Catatan Perjalanan Hidup Seorang Pemuda Muslim

Monday, 3 June 2013

On 13:18 by Unknown in ,    No comments

A.      PERMASALAHAN POKOK PENDIDIKAN DAN PENANGGULANGANNYA
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di tanah air kita dewasa ini yaitu :
1.        Bagaimana semua warga Negara dapat menikmati kesempatan pendidikan.
2.        Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterammpilan kerja yang mantap untuk dapat terjun ke dalam kancah kehidupan bermasyarakat.
Solusi pemecahan masalah dari berbagai permasalahan yang melanda pendidikan diIndonesia adalah partisipasi dari semua pihak, dalam hal ini adanya komitmen dari semua pihak terkait.
B.       JENIS PERMASALAHAN POKOK  PENDIDIKAN
1.      Masalah Pemerataan Pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembangunan sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan.
Pemecahan Masalah Pemerataan Pendidikan ditempuh melalui dua cara, yaitu :
a.         Cara Konvensional, dengan membangun gedung sekolah seperti SD Inpres dan atau ruangan belajar dan menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan sore).
b.        Cara Inovatif, melalui sistem Pamong atau Inpact System (pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru), sistem tersebut dirintis di Solo dan didiseminasikan ke beberapa provinsi, SD kecil pada daerah terpencil, sistem Guru Kunjung, SMP terbuka, kejar paket A dan B, belajar Jarak Jauh, seperti Universitas Terbuka.
2.      Masalah Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan dipermasalahkan jika hasil pendidikan belum mencapai taraf seperti yang diharapkan. Hasil yang bermutu hanya mungkin dicapai melalui proses belajar yang bermutu. Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemerataan mutu.
Pemecahan masalah mutu pendidikan bersasaran pada perbaikan kualitas komponen pendidikan (utamanya komponen masukkan mentah untuk jenjang pendidikan menengah dan tinggi dan komponen masukan instrumental) serta mobilitas komponen-komponen tersebut. Upaya tersebut pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pendidikan dan pengalaman belajar peserta didik, yang akhirnya dapat meningkatkan hasil pendidikan.
3.      Masalah Efisiensi Pendidikan
Masalah efisiansi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu system pendidikan mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran dikatakan efisiensi tinggi. Jika terjadi sebaliknya, efisiensi berarti rendah.
4.      Masalah Relevansi Pendidikan
Masalah relevansi pendidikan mencakup sejauh mana sistem pendidikan dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, yaitu masalah-masalah seperti yang digambarkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional.
Dari keempat macam masalah pendidikan tersebut masing-masing dikatakan teratasi jika pendidikan:
1.        Dapat menyediakan kesempatan pemerataan belajar, artinya: Semua warga negara yang butuh pendidikan dapat ditampung dalam suatu satuan pendidikan.
2.        Dapat mencapai hasil yang bermutu, artinya: Perencanaan pemrosesan pendidikan dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.
3.        Dapat terlaksana secara efisien, artinya: pemrosesan pendidikan sesuai dengan rancangan dan tujuan yang ditulis dalam rancangan.
4.        Produknya yang bermutu tersebut relevan, artinya: hasil pendidikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan.

C.      SALING BERKAITAN ANTARA MASALAH-MASALAH PENDIDIKAN
Meskipun keempat masalah pendikan dapat dibedakan satu sama lain, namun dalam kenyataan pelaksanaan pendidikan dilapangan masalah-masalah tersebut saling berkaitan. Pada dasarnya pembangunan di bidang pendidikan tentu menginginkan tercapainya pemerataan pendidikan dan pendidikan yang bermutu sekaligus. Dan masalah pemerataan pendidikan serta kekompetenan suatu tenaga pengajar sangat berkaitan dengan mutu pendidikan yang akan dihasilkan.

D.      FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERKEMBANGNYA MASALAH PENDIDIKAN
1.      Perkembangan IPTEK dan Seni
a.       Perkembangan  IPTEK
Terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dengan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Sebagai contoh betapa eratnya hubungan antara pendidikan dengan iptek itu, misalnya sering suatu teknologi baru yang digunakan dalam suatu proses produksi menumbulkan kondisi ekonomi sosial baru lantaran perubahan persyaratan kerja, dan mungkin juga penguraian jumlah tenaga kerja atau jam kerja, kebutuhan barang-barang baru, sistem pelayanan baru, sampai kepada bekembangnya gaya hidup baru.
b.      Perkembangan Seni
Dilihat dari segi tujuan pendidikan yaitu terbentuknya manusia seutuhnya, aktivitas kesenian mempunyai andil yang besar karena dapat mengisi pengembangan domain efektif khususnya emosi yang positif dan konstruktif serta keterampilan disamping domain kognitif yang sudah digarap melalui program/bidang studi yang lain.
Disinilah timbulnya masalah pendidikan kesenian yang mempunyai fungsi begitu penting tetapi di sekolah-sekolah saat ini menduduki kelas dua.
2.      Laju Pertumbuhan Penduduk
a.    Pertambahan penduduk
Dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka penyediaan prasarana dan sarana pendidikan beserta komponen penunjang terselanggaranya pendidikan harus ditambah. Dan ini berarti beban pembangunan nasional menjadi bertambah.
b.    Penyebaran penduduk.
Penyebaran penduduk di seluruh pelosok tanah air tidak merata.Sehingga menimbulkan kesulitan dalam penyediaan sarana pendidikan.
3.    Aspirasi masyarakat
Belakangan ini aspirasi masyarakat semakin meningkat sejalan dengan peningkatan pemahaman masyarakat terhadap ‘reformasi’. Aspirasi tersebut menyangkut kesempatan pendidikan, kelayakan pendidikan dan jaminan terhadap taraf hidup setelah mereka menjalani proses pendidikan.


4.        Keterbelakangan Budaya dan Sarana Kehidupan
Keterbelakangan budaya disebabkan beberapa hal misalnya letak geografis yang terpencil dan sulit dijangkau, penolakan masyarakat terhadap unsur budaya baru karena dikhawatirkan akan mengikis kebudayaan lama, dan ketidakmampuan ekonomis menyangkut unsur kebudayaan tersebut.

E.       PERMASALAHAN AKTUAL PENDIDIKAN DAN PENANGGULANGANNYA
1. Kurikulum 
Kurikulum kita yang dalam jangka waktu singkat selalu berubah-ubah tanpa ada hasil yang maksimal dan masih tetap saja. Perubahan kurikulum yang terus-menerus, pada prateknya kita tidak tau apa maksudnya dan yang beda hanya bukunya. Kegagalan dalam kurikulum kita juga disebabkan oleh kurangnya pelatihan skill, kurangnya sosialisasi dan pembinaan terhadap kurikulum baru.
2. Biaya 
Banyak masyarakat yang memiliki persepsi pendidikan itu mahal dan lebih parahnya banyak pula pejabat pendidikan yang ngomong, jika ingin pendidikan yang berkualitas konsekuensinya harus membayar mahal. Pendidikan sekarang ini seperti diperjual-belikan bagi kalangan kapitalis pendidikan dan pemerintah sendiri seolah membiarkan saja dan lepas tangan.
3. Tujuan pendidikan 
Katanya pendidikan itu mencerdaskan, tapi kenyataannya pendidikan itu menyesatkan.Lihat saja kualitas pendidikan kita hanya diukur dari ijazah yang kita dapat. Padahal sekarang ini banyak ijazah yang dijual dengan mudahnya dan banyak pula yang membelinya (baik dari masyarakat ataupun pejabat-pejabat).
4. Disahkannya RUU BHP menjadi Undang- Undang 
DPR RI telah mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Badan Hukum Pendidikan (BHP) menjadi Undang-Undang. Namun, disahkannya UU BHP ini banyak menuai protes dari kalangan mahasiswa yang khawatir akan terjadinya komersialisasi dan liberalisasi terhadap dunia pendidikan. Segala aspirasi dan masukan, sudah disampaikan kepada Pansus RUU BHP. UU BHP ini akan menjadi kerangka besar penataan organisasi pendidikan dalam jangka panjang.



5. Kontroversi diselenggaraknnya UN
Ada empat penyimpangan dengan digulirkannya UN:
Pertama, aspek pedagogis. Dalam ilmu kependidikan, kemampuan peserta didik mencakup tiga aspek, yakni pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), dan sikap (afektif). Tapi yang dinilai dalam UN hanya satu aspek kemampuan, yaitu kognitif, sedangkan kedua aspek lain tidak diujikan sebagai penentu kelulusan.
Kedua, aspek yuridis. UN hanya mengukur kemampuan pengetahuan dan penentuan standar pendidikan yang ditentukan secara sepihak oleh pemerintah. Selain itu, pada pasal 59 ayat 1 dinyatakan, pemerintah dan pemerintah daerah melakukan evaluasi terhadap pengelola, satuan jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tapi dalam UN pemerintah hanya melakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa yang sebenarnya merupakan tugas pendidik.
Ketiga, aspek sosial dan psikologis. Dalam mekanisme UN yang diselenggarakannya, pemerintah telah mematok standar nilai kelulusan. Ini menimbulkan kecemasan psikologis bagi peserta didik dan orang tua siswa. Siswa dipaksa menghafalkan pelajaran-pelajaran yang akan di-UN-kan di sekolah ataupun di rumah.
Keempat, aspek ekonomi. Secara ekonomis, pelaksanaan UN memboroskan biaya. Tahun 2005, dana yang dikeluarkan dari APBN mencapai Rp 260 miliar, belum ditambah dana dari APBD dan masyarakat. Pada 2005 memang disebutkan pendanaan UN berasal dari pemerintah, tapi tidak jelas sumbernya, sehingga sangat memungkinkan masyarakat kembali akan dibebani biaya. Selain itu, belum dibuat sistem yang jelas untuk menangkal penyimpangan finansial dana UN. Sistem pengelolaan selama ini masih sangat tertutup dan tidak jelas pertanggungjawabannya. Kondisi ini memungkinkan terjadinya penyimpangan (korupsi) dana UN.
6. Kerusakan fasilitas sekolah
Kerusakan bangunan pendidikan jelas akan mempengaruhi kualitas pendidikan karena secara psikologis seorang anak akan merasa tidak nyaman belajar pada kondisi ruanagan yang hampir roboh.
Beberapa upaya dilakukan untuk menanggulangi masalah masalah aktual tersebut, diantaranya:
1.        Pendidikan efektif perlu ditingkatkan secara terprogram.
2.        Pelaksanaan kegaitan kurikuler dan ekstrakurikuler dilakukan dengan penuh kesungguhan dan diperhitungkan dalam penentuan nilai akhir ataupun kelulusan.
3.        Melakukan penyusunan yang mantap terhadap potensi siswa melalui keragaman jenis program studi.
4.        Pendidikan tenaga kependidikan (prajabatan dan dalam jabatan) perlu diberikan pelatihan khusus untuk menghasilkan guru-guru yang kompeten di bidangnya, oleh karena tenaga kependidikan khususnya guru menjadi penyebab utama lahirnya sumber daya manusia yang berkualitas. Misalnya melalui : PKG (Pusat Kegiatan Guru), MGBS (Musyawarah Guru Bidang Study), dan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) perlu ditumbuhkembangkan terus sebagai model pengembangan kemampuan guru.

SOAL
1. Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di tanah air kita dewasa ini, salah satunya adalah . . .
a. Bagaimana mengoptimalkan sarana dan prasarana pendidikan untuK menunjang proses pendidikan.
b.    Sistem pendidikan yang cocok dengan karakter masyarakat bangsa. 
c.    Bagaimana semua warga Negara dapat menikmati kesempatan pendidikan
d. Bagaimana mendapatkan pola pendidikan yang baik agar terwujud pembangunan nasional yang utuh
e.    Bagaimana pendidikan dapat memberikan lapangan kerja kepada masyarakat.
JAWAB: C
2. bagaimana suatu system pendidikan mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan adalah jenis permasalahan pokok pendidikan pada . . .
a.    Masalah Pemerataan Pendidikan
b.    Masalah Mutu Pendidikan
c.    Masalah Efisiensi Pendidikan
d.    Masalah Relevansi Pendidikan
e.    Masalah konsistensi pendidika
JAWAB: C



3. Berikut ini adalah sifat pendidikan dari teratasinya masalah-masalah pendidikan adalah kecuali . . .
a.    Dapat menyediakan kesempatan pemerataan belajar,
b.    Dapat mencapai hasil yang bermutu,
c.    Dapat terlaksana secara efisien,
d.    Produknya yang bermutu tersebut relevan,
e.    Tercapainya tujuan pendidikan
JAWAB: E
4. Dilihat dari segi tujuan pendidikan yaitu terbentuknya manusia seutuhnya, aktivitas kesenian mempunyai andil yang besar karena . . .
a.    Dapat mengisi pengembangan domain efektif khususnya emosi yang positif dan konstruktif serta keterampilan disamping domain kognitif yang sudah digarap melalui program/bidang studi yang lain.
b.    Menjadi nilai estetis dari proses pendidikan sehingga sistem pendidikan tersebut kaya akan nilai-nilai
c.    Menjadi faktor kognitif sebagai hasil dari pendidikan
d.    Memiliki nilai yang dapat memberikan warna pada sistem pendidikan khususnya tujua pendidikan
e.    Menterjemahkan tujuan pendidikan dalam bentuk estetika yang akan mendukung proses-prosesnya.
JAWAB: A
5. Kemampuan peserta didik mencakup tiga aspek, yakni pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), dan sikap (afektif). Tapi yang dinilai dalam UN hanya satu aspek kemampuan, yaitu kognitif, sedangkan kedua aspek lain tidak diujikan sebagai penentu kelulusan, merupakan salah satu dari empat penyimpangan dengan digulirkannya UN jika ditinjau dari aspek . . .
a.    Logis
b.    Sosial dan psikologis
c.    Yuridis
d.    Ekonomi
e.    Pedagogis
JAWAB: E

0 comments:

Post a Comment