Catatan Perjalanan Hidup Seorang Pemuda Muslim

Thursday, 14 April 2016

On 10:50 by Unknown in    No comments


Arnol Toynbee dalam bukunya "The Disintegrations of Civilization" dalam Theories of Society, (New York, The Free Press, 1965), hal. 1355 menyatakan peradaban adalah kebudayaan yang telah mencapai taraf perkembangan teknologi yang sudah lebih tinggi. Pengertian lain menyebutkan bahwa peradaban adalah kumpulan seluruh hasil budi daya manusia, yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, baik fisik (misalnya bangunan, jalan), maupun non-fisik (nilai-nilai, tatanan, seni budaya, maupun iptek). Dalam penjelasannya tersebut, beliau mendefenisikan peradaban dengan sebuah budi dan hasil luarannya yang terdiri dari berbagai aspek kehidupan salah satunya adalah bidang sosial kemasyarakatan yang didalamnya terangkum para pemuda. Tak bisa kita pungkiri bahwa peranan pemuda dalam kebangkitan sebuah peradaban sangatlah penting. Salah satunya adalah peradaban Islam. 

Dalam sejarah kebangkitan Islam, banyak diantara mereka yang telah menorehkan tinta emas dengan capaian yang begitu luar biasa. Kita tentu mengenal imam Syafi’i yang sudah menghafal Alquran di usianya yang genap 7 tahun, Muhammad Al Fatih di usianya yang ke 21 telah berhasil menjebol benteng kokoh Konstantinopel di timur sana setelah penantian kurang lebih 800 tahun lamanya, dan Usamah bin Zaid yang memimpin penaklukan Roma di usianya yang genap 19 tahun. Di zaman pergerakan kemerdekaan Indonesia peranan pemuda sungguh luar biasa terutama setelah pendeklarasian sumpah pemuda di Jakarta pada tanggal 28 Oktober 1928. Kita tahu bahwa tokoh pemuda seperti Supriadi yang memimpin PETA (Pembela Tanah Air) kala itu masih berusia remaja, bung Tomo sang orator ulung yang mensutradarai gerakan jihadis di Surabaya masih berusia muda sekitar tahun 1946. Itu semua membuktikan bahwa, kinerja para anak-anak muda baik di zaman perjuangan kenabian hingga perjuangan kemerdekaan akan selalu terbumikan oleh manuskrip-manuskrip sejarah peradaban Islam dan Indonesia.

Dalam Alquran, banyak sekali ayat yang menjelaskan keutamaan-keutamaan pemuda. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman (yang artinya) ,”Maka tidak ada yang beriman kepada Musa, melainkan pemuda-pemuda dari kaumnya (Musa) dalam Keadaan takut bahwa Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya akan menyiksa mereka. Sesungguhnya Fir'aun itu berbuat sewenang-wenang di muka bumi. dan Sesungguhnya Dia Termasuk orang-orang yang melampaui batas. " (Q.S.Yunus :83). Kemudian kisah pemuda Kahfi yang dalam salah satu ayat di katakan ,” Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk. "( Q.S.Al Kahfi :13) dan masih banyak ayat lain yang menceritakan para pemuda.

Perlu kita ketahui bersama bahwa masa muda adalah masa terkuat diantara dua kelemahan, kita lemah saat bayi dan kita lemah di usia senja. Di zaman sekarang ini begitu banyak pemuda-pemuda yang menghabiskan masa mudanya dengan kegiatan yang tidak bermanfaat sedikitpun. Padahal potensi yang dimilikinya untuk sebuah perubahan sangatlah besar. Jika saja para pemuda kita sadar akan hal itu, maka negeri kita ini akan mampu bersaing secara global. Bahkan dalam sejarah, bung Karno pernah mengatakan ,”Berikan aku 10 pemuda, maka akan aku guncangkan dunia”. Kalaulah saja bung Karno hanya butuh 10 pemuda untuk mengubah mata dunia terhadap Indonesia, maka bagaimana dengan kita. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam pernah mengatakan ,”Tidak akan beranjak kaki anak Adam pada Hari Kiamat dari sisi Rabbnya sampai dia ditanya tentang 5 (perkara) : Tentang umurnya dimana dia habiskan, tentang masa mudanya dimana dia usangkan, tentang hartanya dari mana dia mendapatkannya dan kemana dia keluarkan dan tentang apa yang telah dia amalkan dari ilmunya". (HR. At-Tirmizi)

Tidak takutkah kita, jika seandainya maut ini menjemput namun bekal kita masih kurang padahal umur kita masih muda? Cukuplah nasihat kematian yang mampu membuat hati-hati kita luluh. Masa muda memang sulit. Gelora asmara yang begitu tinggi, selalu menginginkan hal yang lebih sampai kepada rasa keingintahuan yang tinggi sampai-sampai rasa ini membuatnya berani menyentuh dan mengalirkan sari ekstasi kedalam aliran darahnya. Padahal dia sudah mengetahui bahwa narkoba dan semacamnya adalah salah satu hal yang mengundang amarah Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sungguh, potensi yang dimiliki oleh para pemuda begitu besar. Jika digunakan untuk kearah yang positif maka hasilnya pun positif begitupun sebaliknya. 

Hidup adalah sebuah kompetesi yang memaksa setiap pelakunya berjuang demi meraih sebuah kemenangan. Pemuda yang berada pada posisi ini tentunya tahu betul bahwa kemenangan tidaklah dicapai jikalau saja hobi bersantai-santai masih terpelihara. Menorehkan beragam prestasi duniawi namun tak melupakan prestasi abadi di akhirat nanti, menjadi salah satu bagian dari target-target daripada pemuda yang beriman. Prof. Dr. Qhardawi pernah mengatakan bahwa jika pemuda kita ibaratkan laksana waktu, maka pemuda adalah jam 12 nya. Diwaktu tersebutlah kulit akan terpanggang, panas terik nan menyilaukan mata memandang, dan juga diwaktu inilah puncak daripada intensitas sinar matahari itu sendiri. Sama halnya dengan umur yang diberikan oleh Allah ta’ala kepada kita semua. 

Usia muda adalah usia puncak. Jika kita mampu memanfaatkan masa-masa ini dengan sebaik-baiknya, maka insya allah kedepannya umur kita akan berberkah. Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam menjanjikan kepada kita lewat haditsnya yang artinya ,” Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan (Arsy-Nya) pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali naungan-Nya: …Dan seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah(H.R. Bukhari no. 1357 dan Muslim no. 1031). Pengkhususan pemuda dalam teks hadits ini menurut para jumhur ulama itu dikarenakan masa muda adalah masa dimana nafsu syahwat bergelora begitu dahsyat sehingga pemuda yang mampu mengendalikannya akan mendapatkan naungan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala

Begitu banyak keistimewaan-keistimewaan yang dimiliki oleh para pemuda yang beriman yang diberitakan baik dari nash-nash yang berasal dari Alquran maupun hadist shahih. Olehnya itu semangat menjalani hidup dengan predikat pemuda beriman haruslah kita dedikasikan untuk kebangkitan ummat ini. Pemuda yang menggelorakan semangat mudanya untuk masyarakat kontemporer diluar sana sangatlah diperlukan. Hal ini akan terwujud jika saja para orangtua dapat berperan aktif mencetak generasi robbani utamanya bagi kelangsungan masa muda buah hatinya. Menjaga diri dan keluarga, itu sudah menjadi perintah. Mumpung masih muda mari kita berkarya. Manfaatkan sedikit waktu yang ada untuk mengejar cita-cita. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda ,”Ada dua nikmat (dari Allah Ta’ala) yang kurang diperhatikan oleh banyak manusia (yaitu) kesehatan dan waktu luang” (H.R. Bukhari no. 6049)

Pemuda yang pandai akan memanfaatkan waktunya menuntut ilmu sebanyak-banyaknya. Mengumpulkan sebanyak-banyaknya pahala menjadi capaiannya namun tak meninggalkan peranannya dalam menjadi pilar kebangkitan sebuah peradaban di negerinya. Mendobrak kerangka pikir lama dan membungkusnya dengan paradigma ala pemuda yang bertakwa. Wallahu ta’ala a’lam.








0 comments:

Post a Comment