Monday, 3 June 2013
A. PENGERTIAN PENDIDIKAN
1. Batasan tentang Pendidikan
Batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli
beraneka ragam, dan kandungannya berbeda yang satu dari yang lain. Perbedaan
tersebut mungkin karena orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang
menjadi tekanan, atau karena falsafah yang melandasinya.
a. Pendidikan sebagai proses
transformasi budaya
Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan
pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Nilai-nilai budaya
tersebut mengalami proses transformasi dari generasi tua ke generasi muda.
b. Pendidikan
sebagai proses pembentukan pribadi
Sebagai proses
pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagi suatu kegiatan yang sistematis
dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Proses
pembentukan pribadi melalui 2 sasaran yaitu pembentukan pribadi bagi mereka
yang belum dewasa oleh mereka yang sudah dewasa dan bagi mereka yang sudah
dewasa atas usaha sendiri.
c. Pendidikan
sebagai proses penyiapan warganegara
Pendidikan
sebagai penyiapan warganegara diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana
untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik.
d. Pendidikan
sebagai penyiapan tenaga kerja
Pendidikan
sebagai penyimpana tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta
didik sehingga memiliki bekal dasar utuk bekerja. Pembekalan dasar berupa
pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan kerja pada calon luaran. Ini
menjadi misi penting dari pendidikan karena bekerja menjadi kebutuhan pokok
dalam kehidupan manusia.
e. Definisi
pendidikan menurut GBHN
GBHN
1988 (BP 7 pusat, 1990: 105) memberikan batasan tentang pendidikan nasional sebagai
berikut: pendidikan nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan
berdasarkan pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 diarahkan untuk
memingkatkan kecerdasan serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan
bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
2. Tujuan dan proses Pendidikan
a. Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan
memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah
untuk kehidupan. Pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada
segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap
kegiatan pendidikan.
b. Proses pendidikan
Proses
pendidikan merupakan kegiatan mobilitas segenap komponen pendidikan oleh
pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan. Kualitas proses
pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas
pengelolaannya. Pengelolaan proses pendidikan meliputi ruang lingkup makro,
meso dan mikro. Adapun tujuan utama pengelolaan proses pendidikan yaitu
terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang optimal.
3. Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat (PSH)
PSH bertumpu pada keyakinan bahwa pendidikan itu tidak identik dengan
persekolahan, PSH merupakan sesuatu proses berkesinambungan yang berlangsung
sepanjang hidup. Ide tentang PSH yang hampir tenggelam, yang dicetuskan 14 abad
yang lalu, kemudian dibangkitkan kembali oleh comenius 3 abad yang lalu (di abad
16). Selanjutnya PSH didefenisikan sebagai tujuan atau ide formal untuk
pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman pendidikan. Pengorganisasian dan
penstrukturan ini diperluas mengikuti seluruh rentangan usia, dari usia yang
paling muda sampai paling tua (Cropley:67).
Berikut ini merupakan alasan-alasan mengapa PSH diperlukan:
a. Rasional
b. Alasan keadilan
c. Alasan ekonomi
d. Alasan faktor
sosial yang berhubungan dengan perubahan peranan keluarga, remaja, dan
emansipasi wanita dalam kaitannya dengan perkembangan iptek
e. Alasan perkembangan iptek
f. Alasan sifat
pekerjaan
4. Kemandirian dalam belajar
a. Arti dan perinsip
yang melandasi
Kemandirian dalam
belajar diartikan sebagai aktivitas belajar yang berlangsungnya lebih didorong
oleh kamauan sendiri, pilihan sendiri, dan tanggung jawab sendiri dari
pembelajaran. Konsep kemandirian dalam belajar bertumpu pada prinsip bahwa
individu yang belajar akan sampai kepada perolehan hasil belajar.
b. Alasan yang
menopang
Conny Semiawan, dan kawan-kawan (Conny S. 1988; 14-16)
mengemukakan alasan sebagai berikut:
1)
Perkembangan iptek berlangsung semakin pesat sehingga tidak
mungkin lagi para pendidik (khususnya guru) mengajarkan semua konsep dan fakta
kepada peserta didik.
2)
Penemuan iptek tidak mutlak benar 100%, sifatnya relatif.
3)
Para ahli psikologi umumnya sependapat, bahwa peserta didik
mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh
konkret dan wajar sesuai dengan situasi dan kondidi yang dihadapi dengan
mengalami atau mempraktekannya sendiri.
4)
Dalam proses pendidikan dan pembelajaran pengembangan konsep
seyogyanya tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan penanaman nilai-nilai
ke dalam diri peserta didik.
B. UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN
Proses pendidikan melibatkan banyak hal yaitu:
1. Subjek yang dibimbing (peserta
didik).
2. Orang yang membimbing
(pendidik)
3. Interaksi antara peserta didik
dengan pendidik (interaksi edukatif)
4. Ke arah mana bimbingan
ditujukan (tujuan pendidikan)
5. Pengaruh yang diberikan dalam
bimbingan (materi pendidikan)
6. Cara yang digunakan dalam
bimbingan (alat dan metode)
7. Tempat dimana peristiwa
bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan)
Penjelasan:
1. Peserta Didik
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung
menyebutkan demikian oleh karena peserta didik adalah subjek atau pribadi yang
otonom, yang ingin diakui keberadaannya.
Ciri khas peserta
didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah:
a. Individu yang memiliki potensi fisik dan
psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik.
b. Individu yang sedang berkembang.
c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual
dan perlakuan manusiawi.
d. Individu yang memiliki kemampuan untuk
mandiri.
2. Orang yang
membimbing (pendidik)
Yang dimaksud
pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan
dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga
lingkungan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan
masayarakat.
3. Interaksi antara
peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
Interaksi edukatif
pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik dengan
pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan
secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan manipulasi
isi, metode, serta alat-alat pendidikan.
4. Ke arah mana
bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
a. Alat dan Metode
Alat dan metode
diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja
untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara khusus alat melihat jenisnya sedangkan
metode melihat efisiensi dan efektifitasnya. Alat pendidikan dibedakan atas
alat yang preventif dan yang kuratif.
b. Tempat Peristiwa
Bimbingan Berlangsung (lingkungan pendidikan)
Lingkungan
pendidikan biasanya disebut tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
C. PENDIDIKAN
SEBAGAI SISTEM
1. Pengertian Sistem
Beberapa definisi sitem menurut para ahli:
a. Sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks
atau terorganisir; suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian
yang membentuk suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh. (Tatang M.
Amirin, 1992:10)
b. Sistem meruapakan
himpunan komponen yang saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi untuk
mencapai suatu tujuan. (Tatang Amirin, 1992:10)
c. Sistem merupakan
sehimpunan komponen atau subsistem yang terorganisasikan dan berkaitan sesuai
rencana untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (Tatang Amirin, 1992:11).
2. Komponen dan Saling Hubungan antara Komponen dalam Sistem Pendidikan
Pendidikan sebagai sebuah sistem terdiri dari sejumlah komponen. Komponen
tersebut antara lain: raw input (sistem baru), output (tamatan), instrumental input
(guru, kurikulum), environmental input (budaya, kependudukan, politik dan
keamanan).
3. Hubungan Sistem Pendidikan dengan
Sistem Lain dan Perubahan Kedudukan dari Sistem
Sistem pendidikan dapat dilihat dalam ruang lingkup makro. Sebagai subsistem,
bidang ekonomi, pendidikan dan politik masing-masing-masing sebagai sistem.
Pendidikan formal, nonformal, dan informal merupakan subsistem dari bidang pendidikan sebagai sistem dan
seterusnya.
4. Pemecahan masalah pendidikan
secara sistematik.
a. Cara memandang
sistem
Perubahan cara
memandang suatu status dari komponen menjadi sistem ataupun sebaliknya suatu
sitem menjadi komponen dari sitem yang lebih besar, tidak lain daripada
perubahan cara memandang ruang lingkup suatu sitem atau dengan kata lain ruang
lingkup suatu permasalahan.
b. Masalah berjenjang
Semua masalah
tersebut satu sama lain saling berkaitan dalam hubungan sebab akibat,
alternatif masalah, dan latar belakang masalah.
c. Analisis sitem
pendidikan
Penggunaan
analisis sistem dalam pendidikan dimaksudkan untuk memaksimalkan pencapaian
tujuan pendidikan dengan cara yang efesien dan efektif. Prinsip utama dari
penggunaan analisis sistem ialah: bahwa kita dipersyaratkan untuk berpikir
secra sistmatik, artinya harus memperhitungkan segenap komponen yang terlibat
dalam masalah pendidikan yang akan dipecahkan.
d. Saling hubungan antarkomponen
Komponen-komponen
yang baik menunjang terbentuknya suatu sistem yang baik. Tetapi komponen yang
baik saja belum menjamin tercapainya tujuan sistem secara optimal, manakala
komponen tersebut tidak berhibungan secara fungsional dengan komponen lain.
e. Hubungan sitem
dengan suprasistem
Dalam
ruang lingkup besar terlihat pula sistem yang satu saling berhubungan dengan
sistem yang lain. Hal ini wajar, oleh karena pada dasarnya setiap sistem itu
hanya merupakan satu aspek dari kehidupan. Sedangkan segenap segi kehidupan itu
kita butuhkan, sehingga semuanya memerlukan pembinaandan pengembangan.
5. Keterkaitan antara
pengajaran dan pendidikan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari persoalan pengajaran dan
pendidikan adalah:
a. Pengajaran dan pendidikan dapat dibedakan, tetapi tidak
dapat dipisahkan satu sama lain, masing-masing saling mengisi.
b. Pembedaan dilakukan hanya untuk kepentingan analisis agar
masing-masing dapat dipahami lebih baik.
c. Pendidikan modern lebih cenderung mengutamakan
pendidikan, sebab pendidikan membentuk wadah, sedangkan pengajaran mengusahakan
isinya. Wadah harus menetap meskipun isi bervariasi dan berubah.
6. Pendidikan prajabatan (preservice education) dan
pendidikan dalam jabatan (inservice education) sebagai sebuah sistem.
Pendidikan prajabatan berfungsi memberikan bekal secara formal kepada calon
pekerja dalam bidang tertentu dalam periode waktu tertentu. Sedangkan
pendidikan dalam jabatan bermaksud memberikan bekal tambahan kepada oramg-orang
yang telah bekerja berupa penataran, kursus-kursus, dan lain-lain. Dengan kata
lain pendidikan prajabatan hanya memberikan bekal dasar, sedangkan bekal
praktis yang siap pakai diberikan oleh pendidikan dalam jabatan.
7. Pendidikan formal, non-formal,
dan informal sebagai sebuah sistem.
Pendidikan formal yang sering disebut pendidikan
persekolahan, berupa rangkaian jenjang pedidikan yang telah baku, misalnya SD, SMP,
SMA, dan PT. Pendidikan nonformal lebih difokuskan pada pemberian keahlian atau
skill guna terjun ke masyarakat. Pendidikan informal adalah suatu fase
pendidikan yang berada di samping pendidikan formal dan nonformal.
Dapat disimpulkan bahwa
pendidikan formal, nonformal, dan informal ketiganya hanya dapat dibedakan
tetapi sulit dipisah-pisahkan karena keberhasilan pendidikan dalam arti
terwujudnya keluaran pendidikan yang berupa sumberdaya manusia sangat
bergantung kepada sejauh mana ketiga sub-sistem tersebut berperanan.
SOAL
1.
Berikut ini yang merupakan 2 sasaran proses pembentukan
pribadi adalah . . .
a.
Pembentukan pribadi bagi mereka yang belum mandiri oleh
mereka yang telah mapan dan bagi mereka yang sudah mapan atas usaha sendiri;
b.
Pembentukan pribadi bagi mereka yang belum dewasa oleh
mereka yang sudah dewasa dan bagi mereka yang sudah dewasa atas usaha sendiri;
c.
Pembentukan karakter bagi mereka yang belum dewasa oleh
mereka yang telah dewasa dan bagi mereka yang telah dewasa atas usaha sendiri;
d.
Pemantapan identitas sebagai manusia bagi mereka yang belum
dewasa oleh mereka yang telah baik identitasnya dan bagi mereka yang telah baik
identitasnya atas usahanya sendiri;
e.
Pembentukan pribadi bagi mereka yang belum terbentuk sifat
hakikatnya oleh mereka yang telah mapan dan bagi mereka yang telah mapan atas
usahanya sendiri
JAWAB: B
2.
Latar belakang adanya perbedaan dari para ahli tentang
batasan pendidikan dibawah ini adalah, kecuali . . .
a.
Orientasi pendidikan,
b.
Konsep dasar yang digunakan
c.
Aspek yang menjadi tekanan
d.
Sudut pandang pendefinisian
e.
Falsafah yang melandasinya
JAWAB: D
3.
Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk . . .
a.
Terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang
optimal
b.
Menanamkan nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan
indah untuk kehidupan
c.
Memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan
d.
Indikator sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan
pendidikan,
e.
Sebaga proses transformasi budaya dan pembentukkan pribadi
JAWAB: B
4.
Berikut ini merupakan alasan yang menopang pentingnya
kemandirian dalam belajar adalah kecuali . . .
a.
Perkembangan iptek berlangsung semakin pesat
b.
Penemuan iptek tidak mutlak benar 100%, sifatnya relative
c.
Para ahli psikologi umumnya sependapat, bahwa peserta didik
mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan
contoh-contoh konkret dan wajar sesuai dengan situasi dan kondidi yang dihadapi
dengan mengalami atau mempraktekannya sendiri
d.
Perlunya dikembangkan kemandirian dalam jiwa setiap individu
e.
Dalam proses pendidikan dan pembelajaran pengembangan konsep
seyogyanya tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan penanaman nilai-nilai
ke dalam diri peserta didik
JAWAB: D
5.
Alasan pandangan bahwa peserta didik berstatus sebagai
subjek didik adalah karena . . .
a.
Peserta didik berposisi sebagai individu yang menjadi tujuan
diadakannya proses pendidikan
b.
Urgensitas peserta didik sebagai pengendali proses
pendidikan
c.
Peserta didik adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang
ingin diakui keberadaannya
d.
Peserta didik adalah pribadi yang akan menjalankan proses
belajar
e.
Peserta didik sebagai subjek atau pribadi yang mandiri, yang
menentukan arah proses pendidikan
JAWAB: C
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Search
Peduli Syam
Kunjungi Ane di Facebook
Popular Posts
Blog Archive
Powered by Blogger.
0 comments:
Post a Comment