Monday, 24 June 2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Beberapa
unsur ditemukan di alam dalam keadaan bebas dan jumlahnya melimpah seperti
oksigen dan nitrogen. Ada juga unsur yang ditemukan di alam dalam keadaan
bebas, tetapi jumlahnya relatif kecil seperti emas dan perak (logam mulia) dan
gas mulia. Sebagian besarnya, unsur-unsur ditemukan di alam dalam bentuk
senyawa baik berupa batuan, garam, maupun terlarut dalam air laut.
Di alam
semesta, unsur yang paling banyak adalah gas hidrogen, berikutnya gas helium,
dan sisanya unsur-unsur lainnya. Di kerak (kulit) bumi, oksigen adalah unsur
yang paling banyak. Di urutan berikutnya berturut-turut adalah silikon,
aluminium, besi, kalsium, dan sisanya unsur-unsur lainnya. Di atmosfer,
kelimpahan unsur di urutan pertama, kedua, ketiga, dan keempat berturut-turut
adalah nitrogen, oksigen, argon, dan sisanya unsur-unsur lainnya. Sementara itu
di dalam tubuh manusia, berturut-turut mulai dari unsur yang paling
banyak adalah oksigen, karbon, hidogen, dan sisanya unsur-unsur lainnya.
Berdasarkan
sifat kelogaman, dari 90 unsur yang terdapat di alam, sebanyak 64 unsur
dikategorikan sebagai logam, 9 unsur termasuk metaloid, dan sisanya 17 unsur
termasuk non logam. Berdasarkan kemiripan sifatnya (kemiripan sifat ditentukan
dari kesamaan jumlah elektron valensinya), unsur-unsur yang ada digolongkan ke
dalam dua macam golongan, yaitu golongan A (golongan IA sampai VIIIA) dan
golongan B (golongan IB sampai VIIIB). Berada dalam satu golongan artinya
sifatnya mirip karena memiliki jumlah elektron valensi yang sama. Golongan
dalam tabel periodik berada dalam lajur vertikal. Sedangkan lajur-lajur
horizontal menunjukan periode-periode unsur. Terdapat tujuh periode unsur, yaitu
peride 1 sampai periode 7. Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya
unsur kimia karena semua benda yang ada di alam ini mengandung unsur kimia,
baik dalam bentuk logam atau unsur bebasnya, senyawanya, atau paduan logamnya.
Tak bisa dipungkiri, selain memberikan manfaat, beberapa unsur kimia memberikan
dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan dampak dari
unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan menanganinya tidak terlepas dari
sifat yang dimiliki unsur-unsur tersebut. Melalui makalah ini kami harapkan
pembaca dapat memahami dan mengetahui kimia unsur lebih spesifik lagi.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latarbelakang, maka dalam ada beberapa
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:
1.
Bagaimanakh
sifat-sifat unsur dalam pembagian tertentu?
2.
Bagaimanakah
persamaan dan perbedaan antar unsur dalam 1 golongan atau dalam 1 periode
berdassarkan pengelompokannya?
3.
Bagaimanakah
pembuatan masing-masing unsur?
C.
Ruang Lingkup
1.
Sifat-sifat
unsur dalam penggolongan tertentu
2.
Persamaan
dan perbedaan masing-masing unsur
3.
Pembuatan
masing-masing unsur
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
GAS
MULIA
Gas mulia
adalah sebutan untuk unsur-unsur golongan VIIIA. Unsur-unsur gas mulia adalah
helium (He), neon (Ne), argon (Ar), kripton (Kr), xenon (Xe), dan radon (Rn).
Gas mulia diperoleh dari udara bebas, kecuali radon diperoleh dari rongga
batuan uranium. Helium selain diperoleh dari udara bebas juga dapat diperoleh
dari pemisahan gas alam.
Gas mulia
merupakan golongan unsur yang paling stabil. Hal ini ditunjukan oleh
keberadaannya di alam adalah dalam bentuk unsur bebasnya. Kestabilannya
disebabkan oleh energi ionisasinya yang sangat tinggi dan elektron valensinya
yang duplet untuk helium dan oktet untuk unsur gas mulia lainnya. Dalam tabel
periodik, gas mulia berada di kolom paling kanan. Ini artinya energi ionisasi
gas mulia paling tinggi dibandingkan energi ionisasi golongan unsur lainnya.
Sementara itu, di alam unsur-unsur selain gas mulia umumnya berada dalam bentuk
senyawa. Keadaan seperti ini menunjukan ketidakstabilannya yang disebabkan oleh
energi ionisasinya yang relatif rendah dan elektron valensinya yang tidak
duplet (untuk hidrogen) atau tidak oktet (untuk unsur-unsur selain hidrogen).
Tidak ada senyawa alaminya dari unsur gas mulia, tetapi senyawa buatannya telah
berhasil dibuat. XePtF6 menjadi senyawa pertama dari unsur gas mulia
yang telah berhasil dibuat oleh N. Bartlett. Berikutnya senyawa gas mulia yang
telah berhasil dibuat adalah senyawa dari unsur kripton (KrF4 dan
KrF2) dan unsur radon (RnF2). Energi ionisasi He, Ne, dan
Ar lebih tinggi dibandingkan energi ionisasi Kr, Xe, dan Rn, sehingga He, Ne,
dan Ar relatif lebih stabil dibandingkan Kr, Xe, dan Rn. Oleh karena itu,
senyawa dari He, Ne, dan Ar sampai saat ini belum dapat dibuat, sedangkan
senyawa dari Kr, Xe, dan Rn telah berhasil dibuat seperti tersebut di atas. Gas
mulia larut dalam air membentuk klatrat. Klatrat adalah keadaan terjebaknya
atom-atom gas mulia dalam struktur heksagonal molekul-molekul air. Makin ke
bawah dalam golongannya, unsur gas mulia makin larut dalam air. Hal ini
disebabkan makin ke bawah, ukuran atom gas mulia makin besar sehingga makin
mudah membentuk klatrat (makin mudah larut dalam air).
Cara
mendapatkan gas mulia dari udara bebas adalah dengan mendestilasi udara
tersebut. Destilasi adalah cara pemisahan campuran menjadi zat-zat tunggal
dengan dasar perbedaan titik didih di antara zat-zat yang ada dalam campuran
tersebut tidak berbeda jauh. Khusus untuk Rn hanya diperoleh melalui isolasi
gas Rn dari rongga batuan uranium.
Masing-masing
gas mulia mempunyai kegunaannya. He berguna sebagai pengisi balon udara,
pencampur oksigen pada tabung penyelam, dan sebagai pendingin untuk suhu
mendekati 0 K. Ne, Ar, dan Kr, ketiganya berguna untuk pengisi bola
lampu, lampu TL, lampu reklame (Ne berwarna merah, Ar berwarna merah
muda, Kr berwarna putih, dan Xe berwarna biru) dan pendingin pada
reaktor nuklir. Xe untuk obat bius pada pembedahan. Senyawa Xe dengan
oksigen, seperti XeO3, XeO4 merupakan oksidator
yang sangat kuat. Rn bersifat radioaktif dan berguna untuk terapi
kanker.
B.
HALOGEN
Semua
unsur halogen ditemukan di alam dalam bentuk senyawanya. Hal ini disebabkan
karena unsur-unsur halogen bersifat sangat reaktif akibat dari
keelektronegatifannya yang besar, bahkan paling besar di antara semua golongan
unsur yang ada. Garam dari air laut adalah sumber utama unsur-unsur halogen.
Unsur
halogen bereaksi autoredoks dengan air. Kecuali flourin (F2)
bereaksi dengan air membentuk asam halida dan gas oksigen. Semua unsur
halogen bereaksi dengan logam membentuk garam halida. Hidrokrabon tak
jenuh (mempunyai ikatan rangkap) akan mengalami reaksi adisi bila direaksikan
dengan unsur-unsur halogen. Unsur-unsur halogen bila bereaksi dengan
sesamanya akan membentuk senyawa interhalogen.
Ada
beberapa teknik untuk mendapatkan unsur-unsur halogen. Khusus untuk flourin
diperoleh dari elektrolisis KHF2. Cl2, Br2,
dan I2 dapat diperoleh dari reaksi pendesakan, reaksi oksidasi garam
halidanya dengan KMnO4/MnO2, dan atau elektrolisis
larutan/lelehan garamnya. Untuk Cl2 dapat juga diperoleh dari Downs,
Gibbs, Deacon, dan Dows.
Asam dari
unsur halogen ada dua macam, yaitu asam halida (HX) dan asam
oksihalogen (HXO). Urutan tingkat keasaman dari asam halida adalah
HI>HBr>HCl>HI.
Tingkat keasaman asam halida dipengaruhi oleh jari-jari unsur halogennya.
Makin besar jari-jari atomnya, maka gaya tarik inti terhadap pasangan elektron
ikatan makin lemah, sehingga atom H mudah lepas dari molekul asam halidanya.
Atom H mudah dilepas itu menunjukan larutan senyawa halida makin asam karena
dalam larutan makin banyak mengandung ion-ion H+. Adapun urutan tingkat keasaman asam oksihalogen adalah HClO>HBrO>HIO. Yang mempengaruhi tingkat keasamannya adalah keelektronegatifannya. Yang sifatnya lebih elektronegatif akan memiliki sifat lebih asam. Kalau asam oksihalogen dibentuk dari unsur halogen yang sama, maka yang mempengaruhi tingkat keasamannya adalah jumlah atom O yang diikat. Makin banyak jumlah atom O yang diikat, maka sifatnya akan semakin asam. Jadi urutan tingkat keasamannya (misalnya senyawa oksihalogen dari atom Cl) adalah:
Tingkat keasaman asam halida dipengaruhi oleh jari-jari unsur halogennya.
Makin besar jari-jari atomnya, maka gaya tarik inti terhadap pasangan elektron
ikatan makin lemah, sehingga atom H mudah lepas dari molekul asam halidanya.
Atom H mudah dilepas itu menunjukan larutan senyawa halida makin asam karena
dalam larutan makin banyak mengandung ion-ion H+. Adapun urutan tingkat keasaman asam oksihalogen adalah HClO>HBrO>HIO. Yang mempengaruhi tingkat keasamannya adalah keelektronegatifannya. Yang sifatnya lebih elektronegatif akan memiliki sifat lebih asam. Kalau asam oksihalogen dibentuk dari unsur halogen yang sama, maka yang mempengaruhi tingkat keasamannya adalah jumlah atom O yang diikat. Makin banyak jumlah atom O yang diikat, maka sifatnya akan semakin asam. Jadi urutan tingkat keasamannya (misalnya senyawa oksihalogen dari atom Cl) adalah:
HClO4>HClO3>HClO2>HClO
Kegunaan unsur/senyawa halogen:
Pendingin: freon
(CFC)/gas AC
Fotografi: AgI, AgBr
Pupuk batang & akar:KCl
Pengawet kayu: NaF
Ukiran gelas: HF
Anti septik: I2/betadine
Desinfektan: Ca(OCl)2/kaporit
C.
ALKALI (IA) dan ALKALI TANAH (IIA)
Alkali dan alkali tanah bersumber dari air laut, batuan,
dan peluruhan unsur radioaktif. Litium diperoleh dari batuan spodumen (LiAl(SiO3)2,
natrium dari air laut berupa garam dapur (NaCl) dan dari sendawa chili (NaNO3),
Kalium dari batuan karnalit (KCl.MgCl2), sesium dari pollusit
(CsAl(SiO3)2) dan fransium dari luruhan Ac-277 dengan
emisi sinar alfa. Berilium diperoleh dari beril (Be3Al2Si8O18),
magensium dari magnesit (MgCO3) dan dolomit/cangkang telur (MgCO3.CaCO3),
kalsium dari batu kapur (CaCO3) dan gips (CaSO42H2O),
stronsium dari stronsianit (SrCO3), barium dari barit (BaSO4)
dan witerit (BaCO3), dan radium dari luruhan Th-230 dengan memancar
sinar alfa.
Di alam, unsur-unsur alkali dan alkali tanah berada dalam
bentuk senyawanya. Hal ini di sebabkan karena alkali dan alkali tanah besifat
sangat reaktif, mudah teroksidasi sehingga keadaannya akan selalu bersenyawa dengan
atom-atom unsur lain. Kereaktifan dan kemudahan teroksidasi unsur-unsur alkali
dan alkali tanah disebabkan oleh energi ionisasi dan potensial reduksi
standarnya (E0) yang kecil. Baik alkali maupun alkali tanah bereaksi
dengan air dingin, kecuali Be tidak bereaksi dengan air dan Mg bereaksi dengan
air panas. Hasil reaksi antara air dengan alkali/alkali tanah adalah senyawa
basa dan gas hidrogren.
Reaksi alkali dan alkali tanah dengan O2 akan
membentuk tiga jenis senyawa, yaitu senyawa oksida (biloks O=-2), peroksida
(biloks O=-1), dan superoksida (biloks O=-1/2).
Reaksi dengan H2 membentuk senyawa
hidrida. Reaksi
dengan unsur halogen membentuk garam halida. Reaksi dengan asam
membentuk garam halida dan gas hidrogen. Semua alkali tanah
bereaksi dengan gas nitrogen membentuk garam nitrida. Dari unsur alkali,
hanya Li yang dapat bereaksi dengan N2 membentuk garam
nitrida/LiN3.
Uji nyala
alkali dan alkli tanah memberikan warna yang khas untuk setiap unsurnya. Dalam
uji nyalanya unsur-unsur alkali: Li berwarna merah, Na berwarna kuning, K
berwarna bungur, Rb berwarna kuning biru, Cs berwarna biru dan unsur-unsur
alkali tanah: Ca berwarna orange, Sr berwarna merah, dan Ba berwarna hijau.
Dalam uji
kelarutan garamnya dalam air, semua garam IA larut dalam air kecuali LiF dan Li2CO3.
Untuk mendapatkan unsur-unsur alkali dan alkali tanah hanya bisa dilakukan
dengan elektrolisis lelehan garamnya saja. Elektrolisis lelehan
garam NaCl dan LiCl untuk mendapatkan Li dan Na disebut proses Downs dan
elektrolisis lelehan garam MgCl2 untuk mendapatkan Mg
disebut proses Dow. Berikut
adalah kegunaan garam dan logam alkali dan alkali tanah, NaCl: bumbu
masakan/pengawet. NaOH: bahan baku pembuatan sabun/detergen. Senyawa
alkali tanah: campuran kembang api. Magnalium (Mg, Al, dan Ca) dan Duralumin
( Mg,Al, Cu, dan Mn): konstruksi pesawat terbang/mobil. CaSO42H2O
(Gips): pembalut tulang patah dan kapur tulis. MgSO47H2O
(garam inggris): obat cuci perut.
D.
PERIODE III
Unsur-unsur yang ada dalam periode iii adalah natrium
(Na), magnesium (Mg), Aluminium (Al), silikon (Si), Fosfor (P), sulfur (S),
klor (Cl), argon (Ar). Na diperoleh dari air laut berupa garam dapur (NaCl),
magnesium diperoleh dari magnesit (MgCO3) dan cangkang telur/dolomit
(MgCO3.CaCO3), aluminium diperoleh dari bauksit (Al2O3.2H2O),
silikion diperoleh dari pasir kuarsa/silika (SiO2), fosfor diperoleh
dari apatit/batu karang (Ca3(PO4)2), sulfur
diperoleh langsung dalam bentuk unsurnya dari tanah belerang, klor dari air
laut berupa garam dapur, dan argon diperoleh dalam bentuk unsur bebasnya dari
udara bebas.
Na bereaksi dengan air dingin dan Mg bereaksi dengan air
panas. Al bereaksi dengan air hanya dengan uapnya. Hasil reaksi dengan air dari
ketiga unsur tersebut membentuk senyawa basa dan gas hidrogen. Si dan P tidak
beraksi dengan air. S bereaksi dengan air dalam suhu yang tinggi membentuk H2S
dan O2. Cl bereaksi autoredoks dengan H2O membentuk HCl
dan HClO. Ar sama sekali tidak bereaksi dengan air. Si mempunyai tingkat titik
leleh tertinggi di antara unsur-unsur dalam periode ketiga. Urutan tingkat
titik leleh berikutnya setelah Si dari unsur-unsur periode ketiga adalah
Al>Mg>Na>S>P>Cl>Ar. Dalam satu periode jari-jari atom semakin
ke kiri makin besar. Na mempunyai jari-jari atom paling besar dan Ar mempunyai
jari-jari atom paling kecil di antara jari-jari atom unsur lainnya dalam
periode ketiga. Untuk sifat periodik lainnya, yaitu kelektronegatifan, energi
ionisasi, dan afinitas elektron, makin ke kanan dalam satu periode harganya
makin besar. Kecuali keelektronegatifan VIIIA, harganya adalah nol. Kecuali
energi ionisasi IIA lebih besar dari IIIA dan energi ionisasi VA lebih besar
dari VIA. Kecuali afinitas elektron IIA lebih kecil dari IA, afinitas elektron
VA lebih kecil dari IVA, dan afinitas elektron VIIA lebih kecil dari VIIA.
Dalam periode ketiga, unsur yang mempunyai bentuk alotropi adalah sulfur dan
fosfor. Alotropi adalah sifat zat yang beda, tetapi masih tersusun dari unsur
yang sama. Sulfur mempunyai dua alotropi yaitu rombik (suhu di bawah 960C)
dan monoklin (suhu di atas 960C). Sama halnya dengan sulfur, fosfor
juga mempunyai dua alotropi, yaitu fosfor berwarna putih dan fosfor berwarna
merah. Fosfor putih beracun dan dapat berfosforesensi, sedangkan fosfor merah
tidak beracun dan tidak berfosforesensi. Sifat basa untuk unsur-unsur periode
ketiga, makin ke kiri makin kuat, sedangkan sifat asam makin ke kanan makin
kuat. Khusus untuk Al bersifat amfoter yaitu dapat bereaksi dengan basa maupun
asam. Sifat amfoter dari Al dijadikan dasar untuk mendapatkan Al2O3
murni dari bauksit (Al2O32H2O). Yang
selanjutnya leburan Al2O3 murni dielektrolisis untuk
mendapatkan logam Al.
Untuk mendapatkan unsur Na dan Mg dapat dilakukan dengan
mengelektrolisis lelehan garamnya. Elektrolisis lelehan garam NaCl untuk
mendapatkan Na disebut proses Downs dan elektrolisis lelehan garam MgCl2
untuk mendapatkan Mg disebut proses Dow. Sedangkan Al diperoleh dari bauksit
(Al2O3.2H2O) dengan mengelektrolisis leburan
Al2O3. Proses elektrolisis leburan Al2O3
untuk mendapatkan Al disebut proses hall. Si diperoleh dari reduksi pasir
kwarsa/SiO2 dengan karbon/C. P diperoleh dari proses wohler yaitu
pemanasan batu karang dengan pasir, yang dilanjutkan dengan reaksi reduksi
menggunakan karbon. Adapun untuk mendapatkan S dilakukan proses frasch yaitu
belerang dalam tanah ditekan dengan udara dan uap air bersuhu dan tekanan
tinggi. Cl diperoleh dari eletrolisis baik larutan maupun lelehan garamnya.
Sementara itu, unsur terakhir dari periode ketiga dari kiri ke kanan yaitu
argon diperoleh dari destilasi udara bebas dan dari reaksi udara bebas dengan
karbid (CaC2).
Adapun kegunaan unsur-unsur periode ketiga adalah Na
untuk industri sabun, penyedap, dan pemanis. Ar untuk pengisi bola lampu
dan lampu reklame. Mg dengan Al dan Ca (magnalium) untuk rangka pesawat
terbang. Cl sebagai bahan untuk plastik dan freon. Si untuk
transistor, chips komputer, gelas, keramik, pengering (silika gel). S untuk
membuat asam sulfat H2SO4 sebagai bahan untuk pupuk,
kertas, baterai, tekstil, farmasi dan lain-lain, dan P untuk membuat H3PO4
sebagai bahan pupuk fosfat.
E.
UNSUR-UNSUR
TRANSISI PERIODE IV
Unsur-unsur
transisi periode IV adalah skandium (Sc), titanium (Ti), vanadium (V), kromium
(Cr), mangan (Mn), besi (Fe), kobal (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu), dan seng
(Zn). Sc diperoleh dari Sc2O3XH2O, Ti
diperoleh dari rutil/
TiO2,
V diperoleh dari vanadit/ Pb(VO2)2, Cr dari PbCrO4,
Mn dari batu kawi (pirolusit)/MnO2, Fe dari hematit/Fe2O3
dan magnetit/Fe3O4, Co dari CoS, Ni dari NiS, Cu dari CuFS2 (kalkopirit)
dan seng dari ZnS (seng blende).
Ciri-ciri dari unsur-unsur transisi periode IV adalah
elektron valensi tengah mengisi d, semuanya logam, biloks bervariasi (kecuali
Sc3+ dan Zn2+), senyawanya berwarna (kecuali Sc3+,
Zn2+, dan Ti4+), bersifat paramagnetik/menarik medan
magnet (dikarenakan mempunyai elektron tidak berpasangan pada orbital sub
kulitnya), membentuk kompleks koordinasi, dan dapat digunakan sebagai katalis.
Misalnya Ni untuk katalis hidrogenasi, Fe untuk katalis proses Haber-Bosch, dan
V2O5 untuk katalis proses kontak dalam pembuatan H2SO4.
Teknik untuk mengolah bijih menjadi logamnya disebut
teknik metalurgi. Langkah -
langkah dalam
teknik metalurgi adalah:
1. Flotasi, yaitu membersihkan bijih logam
dari pengotornya dengan teknik pengapungan oleh buih detergen.
2. Pemanggangan,
yaitu cara untuk mengolah bijih logam menjadi senyawa oksidanya dengan
mengalirkan gas O2 dalam suhu tinggi ke dalam bijih logam yang sudah
dibersihkan.
3. Reduksi, yaitu
proses mengolah senyawa oksida logam menjadi logamnya dengan reaksi reduksi
menggunakan karbon.
4. Elektrolisis, yaitu proses memurnikan logam
kotor yang diperoleh dari proses reduksi menjadi logam murninya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sifat-sifat unsur kimia dapat kita
ketahui dari sifat fisis dan kimianya. Sama seperti pada unsur-unsur dari gas
mulia dan halogen. Dari sifat fisis kita dapat mengetahui penampilan dari suatu
unsur namun tanpa melibatkan pengubahan zat itu menjadi zat lain, serta dari
sifat kimianya kita dapat mengetahui reaksi-reaksi yang dapat dialami oleh zat
itu, seperti kereaktifan, daya oksidasi, daya reduksi, sifat asam, dan sifat
basa.
B. Saran
Agar lebih memperoleh pemahaman yang
lebih mendalam tentang unsur-unsur kimia, perbanyaklah membaca referensi baik
melalui artikel-artikel, jurnal maupun buku-buku yang berkaitan tentangnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Pangajuanto,
Teguh. 2009. KIMIA 3. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Anonim. 2013. Makalah Kimia Unsur. http://andinelangsa.blogspot.com. Diakses pada tanggal 29 Mei 2013. Makassar.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Search
Peduli Syam
Kunjungi Ane di Facebook
Popular Posts
Blog Archive
Powered by Blogger.
aku ijin ambil beberapa baris buat makalah aku ya kakk
ReplyDeletetquu💓
pasti kamu anak smandakis ya disuruh pak henry
Delete