Saturday, 7 December 2013
Mohon maaf, laporan ini mengalami kerusakan pada persamaan-persamaan matematisnya, untuk hasil maksimal silahkan berkunjung disini
Rangkaian Setara
Thevenin-Norton
Rustam Hafid
Prima warta santhlia, Nur awa, Nurfitrah
Fisika
2012
Abstrak
.
Dari
rangkaian setara Thevenin mudah dipahami bahwa hambatan setara Thevenin RTh
dapat dihitung dengan menentukan hambatan setara rangkaian dilihat
dari ujung yang bersangkutan yaitu dengan menggantikan sumber tegangan dengan
hubungan singkat. Ada hal penting dalam mencari hambatan Thevenin yang
merupakan hambatan yang diukur antar terminal saat seluruh sumber dibuat nol
dan hambatan beban terbuka. Menurunkan sumber menjadi nol memiliki arti yang
berbeda antara sumber tegangan dan sumber arus. Ketika kita menurunkan sumber
tegangan menjadi nol, secara efektif kita menghubung singkat sumber karena hal
tersebut merupakan satu-satunya cara untuk menjamin tegangan nol ketika arus
melewati sumber tegangan. Ketika kita menurunkan sumber arus menjadi nol,
secara efektif kita membuka sumber. Hal tersebut merupakan cara untuk menjamin
arus nol ketika ada tegangan pada sumber arus.
Dalam
membandingkan hasil yang diperoleh antara teori dan praktek dibutuhkan
kevalidan agar hasil perbandingannya mencapai keabsahan, sehingga dapat
diketahui kebenaran teori yang selama ini dipercaya dan menjadi sebuah teorema.
Menurut hasil praktikum, ditemukan perbandingan yang valid untuk menunjukkan
kebenaran teorema thevenin-northon.
1.
Metode
Dasar
Teori Singkat
Rangkaian listrik dengan arusnstasioner dan tidak berubah dengan waktu
dikenal sebagai rangkaian listrik arus searah. Variabel-variabel yang menjadi
perhatian terutama aadalah besarnya tegangan dan arus di berbagai titik dalam
rangkaian. Tegangan keluaran sumber berubah harganya apabila beban yang di
sambungkan kepadanya berubah. Maka dapat dikatakan bahwa tegangan keluaran
umumnya tergantung pada besar kecilnya arus yaang ditarik dari sumber tegangan
itu. Sumber tak bebas atau sumber tak terkendal merupakan jenis sumber lain
yang tegangan atau arus keluarannya bergantung pada tegangan atau arus pada
sesuatu bagian lain dari rangkaian yang di tinjau.
Ada dua bentuk rangkaian setara, yaitu rangkaian setara Thevenin dan rangkaian setara
Norton.
Definisi Tegangan
dan Hambatan Thevenin
Dalil Thevenin menyatakan setiap rangkaian dengan dua ujung atau gerbang
tunggal dapat digantikan dengan suatu sumber tegangan tetap atau suatu gaya
gerak listrik dan suatu hambatan seri dengan ggl tersebut. Jika kedua ujung membentuk
gerbang keluaran, hambatan setara Rth disebut hambatan keluaran dan
di nyatakan dengan Ro.
Sebaliknya bila kedua terminal membentuk gerbang masukan maka Rth
disebut hambatan masukan dan dinyatakan dengan Ri.
Tegangan Thevenin, VTH, didefinisikan sebagai
tegangan yang melewati terminal beban saat hambatan beban terbuka. Karena ini,
tegangan Thevenin terkadang disebut dengan tegangan
rangkaian terbuka.
Rangkaian setara thevenin menggunakan sumber tegangan tetap yakni suatu
sumber tegangan ideal dengan tegangan keluaran yang tidak berubah, berapun
besarnya arus yang diambil darinya.
Pengertian hambatan setara tidak hanya digunakan untuk dua hambatan paralel
saja akan tetapi untuk segala macam hubungan antara beberapa buah hambatan. Hambatan Thevenin
didefinisikan sebagai hambatan yang diukur antar – terminal saat seluruh sumber
dibuat nol (dihubungsingkat) dan hambatan beban terbuka. Sebagai definisi :
Hambatan
Thevenin : RTH = ROC
Theorema
Thevenin merupakan alat bantu aplikatif dalam dunia elektronika. Theorema ini
tidak hanya menyederhanakan perhitungan, tetapi juga memungkinkan kita untuk
menjelaskan operasi rangkaian yang tidak mampu dijelaskan hanya dengan
menggunakan persamaan Kirchhoff.
Teorema Thevenin sangat sederhana, kesederhanaannya satu loop inilah yang
merupakan keunggulan dari rangkaian Thevenin. Untuk mendapatkan RTh cukup
menurunkan semua sumber menjadi nol dan hitung atau ukur resistansinya. Dalam
mengukur resistansi hubungkanlah beban resistansi yang bervariabel, Jika VL sama dengan setengah VTh,
RL sama dengan RTh.
Teori Thevenin berlaku juga untuk rangkaian
arus bolak balik (AC), gabungan dengan teori superposisi, ini merupakan
kunci untuk memahami berbagai ragam
perbedaan rangkaian elektronik.
Definisi
Arus dan Hambatan Norton
Rangkaian setara norton menggunakan sumber arus tetap yang tetap yang
dapaat menghasilkan arus tetap berapun besar hambatan yang dipasang pada
keluarannya.
Arus
Norton IN didefinisikan
sebagai arus beban saat hambatan beban dihubung singkat. Karena ini, arus
Norton terkadang disebut juga dengan arus hubung singkat (Short
– Circuit Current, ISC).
Sebagai definisi :
Arus
Norton : IN = ISC
Hambatan
Norton RN adalah hambatan yang
diukur oleh ohmmeter pada terminal beban saat seluruh sumber diturunkan menjadi
nol dan hambatan beban dibuka (dilepas). Sebagai definisi :
Hambatan
Norton : RN = ROC
Karena hambatan
Thevenin dan hambatan Norton memiliki definisi yang sama, maka dapat dituliskan
: RN = RTH Penurunan ini menunjukkan
bahwa hambatan Thevenin sama dengan hambatan Norton. Apabila kita menghitung
hambatan Thevenin sebesar 10 kW, maka hambatan Norton
juga sebesar 10 kW.
Norton
membuktikan bahwa rangkaian akan menghasilkan tegangan beban yang sama dengan
rangkaian sederhana Sebagai penurunan, theorema Norton terlihat sebagai
berikut.
VL
= IN (RN | | RL)
Dengan
kata lain, tegangan beban sama dengan arus Norton dikalikan dengan hambatan
Norton yang parallel dengan hambatan beban.
Sebelumnya
kita definisikan hambatan Norton setara dengan hambatan Thevenin. Tetapi
perhatikan perbedaan posisi hambatan : hambatan Thevenin selalu diseri dengan
sumber tegangan, sedangkan hambatan Norton selalu parallel dengan sumber arus.
2. Identifikasi Variabel
Kegiatan I
a.
Variabel
manipulasi : Tegangan
Sumber
b.
Variabel
respon : Tegangan Thevenin dan Arus Norton
c.
Variabel
kontrol : Hambatan
Kegiatan II
a.
Variabel
manipulasi : Hambatan Beban
b.
Variabel
respon : Tegangan Thevenin dan Arus Norton
c.
Variabel
kontrol : Tegangan Sumber
3. Definisi Operasional
Variabel
a.
Tegangan thevenini
adalah tegangan yang melewati terminal beban saat hambatan beban terbuka,
diukur dengan mengunkan alat ukur Voltmeter, dengan satuan Volt (V).
b.
Hambatan Thevenin
adalah hambatan yang diukur antar – terminal saat seluruh sumber dibuat nol
(dihubungsingkat) dan hambatan beban terbuka, diukur dengan menggunakan
Multimeter, dengan satuan Ohm (Ω).
c.
Arus Norton adalah arus
beban saat hambatan beban dihubung singkat, diukur dengan menggunakan
Amperemeter, dengan satuan Ampere (A).
d.
Tegangan sumber
merupakan angka yang menunjukkan nilai beda potensial sumber (power supply),
diukur dengan menggunakan Voltmeter, dengan satuan Volt (V).
4. Alat dan Bahan
1.
Resistor,
3 buah
2.
Potensiometer,
1 buah
3.
Power
Supply 0 – 12 Vdc, 1 buah
4.
Voltmeter
0 – 10 Vdc, 1 buah
5.
Amperemeter
0 – 1 Adc, 1 buah
6.
Papan
Kit, 1 buah.
7.
Kabel
penghubung.
5.
Prosedur Kerja
a. Catatlah
spesifikasi masing-masing komponen yang anda gunakan !
b. Buatlah
rangkaian seperti gambar berikut di atas papan kit yang telah disediakan !
c. Atur
tegangan sumber sebesar 2 V lalu ukur tegangan rangkaian buka (VOC) antara titik
A dan B tanpa beban RL
dan Arus hubung singkat (ISC)
dengan menempatkan sebuah Ammeter melintasi A
– B (VOC dan ISC tidak diukur
bersamaan!).
d. Ukur
pula besar resintansi total rangkaian dengan melepas power supply (rangkaian
dihubung singkat pada posisi sumber dan tanpa beban) !
e. Lakukan
langkah 3 untuk tegangan sumber 4 V, 6 V, 8 V, dan 10 V.
g. Atur
potensiometer pada posisi minimum dan ukur tegangan keluaran (Vo) dan arus beban (IL).
h. Lanjutkan
dengan mengubah nilai RL
hingga maksimum. Catat nilai arus dan tegangan setiap perubahan RL.
6. Data/ analisis data
R1 = 560멱5%
R2 = 2,2 K멱5%
R3 = 4,7 K멱5%
RTh(teori) = 5,15 kΩ
RTh(praktikum) = 5,14 KΩ
Tabel
pengamatan
Tabel
1.1 Pengukuran Tegangan Thevenin dan Arus Norton
No.
|
Vs (volt)
|
VTh (volt)
|
IN (mA)
|
1
|
2
|
1,31
|
0,26
|
2
|
4
|
2,94
|
0,57
|
3
|
6
|
4,51
|
0,87
|
4
|
8
|
6,10
|
1,18
|
5
|
10
|
7,88
|
1,54
|
6
|
12
|
9,28
|
1,81
|
Tabel 1.2 Pengukuran Arus beban dan Tegangan Thevenin
No.
|
Vo
(Volt)
|
IL (m A)
|
1
|
0,1
|
1,86
|
2
|
0,6
|
1,72
|
3
|
1,1
|
1,62
|
4
|
1,6
|
1,52
|
5
|
2,1
|
1,46
|
6
|
2,6
|
1,36
|
7
|
3,1
|
1,18
|
8
|
3,6
|
1,11
|
9
|
4,1
|
0,97
|
10
|
4,6
|
0,86
|
11
|
5,1
|
0,74
|
12
|
5,6
|
0,73
|
13
|
6,1
|
0,67
|
14
|
6,6
|
0,56
|
15
|
7,1
|
0,46
|
16
|
7,6
|
0,35
|
17
|
8,1
|
0,22
|
18
|
8,6
|
0,11
|
a.
Analisis
Perhitungan
Kegiatan 1.
Untuk tegangan Thevenin,secara
teori,
Untuk
hambatan pengganti
%diff
untuk Tegangan Thevenin
1.
%diff
=
=
=
=
=17,48%
2.
%diff
=
=
=
=
=8,17%
3.
%diff
=
=
=
=
=5,81%
4.
%diff
=
*100%
=
=
=
=4,49%
5.%diff
=
=
=
=
=1,14%
6.
%diff
=
=
=
=
=2,97%
%diff
untuk Hambatan pengganti
=
=
=
=0,19%
Untuk
Arus Northon, Secara Teori:
=
=
=
0,31 mA
=
=
0,62 mA
=
=
0,93mA
=
=
1,23 mA
=
=
1,55 mA
=
=
1,86 mA
%diff untuk Arus
Northon
1.
%diff
=
=
=
=
=17,86%
2.
%diff
=
=
=
=
=11,11%
3.
%diff
=
=
=
=
=6,67%
4.
%diff
=
=
=
=
=4,17%
5.
%diff
=
=
=
=
=0,64%
6.
%diff
=
=
=
=
=2,73%
%diff
rata-rata
=
=
=4,76%
2. Kegiatan II:
Hubungan antara tegangan sumber dan Arus Northon
Grafik
1. Hubungan antara Tegangan Thevenin
terhadap Arus beban
Praktek
:
RL
= 1/m = 1/0,0002 = 5000
= 5,00 k
Teori:
RTH =(R1//R2)+R3
=(
)+R3
=
)
+ 4,7 k
Ω
=
+4,7 k Ω
= 5,15 k Ω
=2,96
%
7. Pembahasan
Dalam
praktikum ini, untuk membuktikan keabsahan teori Thevenin – Northon, digunakan
perangkat rangkaian yang kemudian diatur sesuai pola dan kemudian ditentukan
kuantitas hambatan dan tegangan Thevenin, serta arus Northon.
Kegiatan
pertama adalah mencari hubungan antara tegangan sumber dengan tegangan Thevenin
dan arus Norton. Pada kegiatan ini, resistor yang digunakan berjumlah tiga yang
nilainya masing-masing adalah 560
dan 4,7
. Rangkaian resistor ini kemudian
ditentukan nilai hambatan Thevenin-nya dengan terlebih dahulu mencari hambatan
pengganti parallel untuk R1 dan R2 kemudian menserikannya dengan R3 sehingga
diperoleh nilai hambatan Thevenin sebagaimana tercantum pada tabel hasil
pengamatan. Meninjau pada tabel hasil pengamatan, dapat dilihat bahwa semakin
tinggi nilai tegangan sumber, maka tegangan Theveninnya semakin besar pula,
begitu pula dengan arus Northon. Hal ini disebabkan karena perbandingan lurus
diantara ketiganya sebagaimana dalam persamaan. Berdasarkan nilai % diff, untuk
hambatan thevenin hanya diperoleh 0,19 %. Ini menunjukkan bahwa praktikum yang
dilakukan telah berhasil dalam melakukan pengukuran, betapa tidak, dapat
dilihat dengan kecilnya perbedaan antara nilai hambatan Thevenin pada praktek
yakni antara 5,14 pada teori dan 5,15 pada praktek. Hal itu juga ditunjukkan
pada % diff untuk tegangan Thevenin yang berkisar dari 1 % - 17 %, dan pada
arus Northon 0 % - 17 %.
Kegiatan kedua adalah mencari hubungan
antara tegangan sumber dan arus Norton. Pada kegiatan ini, digunakan komponen
elektronika baru yakni potensiometer yang berfungsi untuk mengatur besarnya
tegangan yang mengalir dalam rangkaian. Tegangan dan kuat arus beban diukur
secara bersamaan dengan memparalelkan antara Voltmeter dan Amperemeter.
Berdasarkan table hasil pengamatan, semakin besar tegangan sumber maka arus
bebannya semakin kecil, atau dapat dikatakan bahwa keduanya berbanding
terbalik, sebagaimana dinyatakan pada persamaan tegangan, dimana tegangan
berbanding lurus terhadap hambatan, dan berbanding terbalik terhadap kuat arus
listrik (V = R/i). Perbandingan ini juga dinyatakan pada kurva hubungan antara
tegangan sumber dan arus beban yang semakin kekanan sumbu x, maka kurva
bergerak turun ke y yang semakin kecil. Dari hasil analisis grafik, diperoleh
nilai hambatan beban sebesar 5,00 kΩ yang pada teori dinyatakan 5,15 kΩ. Hasil
ini cukup baik karena sangat kecilnya perbedaan nilai keduanya dengan % diff
sebesar 2,96%.
8. Kesimpulan
a.
Telah dilakukan
pengukuran tegangan thevenin dan arus Northon yang dimana nilainya berbanding
lurus dengan besar tegangan sumber. Semakin dinaikkan tegangan sumber, maka
nilai tegangan Thevenin dan arus Northon semakin besar pula.
b.
Beban pada rangkaian
berpengaruh pada tegangan output dengan skala yang berbanding lurus, dan kuat
arus output dengan skala yang berbanding terbalik. Semakin besar tegangan, maka
arus beban semakin kecil. berbanding terbalik
9. Daftar pustaka
Bernard,
H.C. 1995. Laboratory Experiments In College
Physics,
. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Malvino,
A.P. 2003. Prinsip-Prinsip Elektronika,
Buku 1. Jakarta: Salemba
Teknika.
Sutrisno. 1986. Elektronika,
Teori dan Penerapannya, Jilid 1.
Bandung : Penerbit ITB.
Mohon maaf, laporan ini mengalami kerusakan pada persamaan-persamaan matematisnya, untuk hasil maksimal silahkan berkunjung disini
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Search
Peduli Syam
Kunjungi Ane di Facebook
Popular Posts
Blog Archive
Powered by Blogger.
0 comments:
Post a Comment