Catatan Perjalanan Hidup Seorang Pemuda Muslim

Thursday, 31 October 2013

On 13:14 by Unknown in ,    2 comments
UNIT 1
KOMPONEN-KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA
A.          Komponen Pasif
Komponen pasif merupakan komponen-komponen yang tidak dapat dengan sendirinya membangkitkan tegangan atau arus. Dengan kata lain, komponen pasif adalah komponen yang dapat bekerja tanpa catu daya. Adapun yang tergolong dalam komponen pasif yaitu resistor, kapasitor, inductor dan transformator.
1.    Resistor
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang  mengalir  dalam  satu  rangkaian.  Sesuai  dengan  namanya  resistor  bersifat  resistif  dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Dari hukum Ohmsdiketahui, resistansi berbanding terbalik dengan  jumlah  arus  yang  mengalir  melaluinya.  Satuan resistansi  dari  suatu  resistor  disebut  Ohm atau dilambangkan dengan simbol  Ω(Omega).
Untuk  menyatakan  resistansi  sebaiknya  disertakan  batas  kemampuan  dayanya.  Berbagai macam  resistor di buat  dari bahan  yang berbeda dengan sifat-sifat  yang  berbeda. Spesifikasi lain yang perlu diperhatikan dalam memilih resitor pada  suatu rancangan selain besar resistansi adalah besar watt-nya. Karena resistor bekerja dengan dialiri arus listrik, maka akan terjadi disipasi daya berupa  panas  sebesar  W= R  watt.  Semakin  besar  ukuran  fisik  suatu  resistor  bisa  menunjukkan semakin besar kemampuan disipasi daya resistor tersebut. Umumnya di pasar tersedia ukuran 1/8, 1/4,  1,  2,  5,  10  dan  20  watt.  Resistor  yang memiliki  disipasi  daya  5,  10  dan  20  watt  umumnya berbentuk  kubik memanjang  persegi  empat  berwarna  putih,  namun  ada  juga  yang  berbentuk silinder.  Tetapi  biasanya  untuk  resistor  ukuran  jumbo  ini  nilai  resistansi  dicetak  langsung dibadannya, misalnya 100Ω5W.
Macam-Macam Resistor Sesuai Dengan Bahan Dan Konstruksinya. Berdasarkan  jenis  dan  bahan  yang  digunakan  untuk  membuat  resistor  dibedakan  menjadi resistor  kawat,  resistor  arang  dan  resistor  oksida  logam.  Sedangkan  resistor  arang  dan  resistor oksida logam berdasarkan susunan yang dikenal resistor komposisi dan resistor film. Namun  demikian  dalam  perdagangan  resistor-resistor  tersebut  dibedakan  menjadi  resistor tetap (fixed resistor) dan resistor variabel. Pengunaan untuk daya rendah yang paling utama adalah jenis tahanan tetap yaitu tahanan campuran karbon yang dicetak. Ukuran relatif semua tahanan tetap dan  tidak  tetap  berubah  terhadap  rating  daya  (jumlah  watt),  penambahan  ukuran  untuk meningkatkan rating daya agar dapat mempertahankan arus dan rugi lesapan daya yang lebih besar. Tahanan  yang  berubah-ubah,  seperti  yang  tercantum  dari  namanya,  memiliki  sebuah terminal tahanan yang dapat diubah harganya dengan  memutar dial, knob, ulir atau apa saja yang sesuai untuk suatu aplikasi. Mereka bisa memiliki dua atau tiga terminal, akan tetapi kebanyakan memiliki tiga terminal. Jika dua atau tiga terminaldigunakan untuk mengendalikan besar tegangan, maka  biasanya  di  sebut  potensiometer.  Meskipun  sebenarnya  piranti  tiga  terminal  tersebut  dapat digunakan sebagai rheostat atau potensiometer (tergantung pada bagaimana dihubungkan), ia biasa disebut potensiometer bila daftar dalam majalah perdagangan atau diminta untuk aplikasi khusus. Kebanyakan  potensiometer  memiliki  tiga  terminal.  Dial,  knob,  dan  ulir  pada  tengah kemasannya mengendalikan gerak sebuah kontak yang dapat bergerak sepanjang elemen hambatan yang dihubungkan antara dua terminal luar. Tahanan  antara terminal luar selalu tetap pada harga penuh yang terdapat pada potensiometer, tidak terpengaruhi pada posisi lengan geser. Dengan kata lain  tahanan  antar  terminal  luar  untuk  potensiometer  1MΩ akan  selalu  1MΩ,  tidak  ada  masalah bagaimana  kita  putar  elemen  kendali.  Tahanan  antara lengan  geser  dan  salah  satu  terminal  luar dapat diubah-ubah dari harga minimum yaitu nol ohm  sampai harga maksimum yang sama dengan harga  penuh  potensiometer  tersebut.  Jumlah  tahanan  antara  lengan  geser  dan  masing-masing terminal luar harus sama dengan besar tahanan penuhpotensiometer. Apabila tahanan antara lengan geser  dan  salah  satu  kontak  luar  meningkat,  maka  tahanan  antara  lengan  geser  dan  salah  satu terminal luar yang lain akan berkurang. Resistor  dalam  teori  dan  prakteknya  di  tulis  dengan perlambangan  huruf  R.  Dilihat  dari ukuran  fisik  sebuah  resistor  yang  satu  dengan  yang  lainnya  tidak  berarti  sama  besar  nilai hambatannya. Nilai hambatan resistor di sebut resistansi.. 
Macam-macam resistor tetap :
a)      Metal Film Resistor
b)      Metal Oxide Resistor
c)      Carbon Film Resistor
d)     Ceramic Encased Wirewound
e)      Economy Wirewound
f)       Zero Ohm Jumper Wire
g)      S I P Resistor Network

Macam-macam resistor variabel :
a.  Potensiometer :
1)      Linier
2)      Logaritmis
b.  Trimer-Potensiometer
c.  Thermister :
1)      NTC ( Negative Temperature Coefisient )
2)      PTC ( Positive Temperature Coefisient )
3)      DR
4)      Vdr



Karakteristik Berbagai Macam Resistor Karakteristik berbagai macam  resistor dipengaruhi oleh bahan  yang digunakan. Resistansi resistor  komposisi  tidak  stabil  disebabkan  pengaruh suhu,  jika  suhu  naik  maka  resistansi  turun. Kurang  sesuai  apabila  digunakan  dalam  rangkaian  elektronika  tegangan  tinggi  dan  arus  besar. Resistansi  sebuah  resistor  komposisi  berbeda  antara kenyataan  dari  resistansi  nominalnya.  Jika perbedaan nilai sampai 10 % tentu kurang baik pada rangkaian yang memerlukan ketepatan tinggi. Resistor variabel resistansinya berubah-ubah sesuaidengan perubahan dari pengaturannya. Resistor variabel dengan pengatur mekanik, pengaturan oleh cahaya, pengaturan oleh temperature suhu atau pengaturan lainnya. Jika perubahan nilai, resistansi potensiometer sebanding dengan kedudukan kontak gesernya maka  potensiometer  semacam  ini  disebut  potensiometer  linier.  Tetapi  jika  perubahan  nilai resistansinya tidak sebanding dengan kedudukan kontak gesernya disebut potensio logaritmis.
Secara  teori  sebuah  resistor  dinyatakan  memiliki  resistansi  murni  akan  tetapi  pada prakteknya  sebuah  resistor  mempunyai  sifat  tambahan yaitu  sifat  induktif  dan  kapasitif.  Pada dasarnya  bernilai  rendah  resistor  cenderung  mempunyai  sifat  induktif  dan  resistor  bernilai  tinggi resistor tersebut mempunyai sifat tambahan kapasitif.

Kode Warna Dan Huruf Pada Resistor
Tidak  semua  nilai  resistansi  sebuah  resistor  dicantumkan  dengan  lambang  bilangan melainkan dengan cincin kode warna. Banyaknya cincin kode warna pada setiap resistor berjumlah 4 dan ada juga yang berjumlah 5. Resistansi yang mempunyai 5 cincin terdiri dari cincin 1 , 2 dan 3 adalah cincin digit, cincin 4 sebagai pengali serta cincin 5 adalah toleransi.  Resistansi yang mempunyai 4 cincin terdiri dari cincin 1 , 2 adalah sebagai digit, cincin 3 adalah cincin pengali dan cincin 4 sebagai toleransi.



           
           








Dalam praktikum ini, resistor yang diamati adalah resistor batu dan resistor cincin dengan spesifikasi yang telah tertera. Resistor-resistor ini kemudian diukur nilainya dengan menggunakan 3 perbandingan (pembacaan spesifikasi, pembacaan pada multimeter analog, dan pembacaan pada multimeter digital) dengan 2 alat ukur. Alat ukur yang digunakan adalah multimeter digital dan multimeter analog. Multimeter analog dalam kegiatan ini hanya digunakan untuk menentukan kondisi komponen apakah baik atau kurang baik, dan akan digunakan pada semua komponen. Setelah itu, digunakanlah mltimeter digital untuk mendapatkan nilai resistor yang akan menjadi sumber data, dan dibandingkan dengan hasil pengamatan tanpa alat, yakni sesuai dengan spesifikasi resistor yang tertera, yakni dengan nilai pada cincin warna.  Adapun Cara pengecekannya yaitu dengan cara kedua  menempelkan ujung prober (+) dan (-) dari multimeter kepada setiap ujung resistor dengan catatan kedua tangan tidak boleh menyentuh Resistor karena hambatan dalam tubuh manusia akan terbaca. Apabila jarum dari multimeter menyimpang berarti resistor masih baik.



Adapun data hasil percobaan yang diperoleh dapat dilihat pada table 1.1.  
Table 1.1. pengamatan pada resistor
No
Nama Komponen
Spesifikasi
Alat Ukur
Nilai Ukur
Kondisi
1
Resistor cincin
M-M-M-E
(2.200 ± 5% )
Analog - Digital
2,105 K
Baik
2
Resistor karbon
C-O-B-E
(13×  ± 5% )
Analog - Digital
48,1 K
Baik
3
Resistor batu
55,7 K
Analog - Digital
55,7 K
Baik
4
Resistor batu
15,2K
Analog - Digital
15,2
Baik
5

Resistor cincin

K-U-O-E
(47 ± 5% )
Analog - Digital
49,5
Baik
6
Resistor Cincin
C-H-C-E
(100 ± 5% )
Analog - Digital
98,8 K
Baik
7

Resistor Cincin

O-O-M-E
(3,3  ± 5% )
Analog - Digital
Baik
8

Potensio Meter I
100 k
Analog - Digital
93,4 K
Baik
9

Potensio Meter II
100 k
Analog - Digital
114,6 K
Baik
    
Berdasarkan hasil pengamatan, sebagaimana yang tertera pada table diatas, maka disimpulkan bahwa kondisi resistor dalam keadaan baik ditunjukkan dengan kesesuaian antara pembacaan cincin pada tersistor (spesifikasi) dan nilai yang terbaca pada multimeter (analog). Kondisinya juga baik karena mampu terbacanya nilai resistor oleh multimeter analog dengan menyimpangnya jarum penunjuk.


2.    Kapasitor
Kapasitor   ialah  komponen  elektronika  yang  mempunyai  kemampuan  menyimpan elektron-elektron selama waktu yang tidak tertentu. Kapasitor berbeda dengan akumulator dalam menyimpan  muatan  listrik  terutama  tidak  terjadi  perubahan  kimia  pada  bahan  kapasitor, besarnya kapasitansi dari sebuah kapasitor dinyatakan dalam farad. Pengertian lain kapasitor adalah komponen elektronika  yang dapat menyimpan dan melepaskan  muatan listrik. Struktur sebuah  kapasitor  terbuat  dari  2  buah  plat  metal  yang  dipisahkan  oleh  suatu  bahan  dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain.
Jika  kedua  ujung  plat  metal  diberi  tegangan  listrik,  maka  muatan-muatan  positif  akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi.  Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung  kutup  negatif  dan  sebaliknya  muatan  negatif  tidak  bisa  menuju  ke  ujung  kutup  positif, karena  terpisah  oleh  bahan  dielektrik  yang  non-konduktif.  Muatan  elektrik  ini  "tersimpan" selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya.Di alam bebas, phenomena kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya muatan-muatan positif dan negatif di awan. Kemampuan untuk menyimpan muatan listrik pada kapasitor disebuat dengan kapasitansi atau kapasitas.
Prinsip kerja kapasitor



Fungsi kapasitor pada rangkaian elektronika adalah sebagai berikut:
1.      Kapasitor sebagai kopling, dilihat dari sifat dasar kapasitor yaitu dapat dilalui arus ac dan tidak dapat dilalui arus dc dapat dimanfaatkan untuk memisahkan  2 buah rangkaian yang saling tidak berhubungan secara dc tetapi masih berhubungan secara ac(signal), artinya sebuah kapasitor berfungsi sebagai kopling atau penghubng antara 2 rangkaian yang berbeda.
2.      Kapasitor berfungsi sebagai filter pada sebuah rangkaian power supply, yang saya maksud disini adalah kapasitor sebagai ripple filter, disini sifat dasar kapasitor yaitu dapat menyimpan muatan listrik yang berfungsi untuk memotong tegangan ripple.
3.        Kapasitor sebagai penggeser fasa.
4.        Kapasitor sebagai pembangkit frekuensi pada rangkaian oscilator.
5.      Kapasitor digunakan juga untuk mencegah percikan bunga api pada sebuah saklar.
Dalam praktikum ini, kapasitor yang diamati adalah kapasitor polar dengan spesifikasi yang telah tertera. Sebagaimana perlakuan pada komponen sebelumnya (transistor), kapasitor-kapasitor ini kemudian diukur nilainya dengan menggunakan 3 perbandingan (pembacaan spesifikasi, pembacaan pada multimeter analog, dan pembacaan pada multimeter digital) dengan 2 alat ukur. Alat ukur yang digunakan adalah multimeter digital dan multimeter analog. Multimeter analog dalam kegiatan ini hanya digunakan untuk menentukan kondisi komponen apakah baik atau kurang baik, dan akan digunakan pada semua komponen. Setelah itu, digunakanlah mltimeter digital untuk mendapatkan nilai resistor yang akan menjadi sumber data, dan dibandingkan dengan hasil pengamatan tanpa alat, yakni sesuai dengan spesifikasi kapasitor yang tertera, yakni dengan nilai pada cincin warna.  Adapun Cara pengecekannya yaitu dengan cara kedua  menempelkan ujung prober (+) dan (-) dari multimeter kepada setiap ujung kapasitor dengan catatan kedua tangan tidak boleh menyentuh kapasitor karena hambatan dalam tubuh manusia akan terbaca. Apabila jarum dari multimeter menyimpang berarti kapasitor masih baik.
Adapun data hasil percobaan dapat dilihat pada table 1.2.
Table 1.2. Hasil Percobaan Pada Kapasitor.
No
Nama Komponen
Spesifikasi
Alat Ukur
Nilai Ukur
Kondisi

1

Kapasitor

470 nf
Analog -  
Digital

480 nf

Baik
2

Kapasitor Polar (Biru)
0,50 nf

Analog - 
Digital
0,43 nf
Baik
3

Kapasitor Polar(Hitam)
0,47 nf

Analog - 
Digital
0,50 nf
Baik
4

Kapasitor non polar(Hitam)
224 k

Analog - 
Digital
220,5  
Baik
    
Berdasarkan hasil pengamatan, sebagaimana yang tertera pada tabel diatas, maka disimpulkan bahwa kondisi kapasitor dalam keadaan baik ditunjukkan dengan kesesuaian antara pembacaan spesifikasi dan nilai yang terbaca pada multimeter (analog). Kondisinya juga baik karena mampu terbacanya nilai kapasitorr oleh multimeter analog dengan menyimpangnya jarum penunjuk.

3.    Inductor
Sebuah  induktor  atau  reaktor  adalah  sebuah  komponen  elektronika  pasif  (kebanyakan berbentuk  torus) yang dapat menyimpan energi pada  medan magnet  yang ditimbulkan oleh  arus listrik  yang melintasinya. Kemampuan induktor untuk menyimpan energi magnet ditentukan oleh  induktansinya,  dalam  satuan  Henry.  Biasanya  sebuah  induktor  adalah  sebuah  kawat penghantar yang dibentuk menjadi kumparan, lilitan membantu membuat medan magnet yang kuat  di  dalam  kumparan  dikarenakan  hukum  induksi  Faraday.  Induktor  adalah  salah  satu komponen  elektronik  dasar  yang  digunakan  dalam  rangkaian  yang  arus  dan  tegangannya berubah-ubah dikarenakan kemampuan induktor untuk memproses arus bolak-balik.
Adapun hasil percobaan atau pengamatan dapat dilihat pada table 1.3.

Table 1.3. hasil pengujian kondisi inductor
No
Nama komponen
spesifikasi
Alat ukur
Nilai terukur
kondisi
1
Induktor

Analog - 
Digital

baik

Berdasarkan hasil pengamatan, sebagaimana yang tertera pada tabel diatas, maka disimpulkan bahwa kondisi induktor dalam keadaan baik ditunjukkan dengan terbacanya nilai induktor oleh multimeter analog dengan menyimpangnya jarum penunjuk. Namun sebelumnya, komponen ini hanya di periksa kondisinya apakah baik atau buruk, tanpa menentukan berapa nilainya.

B.          Komponen aktif
Transistor, diode dan rangakain terpadu (integrated Circuit, IC) merupakan contoh dari komponen aktif elektronika. Dikatakan  komponen aktif karena hanya dapat bekerja atau berfungsi jika diberi catu daya luar.
1.    Diode
Dioda adalah salah satu komponen aktif yang dihasilkan oleh persambungan antara bahan semikonduktor tipe – P dan tipe – N. komponen ini memberikan resistansi yang sangat rendah terhadap aliran arus pada satu arah dan resistansi yang sangat tinggi pada arah yang berlawanan. Karakteristik ini memungkinkan diode digunakan dalam aplikasi-aplikasi yang menuntut rangkaian untuk memberikan tanggapan yang berbeda sesuai dengan arah arus yang mengalir didalamnya.
 Dioda semikonduktor hanya melewatkan arus searah saja (forward), sehingga banyak digunakan sebagai komponen penyearah arus. Secara sederhana sebuah dioda bisa kita asumsikan sebuah katup, dimana katup tersebut akan terbuka manakala air yang mengalir dari belakang katup menuju kedepan, sedangkan katup akan menutup oleh dorongan aliran air dari depan katup.
Adapun Diode yang yang digunakan dalam percobaan pengujian kondisi diode yaitu diode zener, diode penyearah, diode jembatan, LED. Dioda Zener merupakan diode selikon yang memiliki tegangan balik mundur yang curam pada tegangan yang relative rendah(biasanya kurang dari 6 volt). Dioda penyearah adalah Dioda yang memeliki tegangan yang cukup tinggi dan arus maju yang besar,sehingga umumnya digunakan sebagai penyearah gelombang arus bolak balik menjadi arus searah.. Dan Dioda emisi cahaya atau dikenal dengan singkatan LED merupakan salah satu jenis diode yang dapat memancarkan cahaya dengan berbagai macam warna dan umumnya digunakan sebagai lampu inductor.
Adapun cara yang digunakan untuk menguji kondisi dioda dengan menggunakan multimeter analog yaitu dengan cara:
a)    memutar saklar pada multimeter digital, misalkan R x 1K.
b)   melekatkan ujung multimeter yang merah pada terminal atau kaki katoda (+) dan pencolok yang hitam pada anoda (-) diode
c)    Bila jarum multimeter bergerak itu berarti baik, namun bila diam saja itu berarti putus atau rusak.
d)   Kemudian menempelkan ujung multimeter yang hitam pada kaki katoda (+) dan ujung multimeter yang merah ditempelkan pada kaki anoda (-). Bila jarum multimeter diam itu berarti diode dalam keadaan baik. namun jika bergerak itu berarti bocor.
Namun,sebelum dilakukannya pengujian kondisi diode terlebih dahulu dilakukan pengecekan spesifikasi dari diode.Adapun hasil percobaan dan pengamatan dapat dilihat pada table 1.4.
Table 1.4. hasil pengujian kondisi diode
No
Nama Komponen
Spesifikasi
Alat Ukur
Nilai Ukur
Kondisi
1
Dioda Biasa
6405

Analog - 
Digital
0,433 v
Baik
2
Dioda Biasa
Ins402

Analog - 
Digital
0,456 v
Baik
3
 Dioda Jembatan
R3508

Analog - 
Digital
-
Kurang Baik
4
Dioda Zener
-

Analog - 
Digital
0,522 v
Baik


5


Dioda Zener
-

Analog - 
Digital


0,636 v


Baik
6
Dioda LED
-
Analog - 
Digital
80,00 v
Baik
7
Dioda LED
-
Analog - 
Digital
80,00 v
Baik







Berdasarkan hasil pengamatan, sebagaimana yang tertera pada table diatas, maka disimpulkan bahwa kondisi dioda dalam keadaan baik ditunjukkan dengan kesesuaian antara pembacaan cincin pada tersistor (spesifikasi) dan nilai yang terbaca pada multimeter (analog). Kondisinya juga baik karena mampu terbacanya nilai resistor oleh multimeter analog dengan menyimpangnya jarum penunjuk.

2.    Transistor
  Transistor berasal dari kata transfer resistor yang dikembangkan oleh Berdeen, Schokley, dan Brittam pada tahun 1948 di perusahaan elektronik Bel Telephone Laboratories. Penamaan tersebut berdasarkan prinsip kerjanya, yaitu mentrasfer atau memindah arus. Dalam dunia elektronika, transistor disimbolkan sebagai berikut:
Transistor merupakan komponen elektronika yang mempunyai tiga buah kaki, yaitu:
1. Basis (B),
2. Collector (C), dan
3. Emitor (E).
Untuk menentukan kaki-kaki tersebut perlu melihat data sheet book transistor karena tipenya ribuan dan bentuknya ratusan. Namun untuk orang yang berpengalaman di bidang elektronika dapat menentukan kaki-kaki tersebut pada beberapa type atau bentuk transistor. Transistor  terbagi atas dua yaitu transistor NPN dan  transistor PNP. Transistor  NPN  Adalah transistor positive,dimana transistor dapat bekerja mengalirkan arus listrik apabila basis dialiri tegangan arus positive sedangkan transistor PNP Adalah transistor negative,dapat bekerja mengalirkan arus apabila basis dialiri tegangan negative.
Pada dasarnya transistor merupakan dua dioda yang dipertemukan, sehingga cara pengujian transistor hampir sama dengan pengujian dioda. Pengujian transistor dibedakan menjadi dua, yakni jenis NPN dan jenis PNP.
Adapun langkah – langkah pengujian transistror NPN adalah mengarahkan saklar jangkah pada posisi ohm, kemudian menempelkan ujung multimeter yang berwarna hitam pada kaki Basis ( B ) dan ujung merah pada kaki Emiter ( E ). Apabila jarum penunjuk bergerak maka transistor dinyatakan baik. Selanjutnya memindahkan colok merah pada kaki Kolektor ( C ). Apabila jarum penunjuk bergerak maka transistor juga dinyatakan baik. Sedang apabila dalam pengujian transistor jarum penunjuk tidak bergerak maka transistor dinyatakan rusak. Selanjutnya apabila pengujian dibalik, yakni colok merah pada kaki Basis ( B ), sedang kaki Emiter ( E ) dan kaki Kolektor ( C ) dihubungkan dengan colok hitam secara bergantian, maka jika jarum penunjuk bergerak, transistor dinyatakan rusak, kemungkinan bocor.
Langkah – langkah pengujian transistor PNP ialah mengarahkan saklar jangkah pada posisi ohm, misal pada posisi XI, menempelkan ujung multimeter merah pada kaki Basis ( B ) dan ujung hitam pada kaki Emiter (E),  apabila jarum penunjuk bergerak maka transistor dinyatakan baik. Setelah itu memindahkan colok hitam pada kaki Kolektor ( C ). Jika jarum bergerak maka transistor dinyatakan baik.Jika dalam pengujian meter tidak bergerak sama sekali, maka transistor dinyatakan rusak / putus. Kemudian jika pengujian dibalik yakni colok hitam pada kaki Basis ( B) sedang kaki Emiter ( E ) dan Kolektor ( C ) dihubungkan dengan colok merah secara bergantian, maka jika jarum bergerak, transistor dinyatakan rusak. Apabila jarum bergerak menunjukkan nilai ohm yang rendah, maka dapat dipastikan bahwa transistor dalam kondisi bocor.
Dalam praktikum, jenis transistor yang diamati yaitu transistor topi dan transistor kaki. Sebelum melakukan pengujian kondisi pada transistor, kegiatan  pertama yang dilakukan adalah melakukan spesifikasi pada transistor untuk mengetahui nilai dari masing-masing transistor. Setelah kegiatan pertama selesai dilanjutkan dengan kegiatan kedua yaitu menguji kondisi sebuah transitor. Dari hasil pengujian kondisi  pada transistor dapat diketahui jenis yaitu apakah transistor tersebut teramasuk jenis transistor PNP atau jenis transistor NPN dan mengetahui kondisi dari transistor. Semua jenis transistor yang yang di uji atau di cek kondisinya termasuk dalam jenis transistor NPN  yaitu memiliki basic  positif dan memiliki kondisi yang baik karena pada disentukan  dengan ujung kabel pada multimeter analog, jarum multimeter menyimpan atau bergerak. Adapun table hasil pengujian kondisi pada transistor dapat dlihat pada table 1.5.
Table 1.5. hasil pengujian kondisi transistor.
No
Nama Komponen
Spesifikasi
Alat Ukur
Nilai Ukur
Kondisi
1

Transistor Biasa(NPN)
C546B
Analog - 
Digital
-
Baik
2

Transistor biasa(PNP)
C546B
Analog - 
Digital
-
Baik
3

Transistor biasa(PNP)
B540B
Analog - 
Digital
-
Baik
4

Transistor(NPN)
Bc106
Analog - 
Digital
-
Baik
5

Transistor biasa(NPN)
25B56
Analog - 
Digital
-
Baik
6

Transistor biasa(NPN)
BC140
Analog - 
Digital
-
Kurang Baik
7

Transistor Biasa(NPN)
AN7812
Analog - 
Digital
-
Baik
8

Transistor Topi(NPN)
-
Analog - 
Digital
-
Baik
9

Transistor Topi(PNP)
23055
Analog - 
Digital
-
Baik
10

Transistor Topi(NPN)
M52955
Analog - 
Digital
-
Baik
11

Transistor Non polar
P10
Analog - 
Digital
-
Kurang Baik

Berdasarkan hasil pengamatan, sebagaimana yang tertera pada tabel diatas, maka disimpulkan bahwa kondisi transistor dalam keadaan baik ditunjukkan dengan terbacanya nilai transistor oleh multimeter analog dengan menyimpangnya jarum penunjuk. Namun sebelumnya, komponen ini hanya di periksa kondisinya apakah baik atau buruk, tanpa menentukan berapa nilainya.

3.    IC (Integrated Circuit)
IC adalah jenis komponen semikonduktor yang penggunaaanya sangat luas. Salah satu keuntungan pemakaian komponen ini adalah tidak memerlukan tempat yang luas sehingga rangkaian elektronika yang memanfaatkan komponen ini bentuknya bisa lebih praktis.
IC merupakan suatu rangkaian terpadu yang dibuat pada sekeping kecil slikon dalam bentuk kemasan tunggal. Komponen IC banyak dipakai pada komputer. Namun, dalam tehnik komputer istilah IC sering disebut dengan nama CHIP. Sebagai komponen semikonduktor, IC terdiri dari beberapa komponen elektronika yang disatukan. Komponen-komponen tersebut adalah transistor, resistor, kapasitor, dan dioda. Namun, resistor dan kapasitor biasanya tidak dipergunakan lagi karena membutuhkan ruang yang lebih besar sehingga harganya lebih mahal. Jumlah seri IC mencapai ribuan dan mempunyai aplikasi yang berbeda, seperti IC amplifier daya rendah jenis TL 741 sampai daya tinggi jenis STK 32, IC frekuensi radio, dll.
Secara umum IC dibedakan menjadi dua, yaitu IC untuk terapan analog (linier) dan IC digital. Tidak semua IC bisa dipakai pada radio receiver atau amplifier, sebab ada beberapa IC khusus yang dipakai untuk komputer dan teknik digital. Seri IC yang disebutkan diatas adalah untuk aplikasi analog, sedangkan IC untuk aplikasi digital digunakan untuk rangkaian yang berhubungan dengan komputer. Komputer PC hampir seluruhnya menggunakan IC digital yang jenisnya tidak kalah banyak mulai dari TC TTL seri 74, IC CMOS seri 40, IC EPROM, IC RAM, IC mikroprosessor, dan IC pendukung lainnya.
. Adapun hasil pengujian pada IC dapat dilihat pada table 1.6.
Table 1.6. hasil pengujian kondisi IC (Integrated Circuit)

No
Nama Komponen
Spesifikasi
Alat Ukur
Nilai Ukur
Kondisi






1
Ic
Mn40116
Multimeter Digital
-
Baik









C.          Komponen Penunjang
Komponen penunjang merupakan komponen pelengkap yang tidak harus ada.
1.    Relay
Relay adalah komponen listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi medan elektromagnetis. Jika sebuah penghantar dialiri oleh arus listrik, maka di sekitar penghantar  tersebut timbul medan magnet. Medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik tersebut selanjutnya diinduksikan ke logam ferromagnetis.Cara yang digunakan untuk mengetahui kondisi dari relai yaitu dengan cara menempelkan  ujung prober (+) dan (-) dari multimeter analog pada ujung kiri dan ujung kanan pada relay, apabila jarum multimeter bergerak maka relay dalam kondisi yang baik.


2.    Saklar
Saklar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memutuskan jaringan listrik, atau untuk menghubungkannya. Jadi saklar pada dasarnya adalah alat penyambung atau pemutus aliran listrik. Selain untuk jaringan listrik arus kuat, saklar berbentuk kecil juga dipakai untuk alat komponen elektronikaarus lemah. Cara menguji kondisi dari saklar sama dengan menguji kondisi pada relay yaitu  dengan cara menempelkan  ujung prober (+) dan (-) dari multimeter analog pada ujung kiri dan ujung kanan pada saklar, apabila jarum multimeter bergerak maka saklar dalam kondisi yang baik.
3.    Sekring
Sekering (dari bahasa Belanda zekering) adalah suatu alat yang digunakan sebagai pengaman dalam suatu rangkaian listrik apabila terjadi kelebihan muatan listrik atau suatu hubungan arus pendek.Cara menguji kondisi dari sekring sama dengan menguji kondisi pada relay dan saklar yaitu  dengan cara menempelkan  ujung prober (+) dan (-) dari multimeter analog pada ujung kiri dan ujung kanan pada sekring , apabila jarum multimeter bergerak maka sekring dalam kondisi yang baik.
4.  Batteray
Baterai adalah alat  listrik kimiawi  yang menyimpan energi dan mengeluarkan tenaganya dalam bentuk listrik. Cara yang digunakan untuk mengetahui kondisi dari batteray yaitu dengan cara menempelkan  ujung prober (+) dan (-) dari multimeter analog pada ujung batteray, dimana ujung atau kutub yang sejenis disamakan. Dan apabila jarum pada multimeter analog bergerak maka batteray dalam keadaan yang baik atau dapat dipergunakan.
5.    Bola lampu
Lampu pijar atau bola lampu pijar adalah suatu perangkat yang menghasilkan cahaya dengan memanaskan kawat filamen sampai suhu tinggi sampai bersinar. Cara menguji kondisi bola lampu adalah dengan cara menempelkan ujung prober (+) dan (-) dari multimeter analog pada ujung bola lampu, apabila jarum pada multimeter analog bergerak maka bola lampu dalam keadaan yang baik atau dapat dipergunakan.
Kegiatan pertama yang dilakukan adalah melakukan pengujian spesifikasi dan berdasarkan atas hasil pengamatan alat yang digunakan ada yang baik dan ada dalam kondisi kurang baik.Adapun hasil yang di dapatkan dapat di lihat pada table 1.7
Table 1.7. hasil pengujian kondisi komponen penunjang elektronika
No
Nama Komponen
Spesifikasi
Alat Ukur
Nilai Ukur
Kondisi
1

Beterai


9v/Glf22/6lR61/Mn1604
Multimeter Digital
125,1 mv
Baik
2
Saklar I
         -
Multimeter Digital
-
Baik
3
  Saklar II
-

Multimeter Digital
-
Baik
4
    Sekring I
-

Multimeter Digital
-
Baik
5
     Sekring II
-

Multimeter Digital
-
Kurang Baik
6
        Sekring III
-

Multimeter Digital
-
Kurang Baik
7
Relay
JZC-2of

Multimeter Digital
-
Baik



LAPORAN LENGKAP
KOMPONEN-KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA


                                                            OLEH
NAMA                            :     RUSTAM HAFID
NIM                                 :     1212041011
KELAS/ KELOMPOK   :     PENDIDIKAN FISIKA B/ II
PEMBIMBING              :     NURFADILLAH


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2013

2 comments: