Monday, 22 September 2014
Dalam
melaksanakan suatu proses pembelajaran berbasis akademik di suatu lingkungan
belajar yang formal misalnya sekolah, diperlukan metode dan teknik yang sesuai
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan hasil yang efisien. Metode dan
teknik pembelajaran ini pun harus disesuaikan dengan keadaan kelas mulai dari
media atau sarana dan prasarana yang dapat menunjang proses pembelajaran sampai
dengan suasana pembelajaran yang harmonis untuk efisiensi pembelajaran.
Bila kita
dihadapkan dengan persoalan pemilihan metode serta teknik pembelajaran yang
ingin dipakai dalam suatu proses pembelajaran di sekolah maka kita harus tahu
kondisi kelas, peserta didik, serta media pembelajaran yang akan digunakan.
Namun di luar dari hal tersebut, bila kondisi kelas, peserta didik serta media
yang akan digunakan sangatlah baik, dalam hal ini jumlah peserta didik ideal (≤
32 orang), serta kondisi kelas dan media pembelajaran juga ideal maka menurut
saya metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk lebih mengefisienkan proses
pembelajaran hingga tujuan pembelajaran tercapai dengan baik adalah metode
pemecahan masalah yang dipadukan dengan metode diskusi berkelompok serta dengan
menggunakan teknik permainan. Pemilihan metode pemecahan masalah secara
berkelompok serta teknik permainan ini, bertujuan untuk memberikan kesan kepada
peserta didik tentang materi yang diajarkan mengingat bahwa jumlah peserta
didik ideal serta sarana dan prasarana serta media pembelajaran telah dianggap
memadai sehingga waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran ini dapat lebih
diefisienkan hingga dapat mengimbangi metode pemecahan masalah serta teknik
permainan ini yang pada dasarnya memerlukan waktu yang cukup lama.
Dalam
melaksanakan proses pembelajaran ini, hal pertama yang dilakukan oleh pendidik
adalah memberi penjelasan kepadaa peserta didik tentang apa yang harus mereka
lakukan selama proses pembelajaran berlangsung serta memberikan masalah yang
harus diselesaikan kepada peserta didik pada proses pembelajaran berlangsung,
begitupun memberikan informasi tentang tujuan – tujuan yang akan dicapai dalam
proses pembelajaran.
Untuk lebih
mengefisienkan proses pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang dicapai lebih
optimal maka peran pendidik perlu diminimalkan agar keaktifan peserta didik
lebih optimal, serta peserta didik perlu dibagi menjadi beberapa kelompok
(terdiri dari 5-6 orang / kelompok) belajar agar terjadi diskusi intra kelompok
kemudian hasil diskusi tersebbut akan didiskusikan dengan kelompok lain yang
kemudian diharapkan dapat memperoleh penyelesaian dari masalah yang diberikan.
Cara penyelesaian masalah ini dimodelkan dalam treknik permainan maupun
simulasi yang dipraktikkan oleh setiap kelompok dengan tujuan kesan yang
diperoleh oleh peserta didik semakin banyak, hingga dapat membantu proses
pemahaman peserta didik terhdap masalaah yang dihadapi. Sehingga untuk
melaksanakan metode pembelajaran tersebut tempat duduk peserta didik harus
disusun membentuk kubu-kubu dengan jalur akses kepada pendidik yang baik, dalam
artian setiap kelompok dapat dijangkau atau dipantau oleh pendidik dengan
baik. Adapun peran dari pendidik di sini
hanyalah sebagai fasilitator artinya hanya berperan mengarahkan jalannya proses
pembelajaran.
Kemudian untuk
spekulasi yang berbeda, apabila peserta didik tidak mampu memberi penyelesaian
yang konkret terhadap masalah yang diberiakan ataupun penyelesaian masalah yang
dihasilkan dari hasil diskusi secara berkelompok tidak mampu mencapai
kompetensi dasar yang diharapkan, maka pendidik akan memberi solusi di akhir
pembelajaran seerta menjelaskan segala hal tentang materi yang dibahas.
Metode
pembelajaran ini dapat digunakan untuk membuktikan suatu teori atau hukum
maupun membahas tentang masalah social, serta berbagai masalah yang beruang
lingkup pada pendidikan. Metode ini juga sekaligus memberi jawaban nyata
tentang permasalahan – permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik. Adapun
kendala yang dapat menghambat metode ini adalah waktu yang digunakan cukup lama
sehingga dalam pengaplikasiannya di lapangan harus pada jumlah peserta didik,
media pembelajaran yang ideal, agar semua tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Metode
pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan
taktik pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat
diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu
metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode mali’ siparappe pada
kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri,
yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode mali’
siparappe pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan
penggunaan metode tudang sipulung, perlu digunakan teknik yang berbeda pada
kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif.
Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor
metode yang sama.
Teknik
pembelajaran adalah cara yang dilakukan guru dalam mengimplementasikan suatu
metode secara spesifik, misalnya penggunaan metode diskusi, perlu digunakan
teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang
siswanya tergolong pasif. Macam-maccam teknik pembelajaran meliputi teknik
syarahan, Teknik perbincangan, Teknik proyek, Teknik penyelesaian masalah,
Teknik dapatan, Teknik permainan, Teknik kooperatif .
Sementara
taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam
melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual.
Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode mali’ siparappe, tetapi
mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya,
yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki
sifat humoris yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sifat
humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang
sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau
kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe
kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan
menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga seni (kiat)
Seorang guru yang menginginkan muridnya
mengalami perkembangan harus melakukan pengamatan serta penelitian mengenai
teori dan praktek mengajar sehingga dia bisa selalu meningkatkan cara dalam
mengajar. Apabila seorang guru memahami dengan jelas pelajaran yang akan
disampaikan, maka dia bisa meyakinkan siswa agar mereka percaya atas apa yang
disampaikan guru. Siswa juga bisa tertarik terhadap pelajaran tergantung bagaimana
cara guru menyampaikannya.
Cara guru mengajar yang baik adalah dengan
mengetahui secara jelas obyek pengajaran. Jika pengajaran jelas sasarannya maka
akan membuat murid bisa melihat dengan jelas maksud dari pokok pelajaran
tersebut. Murid bisa menangkap semua pelajaran, bahkan mereka mengalami
kemajuan didalam belajar.
Hal yang harus diperhatikan saat memilih dan
menuliskan sasaran pengajaran adalah inti sasaran harus disebutkan secara
jelas, ungkapan yang penting dari sasaran pelajaran harus bertitik tolak dari
konsep murid, sasaran pelajaran harus meliputi hasil belajar dan yang
terpenting hasil dari sasaran bisa dicapai.
Inti dari pengajaran harus teratur dan
sistematis. Perbanyak menggunakan contoh kehidupan pada saat melakukan
pengajaran, perbanyak memakai contoh atau kiasan kehidupan sehari-hari atau
dari apa yang pernah dialami. Dalam belajar bisa menggunakan ensiklopedia.
Ensiklopedia adalah sebuah buku yang dipakai oleh ilmuwan, dimana di dalam
ensiklopedia terdapat banyak penjelasan yang memakai gambar.
Cara mengajar yang efektif adalah menjadikan
diri sendiri sebagai teladan hidup untuk menuturkan kebenaran. Cara ini adalah
cara yang paling berpengaruh. Seseorang akan berwibawa jika ada keselarasan
antara teori dan praktek.
Definisi mengajar (teaching)
mengalami perkembangan. Secara deskriptif mengajar diartikan sebagai proses
penyebaran informasi atau pengetahuan dari guru pada siswa.
Orang-orang bugis memiliki cara mengajar yang unik yaitu dengan :
1.
Pappaseng (peri bahasa dan pepatah)
Pappaseng adalah
suatu nasehat yang di tuahkan oleh orang tua, guru, dan orang-orang yang
bertujuan untuk mengajarkan atau menasehati. Berikut adalah macam-macam
pappaseng dan contohnya:
2.
Nyanyian
Orang tua
terdahulu senantiasa menyisipkan pesan-pesan dan doa kepada putra-putri mereka
salah satunya juga pada nyanyian. Salah satu nyanyian tradisional Bugis adalah
“yabe lale” lagu ini merupakan lagu yang dinyanyikan untuk anak ketika hendak
tidur (lagu peninaboboan). Berikut
petikan lagunya,
Cakkaruddu atinrono 2x
Matinro tudang ammo
Allae nasala nippimmu
Nippi magi mumalewe 2x
Rewe’go makkawaru
Allae todongiko peddi
Peddi tegani mutaro 2x
Sarae ri atimmu
Allae aja mumadoko
Madoko-doko memanni 2x
Tau riwelaimmu
Allae makkale rojong-rojong
Mengenai siapa
pencipta lagu ini, penulis masih belum mengetahui secara jelas karena
berdasarkan sumber yang sering penulis dapatkan hanya mengatakan bahwa lagu ini
merupakan nyanyian turun-temurun namun tidak di ketahui secara pasti siapa
penciptanya, sekaran pun ada berbagai versi dari nyanyian ini, sehingga versi
asslinya pun tidak jelas diketahui.
3. Pemmali
Orang
Bugis terkenal memiliki banyak pemmali. Pemmali merupakan istilah dalam
masyarakat Bugis yang digunakan untuk menyatakan larangan kepada seseorang yang
berbuat dan mengatakan sesuatu yang tidak sesuai. Pemmali dalam bahasa
Indonesia diterjemahkan menjadi “pemali” yang memiliki makna pantangan,
larangan berdasarkan adat dan kebiasaan. Tenadtang pemmali dalam konsepsi
mengajar ini tidak penulis uraikan lebih dalam karena ada pada bagian
selanjutnya yaitu konsepsi belajar, artinya pemmali merupakan konsep mengajar
orang Bugis juga otomatis merupakan sarana belajarnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Search
Peduli Syam
Kunjungi Ane di Facebook
Popular Posts
Blog Archive
Powered by Blogger.
0 comments:
Post a Comment