Sunday, 15 September 2013
On 23:45 by Unknown in Pendidikan No comments
Seorang calon pendidik hanya dapat melaksanakan tugasnya
denga nbaik jika memperoleh jawaban yang jelas dan benar tentang apa yang
dimaksud pendidikan. Jawaban yang benar tentang pendidikan diperoleh melalui
pemahaman terhadap unsur-unsurnya, konsepdasar yang melandasinya, dan wujud
pendidikan sebagi sistem. Bab II ini akan mengkaji pengertian
pendidikan,unsur-unsur pendidikan, dan sistem pendidikan.
A. PENGERTIAN PENDIDIKAN
1. Batasan tentang
Pendidikan
Batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli
beraneka ragam, dan kandungannya berbeda yang satu dari yang lain. Perbedaan
tersebut mungkin karena orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang
menjadi tekanan, atau karena falsafah yang melandasinya.
a. Pendidikan sebagai Proses
transformasi Budaya
Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan
sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain.
Nilai-nilai budaya tersebut mengalami proses transformasi dari generasi tua ke
generasi muda. Ada tiga bentuk transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok
diteruskan misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung jawab, dan lain-lain.
b. Pendidikan sebagai Proses
Pembentukan Pribadi
Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan
sebagi suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya
kepribadian peserta didik. Proses pembentukan pribadi melalui 2 sasaran yaitu
pembentukan pribadi bagi mereka yang belum dewasa oleh mereka yang sudah dewasa
dan bagi mereka yang sudah dewasa atas usaha sendiri.
c. Pendidikan sebagai Proses
Penyiapan Warganegara
Pendidikan sebagai penyiapan warganegara diartikan sebagai
suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga
negara yang baik.
d. Pendidikan sebagai
Penyiapan Tenaga Kerja
Pendidikan sebagai penyimpana tenaga kerja diartikan sebagai
kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar utuk bekerja.
Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan kerja
pada calon luaran. Ini menjadi misi penting dari pendidikan karena bekerja
menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia.
e. Definisi Pendidikan
Menurut GBHN
GBHN 1988(BP 7 pusat, 1990: 105) memberikan batasan tentang
pendidikan nasional sebagai berikut: pendidikan nasiaonal yang berakar pada
kebudayaan bangsa indonesia dan berdasarkan pancasila serta Undang-Undang Dasar
1945 diarahkan untuk memingkatkan kecerdasan serta dapat memenuhi kebutuhan
pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
2. Tujuan dan proses
Pendidikan
a. Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik,
luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Pendidikan memiliki dua fungsi
yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dazn merupakan sesuatu
yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.
b. Proses pendidikan
Proses pendidikan merupakan kegiatan mobilitas segenap
komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan,
Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen
dan kualitas pengelolaannya , pengelolaan proses pendidikan meliputi ruang
lingkup makro, meso, mikro. Adapun tujuan utama pemgelolaan proses pendidikan
yaitu terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang optimal.
3. Konsep Pendidikan
Sepanjang Hayat (PSH)
PSH bertumpu pada keyakinan bahwa pendidikan itu tidak
identik dengan persekolahan, PSH merupakan sesuatu proses berkesinambungan yang
berlangsung sepanjang hidup. Ide tentang PSH yang hampir tenggelam, yang
dicetuskan 14 abad yang lalu, kemudian dibangkitkan kembali oleh comenius 3
abad yang lalu (di abad 16). Selanjutnya PSH didefenisikan sebagai tujuan
atau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman pendidikan.
Pengorganisasian dan penstruktursn ini diperluas mengikuti seluruh rentangan
usia, dari usia yang paling muda sampai paling tua.(Cropley:67)
Berikut
ini merupakan alasan-alasan mengapa PSH diperlukan:
a. Rasional
b. Alasan keadilan
c. Alasan ekonomi
d. Alasan faktor sosial yang
berhubungan dengan perubahan peranan keluarga, remaja, dan emansipasi wanita
dalam kaitannya dengan perkembangan iptek
e. Alasan perkembangan iptek
f. Alasan sifat pekerjaan
4. Kemandirian dalam belajar
a. Arti dan perinsip yang
melandasi
Kemandirian dalam belajar diartikan sebagai aktivitas
belajar yang berlangsungnya lebih didorong oleh kamauan sendiri, pilihan
sendiri, dan tanggung jawab sendiri dari pembelajaran. Konsep kemandirian dalam
belajar bertumpu pada perinsip bahwa individu yang belajar akan sampai kepada
perolehan hasil belajar.
b. Alasan yang menopang
Conny Semiawan, dan kawan-kawan (Conny S. 1988; 14-16)
mengemukakan alasan sebagai berikut:
Perkembangan iptek
berlangsung semakin pesat sehingga tidak mungkin lagi para pendidik(khususnya
guru) mengajarkan semua konsep dan fakta kepada peserta didik.
Penemuan iptek tidak
mutlak benar 100%, sifatnya relatif.
Para ahli psikologi umumnya
sependapat, bahwa peserta didik mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan
abstrak jika disertai dengan contoh-contoh konkret dan wajar sesuai dengan
situasi dan kondidi yang dihadapi dengan mengalami atau mempraktekannya
sendiri.
Dalam proses pendidikan
dan pembelajaran pengembangan konsep seyogyanya tidak dilepaskan dari
pengembangan sikap dan penanaman nilai-nilai ke dalam diri peserta didik.
B. UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN
Proses pendidikan melibatkan banyak hal yaitu:
1. Subjek yang dibimbing
(peserta didik).
2. Orang yang membimbing
(pendidik)
3. Interaksi antara peserta
didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
4. Ke arah mana bimbingan
ditujukan (tujuan pendidikan)
5. Pengaruh yang diberikan
dalam bimbingan (materi pendidikan)
6. Cara yang digunakan dalam
bimbingan (alat dan metode)
7. Tempat dimana peristiwa
bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan)
Penjelasan:
1. Peserta Didik
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan
modern cenderung menyebutkan demikian oleh karena peserta didik adalah subjek
atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya.
Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik
ialah:
a. Individu yang memiliki
potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik.
b. Individu yang sedang
berkembang.
c. Individu yang membutuhkan
bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
d. Individu yang memiliki
kemampuan untuk mandiri.
2. Orang yang membimbing
(pendidik)
Yang dimaksud pendidik adalah orang yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik
mengalami pendidikannya dalam tiga lingkunga yaitu lingkungankeluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masayarakat. Sebab itu yang bertanggung
jawab terhadap pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpin program pembelajaran,
latihan, dan masyarakat.
3. Interaksi antara peserta
didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal
balik antara peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan
pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses
berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi, metode, serta alat-alat
pendidikan.
4. Ke arah mana bimbingan
ditujukan (tujuan pendidikan)
a. Alat dan Metode
Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang
dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan.
Secara khusus alat melihat jenisnya sedangkan metode melihat efisiensi dan
efektifitasnya. Alat pendidikan dibedakan atas alat yang preventif dan yang
kuratif.
b. Tempat Peristiwa Bimbingan
Berlangsung (lingkungan pendidikan)
Lingkungan pendidikan biasanya disebut tri pusat pendidikan
yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
C. PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM
1. Pengertian Sistem
Beberapa definisi sitem menurut para ahli:
a. Sistem adalah suatu
kebulatan keseluruhan yang kompleks atau terorganisir; suatu himpunan atau
perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan/keseluruhan
yang kompleks atau utuh. (Tatang M. Amirin, 1992:10)
b. Sistem meruapakan himpunan
komponen yang saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi untuk mencapai suatu
tujuan. (Tatang Amirin, 1992:10)
c. Sistem merupakan
sehimpunan komponen atau subsistem yang terorganisasikan dan berkaitan sesuai
rencana untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (Tatang Amirin, 1992:11)
2. Komponen dan Saling
Hubungan antara Komponen dalam Sistem Pendidikan.
Pendidikan sebagai sebuah sistem terdiri dari sejumlah
komponen. Komponen tersebut antara lain: raw input (sistem baru),
output(tamatan), instrumentalinput(guru, kurikulum), environmental
input(budaya, kependudukan, politik dan keamanan).
3. Hubungan Sistem Pendidikan
dengan Sitem Lain dan Perubahan Kedudukan dari Sistem
Sistem pendidikan dapat dilihat dalam ruang lingkup makro.
Sebagai subsistem, bidang ekonomi, pendidikan,dan politik masing-masing-masing
sebagai sistem. Pendidikan formal, nonformal, dan informal merupakan subsistem
dari bidang pendidikan sebagai sistem dan seterusnya.
4. Pemecahan masalah
pendidikan secara sistematik.
a. Cara memandang sistem
Perubahan cara memandang suatu status dari komponen menjadi
sitem ataupunsebaliknya suatu sitem menjadi komponen dari sitem yang lebih
besar, tidak lain daripada perubahan cara memandang ruang lingkup suatu sitem
atau dengan kata lain ruang lingkup suatu permasalahan.
b. Masalah berjenjang
Semua masalah tersebut satu sama lain saling berkaitan dalam
hubungan sebab akibat, alternatif maslah, dan latar belakang masalah.
c. Analisis sitem pendidikan
Penggunaan analisis sistem dalam pendidikan dimaksudkan
untuk memaksimalkan pencapaian tujuan pendidikan dengan cara yang efesien dan
efektif. Prinsip utama dari penggunaan analisis sistem ialah: bahwa kita
dipersyaratkan untuk berpikir secra sistmatik, artinya harus memperhitungkan
segenap komponen yang terlibat dalam maslah pendidikan yang akan dipecahkan.
d. Saling hubungan
antarkomponen
Komponen-komponen yang baik menunjang terbentuknya suatu
sistem yang baik. Tetapi komponen yang baik saja belum menjamin tercapainya
tujuan sistem secara optimal, manakala komponen tersebut tidak berhibungan
secra fungsional dengan komponen lain.
e. Hubungan sitem dengan
suprasistem
Dalam ruang lingkup besar terlihat pula sistem yang satu
saling berhubungan dengan sistem yang lain. Hal ini wajar, oleh karena pada
dasarnya setiap sistem itu hanya merupakan satu aspek dari kehidupan. Sdangkan
segenap segi kehidupan itu kita butuhkan, sehingga semuanya memerlukan
pembinaandan pengembangan.
5. Keterkaitan antara
pengajaran dan pendidikan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari persoalan pengajaran dan
pendidikan adalah:
a. pengajaran dan pendidikan
dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Masing-masing
saling mengisis.
b. Pembedaan dilakukan hanya
untuk kepentingan analisis agar masing-masing dapat dipahami lebih baik.
c. Pendidikan modern lebih
cenderung mengutamakan pendidikan, sebab pendidikan membentuk wadah, sedangkan
pengajaran mengusahakan isinya. Wadah harus menetap meskipun isi bervariasi dan
berubah.
6. Pendidikan prajabatan
(preservice education) dan pendidikan dalam jabatan (inservice education)
sebagai sebuah sistem.
Pendidikan prajabatan berfungsi memberikan bekal secara
formal kepada calon pekerja dalam bidang tertentu dalam periode waktu tertentu.
Sedangkan pendidikan dalam jabatan bermaksud memberikan bekal tambahan kepada
oramg-orang yang telah bekerja berupa penataran, kursus-kursus, dan lain-lain.
Dengan kata lain pendidikan prajabatan hanya memberikan bekal dasar, sedangkan
bekal praktis yang siap pakai diberikan oleh pendidikan dalam jabatan.
7. Pendidikan formal,
non-formal, dan informal sebagai sebuah sistem.
Pendidikan formal yang sering disebut pendidikan
persekolahan, berupa rangkaian jenjang pedidikan yang telah baku, misalnya
SD,SMP,SMA, dan PT. Pendidikan nonformal lebih difokuskan pada pemberian
keahlian atau skill guna terjun ke masyarakat. Pendidikan informal adalah suatu
fase pendidikan yang berada di samping pendidikan formal dan nonformal.
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan formal, nonformal, dan
informal ketiganya hanya dapat dibedakan tetapi sulit dipisah-pisahkan karena
keberhasilan pendidikan dalam arti terwujudnya keluaran pendidikan yang berupa
sumberdaya manusia sangat bergantung kepada sejauh mana ketiga sub-sistem
tersebut berperanan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Search
Peduli Syam
Kunjungi Ane di Facebook
Popular Posts
Blog Archive
Powered by Blogger.
0 comments:
Post a Comment