuah partikel
alpha terdiri dari dua proton dan dua neutron.
·
Kecepatan sebuah
partikel adalah 107m/s.
·
Daya tembus yang
sangat kecil.
·
Memiliki energi
kinetik yang besar.
·
Menghancurkan
sel-sel hidup dan menyebabkan kerusakan biologis.
·
Mereka bisa
tersebar saat melewati mika tipis atau emas foil.
Sifat sinar
beta
·
Dibelokkan oleh
medan listrik dan magnetik. Defleksi besar karena partikel beta lebih ringan
daripada a-partikel.
·
Mempengaruhi pelat
fotografi.
·
Mengionisasi gas
yang mereka lalui.
·
Massa partikel
beta adalah 9,1 x 10-31 kg dan muatannya adalah +1,6x10-19 C.
·
Kecepatannya
adalah 108 m/s.
·
Daya tembus
partikel beta adalah lebih dari partikel alfa.
·
Menyebabkan fluoresensi
bahan fluorescent.
·
Menghasilkan
sinar-X ketika dihentikan oleh logam yang mempunyai nomor atom dan titik leleh
tinggi seperti tungsten.
·
Menyebabkan
kerusakan radiasi yang lebih besar karena dapat dengan mudah melewati kulit
tubuh.
Sifat sinar
gamma
·
Tidak dibelokkan
oleh medan listrik dan magnetik.
·
Mempengaruhi pelat
fotografi.
·
Kekuatan ionisasi
sangat rendah dibandingkan dengan partikel alfa maupun beta.
·
Sinar gamma adalah
gelombang elektromagnetik seperti sinar-X dan sinar tampak. Panjang gelombang
sinar gamma lebih pendek dari sinar-X.
·
Kecepatan sinar
gamma sama dengan kecepatan cahaya.
·
Daya tembus
tinggi.
·
Menyebabkan
fluoresensi pada bahan fluorescent.
·
Terdifraksi oleh
kristal.
·
Meskipun sinar-X
dan sinar gamma memiliki sifat yang mirip, asal keduanya berbeda. Sinar-X
berasal dari awan elektron di luar inti, dimana sinar gamma berasal dari inti.
·
Dapat dengan mudah
melewati tubuh manusia dan menyebabkan kerusakan biologis yang besar[2].
Ketika peluruhan terjadi, akan
terjadi
pancaran radiasi dari sinar radioaktif, yaitu radiasi
α, β, dan γ. Radiasi ini memiliki kemampuan untuk menembus bahan yang berbeda
untuk setiap jenis. Penetrasi radiasi ini umumnya memenuhi persamaan
(7)
dimana It = aktivitas zat radioaktif ke penghalang, I0
= aktivitas radioaktif tanpa penghalang, t = ketebalan bahan penghalang, dan μ
= koefisien permeabilitas bahan. Penyelidikan permeabilitas bahan akan dilakukan pada percobaan bagian II.
Salah satu hukum alam yang paling umum adalah hukum
kuadrat terbalik. Seorang ilmuwan menyatakan bahwa hukum kuadrat terbalik
adalah karakteristik dari apa yang akan datang dari sumber titik dan terus
bergerak lurus. Cahaya dan
suara
berperilaku sesuai dengan hukum kuadrat terbalik
ketika keluar dari sumber titik. Intensitas cahaya dan suara seperempat lebih
kecil ketika bergerak 2 kali jauh dari sumber. Inilah sebabnya mengapa hubungan
ini dikenal sebagai hukum kuadrat terbalik. Apakah radiasi ini akan berperilaku
seperti itu
pula? Untuk menemukan jawabannya, akan dilakukan pada kegiatan 3 [4].
METODOLOGI
EKSPERIMEN
Dalam penelitian ini, kita menggunakan
peralatan: Geiger-Muller (GM) Tube, Ratemeter, Komputer, sumber radioaktif, sample
holder, dan Mikrometer sekrup. Dan berbagai bahan yang kita digunakan dalam
penelitian ini adalah:
Sumber
Radioaktif
a.
Radiasi (α);
Po-210, 138 d, 0.1 µCi
b.
Radiasi (β); Sr-90,
28.6 y, 0.1 µCi
c.
Radiasi (γ);
Co-60, 5.27 y, 1 µCi
Lead dengan
ketebalan
a.
0,190
cm
b.
0,248
cm
c.
0,358
cm
d.
0,705
cm
Al dengan
ketebalan
a.
0,201
cm
b.
0,242
cm
c.
0,274
cm
d.
0,335
cm
Dalam percobaan ini, terdapat tiga kegiatan.
Kegiatan pertama adalah menyelidiki aktivitas zat radioaktif, kegiatan kedua mengukur
daya tembus sinar α, β, dan γ, dan kegiatan ketiga adalah hukum kuadrat
terbalik.
Sebelum menggunakan alat ini untuk melakukan
penyelidikan eksperimental aktivitas zat radioaktif, kita perlu memperhatikan
tegangan operasional (tegangan kerja) GM detektor yang akan digunakan sehingga
dapat bekerja dengan baik. Tegangan kerja peralatan ini dapat dipilih dalam
kisaran tegangan pada daerah plato dari alat. Berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan sebelumnya, daerah plato GM di kisaran 400 volt - 900 volt, di mana
wilayah pencacahan hampir konstan untuk semua tegangan. Bila perangkat
dioperasikan di daerah plato maka kemungkinan pencacahan akan meledak dan tidak
stabil dan menyebabkan kerusakan pada peralatan. Daerah ini disebut daerah
discharge. Sehingga agar detektor bekerja dengan benar dan aman, pilihlah tegangan
kerja 500 volt atau sekitar 25% di daerah bawah plato.
Selanjutnya, sebelum praktikum,
kita memeriksa apakah seluruh perangkat (GM tabung, ratemeter, dan komputer)
telah terhubung dengan benar, maka kita beralih ke ratemeter dengan memutar tombol
ratemeter dari posisi off ke posisi HV dan mengaktifkan program radiation
detector di komputer. Berikutnya, kita putar kenop regulator tegangan pada tombol
ratemeter untuk mendapatkan penunjukan tegangan 500 volt pada skala ratemeter.
Sementara itu, radiation detector dalam program komputer, kita memilih pilihan
com 1 atau com 2 pada jendela program yang muncul. (Pemilihan com 1 atau 2
tergantung mana yang digunakan dalam komputer). Kemudian, pilih com dalam
pelaksanaan (setelah menekan enter) kita memilih pilihan count yang muncul di
layar dan kemudian tekan enter. Kemudian kita menekan tombol ESC pada keyboard
komputer untuk kembali ke scaler tersebut. Kita menekan tombol F1 untuk mengisi
waktu pencacahan (misalnya 1 detik atau 2 detik), dan kemudian masukkan.
Kemudian kita menekan F2 untuk mengisi jumlah yang diinginkan dari data
(misalnya 30 kali). Sekarang ratemeter siap mencacah hasil deteksi tabung GM
dan menampilkan data hasil bacaannya pada monitor komputer.
Dalam kegiatan pertama, kita ingin mengidentifikasi
aktivitas zat radioaktif. Yang pertama, kita memastikan komputer telah dalam
keadaan siap untuk merekam data. Dan kemudian, kita menempatkan sumber
radioaktif (misalnya sumber β) pada rak sampel. Kemudian putar tombol ratemeter
HV ke posisi count. Setelah itu, kita tekan enter pada komputer agar cacahan terrekam
pada komputer dan catat hasil yang tertulis pada komputer ke dalam tabel.
Kemudian, kita mengulangi langkah-langkah untuk sumber radiasi yang berbeda dan
radiasi latar belakang. (Untuk radiasi latar belakang, kita tidak perlu
menempatkan sumber radiasi di rak sampel).
Dalam kegiatan kedua, kita ingin
mengetahui daya tembus dari α, β, dan γ sinar. Yang pertama, kita memastikan
bahwa komputer dengan program radiation detector dalam posisi siap untuk
merekam data. Dan kita menempatkan sumber radioaktif (misalnya sumber beta)
dari rak sampel. Kemudian, pilih bahan penghalang (misalnya Lead) yang tersedia
mulai dari yang paling tipis dan menempatkannya di posisi sampel rak 1.
Pertama-tama kita perlu untuk mengukur ketebalan hambatan yang akan digunakan
dengan menggunakan mikrometer. Kemudian, memutar tombol ratemeter ke posisi HV.
Memutar perlahan tombol HV adjust sampai jarum menunjukkan angka tegangan 500 V
(terdengar bunyi yang cukup beraturan) kemudian memindahkan tombol ratemeter ke
posisi count. Berikutnya, tekan enter pada komputer agar cacahan terrekam pada
komputer kemudian mencatat hasil yang tampil pada komputer ke dalam tabel
pengamatan. Kemudian, kita ulangi untuk bahan Lead dengan ketebalan yang
berbeda dan langkah-langkah berulang tapi dengan mengganti Lead dengan Al.
Kemudian ulangi langkah menggunakan sumber radiasi gamma. Dan yang terakhir,
pengamatan merekam data ke dalam tabel pengamatan.
Kegiatan ketiga, kita akan menyelidiki hukum kuadrat terbalik.
Langkah-langkah dalam kegiatan ini adalah pertama, kita memastikan bahwa
komputer dengan program radiation detector dalam posisi merekam data. Kemudian,
menempatkan sumber radioaktif (misalnya sumber beta) dari sampel rak posisi 1.
Kemudian, kita mengukur jarak sampel dari ujung tabung GM. Berikutnya, Ratemeter
posisi HV. Dan dengan perlahan kita mengubah HV menyesuaikan tombol sampai
jarum menunjukkan tegangan nomor 500 V (terdengar bunyi yang beraturan)
kemudian memindahkan tombol ratemter ke posisi count. Selanjutnya, kita tekan
enter pada komputer untuk merekamnya pada komputer. Kemudian, kita ulangi
langkah 2-4 untuk mengubah posisi rak sampel dari 1 sampai 3, 5, dan
seterusnya. Dan jangan lupa setiap memindahkan rak sampel, komputer harus siap
untuk merekam data. Kemudian, kita ulangi langkah-langkah untuk sumber-sumber
lain. Dan yang terakhir, kita mencatat data yang muncul pada komputer dalam
tabel pengamatan.
HASIL
EKSPERIMEN DAN ANALISA DATA
Kegiatan 1: Menyelidiki
aktivitas zat radioaktif
Sumber
radiasi beta
(cps)
|
||
114
|
88
|
102
|
102
|
94
|
113
|
109
|
96
|
105
|
106
|
112
|
109
|
94
|
103
|
95
|
94
|
109
|
111
|
84
|
72
|
80
|
101
|
98
|
110
|
91
|
86
|
93
|
102
|
107
|
98
|
Cps
Maksimum
|
114
|
|
Cps rata-rata
|
99,27
|
|
Standar Deviasi
|
10,26
|
|
Sumber
radiasi gamma
(cps)
|
||
9
|
16
|
14
|
17
|
16
|
21
|
10
|
21
|
15
|
20
|
18
|
17
|
10
|
16
|
17
|
21
|
18
|
27
|
16
|
19
|
9
|
22
|
21
|
11
|
14
|
25
|
14
|
9
|
17
|
13
|
Cps
Maksimum
|
27
|
|
Cps
rata-rata
|
16.43
|
|
Standar deviasi
|
4,60
|
Sumber
radiasi alfa
(cps)
|
||
3
|
0
|
1
|
2
|
2
|
2
|
3
|
0
|
1
|
1
|
4
|
2
|
1
|
3
|
2
|
0
|
0
|
2
|
1
|
3
|
1
|
2
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
2
|
0
|
1
|
Cps
Maksimum
|
3
|
|
Cps
rata-rata
|
1.33
|
|
Standar deviasi
|
1,14
|
GAMBAR 1. Grafik hubungan antara cps maksimum
dan cps rata-rata radiasi
,
β, and γ.
Berdasarkan
histogram di atas, menunjukkan bahwa cps maksimum, cps rata-rata dan standar
deviasi untuk setiap sumber radiasi, sumber radiasi beta cps maksimal 114,
rata-rata cps 99.27, standar
deviasi 0.73, sumber radiasi gamma, cps
maksimum
27 , cps rata-rata 16,43 dan standar
deviasi 6.49. untuk radiasi radiasi
alfa, cps maksimum 3, standar deviasi 7.65 dengan rata-rata 1.33 cps.
Adapun sumber radiasi gamma (γ) adalah sumber yang paling aktif dari radiasi,
terlihat pada kegiatan cps maksimum aktivitas 80 cps dan rata-rata adalah
55,93.
Kegiatan 2: Mengukur
daya tembus sinar α, β, dan γ
Sumber
radiasi :
Waktu paruh :
0,38 s
Aktivitas
mula-mula : 0.1 µCi
Jenis
penghalang : Aluminium dan lead
Untuk
Aluminium :
Ketebalan = 0,242 cm (Q)
|
||
2
|
1
|
1
|
3
|
1
|
0
|
1
|
4
|
1
|
2
|
0
|
0
|
2
|
2
|
4
|
2
|
0
|
1
|
3
|
6
|
1
|
6
|
2
|
1
|
1
|
3
|
3
|
2
|
2
|
0
|
Cps rata-rata
|
1.9
|
|
Standar
deviasi
|
1,56
|
Ketebalan = 0,201 cm (R)
|
||
2
|
5
|
1
|
1
|
3
|
0
|
1
|
3
|
2
|
2
|
3
|
4
|
3
|
3
|
4
|
1
|
2
|
2
|
2
|
5
|
3
|
1
|
0
|
6
|
2
|
1
|
1
|
1
|
1
|
3
|
Cps rata-rata
|
2,27
|
|
Standar
deviasi
|
1,46
|
ketebalan = 0,274 cm (S)
|
||
2
|
2
|
3
|
3
|
3
|
0
|
0
|
2
|
3
|
2
|
1
|
4
|
1
|
1
|
2
|
2
|
2
|
3
|
2
|
2
|
3
|
2
|
2
|
2
|
0
|
1
|
3
|
2
|
0
|
4
|
Cps rata-rata
|
1.97
|
|
Standar
deviasi
|
1,08
|
ketebalan = 0,335 cm (T)
|
||
3
|
0
|
6
|
1
|
2
|
1
|
1
|
5
|
3
|
5
|
0
|
0
|
2
|
6
|
0
|
0
|
2
|
1
|
0
|
1
|
2
|
1
|
0
|
1
|
2
|
1
|
0
|
2
|
1
|
0
|
Cps rata-rata
|
1.63
|
|
Standar
deviasi
|
1,76
|
GAMBAR 2. Grafik hubungan antara ketebalan Aluminium
(m) and cps rata-rata dari sumber radiasi alfa (α).
Untuk Lead:
Ketebalan = 0.119 cm (Q)
|
||
1
|
4
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
2
|
3
|
1
|
0
|
0
|
4
|
0
|
0
|
0
|
1
|
2
|
2
|
0
|
2
|
1
|
1
|
3
|
1
|
0
|
3
|
0
|
Cps rata-rata
|
1,13
|
|
Standar deviasi
|
1,23
|
Ketebalan = 0.248 cm (R)
|
||
1
|
3
|
3
|
1
|
1
|
0
|
2
|
1
|
0
|
2
|
0
|
2
|
4
|
3
|
2
|
2
|
1
|
1
|
1
|
2
|
4
|
2
|
0
|
3
|
0
|
0
|
1
|
2
|
0
|
0
|
Cps rata-rata
|
1.47
|
|
Standar
Deviasi
|
1,20
|
Ketebalan = 0.358 cm (S)
|
||
0
|
0
|
0
|
3
|
1
|
3
|
3
|
3
|
1
|
1
|
3
|
1
|
2
|
3
|
3
|
0
|
2
|
1
|
1
|
2
|
2
|
0
|
2
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
3
|
2
|
Cps rata-rata
|
1.47
|
|
Standar
Deviasi
|
1,15
|
Ketebalan = 0.705 cm (T)
|
||
1
|
0
|
1
|
1
|
2
|
0
|
0
|
4
|
4
|
0
|
0
|
0
|
0
|
2
|
1
|
0
|
0
|
2
|
1
|
1
|
2
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
2
|
0
|
1
|
Cps rata-rata
|
0.97
|
|
Standar deviasi
|
1,08
|
GAMBAR 3. Grafik hubungan antara ketebalan Lead
(m) cps rata-rata sumber radiasi alfa (α)
Sumber
Radiasi : β
Waktu paruh
: 0,5 s
Aktivitas
mula-mula :
Jenis penghalang : Lead and Aluminium
Untuk
Aluminium :
Ketebalan = 0.242 cm (M)
|
||
2
|
4
|
7
|
8
|
5
|
8
|
5
|
10
|
7
|
6
|
4
|
5
|
4
|
5
|
3
|
8
|
4
|
7
|
4
|
4
|
2
|
5
|
8
|
8
|
4
|
4
|
6
|
4
|
5
|
2
|
Cps rata-rata
|
5,27
|
|
Standar
Deviasi
|
2,02
|
Ketebalan = 0.201 cm (N)
|
||
2
|
3
|
4
|
2
|
3
|
4
|
3
|
5
|
1
|
5
|
1
|
1
|
8
|
6
|
5
|
4
|
3
|
3
|
9
|
9
|
3
|
3
|
4
|
7
|
4
|
3
|
4
|
4
|
3
|
2
|
Cps rata-rata
|
3,93
|
|
Standar
Deviasi
|
2,08
|
Ketebalan = 0.274 cm (O)
|
||
3
|
2
|
7
|
2
|
4
|
4
|
3
|
4
|
5
|
3
|
3
|
2
|
3
|
7
|
0
|
2
|
2
|
5
|
1
|
0
|
1
|
4
|
3
|
1
|
1
|
4
|
1
|
5
|
3
|
0
|
Cps rata-rata
|
2,83
|
|
Standar
Deviasi
|
1,83
|
Ketebalan = 0.335 (P)
|
||
2
|
1
|
3
|
1
|
1
|
4
|
4
|
1
|
1
|
0
|
2
|
1
|
3
|
2
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
3
|
2
|
3
|
2
|
3
|
2
|
3
|
5
|
2
|
0
|
1
|
Cps rata-rata
|
1,80
|
|
Standar
Deviasi
|
1,30
|
GAMBAR 4. Grafik hubungan antara ketebalan Aluminium
(m) and cps rata-rata dari sumber radiasi beta (β).
Untuk Lead :
Ketebalan = 0.119 cm (Q)
|
||
2
|
1
|
3
|
3
|
3
|
2
|
3
|
0
|
2
|
4
|
3
|
3
|
0
|
2
|
1
|
1
|
3
|
0
|
2
|
1
|
2
|
0
|
1
|
1
|
4
|
1
|
1
|
2
|
4
|
5
|
Cps rata-rata
|
2,00
|
|
Standar
Deviasi
|
5,09
|
|
Ketebalan = 0.248 cm (R)
|
||
3
|
3
|
2
|
1
|
4
|
1
|
0
|
0
|
4
|
6
|
4
|
3
|
5
|
2
|
6
|
2
|
3
|
0
|
1
|
0
|
2
|
1
|
1
|
1
|
3
|
2
|
3
|
0
|
3
|
0
|
Cps rata-rata
|
2,20
|
|
Standar
Deviasi
|
1,72
|
Ketebalan = 0.358 cm (S)
|
||
2
|
4
|
4
|
4
|
2
|
2
|
3
|
2
|
1
|
1
|
3
|
1
|
0
|
6
|
3
|
4
|
1
|
3
|
1
|
2
|
1
|
2
|
0
|
8
|
0
|
2
|
0
|
0
|
2
|
1
|
Cps rata-rata
|
2,16
|
|
Standar
Deviasi
|
1,81
|
Ketebalan = 0.705 cm (S)
|
||
2
|
3
|
2
|
1
|
3
|
2
|
2
|
2
|
0
|
3
|
2
|
5
|
0
|
3
|
1
|
2
|
3
|
2
|
5
|
1
|
2
|
2
|
1
|
4
|
3
|
4
|
3
|
0
|
3
|
1
|
Cps rata-rata
|
2,23
|
|
Standar
Deviasi
|
1,28
|
GAMBAR 5. Grafik hubungan antara ketebalan Lead
(m) dan cps rata-rata sumber radiasi beta (β)
Sumber
Radiasi :
Waktu paruh
: 5.27 y
Aktivitas
mula-mula : 0.1 µCi
Jenis penghalang : Aluminium dan Lead
Untuk
Aluminium :
Ketebalan = 0.242 cm (M)
|
||
9
|
6
|
8
|
4
|
10
|
9
|
9
|
9
|
6
|
12
|
10
|
11
|
5
|
4
|
3
|
10
|
7
|
12
|
2
|
7
|
9
|
4
|
9
|
6
|
10
|
2
|
13
|
8
|
9
|
7
|
Cps rata-rata
|
7,67
|
|
Standar
Deviasi
|
2,91
|
Ketebalan = 0.201 cm (N)
|
||
9
|
9
|
12
|
9
|
6
|
8
|
8
|
7
|
5
|
6
|
11
|
9
|
5
|
12
|
8
|
8
|
10
|
8
|
10
|
4
|
11
|
16
|
0
|
6
|
5
|
6
|
12
|
9
|
8
|
4
|
Cps rata-rata
|
8,37
|
|
Standar
Deviasi
|
2,70
|
Ketebalan = 0.274 cm (O)
|
||
6
|
5
|
10
|
10
|
6
|
9
|
7
|
6
|
9
|
9
|
6
|
9
|
6
|
6
|
13
|
9
|
6
|
8
|
10
|
13
|
4
|
6
|
5
|
5
|
13
|
10
|
7
|
16
|
8
|
15
|
Cps rata-rata
|
8,40
|
|
Standar
Deviasi
|
3,06
|
Ketebalan = 0.335 cm (P)
|
||
2
|
8
|
13
|
11
|
11
|
14
|
7
|
11
|
11
|
8
|
5
|
14
|
6
|
7
|
7
|
4
|
9
|
6
|
7
|
6
|
10
|
10
|
5
|
5
|
9
|
12
|
1
|
11
|
8
|
10
|
Cps rata-rata
|
8,27
|
|
Standar
Deviasi
|
3,23
|
GAMBAR 6. Grafik hubungan antara ketebalan Aluminium
(m) cps rata-rata dari sumber radiasi gamma (γ)
Untuk Lead :
Ketebalan = 0.119 cm (Q)
|
||
10
|
8
|
7
|
8
|
10
|
11
|
7
|
9
|
11
|
11
|
11
|
8
|
3
|
9
|
9
|
11
|
8
|
6
|
6
|
4
|
5
|
10
|
6
|
11
|
11
|
6
|
7
|
7
|
10
|
9
|
Cps rata-rata
|
8,30
|
|
Standar
Deviasi
|
2,24
|
Ketebalan = 0.248 cm (R)
|
||
9
|
12
|
9
|
5
|
4
|
5
|
9
|
10
|
7
|
9
|
9
|
5
|
7
|
5
|
8
|
11
|
11
|
7
|
7
|
10
|
14
|
6
|
10
|
9
|
12
|
7
|
9
|
9
|
9
|
4
|
Cps rata-rata
|
8,27
|
|
Standar
Deviasi
|
2,42
|
Ketebalan = 0.358 cm (S)
|
||
7
|
2
|
2
|
7
|
8
|
10
|
6
|
7
|
4
|
9
|
8
|
5
|
4
|
5
|
6
|
7
|
9
|
11
|
9
|
7
|
6
|
9
|
10
|
4
|
9
|
10
|
7
|
12
|
2
|
9
|
Cps rata-rata
|
7,03
|
|
Standar
Deviasi
|
2,62
|
Ketebalan = 0.705 cm (T)
|
||
7
|
4
|
4
|
6
|
7
|
6
|
7
|
5
|
10
|
3
|
6
|
8
|
8
|
5
|
8
|
9
|
5
|
6
|
10
|
7
|
7
|
11
|
3
|
5
|
3
|
4
|
7
|
10
|
6
|
6
|
Cps rata-rata
|
6,43
|
|
Standar
Deviasi
|
2,14
|
GAMBAR 7. Grafik hubungan antara ketebalan Lead
(m) dan cps rata-rata sumber radiasi gamma (γ)
Berdasarkan
sumber radiasi grafik di atas yang memiliki daya tembus terbesar adalah gamma
sumber radiasi dengan energi ionisasi terkecil dibandingkan dengan alfa dan
beta.
Berdasarkan
GAMBAR tersebut, cps rata-rata radiasi sumber alfa (α) dengan ketebalan Lead
(cm) adalah 1,66; 1,96; dan 1,73 maka cps rata-rata radiasi sumber alfa (α)
dengan ketebalan Al (cm) adalah 1,63; 1,56; dan 2,06. The cps rata radiasi
sumber beta (β) dengan ketebalan Lead (cm) adalah 1,73; 1.76; dan 1,76 maka cps
rata-rata radiasi sumber beta (β) dengan ketebalan Al (cm) adalah 2,86; 1,86;
dan 1.53. The cps rata radiasi sumber gamma (γ) dengan ketebalan Lead (cm)
adalah 21,53; 19,10; 16,03 maka cps rata-rata radiasi sumber gamma (γ) dengan
ketebalan Al (cm) adalah 24,23; 22,46; dan 4,03. Jadi, kita mendapatkan nilai
lebih tinggi dari cps rata-rata radiasi sumber gamma (γ), rata-rata rata-rata
gamma besar daripada yang lain. Yang berarti bahwa radiasi sumber gamma (γ)
memiliki daya tembus lebih tinggi dari sumber radiasi alfa (α) dan radiasi
sumber beta (β). Dan daya tembus terendah adalah radiasi sumber alfa (α).
Nilai μ untuk setiap ketebalan
bahan adalah:
Alfa
Untuk Aluminium
Untuk Lead
Beta
Untuk Aluminium
Untuk Lead
Gamma
Untuk Aluminium
Untuk Lead
Kegiatan 3. Hukum kebalikan kuadrat
TABEL 1. Analisis hukum kebalikan
kuadrat dari sumber alfa (α), beta (β), dan gamma (γ)
sumber
|
jarak
|
jarak
kuadrat
|
cps
rata2
|
cps
rata2 x D^2
|
1/D^2
|
ALFA
|
0,01
|
0,00
|
17,40
|
0,00
|
10000,00
|
0,03
|
0,00
|
1,83
|
0,00
|
1111,11
|
|
0,05
|
0,00
|
1,67
|
0,00
|
400,00
|
|
0,07
|
0,00
|
1,53
|
0,01
|
204,08
|
|
0,09
|
0,01
|
1,37
|
0,01
|
123,46
|
|
BETA
|
0,01
|
0,00
|
258,90
|
0,03
|
10000,00
|
0,03
|
0,00
|
93,37
|
0,08
|
1111,11
|
|
0,05
|
0,00
|
48,37
|
0,12
|
400,00
|
|
0,07
|
0,00
|
30,17
|
0,15
|
204,08
|
|
0,09
|
0,01
|
20,93
|
0,17
|
123,46
|
|
GAMMA
|
0,01
|
0,00
|
38,47
|
0,00
|
10000,00
|
0,03
|
0,00
|
15,17
|
0,01
|
1111,11
|
|
0,05
|
0,00
|
9,47
|
0,02
|
400,00
|
|
0,07
|
0,00
|
6,37
|
0,03
|
204,08
|
|
0,09
|
0,01
|
4,80
|
0,04
|
123,46
|
Alfa
GAMBAR 8. hubungan antara cps
rata-rata dengan jarak sumber dari tabung GM untuk sumber Alfa
GAMBAR 9. Hubungan antara cps
rata-rata dengan kebalikan jarak kuadrat (1/D2) sumber Alfa
GAMBAR 10. Hubungan antara cps rata-rata dengan
jarak sumber ke tabung GM sumber Alfa dalam logaritma.
Beta
GAMBAR 11. hubungan antara cps rata-rata
dengan jarak sumber dari tabung GM untuk sumber Beta
GAMBAR 12. Hubungan antara cps rata-rata
dengan kebalikan jarak kuadrat (1/D2) sumber
Beta.
GAMBAR 13. Hubungan antara cps rata-rata
dengan jarak sumber ke tabung GM sumber Beta dalam logaritma.
.Gamma
GAMBAR 13. hubungan antara cps rata-rata
dengan jarak sumber dari tabung GM untuk sumber Gamma
GAMBAR 14. Hubungan antara cps rata-rata
dengan kebalikan jarak kuadrat (1/D2) sumber
Gamma
GAMBAR 15. Hubungan
antara cps rata-rata dengan jarak sumber ke tabung GM sumber Gamma dalam
logaritma.
Dalam percobaan yang berfungsi
untuk menyerap radiasi adalah Al dan Lead. Al dan Lead memiliki tingkat
penyerapan yang sama berdasarkan penggunaan cahayanya. Berdasarkan hukum
kuadrat terbalik bahwa karakteristik sesuatu datang dari sumber titik dan terus
bergerak lurus. Dari tabel 1. Analisis hukum kuadrat terbalik dari sumber
radiasi alfa (α), beta (β), dan gamma (γ), cps rata-rata x D2 hampir konstan
untuk sumber radiasi alfa tapi yang lain tidak.
Dari data hasil percobaan yang diperoleh, untuk
kegiatan pertama yakni
sumber
radiasi beta (β) adalah
sumber yang paling aktif dari radiasi, terlihat pada aktivitas cps
maksimumnya
yang cukup tinggi yakni 114 dan cps rata-ratanya adalah 99,27. Untuk
kegiatan kedua, sumber
radiasi gamma (γ) yang memiliki daya tembus lebih tinggi dari sumber
radiasi alfa (α) dan sumber radiasi beta (β). Pada kegiatan 3, perilaku sumber radiasi radioaktivitas
sesuai dengan hukum
kuadrat terbalik .Berdasarkan
hukum kuadrat terbalik bahwa karakteristik suatu benda berasal
dari sumber titik dan terus
bergerak lurus. Dari
tabel 1. Analisis hukum kuadrat terbalik sumber radiasi alfa (α)
beta (β) dan gamma, (γ) Cps rata-rata x D2
hampir konstan untuk sumber
radiasi alfa tetapi
tidak pada
sumber radiasi yang lain. Dalam hal ini data yang diperoleh sesuai
dengan teori yakni
sumber
radiasi gamma lebih besar dari alfa dan sumber radiasi beta. kegiatan kedua membuktikan bahwa radiasi yang memiliki daya
tembus paling besar adalah gamma dan yang terkecil adalah alfa..
SIMPULAN
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa untuk beberapa zat yang memancarkan radiasi radioaktivitas
dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk sumber radiasi yang digunakan serta
ketebalan dari bahan penyerap zat
radioaktif. Daya tembus sinar
gamma yang lebih besar daripada tembur sinar alfa dan sinar beta. Radiasi berperilaku sesuai dengan hukum kuadrat terbalik yakni
semakin besar jarak sumber radiasi maka aktivitas sumbernya semakin berkurang.
REFERENSI
[1]Anonim. 2013. http://aktivitas-zat-radioaktif.html. Makassar: diakses pada tanggal 20 oktober 2014
[2]Anonim. 2014. http://www.ilmukimia.org. Makassar: diakses pada tanggal 20 oktober 2014
[3]Cottingham, W.N., Greenwood, D.A. 2004, Introduction
to Nuclear Physics 2nd edition, Cambridge University Press, UK.
[4]Momang Y, Andi dkk. 2014. Penuntun Praktikum Eksperimen Fisika I. Unit Laboratorium Fisika Modern Jurusan Fisika FMIPA UNM.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Search
Peduli Syam
Kunjungi Ane di Facebook
Popular Posts
Blog Archive
Powered by Blogger.
ReplyDeleteThe activity of radioactive substances is a fascinating phenomenon in physics. Best Software Create It involves the spontaneous decay of unstable nuclei, emitting particles or radiation.