Monday, 3 June 2013
A.
PERMASALAHAN POKOK
PENDIDIKAN DAN PENANGGULANGANNYA
Pada
dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di tanah air
kita dewasa ini yaitu :
1.
Bagaimana semua warga Negara dapat menikmati kesempatan pendidikan.
2.
Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterammpilan
kerja yang mantap untuk dapat terjun ke dalam kancah kehidupan bermasyarakat.
Solusi pemecahan masalah dari berbagai permasalahan yang melanda pendidikan
diIndonesia adalah partisipasi dari semua pihak, dalam hal ini adanya komitmen
dari semua pihak terkait.
B.
JENIS PERMASALAHAN
POKOK PENDIDIKAN
1. Masalah
Pemerataan Pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah
persoalan bagaimana sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang
seluas-luasnya kepada seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan,
sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembangunan sumber daya manusia
untuk menunjang pembangunan.
Pemecahan Masalah Pemerataan Pendidikan
ditempuh melalui dua cara, yaitu :
a.
Cara Konvensional, dengan membangun gedung sekolah seperti SD Inpres
dan atau ruangan belajar dan menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem
bergantian pagi dan sore).
b.
Cara Inovatif, melalui sistem Pamong atau Inpact System (pendidikan oleh masyarakat,
orang tua, dan guru), sistem tersebut dirintis di Solo dan didiseminasikan ke
beberapa provinsi, SD kecil pada daerah terpencil, sistem Guru Kunjung, SMP
terbuka, kejar paket A dan B, belajar Jarak Jauh, seperti Universitas Terbuka.
2.
Masalah Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan dipermasalahkan jika
hasil pendidikan belum mencapai taraf seperti yang diharapkan. Hasil yang
bermutu hanya mungkin dicapai melalui proses belajar yang bermutu. Masalah mutu
pendidikan juga mencakup masalah pemerataan mutu.
Pemecahan masalah mutu pendidikan bersasaran
pada perbaikan kualitas komponen pendidikan (utamanya komponen masukkan mentah
untuk jenjang pendidikan menengah dan tinggi dan komponen masukan instrumental)
serta mobilitas komponen-komponen tersebut. Upaya tersebut pada gilirannya
diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pendidikan dan pengalaman belajar
peserta didik, yang akhirnya dapat meningkatkan hasil pendidikan.
3. Masalah
Efisiensi Pendidikan
Masalah efisiansi pendidikan
mempersoalkan bagaimana suatu system pendidikan mendayagunakan sumber daya yang
ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat
sasaran dikatakan efisiensi tinggi. Jika terjadi sebaliknya, efisiensi berarti
rendah.
4. Masalah Relevansi
Pendidikan
Masalah relevansi pendidikan
mencakup sejauh mana sistem pendidikan dapat menghasilkan luaran yang sesuai
dengan kebutuhan pembangunan, yaitu masalah-masalah seperti yang digambarkan
dalam rumusan tujuan pendidikan nasional.
Dari keempat macam masalah pendidikan tersebut masing-masing dikatakan
teratasi jika pendidikan:
1.
Dapat menyediakan kesempatan pemerataan belajar, artinya:
Semua warga negara yang butuh pendidikan dapat ditampung dalam suatu satuan
pendidikan.
2.
Dapat mencapai hasil yang bermutu, artinya: Perencanaan
pemrosesan pendidikan dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang telah
dirumuskan.
3.
Dapat terlaksana secara efisien, artinya: pemrosesan
pendidikan sesuai dengan rancangan dan tujuan yang ditulis dalam rancangan.
4.
Produknya yang bermutu tersebut relevan, artinya: hasil
pendidikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan.
C.
SALING BERKAITAN
ANTARA MASALAH-MASALAH PENDIDIKAN
Meskipun keempat masalah pendikan
dapat dibedakan satu sama lain, namun dalam kenyataan pelaksanaan pendidikan
dilapangan masalah-masalah tersebut saling berkaitan. Pada dasarnya pembangunan
di bidang pendidikan tentu menginginkan tercapainya pemerataan pendidikan dan
pendidikan yang bermutu sekaligus. Dan masalah pemerataan pendidikan serta
kekompetenan suatu tenaga pengajar sangat berkaitan dengan mutu pendidikan yang
akan dihasilkan.
D.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
BERKEMBANGNYA MASALAH PENDIDIKAN
1. Perkembangan
IPTEK dan Seni
a. Perkembangan IPTEK
Terdapat hubungan yang erat antara
pendidikan dengan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Sebagai contoh betapa
eratnya hubungan antara pendidikan dengan iptek itu, misalnya sering suatu
teknologi baru yang digunakan dalam suatu proses produksi menumbulkan kondisi
ekonomi sosial baru lantaran perubahan persyaratan kerja, dan mungkin juga
penguraian jumlah tenaga kerja atau jam kerja, kebutuhan barang-barang baru,
sistem pelayanan baru, sampai kepada bekembangnya gaya hidup baru.
b. Perkembangan Seni
Dilihat dari segi tujuan pendidikan
yaitu terbentuknya manusia seutuhnya, aktivitas kesenian mempunyai andil yang
besar karena dapat mengisi pengembangan domain efektif khususnya emosi yang
positif dan konstruktif serta keterampilan disamping domain kognitif yang sudah
digarap melalui program/bidang studi yang lain.
Disinilah timbulnya masalah
pendidikan kesenian yang mempunyai fungsi begitu penting tetapi di
sekolah-sekolah saat ini menduduki kelas dua.
2. Laju
Pertumbuhan Penduduk
a. Pertambahan penduduk
Dengan bertambahnya jumlah penduduk,
maka penyediaan prasarana dan sarana pendidikan beserta komponen penunjang
terselanggaranya pendidikan harus ditambah. Dan ini berarti beban pembangunan
nasional menjadi bertambah.
b. Penyebaran penduduk.
Penyebaran penduduk di seluruh
pelosok tanah air tidak merata.Sehingga menimbulkan kesulitan dalam penyediaan
sarana pendidikan.
3. Aspirasi masyarakat
Belakangan ini aspirasi masyarakat
semakin meningkat sejalan dengan peningkatan pemahaman masyarakat terhadap
‘reformasi’. Aspirasi tersebut menyangkut kesempatan pendidikan, kelayakan
pendidikan dan jaminan terhadap taraf hidup setelah mereka menjalani proses
pendidikan.
4.
Keterbelakangan Budaya dan Sarana Kehidupan
Keterbelakangan budaya disebabkan
beberapa hal misalnya letak geografis yang terpencil dan sulit dijangkau,
penolakan masyarakat terhadap unsur budaya baru karena dikhawatirkan akan
mengikis kebudayaan lama, dan ketidakmampuan ekonomis menyangkut unsur kebudayaan
tersebut.
E.
PERMASALAHAN AKTUAL PENDIDIKAN DAN
PENANGGULANGANNYA
1.
Kurikulum
Kurikulum kita yang dalam jangka
waktu singkat selalu berubah-ubah tanpa ada hasil yang maksimal dan masih tetap
saja. Perubahan kurikulum yang terus-menerus, pada prateknya kita tidak tau apa
maksudnya dan yang beda hanya bukunya. Kegagalan dalam kurikulum kita juga
disebabkan oleh kurangnya pelatihan skill, kurangnya sosialisasi dan pembinaan
terhadap kurikulum baru.
2. Biaya
Banyak masyarakat yang memiliki persepsi pendidikan
itu mahal dan lebih parahnya banyak
pula pejabat pendidikan yang ngomong, jika ingin pendidikan yang berkualitas
konsekuensinya harus membayar mahal. Pendidikan sekarang ini seperti
diperjual-belikan bagi kalangan kapitalis pendidikan dan pemerintah sendiri
seolah membiarkan saja dan lepas tangan.
3. Tujuan
pendidikan
Katanya
pendidikan itu mencerdaskan, tapi kenyataannya pendidikan itu menyesatkan.Lihat saja kualitas
pendidikan kita hanya diukur dari ijazah yang kita dapat. Padahal sekarang ini
banyak ijazah yang dijual dengan mudahnya dan banyak pula yang membelinya (baik
dari masyarakat ataupun pejabat-pejabat).
4. Disahkannya RUU BHP menjadi Undang- Undang
DPR RI telah mengesahkan Rancangan
Undang-Undang (RUU) Badan Hukum Pendidikan (BHP) menjadi Undang-Undang. Namun,
disahkannya UU BHP ini banyak menuai protes dari kalangan mahasiswa yang
khawatir akan terjadinya komersialisasi dan liberalisasi terhadap dunia
pendidikan. Segala aspirasi dan masukan, sudah disampaikan kepada Pansus RUU BHP.
UU BHP ini akan menjadi kerangka besar penataan organisasi pendidikan dalam
jangka panjang.
5.
Kontroversi diselenggaraknnya UN
Ada empat penyimpangan dengan
digulirkannya UN:
Pertama, aspek pedagogis. Dalam ilmu kependidikan, kemampuan peserta didik mencakup
tiga aspek, yakni pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), dan
sikap (afektif). Tapi yang dinilai dalam UN hanya satu aspek kemampuan, yaitu
kognitif, sedangkan kedua aspek lain tidak diujikan sebagai penentu kelulusan.
Kedua, aspek yuridis. UN hanya mengukur kemampuan
pengetahuan dan penentuan standar pendidikan yang ditentukan secara sepihak
oleh pemerintah. Selain itu, pada pasal 59 ayat 1 dinyatakan, pemerintah dan
pemerintah daerah melakukan evaluasi terhadap pengelola, satuan jalur, jenjang,
dan jenis pendidikan tapi dalam UN pemerintah hanya melakukan evaluasi terhadap
hasil belajar siswa yang sebenarnya merupakan tugas pendidik.
Ketiga, aspek sosial dan psikologis. Dalam mekanisme UN yang
diselenggarakannya, pemerintah telah mematok standar nilai kelulusan. Ini
menimbulkan kecemasan psikologis bagi peserta didik dan orang tua siswa. Siswa
dipaksa menghafalkan pelajaran-pelajaran yang akan di-UN-kan di sekolah ataupun
di rumah.
Keempat, aspek ekonomi. Secara ekonomis, pelaksanaan UN memboroskan biaya. Tahun 2005, dana yang
dikeluarkan dari APBN mencapai Rp 260 miliar, belum ditambah dana dari APBD dan
masyarakat. Pada 2005 memang disebutkan pendanaan UN berasal dari pemerintah,
tapi tidak jelas sumbernya, sehingga sangat memungkinkan masyarakat kembali
akan dibebani biaya. Selain itu, belum dibuat sistem yang jelas untuk menangkal
penyimpangan finansial dana UN. Sistem pengelolaan selama ini masih sangat
tertutup dan tidak jelas pertanggungjawabannya. Kondisi ini memungkinkan terjadinya
penyimpangan (korupsi) dana UN.
6. Kerusakan fasilitas sekolah
Kerusakan bangunan pendidikan jelas
akan mempengaruhi kualitas pendidikan karena secara psikologis seorang anak
akan merasa tidak nyaman belajar pada kondisi ruanagan yang hampir roboh.
Beberapa upaya dilakukan untuk
menanggulangi masalah masalah aktual tersebut, diantaranya:
1.
Pendidikan efektif perlu ditingkatkan secara terprogram.
2.
Pelaksanaan kegaitan kurikuler dan ekstrakurikuler dilakukan dengan penuh
kesungguhan dan diperhitungkan dalam penentuan nilai akhir ataupun kelulusan.
3.
Melakukan penyusunan yang mantap terhadap potensi siswa melalui keragaman
jenis program studi.
4.
Pendidikan tenaga kependidikan (prajabatan dan dalam jabatan) perlu
diberikan pelatihan khusus untuk menghasilkan guru-guru yang kompeten di
bidangnya, oleh karena tenaga kependidikan khususnya guru menjadi penyebab
utama lahirnya sumber daya manusia yang berkualitas. Misalnya melalui : PKG
(Pusat Kegiatan Guru), MGBS (Musyawarah Guru Bidang Study), dan MGMP
(Musyawarah Guru Mata Pelajaran) perlu ditumbuhkembangkan terus sebagai model
pengembangan kemampuan guru.
SOAL
1. Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh
dunia pendidikan di tanah air kita dewasa ini, salah satunya adalah . . .
a. Bagaimana
mengoptimalkan sarana dan prasarana pendidikan untuK menunjang proses
pendidikan.
b. Sistem pendidikan yang cocok dengan karakter
masyarakat bangsa.
c. Bagaimana semua warga Negara dapat menikmati
kesempatan pendidikan
d.
Bagaimana mendapatkan pola pendidikan yang baik agar terwujud pembangunan
nasional yang utuh
e. Bagaimana
pendidikan dapat memberikan lapangan kerja kepada masyarakat.
JAWAB: C
2. bagaimana suatu system pendidikan
mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan adalah
jenis permasalahan pokok pendidikan pada . . .
a. Masalah Pemerataan Pendidikan
b. Masalah Mutu Pendidikan
c. Masalah Efisiensi Pendidikan
d. Masalah Relevansi Pendidikan
e. Masalah
konsistensi pendidika
JAWAB: C
3. Berikut ini adalah sifat
pendidikan dari teratasinya masalah-masalah pendidikan adalah kecuali . . .
a. Dapat menyediakan kesempatan pemerataan
belajar,
b. Dapat mencapai hasil yang bermutu,
c. Dapat terlaksana secara efisien,
d. Produknya yang bermutu tersebut relevan,
e. Tercapainya tujuan pendidikan
JAWAB: E
4. Dilihat dari segi tujuan pendidikan yaitu
terbentuknya manusia seutuhnya, aktivitas kesenian mempunyai andil yang besar
karena . . .
a. Dapat mengisi pengembangan domain efektif
khususnya emosi yang positif dan konstruktif serta keterampilan disamping
domain kognitif yang sudah digarap melalui program/bidang studi yang lain.
b. Menjadi nilai estetis dari proses pendidikan
sehingga sistem pendidikan tersebut kaya akan nilai-nilai
c. Menjadi faktor kognitif sebagai hasil dari
pendidikan
d. Memiliki nilai yang dapat memberikan warna
pada sistem pendidikan khususnya tujua pendidikan
e. Menterjemahkan tujuan pendidikan dalam bentuk
estetika yang akan mendukung proses-prosesnya.
JAWAB: A
5.
Kemampuan peserta didik mencakup tiga aspek, yakni pengetahuan (kognitif),
keterampilan (psikomotorik), dan sikap (afektif). Tapi yang dinilai dalam UN
hanya satu aspek kemampuan, yaitu kognitif, sedangkan kedua aspek lain tidak
diujikan sebagai penentu kelulusan, merupakan salah satu dari empat
penyimpangan dengan digulirkannya UN jika ditinjau dari aspek . . .
a. Logis
b. Sosial dan psikologis
c. Yuridis
d. Ekonomi
e. Pedagogis
JAWAB: E
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Search
Peduli Syam
Kunjungi Ane di Facebook
Popular Posts
Blog Archive
Powered by Blogger.
0 comments:
Post a Comment